ADSENSE HERE!
Kalau tiba-tiba proposal kita dibajak orang, apa nggak gemas? Kalau orang itu kemudian mengklaim itu adalah idenya dia dan dalam forum yang lebih tinggi di mana hadir para petinggi-petinggi lalu dia mempresentasikian bahwa itu adalah ide brilyannya, apa nggak gemes? Kalau tiba-tiba posting kita diambil orang tanpa mencantumkan nama atau link kita dan diklaim sebagai karya sendiri, atau diambil dan diterbitkan menjadi sebuah buku, apa nggak tambah menggemaskan?
Apa yang membuat Anda gemas? Kalau orang tua melihat anaknya yang lucu, imut tapi banyak ulah pasti akan bikin gemas, bukan? Mau marah tapi sayang. Kalau punya pacar, sms kita tidak dibalas-balas sampe sms ke-10 bisa membuat diri kita gemas. Lebih gemas lagi kalau udah ditelepon tapi nggak diangkat-angkat, malah masuk mailbox. Gemas yang semacam ini dalam kamu Melayu dikatakan kesal atau benci bercampur sayang disebabkan oleh berbagai "ulah-ulah" tadi.
Gemas itu akan semakin bertambah ketika kita tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi ulah-ulah tersebut. Misalnya menghadapi anak kecil, menghadapi orang yand disayang atau meghadapi atasan, jadi serba salah. Kita gemas tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Nah kegemasan ini yang repot. Kegemasan ini biasanya ada yang dipendam dan menjadi gerutuan dalam hati. Akhirnya bermuara menjadi gossip yang menggemaskan. Makin digosok, makin sipi. Husss.
Menghadapi orang yang perilakunya tidak berubah dan makin menjadi-jadi maka bukan lagi sekedar gemas biasa tapi eksprsi gemasnya adalah bermuatan mangkel dan marah.
Kegemasan apa yang modelnya seperti ini? Misalnya kita merasa tertipu. Udah merasa menaruh kepercayaan besar sama seorang sahabat, eh enggak tahunya kita ditipu. Hati kita jadi bertambah gemas, alias kesal jadinya. Intinya kalau diri kita dipermainkan maka reaksi gemas akan muncul.
Kita suka permainan tapi tidak suka dipermainkan. Ada orang yang dengan maksud tertentu mempermainkan diri kita dengan membuat kita bolak-balik melakukan sesuatu yang nggak jelas. Atau membuat diri kita di-pimpong sana-sini. Kita udah ke sana- kemari tapi ternyata tidak jelas, dilempar sana-atau dilempar sini. Ulah yang demikian akan membuat diri kita bertambah gemas.
Gemas juga terjadi karena milik kita diambil tanpa permisi atau tanpa ijin dan bahkan diklaim itu milik dia. Wah, kalau begini, gemasnya minta ampun. Apakah Anda pernah mengalaminya? Atau udah cape-cape mengerjakan sesuatu dengan hasil yang excellent tapi nggak dihargai bahkan dianggap kita melakukannya karena kita punya agenda tersendiri, punya ambisi dan obsesi. Sedangkan di tingkat yang lebih tinggi dia mengklaim bahwa itu adalah karyanya sendiri. Atau ada kegiatan yang kita pegang dan berhasil tetapi orang lain mengaku-ngaku bahwa dialah yang melakukan semuanya. Bahkan mengatakan bahwa, kalau bukan dia, nggak akan jalan, kalau bukan dia, project ini tidak akan berhasil. Hm, gemas tujuh keliling kalau melihat orang seperti ini!!! Nggak cuma pusing yang tujuh keliling Nah, sekarang kita beranjak ke geram. Kalau begini sih maunya dijewer aja. Tapi kalau pelakunya orang yang posisi dan jabatannya di atas kita, paling-paling hanya bisa mengurut dada dan menarik nafas panjang, tahan dan hembuskan…..
Kita mungkin heran kenapa ada saja orang yang ngak tahu diri atau nggak tahu malu mengambil karya orang lain. Berbagai sebab bisa muncul kenapa dia melakukan hal seperti itu. Entah karena kurang kreatif, mencari jalan pintas, ingin mendapat pengakuan dan pujian dari atasan dan lain-lain. Kalau dia sudah terbiasa melakukannya alias sudah menjadi tabiat atau karakter, maka ini akan menjadi repot. Tegoran keras tidak akan mempan karena orang seperti itu seolah-olah merasa benar atau tetap dengan PD-nya melakukan hal itu di mana saja. Mengklaim bahwa dia mampu berkarya dengan membajak orang lain, itu jelas-jelas memalukan dan nggak bisa ditolerir apalagi kalau sudah berulang-ulang. Kita mungkin akan sulit menghadapi orang seperti ini apalagi kalau dia punya kedudukan yang lebih tinggi. Cape deh. Gemasnya minta ampun deh.
Geram, ini setingkat lebih tinggi dari gemas. Geram adalah reaksi dan ekpresi kemarahan karena suatu perbuatan yang dianggap tidak patut atau reaksi atas suatu tindakan atau pelanggaran yang dinilai berlebihan atau frekuensinya berulang-ulang walaupun sudah diperingatkan. Misalnya reaksi terhadap tindakan penipuan atau pelecehan yang sudah berkali-kali terjadi, atau reaksi terhadap ejekan yang berulang-ulang muncul dan semkin lama semakin keterlaluan.
Kalau awalnya mungkin hanya gemas saja tapi karena perbuatan yang sekali atau dua kali dilakukan maka geram adalah menjadi marah karena sudah tidak sabar atau tidak tahan lagi. Geram adalah ekspresi yang lebih eksplisit, lebih dari sekedar panas hati, gusar atau dongkol tetapi marah besar. Geram kalau ditelisik juga bisa disebabkan menumpuknya kegemasan yaitu kekesalan dan kejengkelan dalam hati. Melihat sikap seseorang atau suatu kelompok atau organisasi yang berperilaku meresahkan, tidak mau berubah dan tindakannya amat merugikan.
Mengekspresikan gemas atau geram itu adalah hak segala bangsa eh tiap orang. Tapi harap diperhatikan bagaimana mengekspresikannya. Ekspresi keduanya bisa dilampiaskan dengan membabi buta atau bisa juga dengan bijak. Ini adalah pilihan. Sebelum meletupkan ekspresi gemas dan geram kita, kita perlu lihat dan memahami persoalannya dulu. Jangan sampai asal geram dan melampiaskannya padahal bisa dipakai cara diplomasi atau dengan pendekatan yang bersahabat. Ekspresi tegas bisa ditunjukkan dengan teguran yang langsung pada persoalannya dan tidak menyeret-nyeret hal lainnya. Teguran juga bukan untuk melabel atau mencap seseorang dengan cap atau label negatif atau menyerang kepribadian atau karakter seseorang. Kalau ini dilakukan maka perang bintang pasti akan terjadi. Bukan penyelesaian yang muncul tapi perseteruan dan konflik. Kalau begini bisa mengarah ke tingkat selanjutnya : Ganyang :(
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment
Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya