Miracle on the Grass

ADSENSE HERE!
Tulisan ini saya buat sebelum laga final Amerika Serikat melawan Spanyol. Belakangan dalam final yang mempertemukannya dengan Brazil, Amerika Serikat kalah secara terhormat dengan skor 2-3. Walaupun kalah, pencapaian Amerika Serikat sangatlah luar biasa dan saya akan ulas dalam tulisan saya ini.

Minggu yang lalu, saya terkejut membaca berita di Kompas, dalam semi final Piala Konfederasi, Amerika Serikat mengalahkan Spanyol dengan skor 2-0. Ini adalah kemenangan terbesar sepanjang 60 tahun dengan mengalahkan juara Euro 2008 Spanyol 2-0Tidak hanya mengalahkan Spanyol tanpa balas, Amerika Serikat juga menghentikan rekor kemenangan Spanyol yakni 35 kali rekor dunia tak terkalahkan, rekor yang sama yang masih dipegang juara Piala Dunia lima kali, Brasil. Ini juga kali pertama AS berhasil mengalahkan tim peringkat satu duinia versi Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) sejak mereka mengalahkan Brasil pada 1998. Hasil ini bahkan membuat semakin brilian karena AS, dalam dua laga pembukaan Piala Konfederasi harus menyerah dan posisinya tergencet, sebelum mengalahkan Mesir 3-0 untuk merebut tiket empat besar.

Pencapaian yang luar biasa, bukan???
Bandingkan saja, Spanyol berlaga dengan pemain-pemain yang memiliki nama besar dan sangat disegani dalam kancah persepakbloaan dunia. Pemain Spanyol kebanyakan juga berasal dari klub-klub kenamaan Eropa, klub yang terkenal dan kaya lagi. Beberapa pemain berasal dari juara Champion tahun ini, Barcelona. Pemain-pemain hebat dengan skill yang tinggi. Siapa yang tidak mengenal ketajaman striker semacam David Villa, Fernando Torres? Dari lini tengah ada Xavi, gelandang cerdik dengan assit yang jitu, di belakang barisan beknya dipimpin oleh Charles Puyol yang juga punya jam terbang yang tinggi di kompetisi-kompetisi dunia.
Spanyol adalah negara yang diberkati dengan pemain-pemain bertalenta luar biasa saat ini sehingga mereka menjelma menjadi raksasa sepakbola baik lewat klub-klubnya dalam kompetisi antar klub Eropa dan dunia serta kompetisi antar negara. Pemain-pemain besar dengan skil di atas rata-rata, dengan tim yang solid, berbekal pengalaman, statistik kemenangan beruntun ditambah produktivitas gol dan produktifitas serta keagresifan strikernya, Spanyol tidak tertahankan. Tengok saja strikernya yakni fernando torres membuat hattrick saat melawan Selanndia baru, hanya dalam waktu 17 menit. Tidak salah para analis memprediksi final ideal Piala Konfed tahun ini, Spanyol versus Brazil. Seluruh media juga memfavoritkan Spanyol untuk menciptakan final ideal atau final impian melawan Brazil. Kubu Spanyol sendiri sebelum laga melawan AS sangat yakin bisa mengalahkan AS.
Bagaimana dengan Amerika Serikat? Siapa pemain sepakbola Amerika yang terkenal atau yang anda kenal? Rasa-rasanya walaupun diingat-ingat atau dipikir-pikir hampir-hampir nggak ada...
Mungkin yang dikenal publik adalah Tim Howard yang pernah menjadi kiper di MU serta Landon Donovan. Tetapi keduanya tidak populer dan tidak menggema di Indonesia dan di tingkat dunia. Termasuk para pencetak gol Amerika yakni Jozy Altidore dan Clint Dempsey sewaktu melawan Spanyol itupun tidak familiar di telinga kita. Pemain-pemain Amerika Serikat juga berada di klub medioker alias main diklub-klub yang kurang begitu meninjol. Siapa yang menyangka dengan modal pemain seperti ini Amerika Serikat yang sebelumnya dikalahkan brazil, bangkit dan mengubur impian Spanyol untuk selanjutnya melaju ke final.
“Miracle on the grass,” kata Tim Howard. Amerika Serikat tampil trengginas dan membuat Spanyol tidak berkutik. Amerika Serikat mengalahkan salah satu raksasa Sepakbola Eropa dan dunia dan kini mereka perlahan tapi pasti mulai menjelma menjadi raksasa sepakbola. Mungkin ungkapan ini agak lebay sedikit, he he tapi itulah kenyataannya.
Optimisme yang tinggi dari pemain dan tim sepakbola Amerika Serikat ini mengingatkan kita pada ekspresi Obama,”Yes, we can,”. Yes, we can, seakan-akan menggema kembali dan membangkitkan semangat pemainnya. Perlahan tapi pasti mereka bangkit dari kekalahan ketika melawan Brazil dan akhirnya menembus final.
Optimisme tinggi ini patut kita tiru. Amerika yang dalam sejarah ekonomi, politik pernah mengalami jatuh bangun dan pasang surut yang drastis, tetapi mereka berusaha bangkit lagi. Ingat krisis ekonomi tahun 1930-an, pengeboman Pearl Harbor sampai krisis ekonomi belum lama ini.
Tantangan dan krisis itu menjadi batu ujian terhadap optimisme dan daya juang yang sesungguhnya. Tantangan-tantangan itu memunculkan spirit yang lebih kuat dan menghasilkan orang-orang yang membuat terobosan-terobosan baru, mengubah sejarah dan memberikan inspirasi.
Mari kita adopsi semangat dan daya juang yang tinggi untuk bangkit. Kekalahan dan kegagalan hanyalah sementara, selagi kita diberi kesempatan dan waktu. Jangan pernah menyerah menghadapi ‘raksasa’ dalam hidup yang mengkin menjelma dalam bentuk kegagalan dan kekalahan dan usaha, pekerjaan dan sebagainya. Sebagai penutup saya mengutip ungkapan dari Farah Fawcett, bidadari Charlie Angels, sesaat sebelum ia meninggal belum lama ini,”Jangan pernah menyerah, teruslah berusaha.”
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design