Showing posts with label Inspiring Story. Show all posts
Showing posts with label Inspiring Story. Show all posts

Kisah Suami Yang Berkorban Untuk Menyelamatkan Istrinya

Kisah Suami Yang Berkorban Untuk Menyelamatkan Istrinya
Erin Wood mengingat suaminya Brian sebagai seorang suami yang tidak mementingkan dirinya bahkan rela mengorbankan apapun untuknya. Sementara ia dipenuhi dengan kesedihan, pada saat yang sama  ia dipenuhi dengan rasa syukur karena suaminya telah  mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan dua orang - dirinya dan janin dalam kandungannya.

Pasangan dari Vancouver ini  bepergian melalui negara bagian Washington untuk mengunjungi keluarga mereka ketika sebuah mobil Chevy Blazer meliuk-liuk dan mendekat tanpa terkendali.  Saat mobil meluncur deras ke arah mereka, Brian menginjak rem dengan kerasnya  dan membanting setir ke kanan, untuk memastikan dialah yang akan terkena hantaman mobil itu saat  mobil Blazer menabrak mobil mereka. Brian Wood meninggal seketika.

"Ini sangat  jelas jika Anda melihat mobilnya dan jika terjadi tabrakan tepat di depan maka kami akan langsung mati, bersama dengan bayi," kata Erin Wood. "Dia benar-benar menyelamatkan kami. Dia membuat pilihan itu, dan saya bersyukur untuk itu. " Brian, 33 tahun seorang lead desainer untuk Relic Entertainment, terkenal di dunia game komputer untuk permainan “Company of Heroes.” Dia tadinya akan  merayakan ulang tahun pernikahan kelima dengan Erin pada hari Jumat itu.

"Dia sangat bersemangat untuk bayi ini, dan sangat mengasihi saya dan selalu memprioritaskan saya; dia suami yang  luar biasa," kata Erin. Dia mengatakan pengorbanan Brian "menghancurkan hati saya, tetapi juga mengisi saya dengan rasa syukur.
. "Aku hanya berusaha untuk menarik banyak kekuatan sekarang untuk mengetahui bahwa [Brian] membuat pilihan itu untuk menyelamatkan aku dan bayi, jadi saya tidak akan menyia-nyiakan anugerah itu.

"Aku hanya senang dia sedang dikenang sebagai seseorang yang bersedia membuat pengorbanan itu."
, Erin Wood menambahkan bahwa ia berharap setiap orang mengambil pelajaran dari apa yang suaminya lakukan.

msnbc

Liu, Memahat 6000 Lebih Anak Tangga Demi Cintanya Untuk Istrinya

Liu, Memahat 6000 Lebih Anak Tangga Demi Cintanya Untuk Istrinya
Image and video hosting by TinyPicLiu adalah laki-laki China yang selama lebih dari setengah abad  telah memahat 6000 lebih anak tangga yang diperuntukkan bagi istrinya. Dia bekerja seorang diri untuk membuat "tangga cinta" agar bisa digunakan oleh istrinya untuk turun ke bawah dari daerah gunung tempat mereka tinggal.

Selama lebih dari lima puluh tahun yang lalu, Liu Guojiang, seorang pemuda berusia 19 tahun, jatuh cinta dengan seorang janda yang jauh lebih tua usianya bernama Xu Chaoqin,  usianya 29 tahun. Pada masa itu seorang muda yang jatuh cinta kepada wanita yang usianya lebih tua dianggap tidak bisa diterima dan malahan dianggap immoral.

Untuk menghindari gosip, kedua pasangan itu tinggal di sebuah gua di desa Jiangjin di Selatan ChongQing. Pada awalnya mereka tidak memiliki apa-apa, tidak ada listrik ataupun makanan. Mereka harus makan rumput dan akar-akaran yang mereka temukan di hutan, dan Liu membuat lampu kerosene untuk  mereka gunakan di tempat mereka tinggal.

Memasuki tahun kedua mereka tinggal di gunung, Liu memulai memahat tangga sehingga istrinya dapat menuruni pegunungan dengan mudah. Usahanya itu dilakukannya selama lima puluh tahun!

Image and video hosting by TinyPic


Setengah abad kemudian, di akhir 2001, sebuah kelompok petualang yang mengeksplorasi hutan dan mereka terkejut  ketika mereka menemukan kedua pasangan yang sudah tua ini bersama 6000 anak tangga yang dipahat dengan tangan.

“Orang tua saya saling mencintai satu dengan yang lain, dan mereka telah hidup menyendiri selama 50 tahun tanpa pernah terpisah satu hari pun” ujar Liu Ming Sheng, salah seorang dari ketujuh anaknya. “Dia telah memahat lebih dari 6000 lebih anak tangga selama bertahun-tahun untuk kenyamanan ibuku, sekalipun dia tidak turun gunung sejauh itu.”

Pasangan itu telah hidup bersama selama lebih dari 50 tahun sampai Liu yang waktu itu berusia 72 tahun,jatuh  ketika kembali dari pekerjaannya di kebun Xu duduk dan bedoa bagi suaminya dan akhirnya suaminya akhirnya meninggal di pangkuannya. Liu, saking cintanya dengan Xu, tidak ada seorangpun yang bisa melepaskan genggaman tangannya pada tangan istrinya bahkan setelah dia meninggal dunia.

Engkau  berjanji untuk menjagaku, engkau  akan selalu bersamaku sampai hari aku mati, kini engkau meninggalkan aku lebih dulu, bagaimana  saya bisa hidup tanpamu?  Xu mengulang-ulang ucapannya ini dan menyentuh peti mati suaminya dengan air mata menetes di pipinya.

Tahun 2006, kisah mereka menjadi salah satu dari 10 kisah cinta dari China yang dikoleksi oleh Chinese Women Weekly. Pemerintah setempat memutuskan untuk menempatkan “Anak Tangga Cinta” itu di museum sehingga kisah cinta mereka tetap dikenang selamanya.


Low Wei Jie, Anak Remaja Yang Menginsipirasi Singapura

Low Wei Jie, Anak Remaja Yang Menginsipirasi Singapura


Youth Olympic Games yang digelar di Singapura tahun yang lalu akan dikenang warga Singapura. Pertama tentu saja mereka menjadi penyelenggara pertama hajatan akbar Olimpiade buat remaja. Kedua, dan menurut saya yang sangat memorable adalah kisah anak remaja yang ikut berlari dalam penyalaan obor Olimpiade itu. Low Wei Jie, anak yang baru berusia 12 tahun dengan bermodalkan sandal jepit, celana bermuda dan kaos oranye dan menggenggam kamera yang dipinjam dari orang tuanya ikut berlari di tengah guyuran hujan selama lebih dari dua setengah jam, sepanjang hampir  15 kilometer.

 Pada awalnya, tidak ada yang menaruh perhatian pada anak yang berkaos oranye ini. Satu jam kemudian, pelari misterius ini mulai mendapatkan perhatian. Juru kamera yang merekam acara rally obor olimpiade berkomentar,”Bukankah anak ini sudah ada di awal rally?” Dia kembali menghilang tapi sosoknya kembali muncul di antara para pelari yang secara estafet bergantian membawa obor. “Saya tidak percaya, anak itu muncul lagi”, kata kameramen. Dia terus berlari bersama 122 pelari sampai mereka tiba di stadion Hougang untuk beristirahat selama 15 menit.

"Ketika saya membaca di surat kabar bahwa api olimpiade itu datang ke sini, saya hanya ingin melihatnya sendiri, dan mengikutinya, ' kata Low Wei Jie, siswa Compassvale Primary. "Mungkin saya tidak akan pernah melihatnya lagi."

Hal yang menarik adalah ternyata dia ikut berlari untuk mengabadikan kedua temannya yang menjadi pelari pembawa obor api olimpiade. “Saya yakin mereka pasti suka dengan fotonya.” kata Lou Wei Jie.

Lou Wei Jie berlari bukannya tanpa hambatan. Kakinya sakit, sandalnya agak menganga dan ada goresan berdarah di pergelangan kaki kanannya. Kameranya juga macet karena kameranya bukan water proof. Tapi apa yang dilakukan Lou Wei Jie menarik perhatian warga Singapura. Saat memasuki stadion, dia disambut seperti seorang bintang besar. Para wartawan, pejabat Olimpiade dan relawan langsung menuju ke arahnya. Enam pelari olimpiade langsung berpose bersamanya dan Lou Wei Jie berkesempatan untuk memegang Obor yang selama ini hanya bisa dipotretnya dari jauh. Usahanya ternyata tidak sia-sia, dia diganjar dengan kepercayaan Panitia Olimpiade untuk memberinya kesempatan sebagai salah satu pelari pembawa Obor Olimpiade.

sumber : http://www.straitstimes.com/

Aron Ralston, Kisah Pendaki Gunung yang Mengamputasi Tangannya Sendiri

Aron Ralston, Kisah Pendaki Gunung yang Mengamputasi Tangannya Sendiri
 
26 April 2003, Aron Ralston, seperti biasa melakukan pendakian rutinnya di hari Sabtu seorang diri. Ia berencana untuk menghabiskan hari dengan mengendarai sepeda gunung dan mendaki batu-batu merah dan pasir di luar Taman Nasional Canyonlands di Utah tenggara. Ralston berasal dari Aspen, Colorado, adalah sarjana teknik dan musik yang pernah bekerja selama lima tahun di Intel,
          Ralston sendiri telah mendaki tempat itu berkali-kali dan kali ini dia melakukannya sebagai pemanasan untuk sebuah pendakian gunung tertinggi di Amerika Utara.   Mengenakan T-shirt dan celana pendek dan membawa ransel ia berencana untuk melakukan ‘Canyoneering’ jauh ke ngarai Bluejohn Canyon. Ranselnya berisi dua burrito (makanan khas Meksiko), satu liter air, alat multi fungsi tapi imitasi bermerek Leatherman, alat P3K, kamera video, kamera digital dan peralatan panjat tebing. Dia tidak membawa jaket. Canyoneering adalah melakukan perjalanan ke ngarai dengan menggunakan berbagai skill : berjalan, mendaki, memanjat tebing dengan menggunakan berbagai peralatan. Canyoneering yang dilakukan Ralston adalah melewati lembah yang bercelah sempit.
          Ralston berada 150 meter di atas puncak dinding vertikal Bluejohn Canyon. Dia melakukan manuvernya untuk mencapai bagian atas sebuah batu besar yang terselip di antara dinding ngarai sempit. Dia mulai memanjat permukaan batu dan rasanya sangat stabil ketika ia berdiri di atas. Ketika ia mulai turun di sisi yang berlawanan, batu seberat 800-pound (kurang lebih dua setengah ton) itu tiba-tiba bergeser, menjepit lengan kanannya - ia terjebak.

          Saat terjebak dengan tangan yang terhimpit batu, dia memiliki beberapa pilihan :antara menunggu seseorang yang muncul untuk menyelamatkannya, membebaskan dirinya sendiri, atau kalau semua cara gagal dia akan memutuskan lengannya. Kematian adalah kemungkinan yang terakhir tapi Ralston tidak ingin mempertimbangkannya.
          Ralston mencoba tali, jangkar dan alat yang ada untuk memindahkan batu, hasilnya batunya tidak bergerak sedikitpun. Berjam-jam jam dia berjuang untuk membebaskan dirinya dari batu tanpa hasil yang posisitf. Di malam hari temperaturnya turun, Ralston masih bekerja untuk membebaskan dirinya sendiri. Minggu dan Senin berlalu, tapi ia masih terjebak. Sinar matahari sampai di lantai ngarai sempit hanya untuk waktu yang sangat singkat waktu setiap hari. Dia kehabisan makanan dan air pada hari Selasa.
          Pada hari Rabu, Ralston mulai menghirup air seni yang telah ia simpan di hari sebelumnya. Dia mengeluarkan video kamera dan merekam pesan terakhir berisi selamat tinggal kepada orang tuanya. Dia lalu mengukir namanya, tanggal lahir, dan apa yang dia yakin adalah hari terakhirnya di bumi ke dinding ngarai. Di atasnya dia mengukir RIP.
          Pada Kamis pagi, Ralston melihat suatu visi (penampakan?) yaitu seorang anak 3 tahun berlari lalu dibawa oleh seorang pria yang hanya memiliki sebuah lengan. Dia mengerti visi itu bahwa anak itu akan menjadi anak di masa depannya dan dia memutuskan untuk melakukan tindakan yang segera agar hidupnya bisa bertahan. Jika ia tidak menyelamatkan dirinya sekarang, dia tidak akan memiliki kekuatan fisik yang tersisa untuk melakukannya nanti. Akhirnya dia mengambil keputusan yang dramatis : memotong tangannya sendiri!
 
            Ralston siap untuk mengamputasi lengan kanan di bawah siku dengan menggunakan pisau multi fungsinya. Menyadari bahwa pisau itu tidak cukup tajam untuk memotong tulang lengan ia menekan tangannya melawan batu dan mematahkan tulangnya sehingga dia akan bisa memotong tangannya melalui jaringan. Pertama ia mematahkan tulang radius, yang menghubungkan siku dengan jempol. Dalam beberapa menit ia memecahkan ulna, tulang di bagian luar lengan bawah. Selanjutnya ia menerapkan tourniquet yaitu membebat atau mengikat erat lengannya. Dia menggunakan pisau untuk mengamputasi lengan kanan di bawah siku. Seluruh prosedur dibutuhkan kurang lebih satu jam.
          Ralston memberikan pertolongan pertama untuk dirinya sendiri dari kit kecil di ransel. Ia menancapkan jangkar dengan tali di tempat itu. Ia kemudian mendaki 5 mil ke hilir Horseshoe Canyon yang berdekatan, di mana ia bertemu dengan keluarga wisatawan dari Belanda yang sedang berlibur.
          Pasangan Belanda Eric dan Monique Meijer dan putra mereka, Andy, mulai keluar dari ngarai ketika mendengar suara di belakang "Tolong, saya butuh bantuan". Pasangan itu segera menyadari bahwa dia pasti seorang pendaki yang hilang seperti keterangan dari petugas sehari sebelumnya..
          Ralston berjalan cepat menuju pasangan ini dengan lengannya yang digantung di sling buatan sendiri dan ia berbicara dengan jelas: "Halo, nama saya Aron, saya jatuh dari tebing pada hari Sabtu dan saya terjebak di bawah batu besar. Saya memotong tangan saya empat. jam yang lalu dan saya memerlukan pertolongan medis. Saya butuh helikopter ".

          Istri dan anak Eric mencoba untuk keluar lebih dulu dari ngarai secepat mungkin untuk mendapatkan bantuan. Eric bersama dengan Aron untukn memberikan dia makanan, air dan dukungan mental. Meskipun kehilangan darah, Ralston tetap mampu berjalan tapi pasir di dalam sepatunya mulai mengganggu dia. Dia berhenti sejenak di tempat yang teduh untuk menghilangkkan pasir dalam sepatunya lalu melanjutkan perjalannnya lagi.    
          Tiba-tiba awak pesawat melihat dua orang di Horseshoe Canyon melambai. Ini adalah istrinya Eric dan anaknya dan mereka memberikan sinyal ke arah helikopter dan menunjuk ke arah korban. Awak pesawat merespon dengan cepat dan mendarat di tempat yang luas di lembah dekat Ralston. Kru pesawat terkejut saat melihat - lapisan darah kering dan segar tubuhnya - dan lengan yang hilang.
          Ralston menyandarkan kepalanya kembali helikopter dan menghirup air. Vetere mengajaknya ngobrol, sehingga dia tidak akan kehilangan kesadaran. Dua belas menit kemudian, helikopter tiba di Allen Memorial Hospital di Moab, Utah. Ralston masuk ke ruang gawat darurat tanpa bantuan, kemudian menunjuk pada peta di mana dia telah terjebak.
          Para penyelamat heran Ralston tetap hidup. Sebuah helikopter kemungkinan besar tidak akan menemukannya karena posisinya di celah lembah yang dalam dan sempit.  Aron Ralston memiliki semangat luar biasa untuk hidup, dia tidak pernah menyerah dan akhirnya dia selamat.
Kisah Ralston sendiri sudah diangkat ke layar lebar dengan judul "127 Hours"
 dengan pemerannya James Franco

Image and video hosting by TinyPic

Liu Wei, pianis tak berlengan juara China's Got Talent

Liu Wei, pianis tak berlengan juara China's Got Talent



Liu We, 23 tahun, pianis tak berlengan dan hanya menggunakan jari-jari kakinya memenang final China's Got Talent pada hari Minggu, di Shanghai Stadium. Dia menang mutlak dalam penampilannya yang spektakuler di Shanghai.

Dia membuat kagum juri dan para audiens yang berjumlah sekitar 70.000 dengan memainkan dan menyanyikan You Are Beautiful. Liu mengalahkan enam kontestan lain dalam dua putaran pertama melalui voting sms dan dalam putaran terakhir mengalahkan Zhang Fengxi seorang comedian berusia 7 tahun.

Dia tidak bisa menahan air matanya ketika ia dianugerahi mahkota. Ketika ditanya mengapa ia menangis, kata-katanya membuat kebanyakan orang terkejut. "Shou Junchao (sesama kontestan rap ) dan aku sebenarnya sangat dekat sebagai sahabat di balik panggung. Meskipun kita berada pada panggung yang sama aku tidak senang setelah mengalahkan dia," kata Liu. Liu adalah seorang yang rendah hati. Dia mengatakan bahwa dia hanyalah orang biasa saja dan akan terus menyusun musik sendiri.

"Saya tidak peduli bagaimana orang menganggap saya. Ketika orang lain menyatakan penyesalan dan kesedihan karena saya kehilangan kedua lengan, saya bisa mengatakan dengan yakin kepada mereka bahwa saya memiliki kaki yang sempurna," ia kata.



Liu kehilangan tangannya ketika ia berusia 10 tahun setelah menyentuh kawat tegangan tinggi selama permainan petak umpet. Ia langsung jatuh pingsan. Setelah melewati masa kritis 45 hari, Liu sadar kedua lengannya telah hilang; karena harus diamputasi. Ia menangis sedih. Jangankan mengejar mimpi menjadi musisi profesional dan produser musik ternama, makan saja ia bingung bagaimana caranya!

Orangtua adalah pihak pertama yang menyadarkannya. Mereka bilang, Liu harus segera bangkit dan melanjutkan hidup. Saat itu, mereka bisa membantu semua keperluan Liu. Namun bagaimana nasib Liu jika mereka sudah tiada?
"Kamu enggak berbeda dengan orang lain," kata ibunya berulang kali. "Kamu hanya menggunakan kakimu sebagai pengganti lengan." Sang ibu juga mengatakan, ia tidak muluk-muluk mengharapkan Liu menjadi orang sukses. Ia hanya ingin putra tersayangnya itu hidup bahagia dan sehat lahir batin.
Meski "hancur", pikiran Liu segera terbuka.

"Saya sadar, untuk orang seperti saya, cuma ada dua pilihan. Pertama, melupakan semua impian yang nantinya akan mengakibatkan kematian sia-sia dan cepat. Pilihan lainnya, berjuang tanpa lengan untuk menjalani kehidupan yang lebih baik," demikian tutur Liu.
Saat berumur 19 tahun, Liu memutuskan untuk tetap mengejar impiannya menjadi produser dan musisi profesional, serta menjalani kehidupan yang lebih baik. Dia pun diam-diam belajar piano. "Enggak ada teori kalau piano itu harus dimainkan dengan tangan kan," begitu pikir Liu. Dia berlatih dengan keras, lebih dari tujuh jam sehari

Tapi ... "Berat sekali. Capek, lecet, kaku, kram, sudah menjadi biasa," cerita Liu kepada para juri China's Got Talent. "Tetapi dalam pandanganku, kalau kamu memang mau atau punya keinginan, ya terima dan lakukan saja (semua perjuangan itu)."

Sayang, guru piano pertamanya menyerah dan berhenti. Alasannya, mustahil bagi seseorang memainkan piano dengan jari-jari kaki. Memang, ada bagian-bagian nada yang tak bisa dimainkan karena Liu tak bisa menekan tuts-tuts tertentu.

Liu pantang menyerah dan akhirnya dia bisa mengembangkan gaya permainan tersendiri dengan jari-jari kakinya dam n mulai menyususn dan memproduksi music sendiri. Setahun kemudian, ia diberi kesempatan untuk bekerja dengan bintang pop Hong Kong terkenal Andy Lau dan mereka menyusun lagu Let It Be.

"Musik adalah seperti air dan udara untuk saya, saya tidak hidup tanpa itu," kata Liu Wei. "There are only two options for the rest of my life: die as soon as possible or live life loud,"

Kisah Ibu Yang Mengorbankan Nyawanya Untuk Anaknya

Kisah Ibu Yang Mengorbankan Nyawanya Untuk  Anaknya

Kasih ibu ini sangatlah luar biasa, bahkan rela mengorbankan nyawanya demi anaknya. Donna Blank, 32, akhirnya menghembuskan nafasnya terakhir sejak melahirkan bayinya tiga belas bulan yang lalu. Perjuangannya untuk mendapatkan anak tidaklah mudah. Dia bersama pasangannya telah menanti selama 13 tahun sementara kondisi kesehatannya juga sangat bermasalah. Perjuangannya saat kehamilan dan saat melahirkan dilaluinya dengan penderitaan yang luar biasa. Tapi ini menghadapi semua resiko ini demi kasihnya kepada anak.

Dia sempat dihadap[kan pada pilihan : melanjutkan kehamilan dengan beresiko kematian karena kehamilan itu bisa membunuhnya atau mengaborsi bayinya jika ia ingin bertahan hidup.Dia memilih yang pertama.
Donna berjanji untuk memenuhi impian seumur hidup nya menjadi seorang ibu - meskipun ia tahu ia akan membayarnya dengan nyawanya.


Donna dan pasangannya, Gary Thomas, sangat gembira ketika ia menemukan dirinya hamil setelah 13 tahun penantian panjang dirinya untuk hamil.
Tapi mimpi mereka hancur ketika dokter mengatakan bahwa ginjal Donna yang gagal - dan menyarankan pasangan ini untuk menggugurkan bayi mereka.
Ibu yang pemberani ini memutuskan untuk mengabaikan nasihat dokter dan tetap terus mempertahankan,”mujizat kecilnya” . Ibu Donna, Sallie, 52, dari Newport, South Wales, mengatakan bahwa menjadi seorang ibu adalah satu-satunya yang ingin dilakukannya dalam hidup.Dia yakin dia telah diberkati dengan mukjizat ketika dia menemukan dirinya hamil - dan akan mengorbankan apapun untuk melindungi bayi yang dikandungnya - bahkan dirinya sendiri.'Tidak ada apa pun di bumi ini yang akan menghentikannya. Ia akan memiliki bayi apakah itu akan mengambil hidupnya atau tidak.

Donna, yang bekerja sebagai perawat bantu, menderita diabetes yang mengakibatkan ginjalnya tidak berfungsi sejak ia masih remaja, dan berpikir dia tidak pernah mungkin bisa memiliki anak.
"Dia dilahirkan untuk menjadi seorang ibu, dan ketika ia menemukan dirinya hamil, tidak ada yang akan menghentikan dia untuk mewuudkan impiannya."

Selama kehamilannya bukannya tanpa kesulitan, dia terus mendapatkan perawatan dan mengkonsumsi obata-obatan untuk ginjalnya yang membuatnya menderita kesakitan luar biasa.
Setelah 27 minggu, Donna melahirkan bayi prematur Cade. Yang diprediksi dokter tidak akan bertahan karena lahir dengan katup jantung bocor. Bayinya akhirnya selamat melalui operasi yang melelahkan di jantungnya - dan menjalani operasi dua kali lebih rumit untuk memperbaiki masalah dengan isi perutnya.

Tapi saat dia melihat anaknya tumbuh lebih kuat, Donna malah kesehatannya semakin lemah dari hari ke hari. Donna mulai menjalani proses cuci darah tiga kali seminggu di rumah sakit University of Wales bersama dengan anaknya yang masih dirawat di rumah sakit anaknya.

Setelah tiga bulan lebih, bayi Cade cukup kuat untuk meninggalkan rumah sakit - dan Donna memutuskan untuk membawa pulang anaknya dan mengubah proses cuci darah agar bisa mendampingi anaknya.

Donna senang karena impiannya sudah terwujud tapi kesehatan Donna terus memburuk.
Dokter mengatakan bahwa Donna akan membutuhkan transplantasi ginjal. Ayahnya, Russell, 52, dan saudara Christopher, keduanya disebut sebagai donor yang akan menyumbangkan ginjal untuk menyelamatkan Donna.

Namun Donna ternyata mengalami masalah dengan jantungnya yang berarti dia tidak bisa menjalani pencangkokan langsung.
Dia dibawa kembali ke rumah sakit di September setelah dokter memperingatkan dia perlu menjalani proses cuci darah di rumah sakit.

Terakhir kali Donna berbicara kepada keluarganya, ia mengatakan kepada ibunya dia merasa baik-baik saja dan berharap bahwa dia akan pulang keesokan harinya.
Namun pada dini hari 22 September dokter menelepon Sallie untuk memberikan kabar bahwa putrinya telah meninggal.
Donna telah meninggal karena serangan jantung ketika staf keperawatan pergi untuk mengecek - dan setelah 40 menit mencoba untuk menyadarkan dia, Donna dinyatakan meninggal.
Pasangannya, Gary, mengatakan: 'waktu saya dengan Donna tidak cukup lama. Dia adalah orang yang mengagumkan yang selalu melakukan segalanya untuk orang lain. "Dia tidak akan pernah terlupakan."

The Untold Titanic Story : John Harper

The Untold Titanic Story : John Harper

Jika Anda melihat film "Titanic," Anda akan tahu banyak tentang apa yang terjadi 100 tahun yang lalu , ketika kapal yang diklaim tidak bisa tenggelam, pada akhirnya tenggelam setelah menabrak gunung es. Dari 1.528 orang tenggelam di air dingin, hanya enam yang berhasil diselamatkan. (Info : Titanic tenggelam 15 April 1912)

Tapi tahukah Anda bahwa salah satu dari enam orang tersebut benar-benar diselamatkan dua kali malam itu?

Kisahnya sangat inspirasional, bukan hanya sekedar kisah bertahan hidup.

Ada seorang penumpang kapal Titanic, seorang Skotlandia bernama John Harper. Sebenarnya ia akan naik kapal Lusitania namun karena ada perubahan jadwal maka ia naik Titanic. Harper, seorang  , naik Titanic dengan putrinya berusia enam tahun, Nana. Ia berencana pergi ke Moody Memorial Church di Chicago, tempat ia diundang untuk memberitakan Injil selama tiga bulan.

Ketika ia memberitahu Jemaat di gerejanya tentang rencana perjalanan ke
Chicago, seorang pendeta meminta dia untuk membatalkan perjalanan ini. Pendeta itu mengatakan bahwa ketika ia berdoa, ia mendapatkan kesan bahwa suatu bencana akan terjadi. Namun Harper tetap memutuskan untuk berangkat karena ia yakin bahwa perjalanannya kali ini mempunyai tujuan ilahi.


Ketika kapal itu menghantam gunung es dan mulai tenggelam, Harper memastikan putrinya ditempatkan ke salah satu sekoci. Dia kemudian memulai pekerjaan penginjilan terakhirnya di usianya yang masih terbilang muda.

Air yang dingin dan beku mulai masuk ke dalam kapal, Harper terdengar berteriak, "Biarkan perempuan, anak-anak dan yang belum diselamatkan masuk ke dalam sekoci." Korban melaporkan bahwa Harper melepaskan jaket penyelamatnya sendiri dan memberikannya kepada orang lain. "Jangan khawatir tentang saya," dia berkata, "Aku tidak akan turun, aku naik!"

Ketika kapal mulai tenggelam, lebih dari 1.500 penumpang melompat atau terjatuh ke dalam air dingin. Ketika mereka secara bertahap tenggelam atau mati beku, Harper terlihat berenang dari satu penumpang yang lain, memohon mereka untuk menerima Kristus.

Hanya enam dari 1.500 orang berjuang di dalam air kemudian diselamatkan, termasuk seorang pria yang kemudian diidentifikasi dirinya sebagai orang yang terakhir bertobat. Pemuda ini telah naik ke atas sepotong puing. Harper, yang berjuang dalam air di dekatnya, berteriak, "Apakah Anda sudah diselamatkan?" "Tidak," jawab orang itu. Harper kemudian berteriak kata-kata dari Kitab Suci: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan diselamatkan." Pria itu tidak menjawab, dan sesaat kemudian dia melayang jauh di atas ombak.

Selang beberapa menit kemudian, arus membawa kedua orang kembali. Sekali lagi Harper bertanya, "Apakah Anda sudah diselamatkan?" Sekali lagi, jawabannya adalah "Tidak." Dengan napas sekarat, Harper berteriak, "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan diselamatkan." Dia lalu menyelinap di bawah gelombang untuk terakhir kalinya.

Empat tahun kemudian, pada pertemuan Titanic korban di Ontario, Kanada, orang ini sambil menangis memberikan kesaksiannya dan menceritakan bagaimana John Harper telah membawanya kepada Tuhan.

Dunia kita sekarang ini ibarat Titanic. Cepat atau lambat akan datang kesudahannya, semuanya akan berakhir, semuanya akan tenggelam. Waktunya terbatas. Kesempatan dan hidup itu pergunakanlah sebaik-baiknya. Hidup bukan sekedar untuk bertahan hidup tetapi memiliki misi dan tujuan yang jelas. Seperti John Harper yang tetap berjuang sampai akhir hayatnya, tidak mementingkan diri, berkorban buat orang lain dan menyelamatkan sesamanya.

Kisah Mengharukan dari Gempa Haiti

Kisah Mengharukan dari Gempa Haiti
Seorang Nenek Selamat Dari Gempa Haiti


Kisah mengharukan ditemukan tim SAR saat menyelamatkan seorang perempuan lanjut usia.
Ena Zizi (69 tahun) sedang menghadiri sebuah pertemuan gereja di kediaman uskup ketika gempa menghantam. Dia kemudian terperangkap di bawah puing-puing. Selasa 19 Januari lalu, dia diselamatkan oleh tim bencana Meksiko. Dia selamat setelah berada tujuh hari di bawah reruntuhan gempa.
Zizi mengatakan, setelah gempa, dia berbincang-bincang dengan seorang pastor yang juga terperangkap. Namun, pastor itu membisu setelah beberapa hari, dan Zizi melewatkan waktu dengan berdoa dan menantikan keajaiban. Saat diangkat keluar dari reruntuhan, perempuan itu terus menyanyi, membuat para petugas penyelamat menangis terharu. 
Saya berbicara hanya pa da bos saya, Tuhan. Dan saya tidak perlu lagi manusia lain,” kata Zizi. 
Para dokter yang memeriksa Zizi, Selasa, mengatakan ia mengalami dehidrasi serta tulang panggulnya lepas dan patah kaki. 

Javier Vázquez, yang pertama kali mencapai Zizi, mengatakan, "Aku merasakan ia meraih tanganku dan meremasnya. Aku merasa seolah-olah Tuhan sedang meremas tanganku. "


kompas dan dari berbagai sumber

Seorang Pria Selamat Setelah 27 Hari Terkubur Puing Bangunan
14 FEBRUARY 2010



Dokter di Haiti baru-baru ini merawat korban gempa bumi yang mereka percayai telah berada di bawah reruntuhan selama 27 hari.
Pria yang diidentifikasi sebagai Evans Monsigrace, mengatakan kepada dokter bahwa ketika terjadi gempa bumi pada 12 Januari lalu, ia sedang menjual beras di pasar.
Dokter David Chong dari University Miami yang merawat sang pasien mengungkapkan bahwa pria berusia 28 tahun yang selamat itu meminta cokelat kepadanya.
"Dia melakukan dengan sangat baik," kata Chong. "Kami telah memberikan infus dan tubuhnya menerimanya dengan baik. Kami juga memberinya Hershey bar (cokelat dengan merek Hershey Bar, red). Dia sangat bahagia akan hal itu."
Dokter mengatakan Monsigrace kemungkinan akan diberi makan nasi sebelum dilanjutkan ke makanan yang lebih kompleks. Dia saat ini juga sedang mendapat perawatan intensif petugas kesehatan karena dari pemeriksaan, kaki dari Monsigrace mengalami cedera serius.
"Dia tidak akan bisa berjalan untuk sementara waktu, tetapi ia akan pulih sepenuhnya," kata Chong.
Sungguh luar biasa pekerjaan Tuhan bagi Evans Monsigrace. Berada di dalam reruntuhan hampir satu bulan dan tetap hidup adalah mukjizat yang besar. Bila bukan Allah yang melakukannya, siapa lagi yang dapat membuat semua itu dapat terjadi. 

Sukses di usia tua a la Mbah Surip

Sukses di usia tua a la Mbah Surip

Tua-tua keladi, amat tepat ditujukan buat Mbah Surip. Bayangkan, siapa yang menyangka orang yang sudah setua ini masih tetap enerjik dan terus berkarya. Mungkin orang yang pertama kali melihatnya pasti akan berpikir, wah bisa apa orang setua ini. Atau melihat penampilannya yang tua dan jadul, orang mungkin bisa ngakak. Tapi lihat aja sukses yang diraihnya di usia tua. Lagunya menjadi hits di mana-mana dan Mbah Surip semakin menunjukkan "penampakannya" alias eksistensinya di belantara entertainment Indonesia. Dia menjelma menjadi selebritis yan laris saat ini. Tengok aja di layar kaca dan media, dia mengisi hiburan, iklan, talkshow, tabloid, internet termasuk blog ini, he he. Saking populernya lagunya, teman saya orang Filipina bisa menyanyikan sepotong lirik dari lagunya, Ta gendong ke mana-mana.” Orang asing pun jadi terbius dengan lagunya yang jenaka dan sangat menghibur itu. Penonton di Indonesia, ngga usa tanya. Penonton dari usia tua dan muda, besar dan kecil juga ramai-ramai mengidolai dia sebagai ‘idola baru’ padahal umurnya sudah tua.
Bagi saya fenomena ini cukup menarik. Betapa tidak, siapa yang mengenal dia setahun atau dua tahun yang lalu? Sepuluh tahun yang lalu? Waktu masa mudanya? Memang dia sebelumnya sudah mengeluarkan album tapi masih belum ngetop. Masih belum tenar pokoke. Tetapi tak disangka-sangka dengan penampilan di usia uzur, dia mampu menggusur para idola-idola yang berusia muda saat ini. Dengan gaya yang nyentrik dan agak kontoversial, dia terus me"lanjut"kan’ aksinya ‘"ke mana-mana". Memang ada pengakuan soal gelarnya yang patut dipertanyakan dan di sisi lain ada juga yang meragukan keaslian lagunya. Tapi tak disangkal bahwa dia menjadi fenomenal untuk dunia hiburan Indonesia saat ini.
Bisa dihitung dengan jari, pendatang baru yang sukses di usia tua. Susan Boyle, peserta British Got Talented masih setengah baya. Mbah Surip jelas jauh lebih tua. Jadi menurut saya, usia tua itu bukan penghalang untuk berkarya. Seringkali banyak orang yang takut untuk menjadi tua dan menganggap bahwa tua itu masa depannya suram. Usia tua itu seolah sudah mau ditelan zaman. Banyak orang yang mungkin seumuran Mbah Surip malah hanya menikmati pensiun, duduk di kursi goyang dan melihat orang lalu lalang. Tapi si Mbah yang satu ini menikmati hidupnya dengan terus berkarya. Mbah Surip membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat. Usia boleh tua tapi aksi dan gaya tetap muda. Tidak ada kata terlambat untuk meraih impian dan cita-cita. Jangan pernah menganggap terlambat dan menutup kesempatan bagi dirimu karena selagi kita hidup, Tuhan masih memberi kita kesempatan sebesar-besarnya.
Hal menarik yang saya lihat adalah gaya dan senyum atau tawanya yang khas. Luar biasa orang tua ini menurut saya. Dia enjoy dengan hidupnya. Dia menikmati hidup dengan musik dan menghibur orang lain. Mungkin kita akan berpikir, jelas dia senyum karena udah panen sukses sekarang ini. Tapi saya melihat bahwa orang ini benar-benar enjoy menjalani hidupnya. Dari koran saya membaca bahwa hidupnya sangat susah, sering tinggal di tempat yang nggak jelas dan berpindah-pindah. Tapi dia tetap saja enjoy, tinggal di tempat yang darurat bagi dia nggak masalah. Swine flu, ada pengeboman, lagunya terus ke mana-mana begitu pula orangnya.
Ketekunannya juga patut diacungi jempol. Bayangkan lagunya udah diciptain dari 1983, diusung ke mana-mana sampai ke Jakarta. Suksesnya kapan? Belum lama ini. Tanpa kenal lelah dia berjuang, ngamen dengan lagu andalannya. Ternyata lagu kebangsaannya tidak sia-sia dia nyanyikan. Kesetiaan dan ketekunannya dalam membawa lagunya itu akhirnya menuai kesuksesan. Apakah kita pernah ngerasa bosan dengan aktifitas yang rutin dan monoton, seringkali membawa kejenuhan dan seolah-olah nggak ada kemajuan. Apa yang dilakukan dengan ketekunan hati dan perjuangan yang gigih pasti membawa hasil. Jelas kesuksesan yang diraihnya bukanlah instan. Jerih lelah, keringat dan dan perjuangannya yang tanpa henti telah mewarnai kehidupannya dan membawanya ke puncak popularitasnya saat ini.
Fenomena kesuksesannya juga mematahkan formula kesuksesan atau formula untuk menjadi idol’di dunia entertainment saat ini. Formula kesuksesan biasanya selain cakep alias cantik dan ganteng, mengharuskan artisnya memiliki suara yang OK, penampilan harus muda, kulit yang putih bersih dan menarik. Apalagi untuk menjadi seorang idola atau idol. Modal suara saja nggak cukup, tampang juga harus punya dan penampilan harus yang keren, trendy dan up to date. Bahkan dalam ‘case’ tertentu, sang idola walaupun suaranya pas-pasan, asal penampilan menunjang, ganteng, menarik, dan mentereng, pasti bisa jadi modal awal untuk sukses. Formula ini berhasil dipatahkan oleh si Mbah Surip. Tampang udah tua ( ya iyalah, dioperasi plastikpun nggak akan ngefek –maaf ini cuma perbandingan aja), kulit juga udah nampak kerut-merut dan penampilannya ala penyanyi reggae jaman dulu, tapi itu semua tidak menjadi penghalang. Dia melangkah maju dan mematahkan serta melampaui formula sukses seorang idol atau selebritis masa kini.
O ya, saya menutup dengan kesuksesan yang diraih orang-orang yang sudah berusia tua. Ada si Plato, filsuf Yunani yang hidup sampai usia 80 tahun, banyak melahirkan pemikiran hebat ketika usianya sudah senja. Ada juga pengusaha Henry Ford dan Alexander Graham Bell. Mereka justru menghasilkan karya yang bermanfaat ketika usianya sudah uzur. Fisik boleh tua tetapi semangat dan vitalitas tetaplah muda. Usia boleh tua tapi kreatifitas, ide, pemikiran tetap tajam dan dalam. So, kalau kita yang masih muda ini sering komplain atau mengeluh,”Cape deh”, “Ah malas”, atau BOA alias “bodoh amat” maka seharusnya kita malu dengan para mbah-mbah ini termasuk mbah Surip yang tetap cemerlang dan beraksi ‘ke mana-mana’di usia senja. Buat para blogger jangan kalah ma angkatan yang tua-tua ini. Kalo bisa, ngeblog sampe tua (sepanjang Google masih nggratisin :) Usia senja? No problemo!

Miracle on the Grass

Tulisan ini saya buat sebelum laga final Amerika Serikat melawan Spanyol. Belakangan dalam final yang mempertemukannya dengan Brazil, Amerika Serikat kalah secara terhormat dengan skor 2-3. Walaupun kalah, pencapaian Amerika Serikat sangatlah luar biasa dan saya akan ulas dalam tulisan saya ini.

Minggu yang lalu, saya terkejut membaca berita di Kompas, dalam semi final Piala Konfederasi, Amerika Serikat mengalahkan Spanyol dengan skor 2-0. Ini adalah kemenangan terbesar sepanjang 60 tahun dengan mengalahkan juara Euro 2008 Spanyol 2-0Tidak hanya mengalahkan Spanyol tanpa balas, Amerika Serikat juga menghentikan rekor kemenangan Spanyol yakni 35 kali rekor dunia tak terkalahkan, rekor yang sama yang masih dipegang juara Piala Dunia lima kali, Brasil. Ini juga kali pertama AS berhasil mengalahkan tim peringkat satu duinia versi Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) sejak mereka mengalahkan Brasil pada 1998. Hasil ini bahkan membuat semakin brilian karena AS, dalam dua laga pembukaan Piala Konfederasi harus menyerah dan posisinya tergencet, sebelum mengalahkan Mesir 3-0 untuk merebut tiket empat besar.

Pencapaian yang luar biasa, bukan???
Bandingkan saja, Spanyol berlaga dengan pemain-pemain yang memiliki nama besar dan sangat disegani dalam kancah persepakbloaan dunia. Pemain Spanyol kebanyakan juga berasal dari klub-klub kenamaan Eropa, klub yang terkenal dan kaya lagi. Beberapa pemain berasal dari juara Champion tahun ini, Barcelona. Pemain-pemain hebat dengan skill yang tinggi. Siapa yang tidak mengenal ketajaman striker semacam David Villa, Fernando Torres? Dari lini tengah ada Xavi, gelandang cerdik dengan assit yang jitu, di belakang barisan beknya dipimpin oleh Charles Puyol yang juga punya jam terbang yang tinggi di kompetisi-kompetisi dunia.
Spanyol adalah negara yang diberkati dengan pemain-pemain bertalenta luar biasa saat ini sehingga mereka menjelma menjadi raksasa sepakbola baik lewat klub-klubnya dalam kompetisi antar klub Eropa dan dunia serta kompetisi antar negara. Pemain-pemain besar dengan skil di atas rata-rata, dengan tim yang solid, berbekal pengalaman, statistik kemenangan beruntun ditambah produktivitas gol dan produktifitas serta keagresifan strikernya, Spanyol tidak tertahankan. Tengok saja strikernya yakni fernando torres membuat hattrick saat melawan Selanndia baru, hanya dalam waktu 17 menit. Tidak salah para analis memprediksi final ideal Piala Konfed tahun ini, Spanyol versus Brazil. Seluruh media juga memfavoritkan Spanyol untuk menciptakan final ideal atau final impian melawan Brazil. Kubu Spanyol sendiri sebelum laga melawan AS sangat yakin bisa mengalahkan AS.
Bagaimana dengan Amerika Serikat? Siapa pemain sepakbola Amerika yang terkenal atau yang anda kenal? Rasa-rasanya walaupun diingat-ingat atau dipikir-pikir hampir-hampir nggak ada...
Mungkin yang dikenal publik adalah Tim Howard yang pernah menjadi kiper di MU serta Landon Donovan. Tetapi keduanya tidak populer dan tidak menggema di Indonesia dan di tingkat dunia. Termasuk para pencetak gol Amerika yakni Jozy Altidore dan Clint Dempsey sewaktu melawan Spanyol itupun tidak familiar di telinga kita. Pemain-pemain Amerika Serikat juga berada di klub medioker alias main diklub-klub yang kurang begitu meninjol. Siapa yang menyangka dengan modal pemain seperti ini Amerika Serikat yang sebelumnya dikalahkan brazil, bangkit dan mengubur impian Spanyol untuk selanjutnya melaju ke final.
“Miracle on the grass,” kata Tim Howard. Amerika Serikat tampil trengginas dan membuat Spanyol tidak berkutik. Amerika Serikat mengalahkan salah satu raksasa Sepakbola Eropa dan dunia dan kini mereka perlahan tapi pasti mulai menjelma menjadi raksasa sepakbola. Mungkin ungkapan ini agak lebay sedikit, he he tapi itulah kenyataannya.
Optimisme yang tinggi dari pemain dan tim sepakbola Amerika Serikat ini mengingatkan kita pada ekspresi Obama,”Yes, we can,”. Yes, we can, seakan-akan menggema kembali dan membangkitkan semangat pemainnya. Perlahan tapi pasti mereka bangkit dari kekalahan ketika melawan Brazil dan akhirnya menembus final.
Optimisme tinggi ini patut kita tiru. Amerika yang dalam sejarah ekonomi, politik pernah mengalami jatuh bangun dan pasang surut yang drastis, tetapi mereka berusaha bangkit lagi. Ingat krisis ekonomi tahun 1930-an, pengeboman Pearl Harbor sampai krisis ekonomi belum lama ini.
Tantangan dan krisis itu menjadi batu ujian terhadap optimisme dan daya juang yang sesungguhnya. Tantangan-tantangan itu memunculkan spirit yang lebih kuat dan menghasilkan orang-orang yang membuat terobosan-terobosan baru, mengubah sejarah dan memberikan inspirasi.
Mari kita adopsi semangat dan daya juang yang tinggi untuk bangkit. Kekalahan dan kegagalan hanyalah sementara, selagi kita diberi kesempatan dan waktu. Jangan pernah menyerah menghadapi ‘raksasa’ dalam hidup yang mengkin menjelma dalam bentuk kegagalan dan kekalahan dan usaha, pekerjaan dan sebagainya. Sebagai penutup saya mengutip ungkapan dari Farah Fawcett, bidadari Charlie Angels, sesaat sebelum ia meninggal belum lama ini,”Jangan pernah menyerah, teruslah berusaha.”
Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design