Eric Liddell : The Chariots of Fire

Eric Liddell : The Chariots of Fire
Chariots of Fire adalah kisah nyata tentang iman, keberanian dan pengorbanan diri dari seorang pelari Skotlandia yang saleh, Eric Liddell yang berlomba untuk kemuliaan Tuhan. Skenarionya ditulis oleh  Colin Welland disutradarai oleh Hugh Hudson. Tahun 1981 filmnya mendapat 7 nominasi Academy Awards dan akhirnya meraih empat Oscar termasuk film terbaik. Berbujet rendah dan tidak diunggulkan, film ini (seperti kisah nyata Eric Liddell) mengalahkan The Reds yang dibintangi aktor terkenal Warren Beatty. Chariots of Fire adalah film tentang olah raga kedua yang meraih Oscar setelah Rocky.  Setting dari film ini adalah pada peristiwa sebelum Olimpiade dan puncaknya Olimpiade tahun 1924 di Paris. 

Kisah filmnya berfokus pada Eric Liddell dari Skotlandia dan rekannya Harold Abrahams dari Inggris,  dua pelari top di Inggris pada awal 1920-an..  Eric dan Harold adalah dua pelari yang  berlawanan kutub. Abramson sangat kaya, sombong, kasar, dan terfokus pada ketenaran pribadi dan kemuliaan diri.  Eric berasal dari kelas menengah, outgoing, ramah, suka berteman, dan terfokus pada sukacita berjalan dan melayani Tuhan. 

Dalam pertandingan terakhir mereka untuk lari 100 meter, Eric meninggalkan Abramson dalam kekalahan dan debu - kekalahan menyakitkan yang mendorong Abramson untuk menyewa pelatih khusus dan berupaya untuk memperbaiki prestasinya. Eric sendiri  tidak menyewa pelatih khusus karena pelatihnya adalah Allah sendiri.


Eric adalah atlit yang tangguh dan tidak mudah menyerah. Eric, sebagai seorang atlit sejati tidak pernah menyalahkan lawannya atau keadaan saat menghadapi tantangan dan rintangan dalam pertandingan. Dalam sebuah adegan ada perlombaan persahabatan lari 400 meter antara atlit Prancis dan Skotlandia. Liddell memulai startnya dengan baik bersama para sprinter lainnya dan persaingannnya sangat ketat. Mereka saling menempel satu dengan yang lain.  Tapi tiba-tiba dengan sengaja dia didorong oleh salah satu pelari dari Prancis. Eric langsung terjungkal dan jatuh ke luar lintasan. Tanpa menunggu lama dan komplain, dia langsung bangkit. Dengan mengerahkan segenap energinya yang ada dia pun mengejar para pelari yang sudah berada jauh di depannya. Dan dia berhasil. Dia berhasil mendahului para pelari terdepan dengan perbedaan jarak yang sangat jauh yaitu 20 meter dan dia menjadi juara tetapi langsung ambruk begitu menembus pita garis finis. Aslinya peristiwa itu terjadi pada bulan Juli 1923 dalam pertandingan antara Skotlandia, Inggris dan Irlandia. Kemenangannya sangat luar biasa karena pada hari yang sama dia memenangkan lomba untuk lari 100 yard dan 220 yard!


Puncak karirnya adalah Olimpiade 1924 di Paris. Eric berada dalam tim yang sama dengan Abramson – membela bendera Inggris. Saat sedang berada dalam kapal menuju Paris, Eric mendapat kabar bahwa lomba  lari 100 meter akan diadakan pada hari Minggu. Dia langsung  memutuskan untuk membatalkan keikutsertaannya pada lomba yang merupakan spesialisasinya karena berkeyakinan bahwa hari Minggu adalah Hari Sabat. Keyakinan iman Presbyteriannya sangat kuat sehingga dia tidak ragu sedikitpun atau menyesal dengan keputusannya. Menjelang hari H lomba 100 meter, bujukan pun datang dari pihak keluarga Kerajaan dan Komite Olimpiade Inggris yang membujuknya dengan  mengatakan bahwa dia seharusnya mengutamakan untuk membela Raja baru kemudian Tuhan. Berikut petikan dialog Eric Lidell dengan Prince of Wales :

HRH Edward, Prince of Wales: There are times when we are asked to make sacrifices in the name of that loyalty. And without them our allegiance is worthless. As I see it, for you, this is such a time.
 

Eric Liddell: Sir, God knows I love my country. But I can't make that sacrifice.

Dia bersikukuh dan mengatakan bahwa Sabat adalah milik Tuhan. Akibat keputusannya itu dia dikecam media Inggris, dicemooh di jalanan karena dianggap tidak patriotis dan nasionalis. Dia dikritik sebagi pengkhianat karena mengutamakan Tuhan daripada negara. Perlombaan 100 meter itupun  akhirnya dimenangkan Abramson. 


Pada hari Minggu, hari perlombaan itu, Eric memilih untuk berkhotbah di sebuah gereja di Paris. Teksnya diambil dari  Isaiah 40:31: "But they that wait upon the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings as eagles; they shall run, and be not weary; and they shall walk, and not faint." "Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." 

Beberapa saat kemudian diumumkan bahwa Eric akan mengikuti perlombaan 200 dan 400 meter, perlombaan yang bukan spesialisasinya. Ya, Eric memutuskan bertanding di dua nomor yang bukan spesialisasinya. Para penonton tidak memfavoritkan dia untuk menang dalam dua nomor ini. Pada perlombaan lari 200 meter kembali mempertemukannya dengan rekan satu timnya, Abramson. Abramson bermodalkan kepercayaan diri dengan kemenangan 100 meter di final sebelumnya maju dan ia yakin akan menang. Kedua pelari menghadapi empat sprinter Amerika. Eric dan Harold mengawali startnya dengan buruk dan pada akhirnya Jackson Scholz peraih medali perak 100 meter yang menjadi juara. Eric finish di urutan ketiga, meraih perunggu. Harold? Finish di urutan paling belakang (nomor 6). Kekalahan terburuk bagi Harold dan sebenarnya barulah permulaan kemenangan bagi Eric. 

Tiba pada perlombaan lari 400 meter. Dalam atletik lomba yang bergengsi adalah 100 meter tapi di Olimpiade di Paris kali ini puncaknya adalah lomba 400 meter. Eric datang sebagai pelari yang tidak diunggulkan. Tim yang diunggulkan adalah Amerika Serikat. Sayup-sayup terdengar gemuruh suara penonton,"USA, USA, USA". Sebelum lomba seperti biasa dia menunjukkan sportivitasnya dengan menyalami para lawan-lawannya. Saat bersiap-siap di belakang balok start, seorang ofisial Amerika memberikannya selembar kertas berisi tulisan  : “Those who honor me I will honorGood Luck” (kutipan dari  1 Samuel 2:30: Siapa yang menghormati Aku akan kuhormati”).


Those who honor me I will honor,” dengan menggenggam kertas ini dan berpegang pada keyakinannya, dia siap berlari. Eric sendiri berada di posisi luar lintasan, jalur yang sebenarnya tidak menguntungkan bagi seorang pelari. Berada di jalur dalam pelari bisa melihat lawannya tetapi kalau di jalur luar dia tidak bisa melihat lawan dan jarak dengan lawannya.  Dia mengatakan,”Rahasia kesuksesan saya untuk lari 400 meter adalah pada 200 meter pertama saya akan lari secepat yang saya bisa dan di 200 meter kedua, dengan pertolongan Tuhan, saya akan lari semakin cepat".

 Itulah yang dilakukannya. Pada 200 meter pertama waktu yang dibukukan Lidell adalah 22,2 detik, waktu yang sangat luar biasa dan menempatkan dia tiga meter di depan temannya sesama pelari Inggris, Guy Butler. Lidell akhirnya menembus garis finis dan membukukan waktu 47.6 detik, suatu rekor Eropa dan Olimpiade pada saat itu. Kemenangannya sangatlah tidak diduga dan tidak diharapkan.



Cara Eric berlari sendiri sangat tidak lazim, dia selalu mengangkat kepala dan memejamkan mata pada saat dia mendekati garis finish. Dia fokus ke depan dan memandang dengan sukacita ke surga. Dia tidak kuatir untuk menoleh ke belakang dan merasa terancam dengan pelari di belakangnya. Dalam final 400 meter, sambil berlari menjelang garis finis dia mendongakkan kepalanya ke belakang seperti biasa dan dengan mulut terbuka dan memejamkan mata : "I believe God made me for a purpose, but he also made me fast. And when I run I feel His pleasure." 

Eric datang dan berlari di stadion bukan demi dirinya tetapi dia berlari untuk Tuhan. Banyak pelari yang berlari demi sepatu yang menjadi sponsornya atau demi ketenaran. Banyak pelari lain berhenti untuk berpose untuk foto atau untuk membungkus diri dalam kemuliaan, namun tidak bagi Eric. Kemenangan-Nya adalah kemenangan untuk Tuhan dan bukan untuk dirinya sendiri. Eric sebenarnya dia bisa menikmati ketenaran dan kekayaan dengan mengejar kemenangan dan sponsor. Tapi dia tetap setia pada panggilan dan tujuannya. Dia justru menggunakan ketenarannya untuk berbicara tentang Kristus. 

Selepas Olimpiade, dia masih mengikuti beberapa lomba dan mengukuhkannya sebagai The Flying Scotsman. Setahun kemudian dia pergi melayani di Cina sampai akhir hidupnya. 

Abramson sendiri memuji dan mengakui kolega sekaligus saingannya. "Eric selalu menunjukkan keberanian yang luar biasa,”Kata Abramson yang akhirnya menjadi komentator dan penulis atletik yang sangat dihormati. “Eric akan diingat sebagai seorang atlit terbaik yang melakukannya dengan sepatu lari.” 

Tahun 1991, lebih dari 40 tahun setelah dia meninggal dan satu dekade setelah kisahnya difilmkan, sebuah monumen batu berukirkan tulisan yang mengenai kehidupannya dipertunjukkan di propinsi Tientsien. Ayatnya dari Yesaya 40:31: "They shall mount up with wings as eagles; they shall run and not be weary."”Mereka seumpama rajawali yang naik terbang i dengan kekuatan sayapnya, mereka berlari dan tidak akan menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”.

Memorable Quotes from The Chariots of Fire : 

Eric Liddell : You came to see a race today. To see someone win. It happened to be me. But I want you to do more than just watch a race. I want you to take part in it. I want to compare faith to running in a race. It's hard. It requires concentration of will, energy of soul. You experience elation when the winner breaks the tape - especially if you've got a bet on it. But how long does that last? You go home. Maybe you're dinner's burnt. Maybe you haven't got a job. So who am I to say, "Believe, have faith," in the face of life's realities? I would like to give you something more permanent, but I can only point the way. I have no formula for winning the race. Everyone runs in her own way, or his own way. And where does the power come from, to see the race to its end? From within. Jesus said, "Behold, the Kingdom of God is within you. If with all your hearts, you truly seek me, you shall ever surely find me." If you commit yourself to the love of Christ, then that is how you run a straight race. 

Eric Liddell : I believe God made me for a purpose, but he also made me fast. And when I run I feel His pleasure. 

Eric Liddell : God made countries, God makes kings, and the rules by which they govern. And those rules say that the Sabbath is His. And I for one intend to keep it that way. 

Reverend. J.D. Liddell: You can praise God by peeling a spud if you peel it to perfection. Don't compromise. Compromise is a language of the devil. Run in God's name and let the world stand back and in wonder. 

Fakta menarik tentang film ini : 

  • Ian Charleson sebagai pemeran Eric Liddell menulis sendiri pidato atau tepatnya khotbah dalam sebuah adegan di mana Liddell berpidato saat pertandingan antara Skotlandia dan Irlandia
  • Pemeran Harold Abramson yakni Ben Cross mengakui bahwa dia tersentuh dan menangis karena script film ini.
Sumber : (timesonline & wikipedia) 




Nuh : Hidup Yang Digerakkan Oleh Iman

Nuh : Hidup Yang Digerakkan Oleh Iman


Salah satu tokoh Perjanjian Lama yang  masuk dalam daftar pahlawan iman yang dicatat dalam Ibrani 11 adalah Nuh. Apa yang menjadi kelebihan atau kehebatan Nuh. Kalau mau meninjam istilah dunia, apa prestasi Nuh? Apa keberhasilan atau kesuksesan yang dia capai? Prestasinya bukan terletak pada kemampuannya membangun bahtera yang ukurannya gede secara tradisional.  Bukan pada kemampuan untuk mengumpulkan hewan dan ‘memanage’ mereka di dalam bahtera dan membuat bahteranya menjadi kebun binatang terbesar dan terkomplit di dunia (karena semua hewan darat dan udara masuk kecuali yang di dalam air). Apa rahasia dari Nuh? Rahasianya terletak pada imannya pada Tuhan.
Ibrani 11: 7 
“Karena iman, maka Nuh--dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan--dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.”

 Dalam versi King James ; “By faith Noah, being warned of God of things not seen as yet, moved with fear, prepared an ark to the saving of his house; by the which he condemned the world, and became heir of the righteousness which is by faith.”

Kalau dicermati, ada tiga kali kata iman muncul dalam ayat di atas : Di awal : 'karena iman', tengah : 'digerakkan oleh iman' dan akhir : 'sesuai dengan imannya'!. Nuh adalah orang yang hidup dengan iman dan digerakkan oleh iman. Saat Tuhan memberi instruksi bahwa Nuh harus membuat bahtera, Tuhan mengatakan dengan jelas hukuman apa yang menimpa dunia yaitu air bah yang akan meliputi seluruh bumi.  Bagaimana reaksi Nuh saat mendengar penghukuman itu? Apakah panik atau ketakutan? Tidak.  Nuh tidak panik dan berfokus pada bencana itu dan dampaknya : “Wah nanti gimana Tuhan kalau bahteranya bocor, keberatan lalu tenggelam? Gimana kalau air bah itu datang, nanti kebun dan ladang saya hancur, rumah dan semua properti saya hancur???”. Nuh mempersiapkan bahteranya bukan karena dimotivasi atau didorong oleh ketakutan karena datangnya bencana. Dia digerakkan oleh kepercayaan berdasarkan ketakutan terhadap Allah yang Maha Kudus…..Ini adalah takut yang punya pengertian hormat terhadap Allah dan kepercayaan karena Allah yang Maha Kudus pasti akan bertindak dan memenuhi janji-Nya/.Hidup Nuh adalah digerakkan oleh iman!

Dari awalnya Nuh menjalani kehidupannya setiap hari dengan iman.  Dengan kata lain, hidup beriman dan berjalan  dengan Allah adalah suatu gaya hidupnya. Kejadian mencatat bahwa dia hidup bergaul dengan Allah. Bergaul dengan Allah sama artinya dengan berjalan bersam Tuhan.  Itu bukan hanya suatu kebiasaan tapi suatu lifestyle atau gaya hidup. Mengapa? Karena kebiasaan itu kalau dilakukan terus menerus akan menjadi karakter dan gaya hidup bukan? Inilah yang terjadi dengan Nuh. Dia memposisikan dirinya sebagai orang yang bergantung dan  bersandar pada Tuhan. Dampaknya adalah Nuh menjadi orang benar dan bercela.

Hidup Nuh yang dalam pandangan Tuhan benar dan tak bercela itu jelas tidak bisa dipisahkan dari iman. Karena imannya kepada Allah maka Nuh menunjukkan hidup yang berkenan kepada Allah.  Iman Nuh juga  muncul bukan karena ada warning atau punishment  dari Tuhan tetapi dalam hidupnya sehari-hari Nuh hidup dengan iman kepada TUhan.  Pertanyaannya, apakah kita memiliki iman dalam kehidupan sehari-hari? Apakah kita bergaul dengan Tuhan setiap hari dan mencari Dia setiap saat? Apakah bergaul dengan Allah itu adalah lifestyle kita?

Nuh beriman di tengah ancaman atau penghukuman yang akan datang. Saat Tuhan memberitahu Nuh dengan eksplisit jenis hukuman yang akan menimpa dunia, Nuh tetap kosisten imannya. Dia tidak memohon pada Tuhan : “Ah Tuhan mending angkat gua dari dunia ini kayak Henokh yang diangkat Tuhan hidup-hidup…Nggap apa-apa Engkau kirim air bah tapi tolong angkat saya segera hidup-hidup ke surga!” Nuh tidak meminta diangkat ke surga untuk menghindari bencana air bah. Kalau dari segi iman, Nuh sebenarnya memenuhi syarat untuk meminta dirinya diangkat Tuhan karena Henokh bergaul dengan Allah dan Nuh juga sama persis hidupnya dengan Henokh. Tapi Nuh tetap percaya dan berpegang teguh pada Tuhan di tengah ancaman hukuman yang akan menimpa seluruh dunia. Itulah iman. Ketika Tuhan mengijinkan suatu kondisi yang sulit dan nampak membahayakan terjadi, Nuh bukannya berfokus pada penghukuman tetapi berfokus pada janji Allah. Nuh percaya janji Allah dan tidak meragukan penyertaan Allah saat nanti air bah  menerjang dan memporakporandakan serta menenggelamkan bumi.

Nuh tetap percaya walaupun dia cuma seorang diri dan tetap setia menyampaikan Firman Tuhan. Hanya dia dan keluarganya yang percaya di tengah generasi yang keras kepala dan mencemooh Firman Tuhan. Nuh tetap percaya kendati teman-temannya dan tetangganya tidak percaya. Lingkungan di mana dia tinggal sangat tidak kondusif a secara rohani tetapi imannya tidak tergerus atau tererosi zaman. Imannya tidak tergantung pada situasi dan lingkungan.  Berada di situasi dan tempat di mana orang-orang tidak percaya tapi pasif masih mendingan. Apa yang dihadapi Nuh siauasinya lebih parah. Orang-orang yang hidup dan pergaulannya sangat parah dan lebih-lebih lagi mencemooh Nuh dan pemberitaannya selama 120 tahun! Dibutuhkan kepercayaan yang kuat saat menghadapi pergaulan dan cemoohan yang terus datang menyerang iman kita dan dibutuhkan iman yang kuat untuk tetap tabah memberitakan Fiman di tengah orang-orang yang tanpa henti mencemooh selama 120 tahun. Nuh tidak surut iman dan kapok memberitakan Firman walaupun terus menghadapi penolakan yang tanpa henti. Sanggupkah kita terus percaya dan bertahan melayani di tengah gempuran seranagn yang meyerang iman kita?

Nuh tetap percaya walaupun situasinya sangat mustahil.  Nuh membangun bahtera tanpa memperhitungkan geografis. Dia membangun bahtera di tempat yang kering dan gersang jauh dari laut. Berada pada situasi ini dan sementara membangun Nuh masih menghadapi ejekan orang-orang yang menganggapnya sebagai orang yang gila. Bagaiaman mungkin membangun bahtera tanpa air? Apalagi tidak ada alat berat yang bisa mengangkatnya ke laut. Dan Nuh tidak beriman agar Allah mengirim malaikat untuk mengangkat bahteranya dan menempatkannya di tempat berair. Nuh tetap beriman di tengah-tengah situasi yang dia hadapi. Apakah kita tetap punya cukup iman saat kita dihadapkan pada situasi yang sulit bahkan nampaknya mustahil. Nuh menghadapi situasi ini dengan iman, kiranya kita belajar bersandar dan percaya pada Allah kita yang Maha Kuasa yang sanggup mengubah situasi dan keadaan dari yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Karakter Nuh yang lainnya adalah Nuh memiliki ketekunan dan ketaatan kepada Tuhan.  Sebenarnya karakter itu muncul karena imannya pada Tuhan.  Iman itu menghasilkan ketaatan. Iman itu menghasilkan ketekunan. Jadi buah iman itulah ketaatan dan ketekunannya kepada Tuhan. Sudahkah iman kita aktif dan berbuah di hadapan Tuhan.  Iman Nuh bukan iman yang pasif  tetapi iman yang aktif dan itu nyata dari apa yang dilakukannya. Apakah iman kita hanya sekedar disimpan di hati dan tidak ada ketaatan kepada Tuhan. Itu bukan iman. Iman itu disertai tindakan. 

Nuh bagaimanapun dia tetap manusia biasa yang sama dengan kita. Ada satu peristiwa  setelah air bah yang sempat mencoreng sedikit hidupnya yaitu dia pernah  kebanyakan minum anggur dan tidak bisa mengontrol dirinya.  Ini untuk menunjukkan bahwa bukan usaha dan perbuatan Nuh yang membuat dia berkenan kepada Allah. Kisah Nuh sendiri dibuka dengan kalimat : Tetapi Nuh mendapat kasih karunia Allah. Iman Nuh kepada Allah dan diperhitungkan Allah  sebagai kebenaran bukan karena hidup Nuh itu sendiri tapi semata-mata kasih karunia Allah. Hidup di dalam kasih karunia Allah seharusnya menjadi pendorong bagi kita untuk hidup dengan iman karena besarnya kasih karunia Allah bagi kita. Hidup itu akan berkenan kepada Allah saat hidup digerakkan oleh iman dan kasih karunia. Sudahkah hidup kita digerakkan oleh iman dan kasih karunia?

Soli Deo Gloria

The Grace Card

The Grace Card
Film yang sedang box office di Amerika ini bukanlah produksi studio Hollywood atau studio film yang sudah punya nama. Grace Card terinspirasi Facing the Giant dan Fire Proof, adalah film produksi gereja, Gracecard Pictures. Tidak peduli pendapat anda tentang film-film Kristen atau film produksi gereja,  satu hal yang pasti: Mereka menginspirasi gereja-gereja lain dan orang Kristen untuk membuat film mereka sendiri dan menceritakan kisah mereka sendiri. Sama halnya dengan Grace Card.

Grace Card Idenya Berasal Dari Seorang Aktifis Gereja

David Evans, seorang dokter mata yang juga aktifis gereja dari Gereja Calvary di Cordova, Tennessee (pinggiran Memphis), melihat Fireproof (dibuat oleh Sherwood Baptist Church) dan berpikir, "Kita bisa melakukan itu juga." Menjabat sebagai sutradara dan produser eksekutif, Evans memimpin tim kreatif seni  gereja,  pemain dan kru yang relatif pemula.  dengan merekrut seorang penulis skenario yang berpengalaman, Howard Klausner (Space Cowboys). Sebelum memproduksi "The Grace Card", David Evans hanya memiliki sedikit pengalaman sebagai pengarah dalam acara 'Passion' sebuah acara  tahunan gerejanya. Namun sebagai seorang pembuat film yang baru terlibat untuk pertama kalinya, David menunjukkan talenta yang luar biasa.

Grace Card Didukung Oleh Sukarelawan
Sebagai film produksi gereja, keterlibatan keluarga dan sahabat-sahabatnya sangatlah besar. Teman-teman gereja David terlibat dalam film ini sebagai pemain, figuran, kru film dan juga penyedia katering.  Misalnya saja sebagai pemain,  pemeran istri Mac tokoh polisi kulit putih dalam film yaitu Joy Moore  ternyata adalah anggota gereja Calvary. Teman-teman gereja David secara sukarela bekerja lebih dari 10.000 jam, bekerja siang dan malam selama pembuatan film dalam 28 hari. Usaha mereka akhirnya berhasil dan menjadikan film ini sebagai film layar lebar yang profesional dan inspirasional.

Grace Card Didukung Oleh Aktor, Penulis Skenario dan Produser Hollywood
Didukung oleh aktor veteran pemenang Academy Award  Louis Gossett, Jr, penulis skenario berpengalaman Howard Klausner (Space Cowboys filmnya Clint Eastwood) dan Produser John Saunder yang juga melahirkan film-film terkenal Master and Commander and Terminator 3. Ditambah akting yang kuat dari komedian Kristen Michael Joiner dan aktor pendatang baru Michael Higgenbottom smembuat film ini mampu menunjukkan kekuatannya.

Evans awalnya mengirim naskah untuk aktor veteran pemenang Academy Award  Louis Gossett, Jr . Aktor Louis Gossett Jr.  akhirnya bersedia menandatangani kontrak untuk berperan sebagai seorang pemimpin hak-hak warga sipil yang sudah pensiun dan juga merupakan kakek dari petugas kepolisian Sam Wright.

"David mengirimkan naskah kepadanya dan saya bahagia untuk mengatakannya bahwa di hari berikutnya Tuan Gossett sendiri yang menelepon dan mengatakan bahwa naskah tersebut sangat indah dan ia bersedia untuk terlibat di dalamnya," ujar Klausner mengenang bagaimana David berhasil mengirimkan salinan naskahnya kepada agen Gossett sampai akhirnya sampai ke tangan Gossett sendiri.  

Film ini didistribusikan oleh Samuel Goldwyn Films, yang juga mendistribusikan  FIREPROOF dan FACING THE GIANTS.

Grace Card Adalah Film Tentang Pengampunan, Anugerah dan Penebusan

Inti dari film ini  adalah Bill "Mac" McDonald (Joiner), seorang polisi yang mengalami kepahitan  karena masih  berjuang melalui rasa sakit dan penyesalan akibat kematian anak laki-lakinya 17 tahun lalu. Dia meninggalkan Tuhan dan menyalahkan diri sendiri, semua orang termasuk keluarga dan orang-orang Latin, Afrika Amerika yang dianggapnya bertanggung jawab atas kematian anaknya. Korban dari rasa sakitnya termasuk istrinya Sara dan anaknya yang  lain, Blake, yang juga membawa beban tersendiri Segala sesuatu nampaknya suram bagi Mac: karir kepolisiannya mandeg dan tidak pernah mendapat promosi, masalah dengan istrinya dan anaknya Blake yang terlibat eksperimen dengan obat-obatan dan gagal dalam studinya di SMU. Dalam pandangan Mac, kabar buruk semakin buruk ketika ia terpaksa harus bermitra dengan orang yang dipromosikan di tempatnya, Sam Wright (Higgenbottom). Bagi Mac, berbagi mobil patroli dengan partnernya sudah cukup buruk, tapi bahkan lebih buruk bagi dia adalah bahwa Sam adalah seorang berkulit hitam dan seorang Kristen yang vokal. Mac sudah memiliki sikap benci terhadap orang  Afrika-Amerika karena seorang laki-laki kulit hitam yang membunuh (dengan sengaja) anaknya bertahun-tahun yang lalu. Dan dia tentu tidak ingin dikhotbai oleh Sam, yang adalah seorang pendeta part time di sebuah gereja. 


Sam juga karirnya sedang bersinar di kepolisian dan seorang suami dan ayah yang baik. Sam sendiri tidak berharap untuk menjadi polisi. Dia sendiri merasa terpanggil untuk menjadi pelayan Tuhan. Dia  sendiri  menjadi polisi karena harus mensuport keluarganya. Ketika Sam dipromosikan jabatannya, dia bergumul apakah panggilannya adalah untuk menjadi petugas kepolisian...

Dapatkah Mac menerima anugerah dari Tuhan yang telah dia tinggalkan dan menerima partnernya sebagai sahabatnya? Dapatkah Mac dan Sam bergabung bersama dan saling menolong satu dengan yang lain tanpa melihat perbedaan di masa lalu?

website : http://www.thegracecardmovie.com/




Cerita Singkat tentang pasta

Pasta adalah makanan olahan yang berasal dari Italia. Pasta dibuat dari adonan campuran antara tepung terigu, air, telur dan garam. Dari adonan ini, pasta dibentuk menjadi banyak rupa. Pasta dapat dikatakan sebagainya ‘nasi’-nya orang Italia dan telah menjadi bagian penting dari hidup mereka. Sekarang ini, banyak sekali rumah makan baik Italia maupun bukan yang menyajikan pasta sebagai salah satu menu utamanya.

Pasta berasal dari bahasa Italia ‘pasta alimentare’ yang berarti adonan bahan makanan. Dalam arti luas, ‘pasta’ bisa berarti semua adonan seperti adonan roti, pastry, atau cake. Dalam bahasa Italia, ‘pasta’ yang khusus sebagai pasta disebut pastasciutta.

Pasta dibuat dari tepung terigu semolina yang merupakan hasil gilingan biji gandum durum dicampur telur sehingga sedikit berwarna kuning cerah, dan bila dimasak dengan benar akan menghasilkan tekstur sedikit kenyal. Pasta buatan Amerika sering dibuat dari campuran tepung terigu farina dan semolina, sehingga memiliki tekstur lebih lembut yang cocok untuk dijadikan hidangan seperti kaserol.

Di luar negara asalnya di Italia, pasta biasanya dijual di dalam kemasan dalam bentuk kering. Pasta kering dibuat di pabrik dengan menggunakan mesin ekstrusi yang mendorong keluar adonan pasta melalui lubang-lubang saringan. Bentuk-bentuk pasta yang lain diperoleh dengan menggiling adonan pasta menjadi lembaran yang kemudian dipotong-potong atau dicetak.



Pasta segar buatan rumah tangga dan restoran dibentuk dengan tangan beberapa saat sebelum pasta direbus. Pasta segar memerlukan waktu masak yang lebih singkat, namun tidak tahan lama disimpan karena kadar airnya yang tinggi. Sedangkan pasta kering bisa tahan disimpan hingga tiga tahun atau lebih karena kandungan airnya yang rendah, sekitar 10 persen saja. Ada juga pasta yang sudah dimasak dan tinggal dipanaskan dengan oven microwave yang sering dijumpai di bagian makanan beku pasar swalayan.

Makanan mirip pasta banyak dijumpai di berbagai tempat di dunia sejak zaman dulu, terutama di wilayah dengan penduduk yang menjadikan gandum dan serealia sebagai makanan utama. Gandum yang sudah digiling sering dimasak sebagai bubur atau dihaluskan menjadi tepung dan dibuat roti. Pasta kemungkinan besar merupakan alternatif dari bubur atau roti, karena pasta merupakan makanan awetan yang dibuat tanpa perlu dimasak.

Di Eropa, catatan tertulis paling tua tentang makanan serupa mie ditemukan pada hiasan makam orang Etruska di Italia Tengah yang berasal dari tahun 400 SM. Di Tiongkok, mie sudah dikenal sejak tahun 2000 SM berdasarkan hasil penggalian di situs Lajia (Tiongkok barat) yang terletak di tepi Sungai Kuning. Di bawah lapisan tanah yang tebal di situs penggalian yang sudah rusak akibat gempa bumi dan banjir ditemukan mie berwarna kuning dalam panci tanah liat yang terbalik. Panjang mie ini sekitar setengah meter dengan diameter 3 milimeter. Hasil analisis menunjukkan mie ini dibuat dari tepung biji milet.

Jenis pasta
Pasta terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran. Di Italia terdapat lebih dari 650 jenis pasta dan hampir setiap tahun tercipta bentuk yang baru. Pasta yang berbentuk panjang seperti mie disebut spaghetti, variasinya yang lebih kurus disebut vermicelli, sedangkan variasinya yang lebih panjang dan pipih (seperti kwetiau) disebut linguine. Versi tebal dari linguine adalah fettucine.

Nama jenis pasta biasanya diambil berdasarkan nama bentuknya dalam bahasa Italia. Pasta berbentuk pendek disebut penne (pena), sedangkan pasta berbentuk kupu-kupu disebut farfalle.

Sumber: Indofood

MovieGuide Faith and Values Award 2010

MovieGuide Faith and Values Award 2010
Inilah daftar nominasi dan pemenang 19th Annual Faith and Value Award, penghargaan film sekelas Oscar versi Kristen pada Jumat, 18 Februari 2011 :

The Most Inspiring Movie of 2010 :  
THE CHRONICLES OF NARNIA: THE VOYAGE OF THE DAWN TREADER from 20th Century Fox Pictures, menerima penghargaan The Ephiphany Prize


Nominasi lainnya :
THE BOOK OF ELI, Warner Bros.
GET LOW, Sony Pictures Classics
LETTERS TO GOD, Vivendi Entertainment
THE SECRET OF KELLS, GKIDs Inc.
TO SAVE A LIFE, Samuel Goldwyn Films
WHAT IF. . ., PureFlix Entertainment

The Most Inspiring TV Program of 2010: 
AMISH GRACE, telecast on Lifetime Television.
 
Nominasi lainnya:
CHRISTMAS WITH A CAPITAL C, GMC
ICE DREAMS, The Hallmark Channel
NOVEMBER CHRISTMAS, Hallmark Hall of Fame
THE WAY HOME, GMC
WHEN LOVE IS NOT ENOUGH: THE LOIS WILSON STORY, Hallmark Hall of Fame

The Most Inspiring Performance in Movies in 2010 – Kevin Sorbo for WHAT IF. . .
Nominasi yang lain :
Georgie Henley from CHRONICLES OF NARNIA: THE VOYAGE OF TREADER,
Tanner Maguire from LETTERS TO GOD,
John Ratzenberger from WHAT IF. . .,
Kristy Swanson from WHAT IF. . .,
Denzel Washington from THE BOOK OF ELI,
Randy Wayne from TO SAVE A LIFE,
Joshua Weigel from TO SAVE A LIFE.

The Most Inspiring Performance in Television in 2010 – Madison Mason from AMISH GRACE, Lifetime Television.

Nominasi lainnya:
Dean Cain from THE WAY HOME,
Matt Letscher from AMISH GRACE,
Barry Pepper from WHEN LOVE IS NOT ENOUGH: THE LOIS WILSON STORY,
Winona Ryder from WHEN LOVE IS NOT ENOUGH: THE LOIS WILSON STORY,
Sonny Shroyer from THE WAY HOME,
Nancy Stafford from CHRISTMAS WITH A CAPITAL C,
Brad Stine from CHRISTMAS WITH A CAPITAL C.

