ADSENSE HERE!
Dari kecil anak-anak sudah belajar mengklaim. Ini punyaku, itu punyaku, itu juga. Kalau diambil bisa nangis tuh, merengek-rengek, atau sambil ngesot atau loncat-loncat ditambah ekspresi cemberut tut tut plus air mata buaya langsung berderai. Bayipun demikian, dia secara spontan akan mempertahankan apa yang dia miliki. Kalau sang bayi belum bisa ngomong maka bahasa naturalnya muncul, nangis atau teriak. Hua..hua...
Ternyata kata klaim ini berhubungan dengat teriak, dari bahasa Latin clamare artinya to cry out, to shout. Dalam kamus Webster klaim adalah to ask for especially as a right, to take as the rightful owner. Jadi klaim adalah menuntut atau meminta apa yang merupakan hak/kepemilikan dari apa yang kita miliki. Maka jika ada yang mencoba mengambil apa yang kita miliki maka akan muncul self defence mechanism, mekanisme pertahanan diri. Kita akan membela atau mempertahankan mati-matian. Kalau masih belum mempan maka klaimnyapun makin vokal. Mulai dari nada suara sampai ekpresi lisan diutarakan lewat media massa atau di kolom surat pembaca. Kalau perlu pakai jasa pengacara dan pemberitahuan secara khusus di surat kabar. Kita ingin hak atau milik kita yang diambil itu dikembalikan. Mungkin mulai dari pemotongan saldo ATM yang di luar kewajaran, atau klaim harta gono gini dalam kasus perceraian, atau klaim soal status pengasuhan anak dan sebagainya.
Kalau klaim itu benar, maka tidak jadi masalah. Tapi kalau salah mengklaim, udah pasti malu besar dan bisa dituntut balik. Tapi ada yang nggak peduli, walaupun salah yang penting klaim jalan terus. Pokoke ini punyaku! Wah, ini namanya salah kaprah alias ngawur. Mungkin cuma dipinjemin sementara, tau-tau langsung diklaim bahwa itu miliknya selamanya, barangnya nggak balik-balik lagi. Mungkin cuma diberi tumpangan sementara, tau-tau langsung diklaim tempat atau barang itu miliknya. Bahkan sekitarnya pun diklaim: pohon tomat, pohon tauge, tiang listrik dan jalan tikuspun diklaim. Jadi tikuspun ngak diijinkan lewat nih, weleh-weleh.
Klaim yang salah juga termasuk mengaku-ngaku. Misalnya ada orang yang mengaku Mesias atau inilah atau itulah... Di Cirebon ada orang yang mengaku dirinya Isa Almasih. Rambutnya dipanjangin berikut jenggotnya. Di Malang lain lagi, pernah ada bapak tua yang mengaku dirinya Bung Karno. Bajunya dan atributnya sama persis tapi mukanya nggak mirip, cuma kopiah amatongkat dan bajunya yang mirip.... Masih gantengan Bung Karno juga tapi anehnya ada yang percaya. Bahkan mau aja foto-foto ama Bung Karno palsu ini. Dan orang yang mengaku Soekarno ini mengklaim bisa memulihkan krisis ekonomi bangsa. Kenyataannya orang ini palsu. Obsesi jadi presiden kali yah tapi nggak kesampaian atau nggak ada pendukungnya...Kasian.
Kita sih mungkin lebih baik artinya nggak mengklaim harta atau milik orang lain. Kita juga nggak mengklaim menjadi orang lain. Tapi kita mengklaim sesuatu yang sebenarnya bukan milik kita. Mungkin anda pernah dengar ucapan,”"This is my body.” So what?" "Ini tubuhku. Apapun yang aku lakukan adalah hakku dong." Pokoknya saya mau apain tubuh saya, itu adalah hak ekslusif saya. Mau dipermak, ditambal sulam (emangnya ban, he he) mau dioperasi plastik, mau diisi silikon, mau disuntik-suntik atau ditusuk-tusuk pake jarum narkoba, itu adalah hakku. Makanya banyak anak muda rela ditusuk jarum suntik narkoba, bahkan mengisi tubuhnya dengan drugs, alcohol, rokok karena mereka merasa bahwa : This is my body! Ada juga yang sengaja mengobral tubuhnya untuk hawa nafsu atau kesenangan karena menganggap bahwa tubuh itu adalah untuk kesenangan saja.
Emang sih tubuh ini kita punya tapi tunggu dulu. Kelihatannya seperti itu namun sebenarnya ada satu Oknum yang lebih tinggi yang lebih berhak atas tubuh kita dan lebih berhak mengklaim diri kita. Dia adalah Pencipta kita dan Pemilik diri kita yang sesungguhnya. Dia memang nggak pernah berteriak keras atau protes saat kita mengklaim ini tubuhku, ku tahu yang kumau. Dia memberi kita kesempatan. Kalau sudah tiba waktunya maka Dia akan mengklaim diri kita maka kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Jadi sebenarnya siapa yang lebih berhak atas tubuh kita? Jelas Tuhan. Alangkah terpuji dan terhormatnya kalau kita mau menghargai dan dan mengindahkan Tuhan sebagai pemilik tunggal atas hidup kita. Kata Salomo : Ingatlah Penciptamu pada masa mudamu. Jangan sampai kita lupa siapa yang menciptakan kita, siapa yang menghadirkan kita di dunia ini. Jangan sampai lupa status kita sebagai ciptaan . Diri kita bukanlah milik pacar, atau bos kita atau bahkan orang tua kita. Kita adalah milik Tuhan dan suatu saat akan kembali pada-Nya. Maka tugas kita adalah menjaga dan dan mempertanggungjawabkan hidup kita termasuk tubuh kita ini dihadapan Tuhan.
Yang lebih penting lagi adalah bahwa tubuh kita juga unik karena menjadi tempat kehadiran Tuhan. Your body is a temple of Holy Spirit. Temple dalam kamus artinya : a place dedicated to worship, having within it a divine presence, a place reserved for a highly valued function. Adalah suatu hal yang spesial atau suatu kehormatan kalau Tuhan mau tinggal dan berada dalam hidup kita. Memang kelihatan nggak masuk akal tapi inilah misteri Ilahi. Yang pasti Tuhan sangat menghargai diri kita termasuk tubuh kita, jadi kitapun harus turut menghargai dan menjaganya. Dia terus melihat dan memperhatikan kita dengan segala sepak terjang kita dalam menggunakan tubuh ini. Satu kali kelak kita juga akan mempertangungjawabkan di hadapan Dia yang empunya tubuh ini. Jadi, ingat, ingat! :)
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment
Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya