Showing posts with label Motivational. Show all posts
Showing posts with label Motivational. Show all posts

5 Kisah Pengorbanan Ibu Buat Anak-Anaknya

5 Kisah Pengorbanan Ibu Buat Anak-Anaknya

Ibu Tolak Kemo, Meninggal Untuk Menyelamatkan Bayinya
Ketika Stacie Crimm menemukan bahwa ia akhirnya hamil di  usia 41, dia sangat senang. Tapi setelah dia didiagnosis dengan kanker di leher, dia  tahu persis apa yang harus dilakukan ketika dihadapkan dengan keputusan apakah akan menyelamatkan hidupnya atau, bayi yang dikandungnya.  Crimm memutuskan untuk menolak kemoterapi. Ibu heroik bertahan cukup lama untuk melahirkan bayi putrinya, Dottie Mae, dan sempat menggendong bayi dalam pelukannya lalu pergi meninggalkan dunia ini selamanya.

Ibu Mengalami Kebutaan Untuk Menyelamatkan Penglihatan Anaknya
Monique Zimmerman-Stein sebenarnya bisa mendapatkan suntikan yang mahal untuk membantu memulihkan penglihatannya. Tapi dia memilih untuk mengorbankan matanya yang mengalami ancaman kebutaan agar biaya pengobatan bisa dialihkan buat kedua anaknya yang mengalami gangguan genetik langka. Zimmerman-Stein memutuskan dia akan buta, sehingga dia bisa memberikan uang untuk membayar untuk perawatan medis anak-anaknya.

Ibu Kehilangan Kedua Kakinya Demi Melindungi Kedua Anaknya Dari Tornado
Untuk melindungi kedua anaknya dari tornado yang merusak rumah mereka di Indiana, Stephanie Decker, 36,  membungkus anak-anaknya dengan selimut dan melindungi mereka dengan tubuhnya. Sebuah tindakan tanpa pamrih yang menyebabkan dia kehilangan bagian dari kedua kakinya, laporan Associated Press. Suaminya mengatakan" Mereka di sini karena kamu," kata suami Stephanie, Joe.

Ibu Sumbangkan Sebagian Dari Hatinya Untuk Menyelamatkan Putrinya yang Berusia 1 Tahun
Ketika Vanessa Negrete menyadari bahwa putrinya yang berusia 1-tahun tidak bisa lagi menunggu untuk transplantasi hati dari donor meninggal, ia mengambil melangkah untuk menyelamatkan nyawa putrinya. Ibu ini ternyata hatinya cocok dan ia mendonorkan sebagian dari organ hatinya sendiri untuk anaknya. Ini untuk pertama kalinya transplantasi hati dewasa ke anak dengan donor yang masih hidup.

Ibu Tunawisma Dari 5 Anak Menjadi Guru
Ketika peristiwa malang membuat Tracy Stapleton dan lima anak-anaknya hidup di jalanan, ibu ini bertekad untuk tidak menyerah. Ibu New Jersey bangkit, kembali ke sekolah dan menjadi guru, FOX News melaporkan. "Ini adalah apa yang saya lakukan sekarang untuk sisa hidup saya karena ada orang lain seperti saya," kata Stapleton.




Sumber : Huffingtonpost



Hidup Jujur Membuat Hidup Lebih Sehat dan Relasi Lebih Baik

Hidup Jujur Membuat Hidup Lebih Sehat dan Relasi Lebih Baik

Mengatakan kebenaran ketika tergoda untuk berbohong secara signifikan dapat meningkatkan kesehatan seseorang secara mental dan fisik, menurut sebuah “Science of Honesty”  penelitian yang dipresentasikan pada Konvensi Tahunan American Psychological Association tahun 2012 yang lalu.

"Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata orang Amerika melakukan sekitar 11 kebohongan per minggu. Kami ingin mengetahui apakah hidup lebih jujur ​​sebenarnya dapat menyebabkan kesehatan yang lebih baik, "kata Anita E. Kelly, PhD, profesor psikologi di University of Notre Dame. "Kami menemukan bahwa peserta bisa sengaja dan secara dramatis mengurangi kebohongan sehari-hari mereka, dan pada gilirannya kesehatannya meningkat secara signifikan."

Kelly bersama Lijuan Wang, PhD, juga dari Notre Dame, melakukan percobaan kejujuran lebih dari 10 minggu dengan sampel 110 orang, di antaranya 34 persen orang dewasa di masyarakat dan 66 persen adalah mahasiswa. Mereka berkisar di usia dari 18 sampai 71 tahun, dengan usia rata-rata 31. 

Sekitar setengah peserta diperintahkan untuk berhenti berbohong mayor dan minor untuk 10 minggu. Setengah lainnya sebagai kelompok kontrol yang tidak menerima instruksi khusus tentang berbohong. Kedua kelompok datang ke laboratorium setiap minggu untuk menyelesaikan langkah-langkah kesehatan dan hubungan dan untuk mengambil tes polygraph menilai jumlah kebohongan besar dan putih mereka.

Hasilnya selama 10 minggu, peserta yang sedikit melakukan kebohongan ternyata kesehatannya meningkat secara signifikan.  keluhan mereka akan sakit kepala, sakit tenggorokan, ketegangan, kecemasan, dan gangguan kesehatan lain, berkurang. Ketika peserta di kedua kelompok berbohong lebih sedikit dalam satu minggu, mereka melaporkan kesehatan fisik dan kesehatan mental secara signifikan lebih baik minggu itu.

Para  peserta yang berbohong sedikit, mereka melaporkan bahwa hubungan dekat mereka secara personal juga telah meningkat dan bahwa interaksi sosial mereka secara keseluruhan sudah lebih lancar. "Analisis statistik menunjukkan bahwa peningkatan dalam hubungan sangat signifikan menyumbang peningkatan kesehatan yang dikaitkan dengan kurang berbohong," kata Wang, yang merupakan ahli statistik.

Apakah sulit untuk menghindari kebohongan dalam interaksi sehari-hari? Kenyataannya tidak juga. Terbukti, peserta dalam kelompok tidak berbohong mampu menunjukkan upaya mereka untuk menjaga dari berbohong kepada orang lain dalam interaksi mereka sehari-hari. Beberapa dari mengatakan mereka menyadari bahwa mereka hanya bisa mengatakan kebenaran tentang prestasi sehari-hari mereka tanpa melebih-lebihkan, sementara yang lain mengatakan mereka berhenti membuat alasan palsu karena terlambat atau gagal untuk menyelesaikan tugas-tugas. Lainnya mengatakan bahwa mereka belajar untuk menghindari berbohong dengan menanggapi pertanyaan mengganggu dengan pertanyaan lain untuk mengalihkan perhatian orang, katanya.

So, jangan ada lagi dusta dan kebohongan di antara kita :) Bukan saja tidak baik tapi tidak sehat secara rohani, mental dan tentu saja fisik.

Senyuman Bayi di Scan 3D Membuat Ibu Muda Tolak Aborsi

Senyuman Bayi di Scan 3D Membuat Ibu Muda Tolak Aborsi
Seorang ibu mengabaikan nasihat untuk menggugurkan anaknya  setelah melihat scan 3D dari dirinya. Gambar menakjubkan dari bayinya meyakinkan Katyia Rowe untuk menentang peringatan dokter dan menjalani kelahiran bayinya.

Dan dia menceritakan bagaimana dia bangga menggendong  bayi laki-lakinya yang diberi nama Lucian – walaupun usia bayinya hanya SEMBILAN JAM.
Dia bersikeras dia tidak menyesali keputusannya meskipun hal itu sangat  memilukan hatinya.
Katyia, 26, mengatakan: "Saya mungkin hanya menjadi Mami dari Lucian selama sembilan jam tapi itu layak untuk semua yang kami lalui."

Dia sangat senang saat mendapati dirinya akan melahirkan bayi dengan petugas keamanan Shane Johnson, 26 - pasangannya selama empat tahun - pada Maret tahun lalu.

Scan tiga bulan tampak baik-baik saja, tapi scan pada usia kandungan 20 minggu menunjukkan komplikasi. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, dokter menyatakan bom bahwa otak bayi mereka belum terbentuk dengan baik - dan ia akan lahir dengan kondisi cacat berat.

Pasangan, dari Telford, Shrops, diperingatkan oleh para ahli di Rumah Sakit Anak Birmingham bahwa anak mereka tidak akan pernah berjalan atau berbicara dan akan perlu perawatan 24 jam 
Tapi scan real-time secara menakjubkan menunjukkan Lucian tersenyum, meniup gelembung, menendang dan melambaikan tangannya.

Katyia mengatakan: "Meskipun saya diberi tahu semua hal buruk, sementara ia berada dalam diriku kualitas hidupnya tampak menjadi indah - adalah sukacita untuk melihat bayiku ini.”
"Adalah tugas saya sebagai seorang ibu untuk melindunginya, tak peduli berapa lama waktunya tersisa. Dia layak untuk hidup. "
Jadi pasangan itu menolak untuk mengakhiri kehamilan pada 24 minggu.

Lucian lahir pada tanggal 23 Oktober di Royal Shrewsbury Hospital, Shrops, dan bergegas dibawa ke perawatan khusus bayi. Tak lama setelah itu, bidan memperingatkan pasangan itu bahwa anak mereka hanya memiliki beberapa menit untuk hidup.
Lucian ditempatkan di lengan Katyia dan bahkan bertemu kakek-neneknya sebelum kematiannya damainya.

Katyia mengatakan: "Anakku sedang sekarat tapi aku tidak bisa berhenti tersenyum karena aku merasa begitu diberkati, terhormat dan istimewa untuk memiliki kesempatan untuk berpelukan dia, berterima kasih padanya dan mengucapkan selamat tinggal dengan baik setelah semua yang telah kami melalui bersama-sama."
"Tentu saja berat tanpanya. Saya merindukannya setiap menit. "

thesun

Suami Mengorbankan Diri Untuk Menyelamatkan Istrinya : Kisah Cinta Titanic Terulang

Suami Mengorbankan Diri Untuk Menyelamatkan Istrinya : Kisah Cinta Titanic Terulang
Costa Concordia, kapal pesiar mewah Eropa menabrak karang di Kepulauan Gigli Italia pada Jumat malam, 13 Januari 2012 dengan korban enam orang tewas dan lebih dari selusin masih hilang.

Dalam tragedi ini muncul kisah yang mengharukan yaitu kisah pengorbanan seorang suami yang mengorbankan dirinya agar istrinya selamat.

Nicole Servel, 61,yang berasal dari Perancis mengatakan bahwa suaminya  Francis Servel, 71, memberinya jaket penyelamat sebelum mereka melompat dari kapal pesiar yang tenggelam.

Dia berkata: "
Saya berutang nyawa kepada suami saya - jelas dia menyelamatkan saya." Nicole berhasil berenang ke pantai, sementara Mr Servel tersapu air dan tenggelam. "

Berbicara dari rumahnya dekat ToulousePerancis, Nyonya Servel menceritakan teror
yang dia alami sebagai penumpang yang dibiarkan panik dalam gelap gulita, dengan sedikit bantuan atau tidak ada dari kru.

"Dia berteriak:"
Lompat, Lompat, Lompat ". Saya tidak bisa berenang sehingga dia memberi  jaket penyelamatnya kepada  saya.

"
Saya membeku dan tidak bisa melompat, tapi dia melompat dari kapal dan berteriak ke atas" Ayolah, jangan khawatir.

"
Saya melompat dan hal terakhir yang saya dengar adalah dia mengatakan bahwa saya akan baik-baik saja. Lalu saya tidak pernah melihatnya lagi.

"
Suhu air hanya delapan derajat. Ketika saya sendirian di air saya memikirkan anak-anak saya, cucu saya. Memikirkan mereka membuat saya bertahan. Ini membuat saya hidup. Saya tidak tahu bagaimana saya melakukannya.

"Saya berenang selama beberapa menit. Saya tidak dapat mengatakan dengan tepat berapa lama. Dan kemudian
saya menemukan diriku di atas batu. Penduduk desa datang untuk menjemput kami. Mereka membawa kami ke gereja. Saya  sangat dingin, beku. Dalam sakristi kami menemukan jubah. Saya mengambilnya. Ini membuat saya hangat. " (dailymail)


Dalam kisah Titanic tahun 1912 seorang pria muda memberikan jaket penyelamatnya kepada seorang wanita muda  bernama Roberta Maoni dan menplongnya untuk masuk ke dalam sekoci penyelamat. Pria ini akhirnya tenggelam sedangkan Roberta Maoni sendiri selamat.

Dax Locke Menginspirasi The Heart of Christmas

Dax Locke Menginspirasi The Heart of Christmas
Dax Locke bayi berusia dua tahun penderita kanker Leukimia menginspirasi film The Heart Of Christmas. Dax Locke, batita berusia 2-tahun yang berjuang dengan leukemia menarik perhatian dunia pada Oktober 2009. Dax Ryan Locke lahir dalam keluarga Austin dan Julie Locke pada tanggal 26 Juni 2007. Pada usia 13 bulan Dax didiagnosis dengan leukemia AML M7. 

Sebagian dari 29 bulannya dihabiskan di rumah sakit, termasuk 15 bulan di Rumah Sakit St Jude Children di Memphis. Setelah berjuang dan bisa melewati Natal tahun 2009, Dax dipanggil Tuhan pada tanggal 30 Desember 2009.

 "Dia menyentuh kehidupan begitu banyak dalam waktu singkat," tulis Julie Mamanya Dax. "Dia adalah seorang pejuang sampai akhir. Dia akan dikenang selamanya dalam hati semua yang mencintainya. "

  Pada bulan Oktober 2009, dokter memberitahu orangtua Dax yaitu Julie dan Austin Locke bahwa anak mereka kemungkinan tidak akan bertahan sampai hari Natal.

Orang tuanya memutuskan untuk membawanya pulang. Untuk memastikan dia bisa menikmati masa Natal , orang tuanya memasang dekorasi Natal di dalam dan di luar kediaman mereka karena anak mereka suka dengan lampu hias Natal yang berkilauan.

"Kami tidak punya banyak waktu tersisa dengan Dax, kami tidak tahu apakah dia akan bertahan sampai Natal, jadi kami ingin merayakan Natal lebih awal," kata Julie Locke stasiun berita lokal WMBD.

Tetangga dan teman Trish Hurtgen mengatakan dia dan suaminya terinspirasi oleh usaha keluarga Locke, sehingga mereka memasang lampu mereka sendiri dan tetangga didorong untuk melakukan hal yang sama. Segera, seluruh blok itu diterangi lampu-lampu Natal dengan. Mereka juga merencanakan kejutan khusus untuk keluarga.

Sementara orang tua Dax melakukan perjalanan ke Aquarium Shedd Chicago untuk perjalanan khusus dengan Dax, seluruh lingkungan bersatu untuk menghias pohon besar di halaman keluarga sehingga keluarga Dax bisa senang ketika mereka kembali ke rumahnya.

Dari sana, dia dan tetangga lainnya telah membantu mendorong orang untuk menunjukkan dukungan kepada keluarga itu dengan menempatkan lampu-lampu Natal di rumah dan di sekitar masyarakat. Upaya, yang disebut Hiasi untuk Dax, memiliki situs web sendiri dengan ruang untuk orang-orang mana pun untuk mengirim gambar dan melihat menampilkan orang lain.

Hurtgen menyebut Lockes sebuah "keluarga pemberani" bahwa ia menemukan inspirasi, dan ia ingin membantu jika dia bisa.

Para tetangga mengikutinya. Ketika Dax merasa baik-baik saja, orang tuanya akan membawanya untuk naik malam hari untuk melihat lampu-lampu cantik.

Setelah CNN menayangkan cerita tentang Dax, simpati mengalir dari seluruh dunia dan menetapkan masa Natal dekorasi awal.  Foto bersama dengan kata-kata dorongan, mengisi www.decoratefordax.com. Ketika terlalu sakit untuk meninggalkan rumah, Dax akan tersenyum online gambar.

“Saya terpesona oleh kekuatan Dax,” kata ibunya.

Kendati Dax sudah tidak ada lagi, kisah hidupnya dapat disaksikan melalui film the Heart of Christmas. Film ini juga terinspirasi oleh Matthew West yang membuat video music berjudul One Last Christmas yang juga mengisahkan kehidupan dari Dax sendiri.

Sumber :pjstar, cnn.


Klip : Dax's Cancer Story



Klip : "One Last Christmas" Matthew West

Menolong Ternyata Memperpanjang Umur Plus Membuat Sehat dan Bahagia

Menolong Ternyata Memperpanjang Umur Plus Membuat Sehat dan Bahagia
Sebuah penelitian  terbaru  menunjukkan bahwa orang-orang yang menjadi relawan dengan motif utama untuk membantu orang lain kemungkinan  bisa hidup lebih lama –  dibanding dengan  orang-orang yang menolong dengan motif yang berfokus pada dirinya sendiri. Demikian sebuah laporan terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Health Psychology.

Ini adalah penelitian pertama  yang menunjukkan motif relawan dapat memiliki dampak signifikan pada rentang hidupnya.

"Relawan hidup lebih lama daripada orang yang tidak menjadi relawan jika mereka memiliki nilai-nilai altruistik atau keinginan untuk suatu hubungan sosial sebagai alasan utama untuk menjadi relawan," kata laporan berjudul " Motives for Volunteering Are Associated With Mortality Risk in Older Adults," diterbitkan dalam American Psychological Association yang berafiliasi dengan jurnal Psikologi Kesehatan.

Para ahli melaporkan orang yang mengatakan mereka menjadi  sukarelawan untuk kepuasan pribadi mereka sendiri memiliki tingkat kematian yang sama yaitu 4 persen dibanding dengan orang yang tidak menjadi  sukarelawan sama sekali, menurut penelitian ini.

Para peneliti menggunakan data dari tahun 1992, 2004, dan 2008 Wisconsin Longitudinal Study, yang diikuti dengan sampel acak dari 10.317 lulusan SMA Wisconsin dari kelulusan mereka pada tahun 1957 sampai sekarang.

Tim peneliti untuk WLS meminta relawan menjelaskan alasan mereka untuk membantu orang lain.
Beberapa motif lebih berorientasi terhadap orang lain, misalnya: "Saya merasa penting untuk membantu orang lain," atau "Kesukarelawanan merupakan kegiatan penting bagi orang yang kenal baik."

Alasan lain lebih berorientasi pada diri sendiri, termasuk: "Kesukarelawanan adalah usaha pelarian diri dari masalah saya sendiri, "atau" Kesukarelawanan membuat saya merasa lebih baik. "

Hasil penelitian menunjukkan mereka yang mencantumkan  koneksi sosial sebagai motif utama mereka untuk menjadi sukarelawan lebih mungkin untuk hidup lebih lama dibandingkan dengan non-relawan.

"Studi ini menambahkan pada literatur yang ada mengenai efek kuat dari interaksi sosial pada kesehatan dan merupakan studi pertama untuk pengetahuan kita untuk menguji pengaruh motif pada kematian relawan '," kata laporan itu.

"Relawan hidup lebih lama dari nonvolunteers, tapi ini hanya benar jika relawan memiliki alasan yang berorientasi untuk menolong orang lain."

Corporation Nasional dan Pengabdian kepada Masyarakat juga melaporkan bahwa menjadi sukarelawan akan memiliki kemungkinan umur lebih panjang, kemampuan fungsional yang lebih tinggi, tingkat depresi yang lebih rendah dan insiden penyakit jantung lebih sedikit.

"Relawan membantu diri mereka sendiri untuk kesehatan yang lebih baik sambil membantu orang lain," menurut sebuah studi oleh Corporation Nasional dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Riset " Health Benefits of Volunteering: A Review of Recent Research " tahun 2007 telah menemukan hubungan signifikan antara relawan dan kesehatan yang baik. Laporan tersebut menunjukkan bahwa relawan memiliki umur panjang lebih besar, kemampuan fungsional yang lebih tinggi, tingkat depresi yang lebih rendah dan insiden penyakit jantung lebih sedikit.

"Kesukarelawanan membuat jantung  semakin kuat," kata David Eisner, mantan CEO Corporation Nasional dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Bill Wilson, presiden dari Pusat Kongregasional Kesehatan di Winston Salem, NC, mengatakan dalam sebuah kolom yang diterbitkan dalam Baptist Press menyatakan ,”…tidak satupun dari kita dipanggil Allah untuk hidup sendirian," kata Wilson. "Kita semua butuh seseorang, kelompok tertentu, komunitas tertentu untuk membantu kita  memenuhi impian Allah bagi hidup kita. Kita mungkin sangat berbakat, kaya, bijaksana, mandiri dan independen, tetapi pada akhirnya, itu tidak akan cukup. "

"Sekarang ada konvergensi dari penelitian yang mengarah kepada  kesimpulan bahwa membantu orang lain membuat orang lebih bahagia dan sehat. Jadi kata itu keluar - adalah baik untuk menjadi baik. Sains semakin membuktikan hal itu, "kata Dr Stephen Post, seorang profesor di Case Western Reserve University School of Medicine dan rekan-penulis buku yang akan terbit, Why Good Things Happen to Good People: The Exciting New Research That Proves the Link Between Doing Good and Living a Longer, Healthier, Happier Life.


Tae-Ho, Anak Yang Optimis dan Pantang Menyerah Walaupun Tanpa Lengan

Tae-Ho, Anak Yang Optimis dan Pantang Menyerah Walaupun Tanpa Lengan

Terlahir dengan cacat bawaan di tahun 2000, si bocah Yu Tae-ho ini tidak memiliki lengan dan hanya memiliki empat jari pada setiap kakinya. Melihat kondisi tubuhnya dokter meramalkan bahwa dia hanya bisa bertahan sampai usia 10 tahun. Kondisi cacat yang parah dan harapan hidup yang pendek membuat Tae Ho ditinggalkan oleh orang tua kandungnya. Bocah ini akhirnya dirawat oleh Seung Ga-Won. Saat ini Tae Ho sudah berusia 11 tahun dan memiliki semangat hidup yang luar biasa.

Walaupun tanpa lengan dan hanya memiliki empat jari-jari kaki tapi Tae Ho selalu tersenyum dan kondisinya tidak membatasi Tae Ho untuk melakukan aktifitasnya. Dia tidak memiliki kesulitan untuk mengganti pakaian atau menyikat gigi sendiri. Sedari kecil nampaknya dia telah menunjukkan kemandirian dibandingkan kita pada saat seusianya. Saking lincahnya, Tae Ho yang tak berlengan ini seolah tidak ada bedanya dengan anak-anak yang memiliki lengan yang lengkap.

Melihat klipnya sangat mengagumkan karena anak ini tidak mengeluh, tetap mampu menunjukkan sikap optimis dan kemandirian sejak kecillnya. Tae-ho juga memiliki sikap hidup yang positif. Kisahnya telah menyentuh hati puluhan ribu orang secara online dan menjadi pengingat bagi banyak orang yang seringkali kurang bersyukur. Bersyukurlah kita yang dilahirkan dalam keluarga yang mencintai kita dan bersyukurlah untuk anggota tubuh yang lengkap yang kita miliki. Ambilah waktu beberapa menit untuk merenungkan anugerah Tuhan dalam hidup kita dan bersyukurlah untuk segala sesuatu yang kita miliki dan segala sesuatu yang telah diberikan kepada kita. Dan...jangan mudah menyerah menghadapi setiap tantangan dan tetap semangat serta tersenyumlah seperti Tae Ho.

Glenn Cunningham : Never Quit

Glenn Cunningham : Never Quit

Glenn V. Cunningham ( 4 Agustus , 1909 – 10 Maret, 1988) adalah seorang pelari Amerika jarak menengah yang terkenal dan seorang atlit yang dianggap 'miler' (pelari 1 mil)  terbesar Amerika sepanjang masa. Dia menerima penghargaan James Sullivan Award sebagai atlit top amatir di Amerika Serikat pada tahun 1933.

Lahir di Kansas, Glenn memiliki julukan  "Kansas Flyer", "Elkhart Express" dan " Kuda Besi dari Kansas". Julukan yang luar biasa mengingat kondisinya sebenarnya yang tidak biasa. Pada usia tujuh tahun, kaki Glenn Cunningham terbakar sangat parah dalam ledakan dan kebakaran yang menewaskan kakaknya. Dokter keluarga mengatakan dia mungkin tidak akan pernah berjalan lagi. Namun, setelah 22 bulan melelahkan, Glenn berjalan untuk pertama kalinya. Dua belas tahun kemudian, di Elkhart,Kansas, ia berlari dengan kaki yang sakit dan terluka untuk mencatat rekor dunia sekolah menengah atas dalam jarak 1 mil (4:27.7). 

Sepanjang hidupnya dia harus mengurut kakinya dan menghabiskan waktu yang cukup lama untuk latihan pemanasan demi menjaga sirkulasi darah. Dengan kata lain dia tidak pernah berlari dengan mulus dan efisien seperti atlit normal lainnya tapi dia mengkompensasikannya dengan ketekunan dan kekuatan. Dia tidak pernah menyerah. 


Tiga tahun kemudian saat masuk Kansas University, Glenn membuat rekor perguruan tinggi nasional di lomba satu mil. Pada tahun 1934, dua tahun setelah rekor nasional, ia mencatat rekor dunia di jarak 1 mil, rekor yang bertahan selama empat tahun. Lalu ia memenangkan Medali Perak di Olimpiade 1936 di Berlin. Bahkan saat ia bekerja dan memperoleh gelar doktor dalam pendidikan, ia terus mengikutikompetisi, mencatat rekordalam ruangan di tahun 1938 dengan waktu 4:04.4.
Pada tahun 1979, ia terpilih oleh New York City Madison Square Garden sebagai "The Outstanding Track Performer of the Century ". Dia memenangkan 21 perlombaan dan mencatat tujuh rekor dunia di MSG.

Setelah karir Glenn berakhir, ia dan istrinya Ruth menjalankan  pelayanan ‘the Cunningham Youth Ranch’ selama lebih dari 30 tahun. Sebagai orang Kristen yang berdedikasi, Glenn dan Ruth memberikan arah, untuk memiliki iman pada Tuhan dan untuk "tidak pernah berhenti."

Kisah Glenn  telah dirayakan dalam otobiografinya, Never Quit (Ditulis bersama dengan George X. Sand), dan buku Dr. Paul Kiell, 'American Miler: The Life and Times of Glenn Cunningham'.

Berikut adalah wawancara antara Glenn Cunningham dan penulis laris Darryl Hicks selama 1981 yang diedit kembali oleh penulis.

Kami bersekolah di sebuah sekolah kecil dua mil dari rumah kami. Hari itu 9 Februari 1917 dan ada salju di tanah. Seperti biasa saya dan kakakku Floyd 13 tahun, adik berusia 11 tahun Letha, dan Raymond 9 tahun pergi ke Sekolah.

Di sekolah Floyd menempatkan kayu di dalam tungku besar untuk memenaskan ruangan, sementara Raymond dan saya pergi ke papan tulis untuk bermain game dan menggambar.
Saat dia mengambil galon yang berisi minyak tanah yang ada  di dekatnya dan mulai menuangkan ke dalam kompor, tiba-tiba semuanya meledak. 


Tampaknya seseorang telah mengisi gallon itu dengan bensin. Ketika ia menuangkan bensin pada bara api, kami berdua langsung diselimuti dalam api. Kami terjebak di dalam, menghirup semua asap. Syukurlah Letha mendengar ledakan dan melihat api dan asap di dalam jendela, dan
ia berlari untuk menarik pintu samping terbuka.

Dokter mengatakan bahwa tidak ada harapan untuk Floyd. Ia terbakar terlalu parah. Dokter mengatakan kepada orang tua saya, "Jika infeksi itu terlalu buruk, "katanya kepada Ibu dan Ayah," kita tidak akan punya pilihan lain selain mengamputasi. Apapun, Glenn tidak akan pernah dapat berjalan lagi dengan kakinya. Kakinya terbakar terlalu parah. "

Floyd keadaanya semakin memburuk. Dia tidak berbicara sama sekali. Kemudian sekitar tengah malam setiap malam, dia mulai bersenandung melodi himne lama, " God Be with You Till We Meet Again ". Kami menghadiri kebangunan rohani gereja. Bahkan, saya  telah menjadi Kristen di salah satu rumah persekutuan. Saya ingat itu lagu favorit Floyd. Beberapa hari kemudian, ia bersenandung, , kata-kata yang sebenarnya pertama saya dengar sejak ledakan. Dia menyelesaikan baris terakhir dengan terbata-bata, "Bertemu ... bertemu ... di kaki Yesus," lalu ia mengambil tangan Ibu dan menaruhnya di wajahnya. Dia meninggal sembilan hari setelah kebakaran....

Infeksi mulai menyebar melalui kaki saya. Dokter menyarankan amputasi. Meskipun mereka tidak berada di ruangan tempat aku terbaring, aku ingat dengan jelas setiap kata –katanya kepada Ibu, "Anda akan menghadapinya. Glenn akan menjadi cacat seumur hidupnya. " Saya pikir itu pada saat itu bahwa saya membuat salah satu keputusan terbesar dalam hidup saya.
Ketika Ibu datang kembali, aku mengatakan ,”TIDAK  akan menjadi cacat!Wanita itu salah."Syukurlah! Ibu melakukan sesuatu yang saya akan selalu bersyukur atas. Dia menciumku dan berkata, "Aku tahu, Glenn. Dia salah. "Saya ingat pernah mengatakan berulang kali," Saya akan berjalan!
Saya  akan berjalan! "

Saya telah kehilangan semua daging di lutut dan tulang kering, serta semua jari-jari kaki pada kaki kiri saya. Lengkung transversal saya sebagian besar hilang. Namun keluarga saya terus merawat saya dengan memijat kaki saya. Bahkan setelah saya bisa berdiri, memegang dengan baik tempat tidur atau
kursi, anak tetangga berkata, "Ah, Anda tidak akan pernah berjalan lagi!" Tapi, saat itu saya tahu bahwa itu tidak akan menghentikan saya.

Malam Natal 1917, Glenn memberi ibunya hadiah Natal dengan mengambil langkah pertama
tanpa memegang apa-apa. Tetangga dan anggota keluarga mengatakan bahwa Glenn
 berjalan miring. Dia masih tidak bisa meluruskan kaki kanannya. Setiap langkah adalah "seperti belati," tapi dia tidak pernah berhenti berusaha. Lalu ketika dia berumur 12, setelah Cunningham pindah dekat Elkhart, ia meraih kemenangan dalam perlombaan lari mil di trek dan lapangan sekolah.


Saya muncul  di trek dengan celana kerja yang dan tebal bersol sepatu kanvas. Saya
adalah anak kelas empat, dan sebagian besar lainnya atlet sekolah tinggi. Semua dari mereka mengenakan celana pendek lari dan sepatu lari berduri.
Saya  pasti terlihat seperti David berbaris melawan semua raksasa, tapi pasti akan menang! Dan Glenn membuktikannya.


Selama bertahun-tahun, Glenn menghabiskan banyak waktu melalui ritual melelahkan melakukan pemanasan dan memijat kaki bekas lukanya tetapi Glenn tampaknya tidak pernah menyebutkan kekakuan dan nyeri kaki yang membakarnya dalam setiap wawancara selama dia mengikuti pertandingan. 

Ibu saya dan Ayah selalu mengajak kami untuk  tidak pernah mengeluh. Saya diminta untuk melakukan
banyak pidato selama bertahun-tahun, dan saya sering berbicara tentang mengatasi tantangan, tapi saya hanya selalu berpikir bahwa saya harus melakukan yang terbaik dan tidak pernah berhenti.

Selama hidupnya Glenn sering berkata, "Aku lebih suka mati daripada menjadi biasa-biasa saja." Dalam kehidupan, ia ingin menjadi yang terbaik, meskipun dia tahu kegagalan tersebut sebagai penting untuk
sukses sebagai pemenang. Dia mencontohkan kebutuhan untuk menang jujur, bertujuan tinggi,
mengejar kebahagiaan dan tidak pernah berhenti.

Glenn sebenarnya bisa menggunakan ketenaran dan kelebihannya untuk meraih banyak uang tapi dia tidak melakukannya. Dia justru mendanai pelayanan bagi anak muda  yang dia lakukan seumur hidupnya dan juga penjadi pengkhotbah. Ayat favoritnya adalah Yesaya 40:31 “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” 

Isaiah 40:31""But those who wait on the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings like eagles, they shall run and not be weary, they shall walk and not faint."

sumber : http://www.mybestyears.com/InterviewSpotlights/CUNNINGHAMGlenn, Wikipedia, dll.


 


Su Meck, Meraih Gelar Setelah Sempat Kehilangan Ingatan

Su Meck, kini 45 tahun,  pernah kehilangan memori otaknya pada umur 22 tahun. Baru-baru ini ia meraih pencapaian yang luar biasa dalam hidupnya yaitu meraih gelar di bidang musik dari Montgomery College dengan IPK yang mencengangkan yaitu  3,9.

Su Meck, di tahun 1988 saat berumur 22 tahun, terpukul kipas langit-langit di dapur selagi memasak. Seminggu kemudian ia sadar, tetapi menurut dokternya kapasitas mentalnya seperti seorang anak kecil. Otaknya seperti anak berumur 4 tahun. Bicaranya hanya beberapa frasa. Su Meck tidak lagi mengenal suami dan dua anak laki-lakinya yang masih bayi. Ia hampir tidak bisa membaca atau menulis,berjalan, makan, berpakaian atau menyetir.

Tes dengan MRI menunjukkan, otak Meck mengalami keretakan. Cedera ini membuatnya mengalami amnesia retrograde lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat masa lalu. Suami Meck, Jim, menjelaskan, istrinya seperti orang mati. “Kepribadiannya hilang,” kata Jim seperti dikutip dari situs Washington Post.


Dia meninggalkan rumah sakit dua bulan kemudian dengan melewati beberapa tes seperti mengendarai sepeda, menyiapkan makanan dan membaca sebuah buku cerita anak-anak. Buku pertama Su 'yang baru" adalah   Dr. Seuss’s “Hop on Pop.”

Saat ia kembali ke keluarganya tentu saja ia mendapatkan bantuan dari suaminya, keluarga dan temannya. Tapi kembali ke dalam kehidupannya sebagai istri dan ibu muda dari anak-anak bagianya seperti "terjun bebas". Ia tidak mengenali mereka dan ia sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan. Su Meck mengaku sering bingung. "Apa yang harus aku lakukan? Apa rencanaku ke depan? Apa tujuanku? Apakah aku harus jadi aku yang dulu sudah dikenal orang ataukah aku harus jadi orang baru?" Ia juga harus mencintai suami dan anak-anak yang "belum ia kenal".

Akan tetapi, perlahan dia berhasil menjalani hidup. Ia belajar makan, berpakaian, menelepon sendiri, bersepeda, serta membaca dan menulis. Beberapa tahun setelah kecelakaan, ia takut berbicara lewat telepon. Menulis juga jadi salah satu tugas yang sulit dilakukannya. Su Meck seringkali kehilangan orientasi saat berkomunikasi via telepon dengan keluarganya di tahun-tahun awal setelah keluar dari rumah sakit. Akhirnya ia berkomunikasi dengan mereka lewat surat dengan tulisan dan spelling seperti anak kecil.

Pada sebuah e-mail untuk ibunya, Su Meck menulis, "The boys play good with Legos now so givs me a chance to rite. I hav to go to mor doctors be case fall lots to hitig head bad head ackes."

Selama bertahun-tahun, Meck hidup sebagai istri dan ibu. Dia pun belajar membaca dan menulis dari anak-anaknya. Dia menjadi relawan di perpustakaan sekolah sehingga bisa membaca dan belajar kembali. Putranya, Benjamin Meck mengenang ,"Sekolah itu adalah untuk kami berdua."

Pasca kecelakaan, putra ketiganya, Kassidy (18) lahir. Sembilan belas tahun setelah kecelakaan, pada tahun 2007, Meck sekolah lagi untuk pertama kalinya. Mengapa Meck kuliah? “Saya tidak benar-benar tahu apa yang akan saya lakukan. Dan Montgomery College ada di sana,” jelasnya.

Dia bertanya anak-anaknya apa yang harus dibawa ke kelas, bagaimana membuat catatan, bagaimana mengajukan pertanyaan dan menulis paper. Kelas pertamanya adalah sosiologi, manajemen stres, dan remedial matematika.

Menurut Jim, Meck adalah pelajar yang lambat. Dia harus bersusah payah mengerjakan tugas, membaca bagian yang sulit berulang-ulang  sehingga dia bisa mengingatnya.

Dengan perjuangan yang penuh ketekunan, Meck akhirnya lulus dan meraih gelar college pertamanya dengan IP 3,9 dan mendapatkan p[enghargaan kehormatan Phi Theta Kappa. Setelah ini, Meck dan suaminya berencana pindah ke Massachusetts. Dia  mendaftarkan diri di Smith College, Massachusetts untuk meraih gelar sarjana.


Su Meck berdoa saat makan bersama dgn ayah dan putrinya (kanan).

Jean-Dominique Bauby, Menulis Buku Hanya Dengan Kedipan Mata

Jean-Dominique Bauby, Menulis Buku Hanya Dengan Kedipan Mata


Jean-Dominique Bauby, adalah seorang jurnalis Perancis terkenal dan editor majalah fashion Elle.
Pada saat dia terbaring sakit, dia bisa berpikir tetapi tidak bisa berbicara. Dia ingin menulis tapi tidak bisa menggunakan tangannya. Akhirnya hanya  dengan berkedip, dia mampu ‘menulis’ sebuah buku yang
menjadi best seller yang akhirnya diangkat ke layar lebar.

Pada tanggal 8 Desember 1995 Jean-Dominique mengalami serangan stroke yang sangat hebat. Dua puluh hari kemudian setelah serangan strokenya dia menemukan dirinya tidak bisa berbicara lagi, satu-satunya anggota  tubuh yang bisa digerakkannya hanyalah kelopak mata kiri yang bisa dikedipkannya. Dia mengalami kondisi yang disebut 'locked-in syndrome', kondisi yang secara mental seenarnya baik tetapi sebagian besar
tubuhnya lumpuh. Dalam kasus Bauby mulut, tangan dan kakinya lumpuh dan dia langsung kehilangan 27 kilo berat badannya pada dua puluh minggu pertama setelah serangan stroke.

Walaupun kondisinya sulit, tidak bisa berbicara ataupun menulis, dia punya tekad yang sangat besar. Dia menulis buku yang berjudul 'The Diving Bell and the Butterfly' dengan cara berkedip. Asistennya akan menunjukkan  padanya secara lambat alfabet dan dia akan berkedip pada huruf yang dipilihnya. Bauby mengarang dan mengedit buku dengan dibantu oleh Claude Mendibil yang menyusun huruf alfabet untuk memudahkan Bauby. Huruf demi huruf dirangkai, kata demi kata dijalin menjadi memoar
hidupnya. Hasilnya adalah 173 halaman buku yang diberi judul  "The Diving Bell and the Butterfly" . Bukunya dipublikasikan di Perancis pada tanggal 7 Maret 1997. Dia mendiktekan pengalamannya selama dia
mengalami sakitnya. Dia mengatakan bahwa betapa sulitnya bagi dia walaupun hanya untuk menelan ludah. Tapi buku itu bukan hanya berisi kisah sedihnya tetapi juga ada sukacitanya. Dia ingin pembacanya tahu bahwa dia tetap bisa merayakan hidup dan melakukan sesuatu untuk orang lain. Ada juga bagian yang menyentuh yaitu saat Fathers Day, dia mengatakan bahwa anaknya tinggal beberapa inci di depan wajahnya, dia ingin menyentuh rambut anaknya dan ingin memeluknya tetapi dia tidak bisa....Mengharukan. Bauby meninggal dunia dua hari kemudian setelah bukunya diterbitkan akibat penyakit pneumonia.

Tahun 2007 film tentang kehidupannya dirilis dengan judul yang sama dengan bukunya "The Diving Bell and the Butterfly" dan dibintangi aktor  Mathieu Amalric sebagai Bauby. Film ini mendapatkan penghargaan dan nominasi termasuk  the Best Director Prize di Cannes Film Festival dan di Golden Globe Award untuk  Best Foreign Language Film & Best Director, dan mendapatkan 4 nominasi Academy Award.

Apa yang bisa kita pelajari dari kisah Jean-Dominique Bauby:

Pertama, membuat sebuah pilihan. Bauby kendati hanya bisa berbaring
tetapi dia membuat pilihan untuk tetap berkarya. Dia bisa saja memilih
untuk terus berbaring dan tidak melakukan apa-apa. Tapi dia  membuat
pilihan tepat, dia memilih untuk menghadapi hambatan fisik dan mampu
menaklukkannya. Dengan kedipan, dia menulis sebuah buku.

Kedua, hadapi situasi Anda. Ini adalah hal yang mudah diucapkan tapi
sulit dilakukan. Tapi jika kita punya komitmen atau tekad untuk
menaklukan tantangan dan hambatan maka kita harus terima situasi itu
dahulu. Mengingkari realita atau kenyataan atau mencoba melarikan diri
dari situasi tidak akan menghasilkan apa-apa.

Ketiga, fokuslah pada apa yang anda lakukan. Bauby hanya berpikir dan
berkedip. Hanya itu yang ia lakukan dan ia mampu berkomunikasi dan
menulis surat kepada sahabat dan keluarganya. Serta menulis sebuah
buku.

Keempat, bertekunlah. Ketekunan itulah kuncinya. Banyak orang yang
menyerah setelah menghadapi kegagalan dan tidak mau bangkit lagi.
Jangan pernah menyerah. Bauby menunjukkan ketekunan dan daya tahan
yang tinggi saat berkedip dan harus memnilih huruf satu per satu
dengan berbagai ide yang ada dalam pikirannya. Dia tidak menyerah tapi
bisa menuntaskan bukunya. Jangan berhenti berusaha.

Bauby telah menunjukkan kepada kita perjuangan dan semangat untuk
berkarya di tengah keterbatasan, kelumpuhan dengan ruang gerak yang
hanya secuil. Tapi secuil itu bisa dia pakai untuk menuliskan karya
yang luar biasa, karya yang berdampak bagi dunia. Dia bisa membuktikan
bahwa hambatan atau kelumpuhan tidak bisa membatasinya.
Apa yang kita punya saat ini jauh lebih baik. Kita
tidak hanya bisa berkedip tapi  bisa mengetik, menulis pakai tangan
dengan leluasa dan bebas beraktifitas. So, jangan mengeluh, buatlah
sesuatu, tulislah sesuatu yang bermakna dalam hidup.

Catherine Photos, Nenek Berusia 89 Lulus College dengan IP 3,98

Catherine Photos, Nenek Berusia 89 Lulus College dengan IP 3,98
Image and video hosting by TinyPicWEST PALM BEACH, Fla.- Ini adalah kisah tentang ketekunan. 


Catherine Photos yang sudah berusia  89 tahun ini membuktikan bahwa tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Dia lulus dan diwisuda di Palm Beach State College dan mendapatkan gelar dalam bidang seniCatherine Photos adalah salah satu dari antara 1700 orang yang diwisuda di Palm Beach State College. Dia lulus dengan IP 3,96. 

Ini adalah saat yang telah dinanti-nantikan Catherine setelah bertahun-tahun menunggu. Impiannya untuk kuliah sudah muncul sejak tujuh dekade yang lalu saat ia berada  di sekolah menengah tetapi  sewaktu lulus dia terpaksa harus bekerja.  Tahun 1946 ia menikah dengan Steve dan membesarkan ketiga anaknya. Ia juga sibuk mengelola klub renang pribadi di Pennsylvania, mengelola bar di Detroit, memiliki empat restoran cepat saji McDonald’s di Maine



"Ketika saya melihat tantangan, saya ingin untuk menaklukkannya", kata Catherine. Memperoleh gelar di College jelas tidak mudah bagi wanita seumuran dia tetapi dia mengatAkan bahwa life skill itulah yang membantu dia untuk memperoleh gelar saat ini. 


Ayah Photos adalah seorang Imam di gereja Ortodox dan menguasai tujuh bahasa. Ibunya adalah seorang aktivis masyarakat. Orang tuanya selalu mengajarkan Catherine untuk terus belajar. Dengan tekad itulah maka dia berhasil menjadi juara 1 di kelasnya saat bersekolah di  William Penn High School. 


Photos mulai kembali kuliah di tahun 2001, tujuh tahun setelah kematian suaminya. Saya merasa kosong ketika duduk sendirian di rumah dan tidak mengerjakan apa-apa,” katanya.  Perjuangan Photos masih belum selesai. Photos akan melanjutkan kuliah di Florida Atlantic University untuk mempelajari bahasa Inggris.


"Saya sangat bangga padanya," kata putrinya Victoria Photo”Dia sangat tekun. Ketika harus mengerjakan tugasnya, Ibu saya melakukan dengan sungguh-sungguh,” kata anaknya, Ilene, yang tinggal di Washington.



"It's never too late...it's never too late," said Photos.



Paradox

Paradox


Paradoks adalah suatu yang nampaknya bertentangan tapi sebenarnya mengekspresikan realita yang sebenarnya... Contohnya Indonesia, kalau mau dibilang negara kaya sebenarnya orang akan tertawa, kaya apanya? Bukan cuma orang luar negeri mungkin kita sendiri tertawa dan menyangsikan hal tersebut. Tetapi walaupun kita nggak kaya, tapi sebenarnya kaya! Nah, bingung khan? Itulah kira-kira yang namanya paradox. Kaya apa dulu? OK, ini memang perlu dijernihkan atau diklarifikasi. Kalau dalam hal kesejahteraan atau ekonomi kita jelas nggak kaya. Dibandingin dengan negara tetangga saja kita kalah. Tetapi kalau secara sumber daya alam dan seni budaya kita sangat kaya bahkan melimpah. Sebenarnya tidak hanya dari sumber alam dan seni budaya tetapi sumber daya manusiapun, negara kita kaya, bahkan memperkaya negara lain. Memperkaya di sini berarti ikut memajukan dan mengembangkan pembanguhan di negara lain.

Sewaktu saya ke Malaysia beberapa tahun lalu, ada seorang teman kami yang memiliki kakak perempuan dan tinggal di Kuala Lumpur. Kakak perempuannya sudah berkeluarga dan bekerja di Kuala Lumpur. Sewaktu berbincang dengannya, dia mengatakan bahwa dia mendisain program komputer di airport di Kuala Lumpur. Airport di Kuala Lumpur memang jauh lebih bagus dibanding kita, tetapi yang mengaggumkan bahwa program komputer yang digunakan di airport itu ternyata adalah hasil karya orang Indonesia. Wow, dalam hati saya, benar-benar hebat orang ini. Lalu saya menanyakan apakah dia pernah berniat untuk merancang program tersebut buat Indonesia? Ternyata dia pernah mengajukan ke pemerintah tetapi tidak ditanggapi serius. :(

Ada lagi insinyur dari Indonesia yang membangun tower yang terkenal di Kuala Lumpur. Menara Kuala Lumpur (KL Tower), yang juga merupakan salah satu menara tertinggi di dunia, arsitek bangunan kebanggaan orang Malaysia ini adalah insinyur Indonesia. Bukankah negera kita juga memeperkaya negara lain? OK dari tenaga ahli kita sebenarnya bisa diandalkan. Dari tenaga kerja? Nggak usah ditanya. Waktu saya jalan-jalan ke Genting Highland ketemu ibu-ibu dari Jawa sebagai pekerja di situ, naik kereta gantung ternyata ketemu mas-mas berlogat Jawa. Pembangunan di negara jiran ini juga ternyata didukng oleh warga negara kita sendiri. Walaupun terbilang kasar, tetapi tanpa mereka maka infrastruktur di negara tersebut tidak akan mungkin dibangun dengan lancar. Masih banyak lagi tenaga Indonesia yang bekerja sebagai dosen, ahli riset di negara tetangga kita tersebut dan mereka mendapatkan sevice yang sangat baik, jauh lebih baik dibanding negaranya sendiri. Itu baru di negara tetangga. Di posting sebelumnya saya menuliskan bahwa Profesur termuda Amerika Serikat masih berkewarganegaraan Indonesia. Penemu planet baru, ternyata orang Indonesia juga.

OK, ada lagi satu kekayaan yang dimiliki Indonesia. Sumber seni dan budaya kita berlimpah. Kita memiliki kekayaan budaya yang melimpah, tarian, lagu daerah, makanan, hasil alam dan berbagai sebni budaya lain yang nggak tersaingi oleh negara manapun. Indonesia memiliki budaya yang paling beraneka ragam di dunia. Kebanggaan suatu negara sebenarnya bukan cuma kemajuan ekonomi dan teknologi, tetapi juga kebanggaan dalam seni dan budaya. Ini yang merupakan identitas dari suatu negara atau bangsa. Dan kita patut bangga memiliki itu. Saking hebatnya hasil seni budaya kita akhirnya menarik perhatian bangsa lain untuk memilikinya. Padahal kalau bercermin dari bangsa kita sendiri, kita jarang mengapresiasi hasil budaya sendiri. Dalam klaim atas budaya kita sendiri yakni hak cipta atas karya seni dan budaya kita sangat lamban. Berdasarkan laporan dari Kompas, inventarisasi dan pengurusan ribuan hasil karya seni budaya kita sangat lamban. Kita juga sangat kurang dalam publikasi media. Bandingkan Malaysia sangat proaktif dalam mengklaim hasil seni budaya mereka sampai kebablasan. Mereka juga aktif mempublikasi hasil seni budaya lewat media, televisi, iklan sampai buku-buku diterbitkan untuk itu. Sedangkan di kita, tari-tarian daerah semacam pendet jarang ditayangkan di televisi. Untuk iklan atau untuk tayangan khusus sangat jarang menayangkan tarian daerah. Yang dominan acaranya sinetron dan tayangan magis serta hipnotis. Begitu ada yang memakainya untuk iklan di luar negeri kita jadi kelabakan. Tari pendetku diambil…...

Bagaimanapun, khazanah seni dan budaya kita sangat berlimpah walaupun kurang diapresiasi. Paradoks juga khan? Yang pasti, bangsa kita tetap kaya dan bisa memperkaya bangsa atau negara lain walaupun ekonomi masih belum hebat dan kita masih terlilit hutang. Saking banyaknya kekayaan alam kita jadi nggak bisa dihargai dan dikelola dengan baik. Kekayaan bangsa kita nggak cuma hasil alam atau seni dan budaya, banyak tenaga-tenaga ahli yang bisa diandalkan tetapi akhirnya mereka lari ke luar negeri karena di luar negeri lebih dihargai. Bahkan seni dan budaya kita di luar negeri jauh lebih dihargai. Lihat saja bangsa luarpun ikut mengincar hasil seni budaya kita, he he. Karena itu perlu sikap dan kesadaran semua pihak termasuk pemerintah untuk tidak terlena dengan segala kekayaan alam ini tetapi mau mengolah dan menghargai sumber-sumber alam dan sumber daya manusia Indonesia. Masakan kita masih impor pangan, impor ikan, impor tempe, impor tenaga ahli terus dari negara lain. Katanya kita punya lahan yang luas, tenaga kerja melimpah, sumber daya manusia yang bisa diandalkan. Katanya kita kaya. Nah, makanya jangan terlena, ntar kita makin ketinggalan.

10 Hal yang patut disyukuri dan dibanggakan orang Indonesia

10 Hal yang patut disyukuri dan dibanggakan orang Indonesia


Jelang peringatan Kemerdekaan negara kita tahun ini saya lagi mikir-mikir apa yang kita bisa banggakan dari negara kita. Citra negatif yang terlanjur melekat dan ditambah tragedi bom di Jakarta jadi membuat miris dan pesimis. Kadang iri juga dengan negara tetangga Singapura, Malaysia, Thailand yang terus maju dan adem ayem aja. Karena itu saya mencoba berpikir dan melihat dengan kacamata positif bahwa sebenarnya di tengah citra negatif dan kondisi runyam bangsa ini, sebenarnya masih ada yang patut kita syukuri dan kita banggakan. Emang ada? Ya iyalah. Yuk kita tengok sama-sama:

1. Indonesia adalah Negara demokrasi
Dari 10 negara ASEAN, praktis Indonesialah yang sudah mencapai taraf demokrasi dan mulai mendekati ideal sehingga beberapa pemimpin dunia menyebut Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah India dan Amerika Serikat. Ck, ck, ck. Demokrasi di Indonesia juga memungkinkan siapapun bisa mencalonkan diri sebagai caleg ataupun capres dan cawapres. Tertarik jadi caleg atau capres di pemilu mendatang?

2. Tempat wisata yang terbentang luas di mana-mana.
Sektor wisata alam Indonesia menawarkan banyak keanekaragaman tujuan wisata: gunung, pantai, danau dan kehidupan bawah laut. Mulai dari ujung Sumatra, Jawa, Kalimantan, Maluku, Bali, NTT dan ujung Papua. Saya aja belum sempat mengunjungi tempat-tempat wisata top di Indonesia. Tempat wisata terkenal yang saya kunjungi selama ini baru Bali dan Lombok. Sumatra aja belum, apalagi Kalimantan, dan Papua. Sedihnya, saya yang dari Manado aja belum sempat ke Bunaken yang katanya "the most beautiful garden under the sea". Ha ha ha.

3. Seni budaya yang beraneka ragam
Seni budaya kita sangatlah kaya, unik dan luar biasa bahkan bisa menginspirasi musisi klasik dunia. Claude Debussy, musisi klasik dunia dari Perancis bahkan terinspirasi oleh Gamelan Jawa. Karyanya seperti Pagodes (Pagoda), d’Estampes (ilustrasi), dua belas prelude (1910 – 1913), La fille aux cheveux de lin (Gadis berambut linen), Feulis mortes (Daun – daun kering) dan masih banyak lagi karya lainnya adalah hasil inspirasi musik Gamelan Jawa...
Khazanah seni dan budaya Indonesia yang unik itu terus mengundang decak kagum dan memberi inspirasi bagi banyak orang bahkan termasuk orang asing sampai hari ini. Padahal belum tentu orang Indonesia bangga karenanya... Musik, tarian, kerajinan daerah kita sangatlah menarik dan mengundang pesona. Ketika saya berkunjung ke Bandung dan melihat musik angklung dimainkan, wow. Nggak nyangka musik bambu itu sangat luar biasa. Ini baru satu contoh.

4. Hasil alam yang khas dan unik tiada duanya
Kopi Indonesia paling terkenal! Di gerai Starbucks di berbagai penjuru dunia anda akan menemukan kopi Java dan kopi Toraja. Di London, Hongkong, New York dan kota-kota besar dunia pasti ada. Saking terkenalnya kopi Indonesia sampai-sampai dijadikan bahasa pemrograman. Katanya, orang bule menyebut kopi adalah Java dan yang membuat program Java selalu meminum Java ketika membuat programnya... Karena dia selalu ditemani minuman Java, maka ia menamakan bahasa pemogramannya adalah Java. Keren kan??

5. Biaya hidup dan harga barang yang masih murah dan terjangkau
Tentunya dalam rupiah. Kalo biaya hidup di luar negeri jelas sangat mahal. Di Singapura, misalnya biaya hidup 2-3 kali lipatnya dibanding dengan Indonesia. Di Indonesia malah masih murah dan bisa bayar pembantu. Kalo tinggal di luar negeri mana bisa bayar pembantu, mahalnya minta ampun. Barang-barang di Indonesiapun relatif terjangkau. Transportasi di indonesia juga masih murah. Terus terang saya bersyukur dengan transportasi apalagi di Jawa dan Jakarta. Di Jakarta, bis Transjakarta sangat memudahkan ke mana-mana. Cuma bayar 2500 perak di pagi hari di bawah jam tujuh dan bayar 3500 perak di atas jam tujuh udah bisa keliling Jakarta. Walaupun kadang telat dan macet, transportasi di Indonesia masih bisa dinikmati. Macet? Ojek aja, ha, ha, ha

6. Kebebasan beribadah masih terjamin.Indonesia secara umum masih kondusif dalam hubungan antar umat beragama. Toleransi masih nampak. Tempat ibadah berbeda keyakinan bahkan bisa berdampingan dan toleransi antar umat beragama masih terjaga.

7. Kebebasan mengakses & memanfaatkan media : internet, dan televisi
Kita masih bebas mengakses internet dan memanfaatkan internet sebagai media untuk mengekspresikan diri. Tidak seperti di Kuba, Iran dan beberapa negara sangatlah ketat dan sebagian situs diblok. Di Indonesia, bikin web atau blog pribadi masih bebas. Walaupun kecepatan akses sangat beragam, kadang-kadang lemot juga tapi masih bisa connect dan bisa online.
Kita juga masih bebas menikmati pilihan chanel TV yang ada mulai dari chanel lokal sampai chanel luar dengan berbagai acara, baik yang bermutu sampai yang nggak mutu juga ada. Penonton di Indonesia sangat dimanjakan dengan chanel TV yang berlimpah, tinggal pilih paketnya maka mau film? Sinetron? Liga Inggris? Liga Spanyol? Tinggal pencet remote dan klik.

8. Makanan yang murah meriah dan beraneka ragam.
Indonesia sebenarnya surga makanan. Mulai dari Warteg sampai Padang. Dari sop buntut sampai bubur Manado. Dari Chinese Food sampai Nasi Lemak juga ada. Soto, rawon, bakso, bakmi, juga tersedia dengan berbagi aneka rasa. Tinggal pilih menunya dan harganya. Tentunya ini nggak boleh ketinggalan yaitu sea foodnya Indonesia sangat berlimpah. Saya sendiri penggemar sea food terutama ikan. Hm, jangan kuatir, ikan di Indonesia banyak dan kalau dibikin ikan bakar dengan sambal pedes, yummy. Snack atau camilan juga sangat beragam dan rasanya uenak tenan. Ada tahu Sumedang, tahu Kediri, bakpia pathok Jogja, enting gepuk Salatiga, kerupuk dengan berbagai rasa dan lain-lain. Bahkan mi instant Indonesia terkenal lezat harganya juga sangat murah asal jangan makan mi instant terus.

9. Mentalitas dan daya tahan penduduk Indonesia.
Orang Indonesia termasuk tahan banting alias terbiasa hidup susah. Bahkan dengan makanan yang minim dan nggak higinies masih bisa hidup dan kuat kerja. Pernah liat di Oprah Winfrey Show ttg kaum miskin di US yg diceritakan hidup begitu mengenaskan dan akhirnya diberi bantuan oleh Oprah. Padahal kehidupan mereka dibandingkan sebagian penduduk Indonesia jauh lebih baik. Kayak gitu aja mereka udah nangis2 darah sampe mau bunuh diri... Nah, masyarakat kita mau seburuk apapun hidupnya, masih bisa berkata : "Untung masih punya rumah..", "Untung masih bisa makan..", "Untung masih bisa kumpul keluarga..", "Untung masih hidup..". Ini bakal jadi modal kita buat hadapin krisi global sekarang... :).

10. Prestasi anak bangsa dalam berbagai bidang

Ada Johny Setiawan, astronom asal Indonesia yang bekerja di Max Planck Institute for Astronomy Jerman sejak 2003, Dia dengan timnya menemukan delapan planet di tata surya. Tiga di antaranya adalah planet yang dinamai HD 47536c, HD 110014b, dan HD 110014c. Johny, satu-satunya ilmuwan non-Jerman di antara tiga peneliti planet lainnya di MPIA.

Ada Nelson Tansu meraih gelar Profesor termuda di Amerika. Nelson Tansu lahir di Medan, 20 October 1977. Dia meraih gelar Doktor (Ph.D) di bidang Electrical Engineering pada usia 26 tahun. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi Profesor di Lehigh University tempatnya bekerja sekarang.

Teknologi kita juga tak kalah dengan bangsa lain.
Batik Fraktal misalnya dengan software JBatik memenangkan Pacific Information and Communication Technology Award.

Game multiplayer terbaru Nusantara Online dengan engine game ANGEL ( Another game Engine Library )yang termasuk engine game kelas tinggi mampu menghasilkan obyek tiga dimensi dengan penampilan yang nyata adalah hasil karya anak bangsa.

Robot buatan Indonesia DU-114 mampu menjadi juara dunia, memenangi kontes Robogames 2009 dalam divisi open fire fighting contest.

Tim Olimpiade Matematika, Kimia dll yang tiap tahunnya memenangi lomba dengan berbagai medali dan penghargaan.

Bidang olah raga, ada Chris John yang dengan jotosannya mampu membuatnya berjaya di dunia tinju Internasional.

Dan masih banyak lagi yang daftarnya akan sangat panjang kalau disebut satu-persatu di sini.

O ya ada yang ketinggalan, ada Ronny Dee yang bikin blog Indoslide ( ha ha, ini sih narsis).Tapi khan saya anak bangsa juga...Peace :)

The Plumber

Ada dua kisah nyata inspiratif yang akan saya adaptasi. Pertama tentang seorang tukang pipa (plumber). Alkisah, bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman sedang pusing karena pipa keran airnya bocor, ia takut anaknya yang masih kecil terjatuh. Setelah bertanya ke sana-kemari, ditemukan seorang tukang terbaik. Melalui pembicaraan telepon, sang tukang menjanjikan dua hari lagi untuk memperbaiki pipa keran sang bos. Esoknya, sang tukang justru menelepon sang bos dan mengucapkan terima kasih. Sang bos sedikit bingung. Sang tukang menjelaskan, ia berterima kasih sebab sang bos telah mau memakai jasanya dan bersedia menunggunya sehari lagi. Pada hari yang ditentukan, sang tukang bekerja dan bereslah tugasnya, lalu menerima upah. Dua minggu kemudian, sang tukang kembali menelepon sang bos dan menanyakan apakah keran pipa airnya beres. Namun, ia juga kembali mengucapkan terima kasih atas kesediaan sang bos memakai jasanya. Sebagai catatan, sang tukang tidak tahu bahwa kliennya itu adalah bos perusahaan otomotif terbesar di Jerman. Cerita belum tamat. Sang bos demikian terkesan dengan sang tukang dan akhirnya merekrutnya. Tukang itu bernama Christopher L Jr dan kini menjabat GM Customer Satisfaction & Public Relation Mercedes Benz. Dalam sebuah wawancara, Christopher menjawab, ia melakukan semua itu bukan sekadar tuntutan after sales service atas jasanya sebagai plumber. Jauh lebih penting, ia selalu yakin tugas utamanya bukanlah memperbaiki pipa bocor, tetapi keselamatan dan kenyamanan orang yang memakai jasanya. Christopher melihat lebih jauh dari tugasnya.

Kisah lain. Ada juga kisah dari teman saya, James Gwee, tentang Mr Lim yang sudah tua dan bekerja ”hanya” sebagai door checker (memeriksa engsel pintu kamar hotel) di sebuah hotel berbintang lima di Singapura. Puluhan tahun ia jalankan pekerjaan membosankan itu dengan sungguh- sungguh, tekun, dan sebaik-baiknya. Ketika ditanya apakah ia tak bosan dengan pekerjaan menjemukan itu, Mr Lim mengatakan, yang bertanya adalah orang yang tidak mengerti tugasnya. Bagi Mr Lim, tugas utamanya bukanlah memeriksa engsel pintu, tetapi memastikan keselamatan dan menjaga nyawa para tamu. Dijelaskan, mayoritas tamu hotelnya adalah manajer senior dan top manajemen. Jika terjadi kebakaran dan ada engsel pintu yang macet, nyawa seorang manajer senior taruhannya. Jika ia meninggal, sebagai decision maker, perusahaannya akan menderita. Jika perusahaannya menderita dan misalnya bangkrut, sekian ribu karyawannya akan menderita. Belum lagi keluarganya, termasuk anak istri manajer itu.

Demikian jauh pandangan Mr Lim, dan ia bukan sekadar door checker. Beberapa pelajaran Christopher L Jr dan Mr Lim relatif manusia sejenis. Keduanya bukan kelas manusia sedang atau biasa (good people). Mereka jenis ”manusia besar atau manusia berlebih” (great people) meski jabatan atau pekerjaan formal di suatu saat demikian ”rendah dan biasa saja”. Sikap mental mereka jauh lebih tinggi dari jabatan dan pekerjaan formalnya.

Dua kisah itu memberikan beberapa pelajaran berharga. Pertama, untuk menjadi manusia besar tidak semata-mata ditentukan oleh kemampuan teknis seseorang mengerjakan tugasnya. Kemampuan dan kompetensi teknis (hard competence) boleh sama atau biasa saja, tetapi sikap mental atau soft competence yang lebih akan menentukan seseorang menjadi manusia besar atau tidak. Kedua, untuk bisa mempunyai soft competence dimaksud, kita perlu berontak dan bangun dari tidur panjang selama ini, keluar dari zona nyaman good. Sebagai manusia minimalis, pekerja atau pemimpin apa adanya (yang penting job description dijalankan), target kerja atau key performance indicator (KPI) tercapai, beres! Itulah tipikal manusia biasa saja. Upaya ini memerlukan pengorbanan diri sebab hanya dengan menjadi good people seperti selama ini saja, toh tak ada yang mengusik kita, tetap bisa bekerja dengan nyaman, dan seterusnya. Maka, pemberontakan untuk bebas dari kondisi good people itu harus dari diri sendiri dulu. Ingat petuah Jim Collins, good is the enemy of great. Ketiga, langkah lebih konkret selanjutnya adalah sikap mental untuk ”melihat lebih”! Christopher L Jr plumber yang ingin memastikan kliennya nyaman dan selamat. Mr Lim door checker yang ingin menjamin tamu hotelnya terjaga nyawanya dari bahaya kebakaran. Melihat lebih jauh, beyond the job! Keempat, setelah mampu melihat lebih, barulah kita mampu ”memberi lebih” (giving more). Hanya dengan melihat lebih dan memberi lebih, kita mampu menjadi manusia besar yang tidak hanya bekerja sebatas KPI. Kita akan mampu bekerja dengan memberikan key values indicator (KVI), nilai-nilai lebih, mulia, unggul, berguna bagi setiap pengguna atau penikmat hasil kerja kita. Itulah Christopher L Jr dan Mr Lim. Rindu pemimpin besar Betapa bangsa ini rindu seorang pemimpin hasil pemilu yang layak disebut pemimpin besar, great leader. Mereka yang kini sedang giat berkompetisi dan perang iklan dengan saling sorot KPI masing-masing. Perhatikan dengan saksama, maka segenap janji kampanye, termasuk realisasinya, konteksnya masih sebatas pemenuhan KPI. Ini berlaku baik bagi yang masih berkuasa maupun mantan dan juga calon yang baru. Semua bicara tentang KPI kepemimpinan, belum menyentuh KVI kepemimpinan. Para pemimpin dan bahkan kita semua demikian bangga dan terpesona sendiri saat mampu memenuhi ”KPI kehidupan” kita masing-masing, yang biasanya memang bersifat kuantitatif, materiil, dan mudah diukur. Padahal, untuk menjadi great people, great leader, great father, great manager, dan seterusnya, lebih diperlukan kemampuan mempersembahkan ”KVI kehidupan” kita, yang biasanya justru tidak mudah diukur. Bangsa ini sangat memerlukan Christoper L Jr dan Mr Lim sebanyak mungkin dan sesegera mungkin. Sebagai catatan akhir, seorang office boy yang mampu mempersembahkan KVI nilainya tak kalah dengan seorang CEO yang hanya memberikan KPI-nya. Jika kita ”mau” melihat lebih jauh, kita akan ”mampu” melangkah lebih jauh.

by Herry Tjahjono, Kompas 14 Feb 2009
Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design