Bencana : apakah ini tindakan Allah / Acts of God ?

ADSENSE HERE!
Image and video hosting by TinyPic
Tahun yang lalu kita melihat berbagai bencana terjadi di negara kita : tsunami Mentawai, gunung Merapi meletus, banjir bandang Wasior dan lain-lain. Di awal tahun kembali longsor lahar dingin melanda sekitar gunung Merapi. Dalam skala yang lebih luas kita melihat banjir di Australia, badai salju melanda Eropa dan Amerika serta yang belum lama ini terjadi, gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang.  Ketika terjadi bencana bertubi tubi di negeri kita dan di dunia ini, secara spontan kita bertanya-tanya mengapa ini terjadi, apakah ini kehendak Tuhan? Populernya adalah “Apakah ini Acts of God?

Menurut wikipedia,”Acts of God”, adalah suatu istilah untuk kejadian-kejadian yang di luar kontrol manusia seperti banjir atau bencana alam yang terjadi tiba-tiba. Dengan kata lain jika kita tidak menemukan penjelasannya atau kita tidak bisa menemukan manusia untuk disalahkan maka kita mengatakannya sebagai “Acts of God”! Itu adalah kehendak Tuhan. Ada pula yang memakai bahasa rohani lainnya,”Itu sudah diatur oleh Tuhan. Atau bahkan ada yang dengan berani mengatakan bahwa itu adalah azab alias hukuman Tuhan.

Apakah semudah itu kita bisa memandang tragedi itu adalah hukuman Tuhan dan penyebab utamanya adalah Tuhan? Di sisi lain kalau mau jujur banyak bencana juga terjadi sebagai ulah manusia itu sendiri tapi manusia justru menyalahkan Tuhan sebagai penyebabnya!

Memahami Bencana

Banyak tragedi atau bencana yang ditulis di Alkitab. Kadang-kadang ada ala an yang diberikan mengapa tragedi itu terjadi dan kadang-kadang tidak disebutkan secara jelas. Dalam bagian ini saya mengajak kita melihat beberapa alasan terjadinya bencana itu:

Bencana sebagai konsekuensi dari dosa manusia.
Kita hidup di dunia yang tidak ideal. Hal ini terjadi sebagai akibat kita hidup di dunia yang sudah jatuh dalam dosa. Relasi antara manusia dengan Allah dan sesama menjadi rusak. Demikian pula alam atau dunia di mana kita tinggal sudah rusak. Akibatnya muncul kejahatan, penderitaan, penyakit dan kematian.

Belum lagi dengan adanya bencana alam. Manusia yang tinggal di daerah yang rawan bencana akan memahami hal ini. Ingat kita tinggal di dunia yang rapuh, apalagi Indonesia! Kita berada di wilayah cincin api yang rawan gunung meletus. Tapi ingat bukan cuma kita yang tinggal di wilayah yang rawan, kan?

Hal yang penting diingat bahwa menjadi orang yang beriman tidak akan membuat kita kebal terhadap bencana atau konsekuensi dari dosa. Penderitaan, penyakit dan kematian bisa melanda. Hanya bagi orang yang percaya kita memiliki jaminan dan kepastian yang kekal.

Bencana sebagi hukuman

Banyak nabi yang memproklamirkan bencana sebagai akibat dari penyembahan terhadap berhala. Contoh yang paling dikenal adalah kisah air bah saat Allah mendatangkan bencana sebagai hukuman langsung atas dosa manusia. Hukuman ini jelas sebagai konsekuensi langsung atas dosa manusia. Setelah air bah, Tuhan berjanji tidak akan mendatangkan lagi bencana yang global seperti itu. Hal ini tidak berarti tidak akan ada bencana alam lagi, tetapi dampak atau skalanya akan lebih terbatas.

Bencana sebagai panggilan untuk kembali kepada Allah

Ulangan 28:15-68 adalah satu contoh ancaman bencana yang tujuannya untuk memanggil manusia agar kembali kepada Tuhan dan taat kepada-Nya. Dalam kitab Yunus dicatat bahwa Allah hendak memberikan hukuman kepada penduduk Niniwe karena kejahatannya. Beruntung peringatan Tuhan membuat mereka bertobat dan hukuman tidak jadi menimpa mereka.

Sekalipun Allah memakai penghukuman itu bagi orang berdosa atau untuk membawa mereka kembali kepada Tuhan jangan kita lupakan bahwa bagi orang yang tidak mengalami bencana atau hukuman Tuhan di dunia, Allah tetap akan menghakimi mereka. Hukuman itu adalah untuk mengingatkan manusia yang hidup di dunia yang berdosa dan kebutuhan kita untuk dipulihkan hubungannya dengan Pencipta kita.

Bencana sebagai akibat ulah manusia

Tragedi yang terjadi di beberapa negara termasuk di negeri kita sendiri menunjukkan bahwa bencana itu adalah ulah manusia itu sendiri. Misalnya:

  • Tragedi gempa di Si Chuan, Cina yang menelan korban 69.000 orang. Meneurut penyelidikan para saintis ternyata pemicunya adalah tekanan air pada bendungan yang sangat besar
  • Tragedi lumpur Lapindo yang terus berlanjut juga adalah ulah manusia.
  • Banjir lumpur yang terjadi di Yogyakarta, ada daerah yang sebenarnya merupakan jalur alami dari lahar dingin ternyata telah dijadikan tempat pemukiman.
Respons Terhadap Bencana:

Menarik sekali bahwa Yesus pernah mengomentari tentang bencana yang terjadi pada zamannya. Pada masa Yesus orang-orang juga kepingin tahu dan ingin mmeberikan penjelasan kepada peristiwa bencana itu terjadi. Intinya adalah manusia tidak berubah dari masa ke masa. Ingin tahu dan memberikan jawaban bahkan menjurus pada penghakiman.

Misalnya dalam Lukas 13, orang-orang memberi penghakimna bahwa bencana itu terjadi karena orang-orang itu sangat jahat dan lebih berdosa dari yang lain sehingga pantas menerima hukuman itu. Yesus mengatakan bahwa orang-orang itu justru tidak lebih jahat dari yang lain.

Ketika bencana terjadi, harus diakui tidak mudah untuk melihatnya dari perspektif Allah. Kita tidak akan mungkin mengidentifikasi apa penyebab bencana itu secara pasti. Tetapi hal penting yang harus kita lakukan adalah :

■Percaya bahwa Allah berdaulat dan segala sesuatu ada di dalam kendali-Nya. Allah tahu apa yang sedang terjadi dan akan terjadi dan Dia bisa mengubah tragedi atau bencana itu untuk mendatangkan kebaikan.

■Melihat kepada diri sendiri dan mengevaluasi hubungan kita dengan Tuhan. Kita harus melihat kita, keluarga kita, gereja dan bangsa kita apakah sungguh-sungguh takut akan Tuhan dan menghormati Dia, menempatkan Dia sebagai yang utama dan melayani Dia? Kalau kita gagal, mohon pengampunan kepada Tuhan dan bertobat serta memohon belas kasihan-Nya.

■ Melihat keadaan sekeliling kita, adakah kita bisa melakukan sesuatu untuk orang yang mengalami bencana. Lihat sekitar kita dan bertindak untuk ikut mendoakan dan membantu orang yang membutuhkan pertolongan.


Soli Deo Gloria

Referensi :
Wikipedia
Does God send disaster : christianparentingfamily
Christian perspective on disaster : tilz.tearfund.org
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design