Best Movie for Families – TOY STORY 3 from Pixar and Walt Disney Pictures

** The Ten Best 2010 Movies for Families **
. 1. TOY STORY 3
. 2. DESPICABLE ME
. 3. THE CHRONICLES OF NARNIA: THE VOYAGE OF THE DAWN TREADER
. 4. LEGEND OF THE GUARDIANS: THE OWLS OF GA’HOOLE
. 5. SHREK FOREVER AFTER
. 6. TANGLED
. 7. WHAT IF. . .
. 8. HOW TO TRAIN YOUR DRAGON
. 9. LETTERS TO GOD
. 10. MEGAMIND

Best Movie for Mature Audiences – SECRETARIAT from Walt Disney Pictures

** The Ten Best 2010 Movies for Mature Audiences **
. 1. SECRETARIAT
. 2. THE BOOK OF ELI
. 3. THE KING’S SPEECH
. 4. TRUE GRIT
. 5. LETTERS TO JULIET
. 6. MAO’S LAST DANCER
. 7. IRON MAN 2
. 8. PRINCE OF PERSIA: THE SANDS OF TIME
. 9. ALICE IN WONDERLAND
. 10. GET LOW


The Faith and Freedom Awards for Promoting Positive American Values in 2010 :


Winner for Movies – MAO’S LAST DANCER from Samuel Goldwyn Films
Nominasi lainnya:
HUBBLE 3D from Warner Bros. Pictures,
I WANT YOUR MONEY from RG Entertainment,
IRON MAN 2 from Paramount Pictures,
LEGEND OF THE GUARDIANS: THE OWLS OF GA’HOOLE from Warner Bros. Pictures,
TOY STORY 3 from Walt Disney Pictures,
WAITING FOR “SUPERMAN” from Paramount Vantage,
THE WAY BACK from Newmarket Films.

Winner for TV – CHRISTMAS WITH A CAPITAL C from Pure Flix and GMC
Nominasi lainnya :
AMISH GRACE from Lifetime Television,
SARAH PALIN’S ALASKA: EPISODE ONE from The Learning Channel,
THE WAY HOME from The GMC,
WWII IN HD: THE AIR WAR from The History Channel.

Special Crystal Teddy Award:
Composer AL KASHA
For communicating and living the Good News.

sumber : http://www.movieguide.org/

6 Alasan Nge-Blog

6 Alasan Nge-Blog
Mengapa Anda nge-blog? Jawaban atas pertanyaan ini bisa macem-macem. Ada yang pengen menyalurkan bakat nulis, nyari dolar, ngejar traffic, ajang narsis sampai sharing pengetahuan atau copy paste. Ada juga alasn lainnya misalnya biar nggak gaptek, atau tadinya cuma iseng akhirnya ketagihan (kecanduan apa bedanya ya?) dan biar eksis di dunia maya..
Pertanyaan yang lebih cocok sebenarnya adalah mengapa harus nge-blog? Bagi saya ngeblog itu unik, dan saya mencoba sambil berefleksi apa sih alasan ngeblog itul. Ada enam alasan mengapa harus ngeblog dan beberapa alasan mungkin sudah memotivasi kita ngeblog selama ini (poinnya saya ambil dari 6 reasons pastor should blog:: desiringGod.com).

Pertama…untuk menulis
Ya iyalah, menulis adalah untuk mengekspresikan pemikiran kita. Melalui menulis sebenarnya mempertajam pemikiran dan memperluas perspektif kita. Dan lewat tulisan pemikiran kita akan bertahan lama. Kita hidup di tengah budaya ngomong alias bicara dan tidak terbiasa menuliskan pemikiran kita. So, stop talking and start writing.


Kedua, untuk mengajar
Blog adalah tempat untuk berbagi ilmu sekaligus update ilmu. Dengan nge-blog sebenarnya orang akan belajar banyak hal yang berharga dan berguna dari kita. Sesuatu yang pada mulanya tidak diketahui dengan jelas tetapi lewat tulisan akan membuka wawasan orang lain, menambah wawsan dan pengetahuan yang baru. Nge-blog akan membuat orang mengerti dan memahami sesuatu serta akan menginspirasi orang untuk bertindak.

Ketiga, untuk merekomendasikan sesuatu
Melalui blog kita bisa merekomendasikan makanan yang enak, buku yang bagus, film yang bermutu, website yang menarik untuk dikunjungi. Blog adalah media global untuk memperkenalkan sesuatu yang baik dan berguna bagi orang lain. Bukan hanya restoran atau makanan enak yang kita bisa rekomendasikan tapi pada akhirnya kita bisa memperkenalkan Juruselamat kita yang baik.

Keempat, media interaksi
Melalui blog kita bisa berinteraksi dengan pengunjung, membalas komentar mereka atau mendapatkan insight atau pandangan atau perspektif yang berbeda. Ini akan memperkaya pemahaman kita akan sesuatu dan memandang sesuatu dengan cara pandang yang lebih luas dan mendalam.

Kelima, untuk mengembangkan apa yang bermakna
Sebelum posting kita seharusnya bertanya, apakah ini pantas untuk diposting atau ditampilkan di blog? Apakah kita hanya berceloteh tanpa tujuan, meluapkan isi hati kita yang saat itu nggak jelas dan memaksa pembaca kita membaca tanpa mendapatkan apa-apa?
Kebiasaan nge-blog akan memupuk kebiasaan untuk mencari insight, hikmat atau inspirasi dan nilai-nilai di setiap situasi. Dengan belajar melihat hal-hal kecil yang bermakna maka akan memperkaya diri kita dan akan menjadi bermakna juga bagi orang lain.

Keenam, untuk dikenal
Dengan nge-blog orang akan mengenal diri atau pribadi kita. Melalui blog orang akan tahu tulisan-tulisan atau kreatifitas, pemikiran, cara pandang, cara berpikir dan hal-hal yang berhubungan dengan diri kita. Hal-hal seperti itu akan membuat kita semakin dikenal. Apalagi blog itu kan bisa diakses di seluruh dunia. Bayangkan kalau blog kita semakin bagus dan bermutu atau bermanfaat bagi pengunjung maka blog kita semakin dicari. Saat di search engine mereka akan mengetik atau men-search blog kita...Kalau tulisan-tulisan kita semakin menarik pasti dengan sendirinya akan mendongkrak popularitas blog kita (page rank blah blah blah).. Nah, ini dia : siapa tahu ada penerbit yang tertarik dengann tulisan Anda dan menawarkan tulisan Anda untuk dicetak?

Gladys Aylward - Misionaris di Cina

Gladys Aylward - Misionaris di Cina
Gladys Aylward (1902 - 1970) 
Anda pernah nonton film atau tahu film berjudul Escape from Huang Zhi? Kisah seorang reporter dari Barat yang menyelamatkan kurang lebih 60 anak yatim piatu di China?  Dia dibantu seorang Suster dan seorang yang kaya berjalan melewati medan pegunungan dan gurun untuk menyelamatkan diri dari serbuan tentara Jepang.

Ada kisah nyata yang jauh lebih dahsyat dari itu. Di Negara yang sama yaitu China pada masa pendudukan Jepang, seorang wanita sendirian membawa seratus lebih anak yatim piatu dan  menempuh  perjalanan sejauh 100 mil selama hampir satu bulan untuk sampai di tempat tujuan mereka yang aman. Dia adalah Gladys Aylward, seorang misionaris dari Inggris yang sempat ditolak untuk menjadi misionaris dan pernah bekerja sebagai pelayan rumah tangga.  

Dia lahir dari keluarga kelas pekerja di Edmonton, London pada 24 Februari 1902. 
Meskipun dibesarkan di Gereja Anglikan, pada awalnya dia bukan orang yang sangat religious. Pendidikannya hanyalah pendidikan dasar dan dengan posisi sebagai kelas pekerja hanya memberinya sedikit pilihan. Dia mulai bekerja menjadi pembantu pada usia 14. Panggilannya untuk misi muncul ketika ia menghadiri kebaktian kebangunan rohani pada saat  dia berumur 18. Pendeta saat itu menantang pendengarnya untuk mempersembahkan diri untuk pelayanan kepada Tuhan. Message pendeta itu langsung berbicara dengan kuat dalam hatinya dan keinginannya untuk melayani sebagai misionaris mulai tumbuh. Melayaai selama empat tahun sebagai pelayan rumah tangga membuatnya memliki suatu wawasan yang unik mengenai hatis seorang hamba.  Dia memberikan hidupnya untuk Kristus dan bersedia dipakai untuk melayani dalam bidang apa saja. Beberapa sumber mengindikasikan bahwa keputusannya  untuk menjadi  misionaris ke Cina  setelah dia membaca artikel di suatu majalah tentang Cina, sebuah negara di mana jutaan orang belum pernah mendengar Injil. 

Dia melanjutkan pekerjaannya sebagai pelayan salon Di usia pertengahan dua puluhan, ia melamar untuk menjadi misionaris  dan diberikan posisi sebagai  percobaan di  China Inland Mission Center di London. Bekerja sampai dia berusia 26 tahun tapi ruopanya tidak memenuhi harapan para pimpinan China Inland Mission Center. Dia ditolak untuk pelayanan sebagai misionaris ke Cina. Namun, tidak ada yang bisa menggagalkan kehendak Tuhan atau menolak untuk pelayanan mereka yang dipanggil oleh Allah "Untuk karunia-karunia dan panggilan Allah tidak dapat dibatalkan. (Rom 11:29) 

Bertekad untuk melayani Tuhan dengan cara apapun, ia terus bekerja dan menabung. Pada usia 30, kesempatan itu datang , seorang misionaris senior yaitu Ibu Jeannie Lawson sedang mencari 
asisten muda untuk melanjutkan pekerjaannya. Gladys diterima tapi Ibu Lawson tidak memiliki apa-apa untuk membantu dia melakukan ke Cina. Gladys juga tidak memiliki dana lebih untuk bepergian dengan kapal laut. Jadi dia sendirian menempuh perjalanan darat dengan kereta api dan hanya berbekal  paspor, Alkitab, tiket, dan dua ninepence pound. Sendirian dia melakukan perjalanan darat yang berbahaya ke kota pedalaman Yangchen, di provinsi pegunungan Shanxi, selatan Peking.  Kota itu jarang dikunjungi wisatawan luar dan penduduk setempat tidak mempercayai orang asing.

Gladys dan Ibu Lawson memikirkan cara untuk menarik orang agar mengenal Kabar Baik. Mengetahui bahwa kota di mana mereka tinggal adalah tempat transit bagi orang yang melakukan perjalanan, mereka berencana untuk membuat tempat penginapan. Di tempat penginapan itu dengan ramah mereka menawarkan makanan dan  tempat tidur yang hangat dengan harga yang murah serta tempat buat keledai para tamu di halaman. Di malam hari setelah melayani makanan para tamu, Gladys dan Ibu Lawson akan berkumpul dengan tamu-tamu mereka dan memberitahu mereka cerita tentang seseorang bernama Yesus. Dengan cara ini, pesan Injil mulai diberitakan, tidak hanya pada mereka yang di penginapan  tetapi para pengendara keledai  membawa cerita-cerita itu di sepanjang perjalanan mereka. Gladys juga  menghabiskan berjam-jam setiap hari belajar bahasa setempat  untuk berkomunikasi dengan orang-orang setempat dan akhirnya dia menguasai bahasa itu, suatu yang tadinya di luar pikiran dan  kemampuannya.  

Tak lama setelah ini, mentornya, Ibu  Lawson jatuh dan terluka parah menyebabkan kematiannya beberapa hari kemudian. 
Gladys, bersama dengan juru masak Cina, yang adalah seorang Kristen, bertekad untuk meneruskan pekerjaan. Fasih dalam bahasa lokal, ia mulai mengabarkan Injil di desa-desa sekitarnya. Menyadari banyak anak-anak yang tidak diinginkan oleh orang tuanya dan merka menjadi anak-anak yang terlantar. pekerjaan misinya berubah yaitu merawat anak-anak kecil yang terlantar. Tetapi perawatannya tidak terbatas hanya pada anak-anak. Selama tahun-tahun Cina diserang oleh tentara Jepang dan tentara Cina banyak yang terluka. Jadi dia menampung orang-orang yang terluka dan membutuhkan perawatan.  Penginapannya menjadi perlindungan bagi 20 anak yatim dan sebanyak 30 sampai 40 tentara yang terluka  pada waktu itu.

Perang semakin meluas  dan anak-anaknya sekarangbertambah jumlahnya menjadi sekitar 100. 
Dia telah menjadi warga negara dari Cina pada tahun 1936 dan aktivitasnya dalam mendukung rakyat lokal, termasuk sedikit memata-matai orang Jepang membuatnya tidak aman untuk tetap tinggal di Yangchen. Kolonel Linnan anggota perlawanan Tionghoa lokal memperingatkannya kalau dia telah dianggap "buronan" dan dijadikan target penangkapan hidup atau mati. Gladys lalu  mengumpulkan anak-anak dan mengevakuasi mereka dari kota. 

Akibat situasi perang dan tidak adanya transportasi, Gladys terpaksa  memimpin anak-anaknya, berjalan kaki, di atas pegunungan menuju ke provinsi Sian yang lebih aman dengan jarak sekitar 100 mil jauhnya. 
Perjalanan itu menghabiskan waktu 27 hari di mana mereka harus menanggung berbagai kesulitan dan penderitaan. Gladys sendiri jatuh sakit dalam perjalanan itu dan ketika mereka akhirnya tiba dengan selamat, ia roboh. Para dokter takjub oleh ketahanan fisiknya dan terheran-heran saat mengetahui  Gladys sebenarnya sedang menderita tifus, pneumonia, sebuah kambuh demam, kekurangan gizi, dan kelelahan yang luar biasa. 

Dia kembali melayani tetapi tidak pernah benar-benar sembuh dari penyakitnya namun hal ini tidak menghentikannya untuk terus melayani Tuhan. 
Dia mulai mendirikan gereja  berbagi Injil di desa-desa, penjara dan di antara yang sakit dan tak berdaya. Pelayanan nya dilanjutkan sampai 1947 ketika rezim komunis yang baru mula memegang kendali. Gladys dan misionaris lain harus meninggalkan

Pada tahun 1958, setelah sepuluh tahun di Inggris, ia pergi untuk Taiwan dan mulai panti asuhan lain. 
Dia tetap di sini selama sisa hidupnya melayani Tuhan dengan melayani anak-anakNya. Dia meninggal 3 Januari 1970. 

Gladys Aylward  dikenal sebagai 'Ai-weh-deh', (The Virtuous One) oleh orang Cina dan dia mencintai mereka yang  pada awalnya tidak mempercayai dia. 
Dia hidup di hadapan Allah dan untuk Allah dan dipakai Allah secara luar biasa. 



Update :


Kisah hidup Gladys Aylward ditulis dalam sebuah berjudul  The Small Woman oleh Alan Burgess, dan diterbitkan tahun. Di tahun 1958,kisahnya diangkat ke layar lebar Hollywood dengan judul  The Inn of the Sixth Happiness, dan pemerannya adalah Ingrid Bergman.

Semasa dia melayani di Yungcheng dia sempat diangkat menjadi asisten untuk pemerintah yaitu  "Foot Inspector" karena perjuangannya yang menentang pembebatan kaki untuk para anak-anak gadis di China. 

Sempat ditolak dan diejek di awal pelayanannya, figur Gladys akhirnya diterima dan sangat dihormati oleh orang-orang di China. Dia mengasuh anak-anak yatim dan mengadopsi beberapa di antaranya, menghentikan pemberonakan di penjara dan dalam banyak kesempatan berani mengorbankan nyawanya untuk menolong mereka yang membutuhkan. Keberaniannya untuk mengintervensi pemberontakan idi penjara bahkan membuat para penjahat sangat respek kepadanya. 

Ada berbagai buku dan film mengenai kisahnya :
  • Aylward, Gladys (1980), Gladys Aylward: The Little Woman,
  • Burgess, A (1957), The Small Woman (New Impression ed.), Pan Books,
  • Hunter, C (1971), Gladys Aylward: Her Personal Story, Coverdale House Publishers,
  • Latham, R. O. (1952), Gladys Aylward, One of the Undefeated: The Story of Gladys Aylward, Edinburgh House Press
  • Thompson, P (1971), London Sparrow: The Story of Gladys Aylward, Word Books,
  • Benge, Janet and Geoff (1998), Gladys Aylward: The Adventure of a Lifetime,
  • Purves, Carol (2005), Chinese Whispers: The Gladys Aylward Story,
  • Jackson, Dave and Neta (1994), Flight of the Fugitives: Gladys Aylward.

  • The Inn of the Sixth Happiness (1958) - feature film
  • Gladys Aylward, the Small Woman with a Great God (2008) - Documentary
  • Torchlighters: The Gladys Aylward Story (2008) - animated DVD for children ages 8–12. (Salah satu film yang saya sempat tonton :) ).



from : Wikipedia dan  sumber-sumber lain

Shandy Aulia

Shandy Aulia
Image and video hosting by TinyPicShandy Aulia, artis cantik dan populer ini sempat jadi bahan pembicaraan karena berani membatalkan pernikahan yang sudah di depan mata antara dirinya dengan calonnya yaitu Dave Laksono. Sang calon yaitu Dave Laksono adalah seorang pengusaha muda dan anak Menkokesra yang juga mantan ketua DPR kita...Dave Laksono bahkan sudah melamar Shandy dengan kalung emas putih yang bertahtakan berlian. 


Keputusannya berpisah  diambil lima bulan setelah mereka bertunangan. Mereka sempat menjalin hubungan selama setahun.  Shandy mengaku keputusan berpisah tersebut diambil secara sepihak. "Saya yang memutuskannya. Saya dengan Dave memang sudah berakhir. Kita memutuskan untuk sendiri-sendiri," tutur Shandy.


Alasannya putus? "Saya hanya ingin menikah dengan apa yang saya yakini, saya imani. Tidak di luar itu," ujar Shandy saat ditemui ditemui usai menghadiri acara resepsi pernikahan Okan Cornelius dan Viviane di Shangri-La Hotel, Jakarta, Sabtu (13/11/2010) (sumber :detikhot). 

Saya ingat perbincangan saya dengan teman saya di busway beberapa bulan lalu yang kala itu membandingkan antara Shandy Aulia dengan Angeline Sondakh. Sama-sama terkenal dan keduanya berdarah Manado. Tapi yang pertama walaupun masih berusia muda tetap dia berani mengambil keputusan yang smart, Shandy memilih untuk mempertahankan imannya sedangkan yang kedua : meninggalkan yang kekal untuk mendapatkan yang tidak kekal tapi akhirnya yang tidak kekal itu meninggalkannya.

Berasal dari keluarga yang broken home, orang tuanya bercerai di usia tiga tahun Shandy tumbuh dan dibesarkan oleh Ibunya Elsye Dopong. Shandy dikenal dalam iklan deodoran : BURKET! dan semakin berkibar saat berperan sebagai Tita remaja yang manja dan cengeng dalam film Eiffel Im in Love. Baginya peran pertamanya ini sangat berkesan karena pertama kali main film dan filmnya  langsung mendapatkan sambutan penonton yang luar biasa. Saya mengutip apa yang ditulisnya di websitenya,"Saya yakin apa yang saya alami dalam hidup saya karena kasih karunia Tuhan buat saya, bukan karena kekuatan saya sendiri." 


Semoga sikapnya ini terus dipertahankannya dan dia bisa mnejadi teladan bagi mereka yang terjun di dunia selebritis untuk terus mempertahankan iman dan setia kepada Tuhan hingga akhir.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang Shandy : visit
http://www.shandy-aulia.com/story_about_me.html

Photoshop Tingkat Dewa

Berikut adalah contoh foto-foto yang diedit dengan photoshop dengan keahlian tingkat tinggi. Silakan diicip :). Sumber: Photo Manipulation

[gallery]

Kamera 1437 MegaPixel

Sedang iseng-iseng ngaskus nemu artikel ini, terus pas nyampe ke TKP ternyata bener. Kamera yang dipakai untuk memotret 'pemandangan' ini sebesar 1437 MP. Gak kebayang kan? Sekalian menambahkan, GigaPan dikembangkan oleh Carnegie Mellon University dan berkolaborasi dengan NASA Ames Intelligent Robotics Group dengan dukungan dari Google. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat ke TKP. Berikut saya berikan contoh screenshot dari pidato Obama yang dipotret oleh kamera dengan resolusi 1437 MP.






Sumber: GigaPan
Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design