ADSENSE HERE!
"Self-esteem has been compared to a bucket of water. It starts out full when we're born, but whenever we develop negative beliefs about ourselves, it's like poking little holes in that bucket and our self-esteem drips out."
Menurut survei nih, anak-anak kecil memiliki self esteem atau citra diri yang positif tetapi saat beranjak besar, citra dirinya mulai rontok karena berbagai sebab. Seperti ungkapan di atas, citra diri itu seperti sebuah buket bunga yang mekar tetapi saat keyakinan negatif itu muncul dalam pikirannya, citra diri itu akan rontok abis!
Presentase remaja yang memiliki citra diri yang buruk menjadi 80-90 %, berbanding terbalik dengan masa kecilnya. Pertanyaannya, bagaimana anak-anak remaja ini bisa memiliki citra diri yang negatif? Faktornya bisa bermacam-macam. Ada pengaruh dari media, teman-teman sepergaulan, lingkungan, sekolah atau gurunya juga serta pola pengasuhan dan pendidikan yang salah dalam keluarganya. Semua faktor ini tutur memberi kontribusi negatif terhadap berkembangnya konsep diri yang negatif bagi seorang anak yang beranjak ke remaja.
Kisah nyata dari Michael Jackson di sini saya paparkan untuk mengajak kita merenungkan bahwa ucapan dan perlakuan yang negatif itu membuat orang akan mengalami dan memiliki self esteem yang negatif dan akan berpengaruh sampai dewasa. Jadi hal seperti ini tidak bisa dianggap sepele. Malah bisa berdamapak serius.
Michael Jackson dalam interview dengan Oprah mengakui bahwa dia kerap kali mendapat tindak kekerasan dari ayahnya. Tapi, yang menyakitkan Michael, ayah dan saudara-saudaranya sering memanggilnya,"si jelek" atau, "si hidung besar". "Setiap hari aku ingin menangis", katanya kepada Oprah. Ejekan tersebut ditengarai berdampak serius bagi kondisi jiwa Michael. Rasa percaya diri dan citra dirinya rontok. Kepercayaan diri yang berada di titik nadir membawa Michael ke meja operasi. Saya yakin bahwa perlakuan dan ejekan yang diterima Michael mendorongnya untuk melakukan operasi plastik. Ingat bahwa operasi pertama Michael adalah untuk menciutkan bagian hidungnya, bagian yang sering diejek oleh ayah dan saudara-saudaranya! Dan saking ingin memperbaiki wajahnya, ditengarai dia sampai melakaukan sebanyak 13 kali operasi plastik, kemungkinan untuk mengatasi apa yang sering digemakan saudara-saudaranya, : "si jelek".
Ucapan yang bernada ejekan dan melecehkan serta mengarah ke mencap atau melabel Michael dari sang ayah dan saudara-saudaranya jelas membekas dan menimbulkan guratan dalam lubuk hati dan jiwanya yang membuat Michael tidak hanya terluka tetapi merasa tidak berharga. Citra dirinya pun tercabik-cabik. Ayahnya yang seharusnya mendorong dan mengapresasi sang anak ternyata justru memojokkan dan mengejek serta merendahkan anaknya sendiri. Saudara-saudaranya pun ternyata tidak ada yang membelanya. Dari kisah masa kecil yang bukan cuma kurang bahagia tapi memilukan ini kiranya menjadi pelajaran buat kita semua. Apalagi kita yang menjadi orang tua atau kita yang memiliki ponakan, jangan sampai kita terjebak untuk bercanda tapi ternyata sudah mengeksplor kekurangan fisik anak atau ada sesuatu bagian tubuh yang dia merasa tidak nyaman lalu kita blow up.
Ketimbang melabel, atau mengejek dan merendahkan orang lain, sepatutnya kita memiliki cara pandang yang positif sehingga kita bisa memberikan kata-kata dorongan dan pujian bagi orang lain. Mulai dari orang terdekat kita, anak, istri, ponakan, murid kita, sahabat kita dan lain-lain. Dengan kata-kata positif yang kita ucapkan nantinya anak tersebut akan tumbnuh dengan citra diri yang sehat dan positif dan tidak akan memunculkan orang-orang yang nantinya setelah dewasa memiliki citra diri yang negatif. Nah, hari ini, sudah berapa kata-kata positif kita tebarkan kepada orang lain??? Mari tebarkan kata-kata positif dan membangun kepada sesama kita. Tuhan memberkati :)
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment
Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya