Home » All posts
99 Balloons - Kisah Hidup Seorang Bayi Selama 99 Hari
99 balon adalah mengacu pada 99 hari kehidupan seorang bayi bernama
Eliot Hartman Mooney anak dari pasangan Matt Mooney dan Ginny Mooney. Jelang kelahiran Eliot Matt dan Ginny memposting di blog mereka tentang perkembangan bayi mereka yang akan lahir. Dokter sudah memprediksi bahwa bayi mereka menderita Trisomy 18 atau Edwards Syndrome yang cukup fatal. Kemungkinan bayi bisa meninggal dalam kandungan atau setelah dilahirkan dan hanya 10 % bayi yang bertahan dengan umur kurang dari setahun. Mereka minta dukungan doa dari sahabat-sahabatnya.
Walaupun dibayangi dengan vonis dokter tetapi mereka tetap antusias dan penuh sukacita menyambut kelahiran anaknya. Eliot anak pertama mereka yang lahir pada tanggal 20 Juli 2006 dengan ukuran 6lb dan panjangnya 18 ½ inches. Matt melihat kehadiran Eliot sebagai jawaban doanya dan doa sahabat-sahabatnya. Eliot mampu bertahan hidup, walau sehari-harinya ia harus hidup dipenuhi selang di tubuhnya.
Matt dan Ginny sangat bahagia dan menerima kondisi Eliot apa adanya, mereka senang sekali mengabadikan perkembangan Eliot setiap hari dengan video dan foto yg lalu di publish di blog mereka. Bagi Matt dan Ginny, hari-hari bersama Eliot adalah hari yang spesial. Mereka merayakan dan mengabadikan kehidupan Eliot dan mujizat yang Tuhan sudah berikan setiap hari pada jam 4:59 dengan Birthday Party. Dengan cara yang kreatif dan penuh semangat mereka selalu merayakan kelahiran anaknya dan mereka abadikan dengan foto dan video.
Moment demi moment juga mereka abadikan, saat Eliot mengisap jarinya, saat dimandikan dan bermain bersama Papa dan Mamanya. Matt dan Ginny tetap bersyukur dan menikmati hari-hari bersama Eliot tanpa mengeluh walaupun merawatnya perlu perawatan yang ekstra.
Tuhan memberi, Tuhan pula yang mengambil, Eliot Mooney hanya bisa memberikan kebahagian pada ortunya dan diberikan kasih sayang oleh ortunya hanya dalam 99 hari. Eliot meninggal tanggal 27 Oktober 2007 karena karena paru-parunya tidak berkembang dan jantungnya berlubang.
Video dengan judul "99 Balloons" adalah suatu dokumentasi yang berisi kumpulan foto dan video Eliot dengan Matt yang membacakan suratnya untuk Eliot, anaknya yang tak pernah bicara. Video tersebut diberi nama 99 Balloons karena saat Eliot meninggal para saudara dan orang-orang terdekatnya melepaskan 99 balon ke udara, sebagai simbol 99 hari yang menyenangkan dan keyakinan dia ke Rumah Bapa...
Eliot Hartman Mooney anak dari pasangan Matt Mooney dan Ginny Mooney. Jelang kelahiran Eliot Matt dan Ginny memposting di blog mereka tentang perkembangan bayi mereka yang akan lahir. Dokter sudah memprediksi bahwa bayi mereka menderita Trisomy 18 atau Edwards Syndrome yang cukup fatal. Kemungkinan bayi bisa meninggal dalam kandungan atau setelah dilahirkan dan hanya 10 % bayi yang bertahan dengan umur kurang dari setahun. Mereka minta dukungan doa dari sahabat-sahabatnya.
Walaupun dibayangi dengan vonis dokter tetapi mereka tetap antusias dan penuh sukacita menyambut kelahiran anaknya. Eliot anak pertama mereka yang lahir pada tanggal 20 Juli 2006 dengan ukuran 6lb dan panjangnya 18 ½ inches. Matt melihat kehadiran Eliot sebagai jawaban doanya dan doa sahabat-sahabatnya. Eliot mampu bertahan hidup, walau sehari-harinya ia harus hidup dipenuhi selang di tubuhnya.
Matt dan Ginny sangat bahagia dan menerima kondisi Eliot apa adanya, mereka senang sekali mengabadikan perkembangan Eliot setiap hari dengan video dan foto yg lalu di publish di blog mereka. Bagi Matt dan Ginny, hari-hari bersama Eliot adalah hari yang spesial. Mereka merayakan dan mengabadikan kehidupan Eliot dan mujizat yang Tuhan sudah berikan setiap hari pada jam 4:59 dengan Birthday Party. Dengan cara yang kreatif dan penuh semangat mereka selalu merayakan kelahiran anaknya dan mereka abadikan dengan foto dan video.
Moment demi moment juga mereka abadikan, saat Eliot mengisap jarinya, saat dimandikan dan bermain bersama Papa dan Mamanya. Matt dan Ginny tetap bersyukur dan menikmati hari-hari bersama Eliot tanpa mengeluh walaupun merawatnya perlu perawatan yang ekstra.
Tuhan memberi, Tuhan pula yang mengambil, Eliot Mooney hanya bisa memberikan kebahagian pada ortunya dan diberikan kasih sayang oleh ortunya hanya dalam 99 hari. Eliot meninggal tanggal 27 Oktober 2007 karena karena paru-parunya tidak berkembang dan jantungnya berlubang.
Video dengan judul "99 Balloons" adalah suatu dokumentasi yang berisi kumpulan foto dan video Eliot dengan Matt yang membacakan suratnya untuk Eliot, anaknya yang tak pernah bicara. Video tersebut diberi nama 99 Balloons karena saat Eliot meninggal para saudara dan orang-orang terdekatnya melepaskan 99 balon ke udara, sebagai simbol 99 hari yang menyenangkan dan keyakinan dia ke Rumah Bapa...
Prediksi Kiamat Yang Gagal Dari Masa Ke Masa
Prediksi Kedatangan Tuhan sudah bukan hal baru, sejak dari abad kedua telah muncul nubuatan alias ramalan-ramalan tentang kedatangan Kristus :
Tahun 156
Montanus dari Firgia memprediksi kedatangan Tuhan pada tahun 156 dan akan mendirikkan Yerusalem baru di Asia Kecil. Ramalannya didukung oleh nabiah karismatik bernama Priscilla dan Maximilla.
Tahun 500
Hippolytus seorang theolog abad ketiga memprediksi kedatangan Tuhan pada tahun 500. Dia memakai perhitungan matematis yang diterapkannya ke dalam Alkitab.
1 Januari 1000
Sidang Oikumene di Eropa tahun 999 menyimpulkan bahwa Tuhan akan segera menghakimi dosa manusia dan akhir dunia tepat pada milenium pertama. Jelang akhir tahun 999 terjadi kekacauan, banyak orang yang ketakutan dan menangis. Banyak orang yang menyiksa diri, orang kaya memberi hartanya kepada orang miskin dan berharap masuk surga tetapi nyatanya tidak terjadi apa-apa.
1260
Joachim dari Fiore memprediksi tahun 1260 dan di sepanjang tahun ini dia berparade dengan serombongan orang yang mencambuk dirinya dan menghimbau pertobatan untuk orang-orang.
21 Maret 1843
William Miller, pendiri gerakan Millerite pada thun 1836 mempublikasikan sebuah buku Evidence From the Scriptures and History of the Second Coming of Christ About A.D. 1843 yang meramalkan bahwa Yesus akan datang pada tanggal 21 Maret 1843. Dia memiliki banyak pengikut yang hari ini dikenal dengan nama the Seventh-day Adventists. . Ramalannya tak terbukti dan dia merevisi kedatangan Tuhan pada tanggal 22 Oktober 1844. Tanggal ini sekarang disebut "The Great Disappointment," alis 'Kekecewaan terbesar". Banyak orang Kristen telah menjual harta benda milik mereka, berhenti dari pekerjaan mereka dan menyiapkan diri untuk kedatangan kedua tetapi tidak terjadi apa-apa. Pantas saja mereka kecewa.....
1873
Charles Taze Russel, pendiri Saksi Jehovah mengkalkulasi kedatangan Kristus pada tahun 1873 atau 1874. Prediksinya meleset dan dia mengatakan tahun 1878, lalu tahun 1914 dan terakhir 1918. Pengikutnya kembali merevisi Armaggeddon akan terjadi tahun 1975 dan terakhir tahun 1979.
1972
David Berg, tokoh dari Children of God meramalkan bahwa Tuhan Yesus akan datang kedua kali pada tahun 1972, ini bertepatan dengan adanya tanda di langit berupa kedatangan komet Kahoutek.
11-13 September 1988
Edward Whisenant menjual 2 juta copy bukunya yang berjudul, 88 Alasan Mengapa Pengangkatan akan Terjadi di Tahun 1988. Dia memprediksikan kedatangan Kristus yang kedua pada tanggal 11-13 September 1988.
Masih di tahun yang sama, Rev. Jeff Hamond (Peta Zaman) memprediksi 1988 sebagai hari kedatangan Tuhan Yesus (40 tahun tafsiran satu angkatan sesudah Israel merdeka dalam Matius 24, 32-34). Dalam bukunya, Hamond mengatakan bahwa sekalipun Tuhan melarang orang mengetahui masa dan ketika, anak-anak terang yang dikaruniai roh dan kuasa tahu mengenai waktunya (Kisah Para Rasul 1: 6-8; I Tesalonika 5: 4-5).
28 Oktober 1992
Sebuah kelompok di Korea Selatan yang menyebut dirinya 'Mission for the Coming Days' dengan diorganisir oleh Jang Lim Lee menantikan kedatangan Tuhan pada tanggal 28 Oktober 1992. Jang-Lim Lee sebelumnya adalah Penerjemah ALkitab dan Pelayan di Gereja Presbiterian di Seoul, Korea Selatan. Gerakan ini memiliki anggota di 6 kota di Korea dan di manca negara.
Pendeta Jonggi Cho dari Korea Selatan melalui bukunya “Pengangkatan” (Peniup Sangkakala) memiliki prediksi yang sama. “satu angkatan” sama dengan 50 tahun yang jatuh pada tahun l998 dan dikurangi minggu terakhir (nubuatan Daniel 9: 24-27), maka jatuhlah hari itu pada tanggal 28 Oktober 1992.
10 November 2003
Di Indonesia Mangapin Sibuea, Pendeta gereja Rhema Pentakosta Filadelfia, Baleendah, Bandung mengatakan bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali terjadi pada tanggal di daerah Baleendah Bandung. Sibuea mengatakan bahwa ia bersama dengan keluarganya telah mendapatkan bisikan Tuhan bahwa pada tanggal 10 November 2003 di daerah Baleendah Bandung akan terjadi pengangkatan dirinya oleh Kristus. Dalam surat itupun tertulis bahwa pengangkatan tersebut akan berlangsung sekitar pukul 09.00- 15.00 WIB. Nyatanya bukan Sang Juru Selamat yang datangtetapi polisi! Aparat kepolisian lalu menciduk dan menjebloskan sang pemimpin Pdt Mangapin Sibuea ke penjara.
Tahun 1994
Harold Camping, memprediksi kedatangan Tuhan di tahun 1994. Ia memprediksi banjir besar terjadi pada 1994. Saat prediksi itu tak terbukti, ia muncul dengan alasan payah. Melalui beberapa perhitungan lanjutan, Camping menemukan tanggal lain. Nampaknya, ia bertekad menyaksikan neraka dunia oleh banjir bandang.
Mei 2008
Sebanyak 35 anggota Gereja Ortodoks Rusia Sejati bersembunyi selama enam bulan dalam sebuah gua karena yakin kiamat mau terjadi. Mereka mulai keluar dari sana setelah gua yang mereka huni runtuh. Pemimpin aliran sesat itu, Pyotr Kuznetsov, yang tidak ikut ngumpet akhirnya menjalani terapi kejiwaan. Dia juga menjalani perawatan medis karena sempat berupaya untuk bunuh diri dengan melukai kepalanya.
21 Mei 2011
Harold Camping yakin, Yesus Kristus akan datang di tanggal ini tepat pukul 6 petang. Menggunakan perhitungan matematis dengan metode yang sudah diperbaiki dan mendapatkan tanggal itu. Ia melakukan perhitungan menentukan kapan air bah pada zaman NUh dan berapa jumlah orang yang bisa naik kapal Nuh yang terjadi pada 4990 Sebelum Masehi (SM).Camping mengatakan berdasarkan 2 Petrus 3:08, “Di mata Tuhan, satu hari seperti seribu tahun dan seribu tahun seperti satu hari”. Pada 7.000 tahun setelah 4990 SM adalah, 2011 Masehi, lanjutnya. “4990+2011-1=7.000,” katanya lagi. Setahun harus dikurangi dari tanggal kalender SM Perjanjian Lama ke tanggal kalender AD Perjanjian Baru yang tak memiliki tahun nol”.
Tahun 156
Montanus dari Firgia memprediksi kedatangan Tuhan pada tahun 156 dan akan mendirikkan Yerusalem baru di Asia Kecil. Ramalannya didukung oleh nabiah karismatik bernama Priscilla dan Maximilla.
Tahun 500
Hippolytus seorang theolog abad ketiga memprediksi kedatangan Tuhan pada tahun 500. Dia memakai perhitungan matematis yang diterapkannya ke dalam Alkitab.
1 Januari 1000
Sidang Oikumene di Eropa tahun 999 menyimpulkan bahwa Tuhan akan segera menghakimi dosa manusia dan akhir dunia tepat pada milenium pertama. Jelang akhir tahun 999 terjadi kekacauan, banyak orang yang ketakutan dan menangis. Banyak orang yang menyiksa diri, orang kaya memberi hartanya kepada orang miskin dan berharap masuk surga tetapi nyatanya tidak terjadi apa-apa.
1260
Joachim dari Fiore memprediksi tahun 1260 dan di sepanjang tahun ini dia berparade dengan serombongan orang yang mencambuk dirinya dan menghimbau pertobatan untuk orang-orang.
21 Maret 1843
William Miller, pendiri gerakan Millerite pada thun 1836 mempublikasikan sebuah buku Evidence From the Scriptures and History of the Second Coming of Christ About A.D. 1843 yang meramalkan bahwa Yesus akan datang pada tanggal 21 Maret 1843. Dia memiliki banyak pengikut yang hari ini dikenal dengan nama the Seventh-day Adventists. . Ramalannya tak terbukti dan dia merevisi kedatangan Tuhan pada tanggal 22 Oktober 1844. Tanggal ini sekarang disebut "The Great Disappointment," alis 'Kekecewaan terbesar". Banyak orang Kristen telah menjual harta benda milik mereka, berhenti dari pekerjaan mereka dan menyiapkan diri untuk kedatangan kedua tetapi tidak terjadi apa-apa. Pantas saja mereka kecewa.....
1873
Charles Taze Russel, pendiri Saksi Jehovah mengkalkulasi kedatangan Kristus pada tahun 1873 atau 1874. Prediksinya meleset dan dia mengatakan tahun 1878, lalu tahun 1914 dan terakhir 1918. Pengikutnya kembali merevisi Armaggeddon akan terjadi tahun 1975 dan terakhir tahun 1979.
1972
David Berg, tokoh dari Children of God meramalkan bahwa Tuhan Yesus akan datang kedua kali pada tahun 1972, ini bertepatan dengan adanya tanda di langit berupa kedatangan komet Kahoutek.
11-13 September 1988
Edward Whisenant menjual 2 juta copy bukunya yang berjudul, 88 Alasan Mengapa Pengangkatan akan Terjadi di Tahun 1988. Dia memprediksikan kedatangan Kristus yang kedua pada tanggal 11-13 September 1988.
Masih di tahun yang sama, Rev. Jeff Hamond (Peta Zaman) memprediksi 1988 sebagai hari kedatangan Tuhan Yesus (40 tahun tafsiran satu angkatan sesudah Israel merdeka dalam Matius 24, 32-34). Dalam bukunya, Hamond mengatakan bahwa sekalipun Tuhan melarang orang mengetahui masa dan ketika, anak-anak terang yang dikaruniai roh dan kuasa tahu mengenai waktunya (Kisah Para Rasul 1: 6-8; I Tesalonika 5: 4-5).
28 Oktober 1992
Sebuah kelompok di Korea Selatan yang menyebut dirinya 'Mission for the Coming Days' dengan diorganisir oleh Jang Lim Lee menantikan kedatangan Tuhan pada tanggal 28 Oktober 1992. Jang-Lim Lee sebelumnya adalah Penerjemah ALkitab dan Pelayan di Gereja Presbiterian di Seoul, Korea Selatan. Gerakan ini memiliki anggota di 6 kota di Korea dan di manca negara.
Pendeta Jonggi Cho dari Korea Selatan melalui bukunya “Pengangkatan” (Peniup Sangkakala) memiliki prediksi yang sama. “satu angkatan” sama dengan 50 tahun yang jatuh pada tahun l998 dan dikurangi minggu terakhir (nubuatan Daniel 9: 24-27), maka jatuhlah hari itu pada tanggal 28 Oktober 1992.
10 November 2003
Di Indonesia Mangapin Sibuea, Pendeta gereja Rhema Pentakosta Filadelfia, Baleendah, Bandung mengatakan bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali terjadi pada tanggal di daerah Baleendah Bandung. Sibuea mengatakan bahwa ia bersama dengan keluarganya telah mendapatkan bisikan Tuhan bahwa pada tanggal 10 November 2003 di daerah Baleendah Bandung akan terjadi pengangkatan dirinya oleh Kristus. Dalam surat itupun tertulis bahwa pengangkatan tersebut akan berlangsung sekitar pukul 09.00- 15.00 WIB. Nyatanya bukan Sang Juru Selamat yang datangtetapi polisi! Aparat kepolisian lalu menciduk dan menjebloskan sang pemimpin Pdt Mangapin Sibuea ke penjara.
Harold Camping, memprediksi kedatangan Tuhan di tahun 1994. Ia memprediksi banjir besar terjadi pada 1994. Saat prediksi itu tak terbukti, ia muncul dengan alasan payah. Melalui beberapa perhitungan lanjutan, Camping menemukan tanggal lain. Nampaknya, ia bertekad menyaksikan neraka dunia oleh banjir bandang.
Sebanyak 35 anggota Gereja Ortodoks Rusia Sejati bersembunyi selama enam bulan dalam sebuah gua karena yakin kiamat mau terjadi. Mereka mulai keluar dari sana setelah gua yang mereka huni runtuh. Pemimpin aliran sesat itu, Pyotr Kuznetsov, yang tidak ikut ngumpet akhirnya menjalani terapi kejiwaan. Dia juga menjalani perawatan medis karena sempat berupaya untuk bunuh diri dengan melukai kepalanya.
21 Mei 2011
Harold Camping yakin, Yesus Kristus akan datang di tanggal ini tepat pukul 6 petang. Menggunakan perhitungan matematis dengan metode yang sudah diperbaiki dan mendapatkan tanggal itu. