Introspeksi

ADSENSE HERE!
Image and video hosting by TinyPicTahun Baru sering diangap sebagai momen untuk membuat resolusi yang baru. Ada sebuah judul artikel yang menulis seperti ini,”Sebelum Membuat Resolusi, Buatlah Evaluasi Terlebih dahulu”. Yup, resolusi tanpa evaluasi diri hanyalah impian indah yang sering sulit direalisasikan.

Resolusi juga seringkali sulit tercapai karena lemah monitoring diri. Dengan kesibukan dan yang kita hadapi membuat kita kerap kehilangan fokus dan visi dalam hidup. Introspeksi diri idealnya dilakukan tidak hanya  di akhir tahun atau di awal tahun. Introspeksi diri itu hendaknya dilakukan setiap hari. Dengan memonitor diri setiap hari akan membantu kita untuk melihat apa usaha-usaha kita itu sedah tercapai atau belum.

Introspeksi dari kata instropection (a reflective looking inward : an examination of one's own thoughts and feelings.) berarti melihat ke dalam diri untuk menguji diri, tidak hanya melihat tetapi memeriksa setiap pikiran dan perasaan, hasrat dan motivasi diri kita. Seringkali dalam hidup kita terjebak untuk melihat orang lain, melihat kesalahan dan cacat sesama kita tanpa memeriksa diri kita sepenuhnya. Atau kita hanya melihat hal-hal yang positif dalam diri kita dan melebih-lebihkannya di hadapan orang lain tanpa memeriksa bahwa kelebihan itu sebenarnya hanya untuk menutupi kelemahan yang tidak mau kita perbaiki.

Menarik juga menyimak tulisan di harian Singapura, Sin Chew Daily, edisi 9 Desember 2010. Lewat survei kecil, dengan 50 responden, ditemukan bahwa 80 persen responden mengatakan bahwa mereka menderita sindrom telepon seluler. Mereka akan selalu terdorong untuk memeriksa apa ada panggilan tak terjawab atau pesan singkat. Seorang psikolog mengatakan, sindrom itu bisa menyebabkan stres. Seandainya habit ini diganti dengan mengecek setiap sikap dan tindakan kita, jadi tujuannya introspeksi diri, hal ini akan jauh lebih baik.

Mungkinkah introspeksi setiap hari? Bisa. Berikut ini ada kisah seorang yang melakukan introspeksi diri setiap hari. Orang itu bernama George Whitefield. Tidak lama setelah pertobatannya, ketika ia kuliah di Oxford George Whitefield menyusun daftar pertanyaan yang digunakannya setiap malam untuk mereview seluruh aktifitasnya di sepanjang hari.

Setiap hari ia mengisi dua bagian dalam catatan hariannya, setaip again terdiri dari sebuah halaman.  Pada halaman pertama dipakainya untuk menyusun aktifitas setiap jam dan membuat evaluasi diri berdasarkan 15
pertanyaan, manfaat atau kebaikan serta kekurangannya di setiap jam. Pada halaman kedua dipakainya untuk mencatat pengalaman khusus pada hari  itu, dan untuk mencurahkan perasaannya. "Kerinduan hatinya, kegiatan mawas diri terhadap motivasinya sendiri, menegur diri sendiri atas kesalahan yang dilakukannya, sekalipun kesalahan itu kecil, puji-pujiannya kepada Tuhan semuanya ditulis tanpa ada yang ditutup-tutupi" (Arnold Dallimore, George Whitefield: The Life and Times of the Great Evangelist of the Eighteenth -
Century Revival, vol. 1, hal. 80).

Inilah 15 pertanyaan yang dipakai oleh George Whitefield untuk menguji  dirinya.

Apakah saya ..
1.. Sungguh-sungguh berdoa dalam doa pribadi?
2.. Berdoa sesuai jadwal jam doa yang sudah ditentukan?
3.. Berdoa dari waktu ke waktu?
4.. Mempertimbangkan, sesudah atau sebelum sesuatu percakapan, bagaimana percakapan itu dapat  memuliakan Tuhan?
5.. Mengucap syukur segera sesudah menerima atau mengalami suatu kegembiraan?
6.. Merencanakan kegiatan untuk hari ini?
7.. Bersikap sederhana dan mawas diri dalam segala sesuatu?
8.. Bersemangat dan aktif dalam berbuat baik?
9.. Bersikap lembut, rendah hati, ceria, dan ramah dalam segala sesuatu yang saya katakan atau lakukan?
10.. Bersikap sombong, angkuh, berkata-kata, berpikir, bertindak dengan tidak sepantasnya terhadap orang lain?
11.. Tidak berlebihan dalam hal makan dan minum? Berterima kasih? Membatasi
waktu tidur?
12.. Menyempatkan diri untuk mengucap syukur sesuai dengan peraturan (William) Law?
13.. Rajin belajar?
14.. Berpikiran atau membicarakan yang jelek tentang orang lain?
15.. Mengakui segala dosa?

George Whitefield adalah seorang pengkhotbah terkenal dari Inggris yang  turut mempengaruhi Kebangunan Rohani di Inggris pada abad ke-18. serta di Amerika. Dia termasuk salah seorang pendiri Gereja Methodis. Salah satu rahasia hidup George Whitefield yang menurut saya membuat dia berhasil dan dipakai Tuhan adalah dia terus melakukan introspeksi diri terus menerus sambil terus mengerahkan segenap talenta dan kemampuannya untuk melayani Tuhan.

Soli Deo Gloria

ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design