ADSENSE HERE!
Ada apa dengan Melinda Dee dan Yudas Iskariot? Dua orang ini hidup di zaman yang berbeda tapi sama-sama terkenal. Melinda Dee lagi ngetop di Indonesia akibat sepak terjangnya meraup miliaran uang dari nasabahnya sedangkan Yudas atau “Judas” kita sama-sama tahu, murid yang dengan tega mengkhianati Yesus dengan harga 30 keping perak.
Saya mau membandingkan sekaligus mengulas dua tokoh ini. Saya melihat ada persamaan baik Melinda Dee maupun Yudas Iskariot. Saya mulai dari persamaannya yang positif dulu:
Kedua-duanya punya jabatan penting dan punya kemampuan yang baik dalam menangani keuangan. Melinda Dee dipercaya sebagai Senior Manager CitiBank sedangkan Yudas dipercaya sebagai pemegang kas atau bendahara. Walaupun kelihatan nominal uang yang dipegang Yudas sangat kecil tapi sebagai orang yang ditunjuk Yesus sebagai pemegang kas bukankah itu sesuatu yang sangat penting dan istimewa?
Sebenarnya dalam kelompok 12 murid Yesus ada juga Matius yang memiliki pengalaman dalam menangani keuangan yaitu sebagai pemungut cukai. Tapi kenapa Tuhan Yesus memilih Yudas? Pasti Tuhan Yesus tidak sembarangan untuk memilih dia. Tuhan melihat kemampuan yang dia miliki sehingga mempercayakan suatu tugas yang sangat penting yaitu pemegang kas, menghitung pemasukan dan pengeluaran keuangan.
Persamaan berikutnya adalah negatif:
Pertama, serakah. Yudas sebagai pemegang kas ternyata diam-diam menilep uang yang seharusnya dipercayakan untuk dikelola kepadanya. Yudas tidak puas dengan jabatan sebagai pemegang keuangan tapi dia melangkah menjadi pemakai uang yang dipercayakan kepadanya. Dalam sebuah peristiwa dia mengkritik perempuan berdosa yang meminyaki Yesus dengan mengatakan bahwa mendingan minyaknya dijual karena mahal dan uangnya bisa dipakai untuk menolong orang miskin. Motifnya Yudas adalah kalau minyak itu dijual maka akan ada dana masuk supaya bisa dikorupsinya lagi. Inilah keserakahan Yudas.
Cinta Yudas akan uang semakin memuncak ketika dia meminta imbalan dari para orang Farisi dan Saduki untuk menyerahkan Yesus. Yudas tidak lagi menghiraukan Yesus sebagai sang Rabbi yang mengangkatnya sebagai seorang murid dan memberi kepercayaan sebagai bendahara. Fokusnya adalah bagaimana dia bisa mendapatkan untung dengan bisnis yang jelas-jelas tercela.
Melinda Dee juga sama. Sebagai Senior Manager gaji dan komisinya pasti nggak main-main. Tapi ternyata dia tidak puas hanya dengan mengandalkan gaji kantornya. Dia tergiur dengan rupiah atau dolar yang diserahkan nasabah kepadanya. Akhirnya dengan segala kepintarannya maka uang nasabah itu sebagian beralih dengan mulus ke rekening atau kantongnya.
Kedua, penipu. Yudas yang sepintas penampilannya meyakinkan nyatanya adalah seorang penipu. Dia bersembunyi di balik topeng “murid” Yesus. Di balik sikap dan tindakannya yang nampak rohani ternyata dia menipu Tuhan Yesu dan sebelas rekannya yang lain. Yudas bertindak curang dan lagi-lagi dia berbohong pada saat Perjamuan Terakhir. Waktu itu Yesus mengatakan bahwa ada salah seorang murid yang akan menyerahkan Yesus. Yudas tanpa penyesalan langsung berkata,”Bukan Aku ya Rabbi”. Saat hendak keluar ruangan kembali Yudas mengulangi lagi perkataannya. Puncaknya adalah ciuman palsu Yudas, suatu ciuman bukan sebagai persahabatan atau penghormatan tapi ciuman pengkhianatan.
Melinda Dee dengan semangat yang sama juga menipu banyak nasabahnya. Kali ini dengan bermodalkan penampilan yang menarik dan aduhai akhirnya dia memperdaya para nasabahnya. Pembawaannya yang menarik dan supel membuat para nasabah langsung tergiur dan tanpa mereka sadari mereka sudah terjerat oleh kecantikan palsu dan penipuan yang dirancang oleh Melinda.
Pelajaran apa yang kita bisa ambil :
Pertama, dosa ‘kecil’ yang tidak dibereskan akan terus menjalar dan berkembang menjadi serius. Kedua orang ini menjadi penipu tidak dalam sekejap. Mereka pasti memulainya dari jumlah yang kecil-kecil dulu. Makin lama makin asyik, makin ketagihan dan akhirnya sudah tida bisa membedakan lagi mana uang yang miliknya dan mana yang bukan miliknya. Semua dianggap miliknya!
Jangan membiarkan dosa kecil itu terus terulang dalam hidup kita. Sekali kita berkompromi terhadap dosa maka lama-kelamaan dosa itu akan menjadi ganas dan menerkam kita.
Kedua, dosa itu menipu. Yudas dengan kelicikan dan penipuannya nampaknya mendapatkan apa yang dia inginkan yaitu duit, keuntungan, materi tapi dia tertipu. Yudas tidak bahagia pada akhir hidupnya malahan di tengah keputusasaannya dia langsung mengambil jalan pintas, bunuh diri.
Sama dengan Melinda Dee yang untuk sementara menikmati kemewahan Ferrari, apartemen mewah dan gelimang uang serta kemewahan tapi ingat, itu cuma sementara. Hotel prodeo menanti si pesohor yang sudah menyihir banyak orang ini.
Saya teringat ada sebuah tulisan yagn megomentari Yudas Iskariot. Sesungguhnya Yudas tidak hanya menjual Yesus tapi “Yudas telah menjual dirinya”. Benar, Yudas menjual imannya, menjual dirinya sendiri demi uang. Yudas menjual diri demi keserakahan. Yudas menjual diri karena matanya silau dengan kilauan uang perak.
Banyak orang tidak menyadari dirinya sudah mengarah seperti Yudas atau Melinda, menjual dirinya demi uang, materi, keduniawian atau harta dunia yang sebenarnya fana. Jangan sekali-kali membarter diri kita dengan sesuatu yang sifatnya fana. Yesus sudah membeli kita dengan harga yang sangat mahal yaitu dengan darah-Nya. Jangan kita barter lagi diri kita hanya karena hasrat duniawi yang sementara.
Kiranya Tuhan menolong kita. Soli Deo Gloria
Kiranya Tuhan menolong kita. Soli Deo Gloria
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment
Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya