Sukses di usia tua a la Mbah Surip

ADSENSE HERE!

Tua-tua keladi, amat tepat ditujukan buat Mbah Surip. Bayangkan, siapa yang menyangka orang yang sudah setua ini masih tetap enerjik dan terus berkarya. Mungkin orang yang pertama kali melihatnya pasti akan berpikir, wah bisa apa orang setua ini. Atau melihat penampilannya yang tua dan jadul, orang mungkin bisa ngakak. Tapi lihat aja sukses yang diraihnya di usia tua. Lagunya menjadi hits di mana-mana dan Mbah Surip semakin menunjukkan "penampakannya" alias eksistensinya di belantara entertainment Indonesia. Dia menjelma menjadi selebritis yan laris saat ini. Tengok aja di layar kaca dan media, dia mengisi hiburan, iklan, talkshow, tabloid, internet termasuk blog ini, he he. Saking populernya lagunya, teman saya orang Filipina bisa menyanyikan sepotong lirik dari lagunya, Ta gendong ke mana-mana.” Orang asing pun jadi terbius dengan lagunya yang jenaka dan sangat menghibur itu. Penonton di Indonesia, ngga usa tanya. Penonton dari usia tua dan muda, besar dan kecil juga ramai-ramai mengidolai dia sebagai ‘idola baru’ padahal umurnya sudah tua.
Bagi saya fenomena ini cukup menarik. Betapa tidak, siapa yang mengenal dia setahun atau dua tahun yang lalu? Sepuluh tahun yang lalu? Waktu masa mudanya? Memang dia sebelumnya sudah mengeluarkan album tapi masih belum ngetop. Masih belum tenar pokoke. Tetapi tak disangka-sangka dengan penampilan di usia uzur, dia mampu menggusur para idola-idola yang berusia muda saat ini. Dengan gaya yang nyentrik dan agak kontoversial, dia terus me"lanjut"kan’ aksinya ‘"ke mana-mana". Memang ada pengakuan soal gelarnya yang patut dipertanyakan dan di sisi lain ada juga yang meragukan keaslian lagunya. Tapi tak disangkal bahwa dia menjadi fenomenal untuk dunia hiburan Indonesia saat ini.
Bisa dihitung dengan jari, pendatang baru yang sukses di usia tua. Susan Boyle, peserta British Got Talented masih setengah baya. Mbah Surip jelas jauh lebih tua. Jadi menurut saya, usia tua itu bukan penghalang untuk berkarya. Seringkali banyak orang yang takut untuk menjadi tua dan menganggap bahwa tua itu masa depannya suram. Usia tua itu seolah sudah mau ditelan zaman. Banyak orang yang mungkin seumuran Mbah Surip malah hanya menikmati pensiun, duduk di kursi goyang dan melihat orang lalu lalang. Tapi si Mbah yang satu ini menikmati hidupnya dengan terus berkarya. Mbah Surip membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat. Usia boleh tua tapi aksi dan gaya tetap muda. Tidak ada kata terlambat untuk meraih impian dan cita-cita. Jangan pernah menganggap terlambat dan menutup kesempatan bagi dirimu karena selagi kita hidup, Tuhan masih memberi kita kesempatan sebesar-besarnya.
Hal menarik yang saya lihat adalah gaya dan senyum atau tawanya yang khas. Luar biasa orang tua ini menurut saya. Dia enjoy dengan hidupnya. Dia menikmati hidup dengan musik dan menghibur orang lain. Mungkin kita akan berpikir, jelas dia senyum karena udah panen sukses sekarang ini. Tapi saya melihat bahwa orang ini benar-benar enjoy menjalani hidupnya. Dari koran saya membaca bahwa hidupnya sangat susah, sering tinggal di tempat yang nggak jelas dan berpindah-pindah. Tapi dia tetap saja enjoy, tinggal di tempat yang darurat bagi dia nggak masalah. Swine flu, ada pengeboman, lagunya terus ke mana-mana begitu pula orangnya.
Ketekunannya juga patut diacungi jempol. Bayangkan lagunya udah diciptain dari 1983, diusung ke mana-mana sampai ke Jakarta. Suksesnya kapan? Belum lama ini. Tanpa kenal lelah dia berjuang, ngamen dengan lagu andalannya. Ternyata lagu kebangsaannya tidak sia-sia dia nyanyikan. Kesetiaan dan ketekunannya dalam membawa lagunya itu akhirnya menuai kesuksesan. Apakah kita pernah ngerasa bosan dengan aktifitas yang rutin dan monoton, seringkali membawa kejenuhan dan seolah-olah nggak ada kemajuan. Apa yang dilakukan dengan ketekunan hati dan perjuangan yang gigih pasti membawa hasil. Jelas kesuksesan yang diraihnya bukanlah instan. Jerih lelah, keringat dan dan perjuangannya yang tanpa henti telah mewarnai kehidupannya dan membawanya ke puncak popularitasnya saat ini.
Fenomena kesuksesannya juga mematahkan formula kesuksesan atau formula untuk menjadi idol’di dunia entertainment saat ini. Formula kesuksesan biasanya selain cakep alias cantik dan ganteng, mengharuskan artisnya memiliki suara yang OK, penampilan harus muda, kulit yang putih bersih dan menarik. Apalagi untuk menjadi seorang idola atau idol. Modal suara saja nggak cukup, tampang juga harus punya dan penampilan harus yang keren, trendy dan up to date. Bahkan dalam ‘case’ tertentu, sang idola walaupun suaranya pas-pasan, asal penampilan menunjang, ganteng, menarik, dan mentereng, pasti bisa jadi modal awal untuk sukses. Formula ini berhasil dipatahkan oleh si Mbah Surip. Tampang udah tua ( ya iyalah, dioperasi plastikpun nggak akan ngefek –maaf ini cuma perbandingan aja), kulit juga udah nampak kerut-merut dan penampilannya ala penyanyi reggae jaman dulu, tapi itu semua tidak menjadi penghalang. Dia melangkah maju dan mematahkan serta melampaui formula sukses seorang idol atau selebritis masa kini.
O ya, saya menutup dengan kesuksesan yang diraih orang-orang yang sudah berusia tua. Ada si Plato, filsuf Yunani yang hidup sampai usia 80 tahun, banyak melahirkan pemikiran hebat ketika usianya sudah senja. Ada juga pengusaha Henry Ford dan Alexander Graham Bell. Mereka justru menghasilkan karya yang bermanfaat ketika usianya sudah uzur. Fisik boleh tua tetapi semangat dan vitalitas tetaplah muda. Usia boleh tua tapi kreatifitas, ide, pemikiran tetap tajam dan dalam. So, kalau kita yang masih muda ini sering komplain atau mengeluh,”Cape deh”, “Ah malas”, atau BOA alias “bodoh amat” maka seharusnya kita malu dengan para mbah-mbah ini termasuk mbah Surip yang tetap cemerlang dan beraksi ‘ke mana-mana’di usia senja. Buat para blogger jangan kalah ma angkatan yang tua-tua ini. Kalo bisa, ngeblog sampe tua (sepanjang Google masih nggratisin :) Usia senja? No problemo!
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design