This is not mission: difficult, It's mission: impossible

ADSENSE HERE!

"This is not mission: difficult, Mr. Hunt. It's mission: impossible. Difficult should be a walk in the park." Ini adalah kutipan yang saya sukai dari film Mission Impossible II. Sebuah film yang spektakuler dengan adegan action yang dahsyat. Apakah mission impossible hanya di film saja?

Saya mengamini bahwa kita juga sebenarnya menghadapi 'mission impossible' dalam hidup kita. Sesungguhnya, panggilan Allah bagi kita adalah melakukan misi yang mustahil, bukan yang sulit. Mungkin reaksi pertama kita adalah, yang benar aja. Hidup ini sudah sulit, tetapi kenapa kita harus melakukan hal-hal yang mustahil?
Bukan hal yang sulit. Kita dapat melakukan hal-hal yang sulit. Tetapi Allah memanggil kita untuk melakukan misi yang mustahil.

Misi yang mustahil jelas bukan seperti yang dihadapi Ethan Hawk di film Mission Impossible. Misi yang mustahil itu justru sering kita hadapi dalam kehidupan kita dan bisa datang dalam berbagai bentuk. Entah karena menerima pelimpahan tugas yang mendadak dan tugasnya teramat sangat berat. Misalnya ada penunjukkan atasan untuk mengerjakan suatu misi yang besar atau kita ditawari project baru yang sama sekali atau sangat asing bagi kita. Atau bisa saja kita ‘terpaksa’ menggantikan orang lain karena karena orang yang seharusnya menangani tiba-tiba berhalangan, pindah dan lain-lain. Atau kita harus menghadapi tanggungan dalam keluarga, pekerjaan...Sesuatu yang tak terduga atau terjadi perubahan yang mendadak misalnya dan kita harus menghadapi hal tersebut...Beban hidup dan tantangan yang bertubi-tubi datang juga bisa menumpuk dan menjadikan itu sebagai sesuatu mission impossible.

Sejak dari awalnya kita bisa melihat bagaimana tokoh-tokoh seperti Nuh, Abraham, Yusuf, Musa, dan lain-lain. Mereka dikenal dan dikenang karena mampu menghadapi rintangan dan melakukan hal-hal; yang sepertinya mustahil. Nuh membuat bahtera besar di atas gunung tanpa dibantu oleh para tukang, Abraham menjadi bapa orang beriman dan bisa memiliki anak di usia lanjut, Yusuf menjadi mangkubumi atau orang kedua setelah Firaun, Musa dikenal sebagai nabi besar. Mereka ini sebenarnya orang biasa, bukan makluk super atau setengah dewa. Mereka sama dengan kita. Mungkin kita tidak akan menyamai level yang mereka telah capai tetapi yang penting adalah kita juga mampu membuat terobosan dan mampu menghadapi tidak hanya kesulitan tetapi kemustahilan juga. Dalam tulisan ini, saya mengajak kita berefleksi dari Yosua. Yosua adalah pengganti Musa. Dia tidak hanya menghadapi misi yang sulit tetapi misi yang mustahil dalam hidupnya. Bagaimana dia menghadapinya? Misi mustahil apa yang dia hadapi?

Misi mustahil pertama adalah menggantikan Musa. Pikirkan apa arti Musa bagi bangsa Israel. Musa tidak hanya seorang nabi tapi dia adalah seorang pemimpin besar. Reputasi dan pengalaman Musa sebagai nabi dan pemimpin tidak perlu dipertanyakan lagi dan dia seakan tidak tergantikan. Di sisi lain Yosua juga sangat-sangat bergantung kepada Musa. Yosua telah mengikuti Musa selama empat puluh tahun. Yosua dan bangsa Israel sangat bergantung alias bersandar kepada Musa. Faktanya, Musa telah mati dan Tuhan menunjuk Yosua untuk menggantikannya. Tidak gampang untuk menggantikan nabi besar dan dahsyat seperti Musa. Tapi kenyataannya kita lihat dalam kitab Yosua bahwa transisi kepemimpinan bisa berjalan dengan mulus. Tidak ada demo atau kerusuhan dan lain-lain. Yosua bisa mengawali startnya dengan baik.

Misi mustahil kedua adalah menyeberangi sungai Yordan yang sedang meluap. Jangan berpikir ini cuma sungai biasa atau cuma sungai doang. Kondisi sungai Yordan pada saat itu lagi meluap sampai ke tepinya (Yosua 4:19). Istilah kita adalah sungainya lagi banjir atau banjir bandang, kira-kira begitu. Jadi sungainya itu arusnya lagi deras dan mereka harus menyeberang kira-kira dua kilometer lebih. Tidak ada jembatan apalagi perahu. Tidak ada jalan untuk menyeberang. Kondisi sungai yang lagi meluap deras jelas sangatlah berbahaya. Bahaya yang dihadapi tidak hanya tenggelam tapi bisa terhanyut dan terseret arus. Dalam kondisi sungai yang tidak memungkinkan itu Tuhan meminta Yosua agar memimpin penyeberangan. Mereka tidak diminta menunggu sampai sungainya surut atau menunggu musim kering tiba. Mereka harus menyeberangi sunga Yordan yang lagi meluap dahsyat. Apa yang Tuhan ingin Yosua lakukan sesungguh juga merupakan strategi perang. Musuhnya tidak akan menyangka bahwa mereka akan menyeberang langsung pada saat itu. Jadi mereka tidak berjaga-jaga. Lalu akhirnya Yosua membuat kejutan terhadap musuhnya. Pelajaran yang didapat di sini adalah bahwa suatu terobosan dapat membuka atau membuat terobosan baru lainnya.

Misi mustahil yang ketiga adalah usianya yang sudah tidak muda lagi. Musa mati dalam usia 120 tahun. Kita tahu dari Yosua 24:29 bahwa Yosua mati pada usia 110 tahun. Dalam kitab Yosua, lamanya peperangan menghadapi bangsa Kanaan adalah tujuh tahun. Lalu butuh kurang lebih 23 tahun untuk pendudukan, pembagian tanah dan pemilikan. 110 kurangi 30 tahunsama dengan 80 tahun. Berarti Yosua berusia 80 tahun sewaktu memiulai misi yang mustahil yaitu menyeberangi sungai Yordan. Jangan bayangkan sosok Yosua adalah seorang pria muda dan berotot kekar kayak John Cena. Yosua sudah berusia 80 tahun. Bagi Yosua, life begins at eighty! Jangan merasa terlambat dalam melakukan hal-hal yang kelihatannya mustahil. Usia bukan jadi penghalang bagi kita untuk melakukan terobosan. Usia muda, setengah baya atau tua, siapa takut?

Apa sih rahasianya sehingga Yosua menjadi dia menjadi orang yang sukses menjalani misi yang mustahil? Di sisi lain, Yosua adalah orang yang berani melangkah, berani mengambil resiko dan berani melakukan terobosan. Tetapi di sisi lain ada rahasia besar yang memungkinkan Yosua mampu melakukan hal-hal yang luar biasa dalam masa kepemimpinannya. Rahasianya adalah penyertaan Tuhan. Tuhan tahu kemampuan, kekuatan serta keterbatasannya. Tuhan memahami apa yang dirasakan Yosua dan tantangan yang dihadapinya. Oleh karena itu Tuhan terus berulang-ulang mengatakan bahwa Aku selalu menyertaimu, kuatkan dan teguhkan hatimu. Tuhan juga berjanji untuk membesarkan nama Yosua di hadapan bangsanya. Jadi mengapa Yosua bisa melewati misi yang teramat mustahil? Sesungguhnya Yosua disertai Tuhan. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, Amin?
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design