Shutter : Hantu minta digendong

ADSENSE HERE!


Akhir film ini memperlihatkan seorang pria yang duduk di ranjang di sebuah rumah sakit jiwa dengan posisi tubuhnya tertunduk dengan lesu. Mengapa dia tertunduk lsu dan tubuhnya menjadi membungkuk akan segera terjawab. Saat kamera menjauh, nampaklah sang hantu wanita yang berambut panjang (ya iyalah, kalau rambut pendek kan jarang dan nggak serem) dengan posisi kedua tangannya merangkul erat di leher sang pria tersebut dan posisi tubuhnya si hantu nempel di punggung sang pria tadi. Rupanya yang membuat pria tadi tertunduk adalah karena menanggung beban dari si gadis hantu yang menggelayut mesra di belakangnya. Bukan menggelayut mesra kali ya…….

Kisah film ini awalnya dimulai dengan bahagia. Sepasang pengantin baru Ben dan Jane baru saja merayakan pernikahannya dengan rona wajah yang sangat bahagia. Selanjutnya keduanya harus ke Jepang karena Ben berprofesi sebagai fotografer dan hendak melakukan pemotretan model di Jepang. Malam hari saat melaju dengan mobil di jalan yang sepi, Jane menabrak seseorang. Anehnya tidak ada tanda atau bekas apa-apa, orang tersebut juga menghilang. Jane masih dihantui bayangan gadis yang ditabraknya sementara Ben merasaka ada gangguan di bahunya.

Keanehan mulai muncul saat di keduanya berfoto bersama dengan menggunakan shutter otomatis. Ternyata ada bayangan putih yang muncul. Ben juga merasakan gangguan di bagian leher dan bahu yang dia sudah rasakan semenjak insiden tabrakan di malam hari. Saat dicek ke dokter ternyata tidak apa-apa. Hanya ketika akan ditimbang oleh sang perawat, perawatnya kaget karena berat dari si Ben langsung melonjak naik hampir dua kali lipat.

Gangguan hantu itu juga muncul di tempat kedua temannya yaitu Bruno dan Adam. Mereka bahkan akhirnya mengalami nasib yang tragis, mati di tangan sang hantu. Ben dan Jane menjadi takut. Puncaknya hantu itu menganggu keduanya secara fisik. Mereka lalu pergi ke tempat tinggal sang gadis dan ternyata mereka menemukan bahwa gadis itu jasadnya masih ada di ruangan dan dipenuhi lalat, masih belum dikubur. Akhirnya jasad gadis tersebut dikremasi. Ben dan Jane berpikir si hantu sudah nggak menghantui lagi.

Ternyata hantu itu masih muncul..... Melalu lembar foto foto yang menangkap bayangan putih yang tidak lain tidak bukan si hantu, Jane melacak jejak hantu tersebut. Jane akhirnya menemukan sebuah koper dan kamera foto yang menyimpan foto-foto masa lalunya. Melalui foto=foto dari kamera itu akhirnya membongkar da menyingkapkan rahasia yang tersembunyi dan dalam dari suaminya dan kedua temannya. Ternyata suaminya dulu berpacaran dengan sang gadis Megumi Tanaka yang bekerja sebagai penerjemahnya tetapi dia tidak sungguh-sunguh mencintainya. Akhirnya suatu malam, Megumi dikasih obat penenang dan diperkosa kedua temannya. Sementara Ben justru membiarkannya. Megumi akhirnya memilih untuk bunuh diri.

Pelajaran dari film ini adalah:

Sebenarnya manusia seperti Ben dalam film ini ke mana-mana membawa beban dan dosanya yang begitu besar. Bagi saya, hantu yang membebani diri sang Ben itu sampai membuatnya bungkuk dan letih lesu adalah gambaran beban dan dosa manusia. Beban dan dosa itu begitu kuatnya sehingga tidak akan mungkin dilepaskan, menempel dan menggelayut begitu eratnya dalam hidup kita. Usaha manusia untuk lepas dari beban dan dosa itu pasti tidak akan menolong karena manusia tidak akan mampu membebaskan dirinya sendiri dari belenggu dosa. Tali-tali dosa dan maut begitu kuat mencengkeram manusia yang tidak berdaya. Tapi ada satu harapan. Kristus berkata,”Marilah kamus yang berletih lesu dan berbeban berat, aku akan memberikan kelegaan kepadamu.”

Kedua, sikap acuh tak acuh atau dan malah membiarkan orang lain menderita juga adalah dosa. Sikap “pembiaran” bukanlah hal sepele. Dalam film ini, si Ben sudah mengetahui bahwa Megumi menjerit minta tolong tapi dia sengaja membiartkan dan tidak berbuat apa-apa padahal dia bisa berbuat sesuatu untuk menyelamatkannya. Dosa pembiaran itu berdampak serius karena bisa mengakibatkan orang lain menderita bahkan kehilangan nyawa. Seringkali banyak orang yang bersikap seperti ini, mengetahui sesamanya benar-benar butuh tapi dibiarkan saja. Malah bersikap nggak peduli dan tak ada belas kasihan sama sekali. Mudah-mudahan kita tidak melakukannya dalam hidup kita.

Ketiga, kita tidak mungkin menyembunyikan ataupun menutupi segala dosa dan kesalahan kita karena ada yang melihat dan mengawasi kita. Kalau hantu dalam film itu digambarkan bisa melihat dan mengawasi serta mengetahui dan mengungkapkan kesalahan sang cowok di masa lalu, Tuhan jauh lebih maha tahu dan melihat bukan cuma di masa lalu tapi di masa depan. Itu berarti mencakup semua rencana-rencana atau rancangan-rancangan dan cita-cita kita baik yang baik dan jahat semuanya dilihat dan telah diketahui oleh Tuhan. Kita mungkin berpura-pura atau bersandiwara dengan orang yang paling dekat dengan kita, tetapi sesungguhnya Tuhan tahu segala motif dan apa yang ada dalam hati kita. Ingat mata Tuhan melihat dan mengawasi kita. Tuhan tidak tidur bukan, seperti ungkapan Jawa, Gusti Ora Sare.
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design