Nuh : Hidup Yang Digerakkan Oleh Iman

ADSENSE HERE!


Salah satu tokoh Perjanjian Lama yang  masuk dalam daftar pahlawan iman yang dicatat dalam Ibrani 11 adalah Nuh. Apa yang menjadi kelebihan atau kehebatan Nuh. Kalau mau meninjam istilah dunia, apa prestasi Nuh? Apa keberhasilan atau kesuksesan yang dia capai? Prestasinya bukan terletak pada kemampuannya membangun bahtera yang ukurannya gede secara tradisional.  Bukan pada kemampuan untuk mengumpulkan hewan dan ‘memanage’ mereka di dalam bahtera dan membuat bahteranya menjadi kebun binatang terbesar dan terkomplit di dunia (karena semua hewan darat dan udara masuk kecuali yang di dalam air). Apa rahasia dari Nuh? Rahasianya terletak pada imannya pada Tuhan.
Ibrani 11: 7 
“Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.”

 Dalam versi King James ; “By faith Noah, being warned of God of things not seen as yet, moved with fear, prepared an ark to the saving of his house; by the which he condemned the world, and became heir of the righteousness which is by faith.”

Kalau dicermati, ada tiga kali kata iman muncul dalam ayat di atas : Di awal : 'karena iman', tengah : 'digerakkan oleh iman' dan akhir : 'sesuai dengan imannya'!. Nuh adalah orang yang hidup dengan iman dan digerakkan oleh iman. Saat Tuhan memberi instruksi bahwa Nuh harus membuat bahtera, Tuhan mengatakan dengan jelas hukuman apa yang menimpa dunia yaitu air bah yang akan meliputi seluruh bumi.  Bagaimana reaksi Nuh saat mendengar penghukuman itu? Apakah panik atau ketakutan? Tidak.  Nuh tidak panik dan berfokus pada bencana itu dan dampaknya : “Wah nanti gimana Tuhan kalau bahteranya bocor, keberatan lalu tenggelam? Gimana kalau air bah itu datang, nanti kebun dan ladang saya hancur, rumah dan semua properti saya hancur???”. Nuh mempersiapkan bahteranya bukan karena dimotivasi atau didorong oleh ketakutan karena datangnya bencana. Dia digerakkan oleh kepercayaan berdasarkan ketakutan terhadap Allah yang Maha Kudus…..Ini adalah takut yang punya pengertian hormat terhadap Allah dan kepercayaan karena Allah yang Maha Kudus pasti akan bertindak dan memenuhi janji-Nya/.Hidup Nuh adalah digerakkan oleh iman!

Dari awalnya Nuh menjalani kehidupannya setiap hari dengan iman.  Dengan kata lain, hidup beriman dan berjalan  dengan Allah adalah suatu gaya hidupnya. Kejadian mencatat bahwa dia hidup bergaul dengan Allah. Bergaul dengan Allah sama artinya dengan berjalan bersam Tuhan.  Itu bukan hanya suatu kebiasaan tapi suatu lifestyle atau gaya hidup. Mengapa? Karena kebiasaan itu kalau dilakukan terus menerus akan menjadi karakter dan gaya hidup bukan? Inilah yang terjadi dengan Nuh. Dia memposisikan dirinya sebagai orang yang bergantung dan  bersandar pada Tuhan. Dampaknya adalah Nuh menjadi orang benar dan bercela.

Hidup Nuh yang dalam pandangan Tuhan benar dan tak bercela itu jelas tidak bisa dipisahkan dari iman. Karena imannya kepada Allah maka Nuh menunjukkan hidup yang berkenan kepada Allah.  Iman Nuh juga  muncul bukan karena ada warning atau punishment  dari Tuhan tetapi dalam hidupnya sehari-hari Nuh hidup dengan iman kepada TUhan.  Pertanyaannya, apakah kita memiliki iman dalam kehidupan sehari-hari? Apakah kita bergaul dengan Tuhan setiap hari dan mencari Dia setiap saat? Apakah bergaul dengan Allah itu adalah lifestyle kita?

Nuh beriman di tengah ancaman atau penghukuman yang akan datang. Saat Tuhan memberitahu Nuh dengan eksplisit jenis hukuman yang akan menimpa dunia, Nuh tetap kosisten imannya. Dia tidak memohon pada Tuhan : “Ah Tuhan mending angkat gua dari dunia ini kayak Henokh yang diangkat Tuhan hidup-hidup…Nggap apa-apa Engkau kirim air bah tapi tolong angkat saya segera hidup-hidup ke surga!” Nuh tidak meminta diangkat ke surga untuk menghindari bencana air bah. Kalau dari segi iman, Nuh sebenarnya memenuhi syarat untuk meminta dirinya diangkat Tuhan karena Henokh bergaul dengan Allah dan Nuh juga sama persis hidupnya dengan Henokh. Tapi Nuh tetap percaya dan berpegang teguh pada Tuhan di tengah ancaman hukuman yang akan menimpa seluruh dunia. Itulah iman. Ketika Tuhan mengijinkan suatu kondisi yang sulit dan nampak membahayakan terjadi, Nuh bukannya berfokus pada penghukuman tetapi berfokus pada janji Allah. Nuh percaya janji Allah dan tidak meragukan penyertaan Allah saat nanti air bah  menerjang dan memporakporandakan serta menenggelamkan bumi.

Nuh tetap percaya walaupun dia cuma seorang diri dan tetap setia menyampaikan Firman Tuhan. Hanya dia dan keluarganya yang percaya di tengah generasi yang keras kepala dan mencemooh Firman Tuhan. Nuh tetap percaya kendati teman-temannya dan tetangganya tidak percaya. Lingkungan di mana dia tinggal sangat tidak kondusif a secara rohani tetapi imannya tidak tergerus atau tererosi zaman. Imannya tidak tergantung pada situasi dan lingkungan.  Berada di situasi dan tempat di mana orang-orang tidak percaya tapi pasif masih mendingan. Apa yang dihadapi Nuh siauasinya lebih parah. Orang-orang yang hidup dan pergaulannya sangat parah dan lebih-lebih lagi mencemooh Nuh dan pemberitaannya selama 120 tahun! Dibutuhkan kepercayaan yang kuat saat menghadapi pergaulan dan cemoohan yang terus datang menyerang iman kita dan dibutuhkan iman yang kuat untuk tetap tabah memberitakan Fiman di tengah orang-orang yang tanpa henti mencemooh selama 120 tahun. Nuh tidak surut iman dan kapok memberitakan Firman walaupun terus menghadapi penolakan yang tanpa henti. Sanggupkah kita terus percaya dan bertahan melayani di tengah gempuran seranagn yang meyerang iman kita?

Nuh tetap percaya walaupun situasinya sangat mustahil.  Nuh membangun bahtera tanpa memperhitungkan geografis. Dia membangun bahtera di tempat yang kering dan gersang jauh dari laut. Berada pada situasi ini dan sementara membangun Nuh masih menghadapi ejekan orang-orang yang menganggapnya sebagai orang yang gila. Bagaiaman mungkin membangun bahtera tanpa air? Apalagi tidak ada alat berat yang bisa mengangkatnya ke laut. Dan Nuh tidak beriman agar Allah mengirim malaikat untuk mengangkat bahteranya dan menempatkannya di tempat berair. Nuh tetap beriman di tengah-tengah situasi yang dia hadapi. Apakah kita tetap punya cukup iman saat kita dihadapkan pada situasi yang sulit bahkan nampaknya mustahil. Nuh menghadapi situasi ini dengan iman, kiranya kita belajar bersandar dan percaya pada Allah kita yang Maha Kuasa yang sanggup mengubah situasi dan keadaan dari yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Karakter Nuh yang lainnya adalah Nuh memiliki ketekunan dan ketaatan kepada Tuhan.  Sebenarnya karakter itu muncul karena imannya pada Tuhan.  Iman itu menghasilkan ketaatan. Iman itu menghasilkan ketekunan. Jadi buah iman itulah ketaatan dan ketekunannya kepada Tuhan. Sudahkah iman kita aktif dan berbuah di hadapan Tuhan.  Iman Nuh bukan iman yang pasif  tetapi iman yang aktif dan itu nyata dari apa yang dilakukannya. Apakah iman kita hanya sekedar disimpan di hati dan tidak ada ketaatan kepada Tuhan. Itu bukan iman. Iman itu disertai tindakan. 

Nuh bagaimanapun dia tetap manusia biasa yang sama dengan kita. Ada satu peristiwa  setelah air bah yang sempat mencoreng sedikit hidupnya yaitu dia pernah  kebanyakan minum anggur dan tidak bisa mengontrol dirinya.  Ini untuk menunjukkan bahwa bukan usaha dan perbuatan Nuh yang membuat dia berkenan kepada Allah. Kisah Nuh sendiri dibuka dengan kalimat : Tetapi Nuh mendapat kasih karunia Allah. Iman Nuh kepada Allah dan diperhitungkan Allah  sebagai kebenaran bukan karena hidup Nuh itu sendiri tapi semata-mata kasih karunia Allah. Hidup di dalam kasih karunia Allah seharusnya menjadi pendorong bagi kita untuk hidup dengan iman karena besarnya kasih karunia Allah bagi kita. Hidup itu akan berkenan kepada Allah saat hidup digerakkan oleh iman dan kasih karunia. Sudahkah hidup kita digerakkan oleh iman dan kasih karunia?

Soli Deo Gloria
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design