Prestasi Yes, Jujur Harus !

ADSENSE HERE!
"Prestasi Yes, Jujur Harus"
Jargon ini didengung-dengungkan jelang UN (Ujian Nasional) tahun 2010 berkaitan dengan Pakta Kejujuran. Sebagaimana diberitakan di mass media akibat maraknya tindak kecurangan dalam penyelenggaraan ujian nasional (UN) dari tahun ke tahun, Kementerian Pendidikan Nasional akan mendeklarasikan pakta kejujuran bagi semua yang terlibat dalam penyelenggaraan UN.''Pakta kejujuran bertujuan untuk berperilaku jujur terhadap semua yang akan mengikuti, mengawasi, ataupun melaksanakan UN. Semua daerah harus meneken pakta integritas kejujuran ini,'' ujar Menteri Pendidikan Nasional Mohammas Nuh pada acara Rembuk Nasional di Pusdiklat Kemendiknas, Depok, Rabu (3/3)




Pakta kejujuran ini bisa dinilai sebagai suatu langkah pemerintah untuk memperbaiki citra pendidikan khususnya dalam pelaksanaan UN yang sering diwarnai dengan berbagai pelanggaran dalam hal kejujuran. Patut disambut upaya untuk menegakkan dan menjunjung kejujuran itu dalam pelaksanaan UN. Tapi kalau jargon dan pakta kejujuran itu hanya dilihat sebagai antisipasi terhadap UN belaka maka jargon dan pakta kejujuran itu belumlah menyentuh hal yang mendasar dalam pelaksanaan pendidikan itu sendiri. 


Ujian terhadap kejujuran tidak hanya muncul pada saat UN khan? Ujian terhadap kejujuran itu sebenarnya sudah dimulai dari keseharian siswa di sekolahnya dalam menyikapi berbagai hal. Memang ukuran untuk menilai kejujuran siswa itu bisa dilihat pada saat siswa menghadapi ulangan. Nah, di sinilah tantangannya. Bagaimana dalam pelaksanaan ujian atau ulangan sehari-hari di sekolah, apakah guru berusaha menegakkan kejujuran dan menanamkan nila-nilai ini kepada anak didiknya. Apakah siswa dilatih secara konsisten untuk mendisiplin diri dan belajar bersikap jujur dalam ulangan atau tugas-tugasnya? Apakah kejujuran itu juga merupakan bagian yang dipromosikan penyelenggara sekolah mulai dari pimpinannya sampai kepada guru-guru dan siswa didiknya? Kejujuran itu juga ditanamkan tidak hanya pada saat ulangan tetapi bagaimana menerapkan kejujuran itu dalam kehidupan sehari-hari baik terhadap orang tua, guru, sahabat dan sebagainya. 


Kalau hanya demi UN, maka penyakit kronis nyontek dan ketidakjujuran itu hanya akan berberulang lagi. Kejujuran itu hendaknya mulai ditanamkan dari level pendidikan awal dan penyadaran kejujuran itu terus digemakan bukan hanya setahun sekali tetapi secara terus menerus. Dari slogan itu jelas penekanannya adalah pada karakter kejujuran yang menjadi kunci utama dari prestasi. 


Di tengah tuntutan prestasi baik dari siswa atau dari sekolah secara umum yang menargetkan kelulusan maksimal, maka jangan dilupakan kejujuran yang maksimal juga harus diupayakan dan diusahakan dengan segenap hati. Prestasi yang dicapai tanpa kejujuran tentunya adalah prestasi semu yang sebenarnya tidak bernilai. Prestasi itu akan menjadi kebanggaan apabila diraih dengan kejujuran dan integritas. Nilai inilah yang harus ditanamkan dan dimiliki setiap peserta didik yang juga menghadapi pandangan, jujur pasti hancur....Pandangan itu harus dihadapi dengan menekankan bahwa orang yang jujur pasti bisa dan orang yang jujur...mujur. Justru orang yang mempraktekkkan ketidakjujuran suatu saat pasti akan hancur, cepat atau lambat dia pasti akan menuai buah-buahnya.


Bagaimanapun, langkah awal pemerintah itu perlu didukung dan dilestarikan pelaksanaannya dan seharusnya slogan dan pakta kejujuran itu juga diterapkan di berbagai sektor dan bidang-bidang pemerintahan, bukan hanya dalam dunia pendidikan atau untuk sekolah saja, bagaimana pendapat Anda?


Lihat juga Pembajakan PlusDalam Dunia Pendidikan
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design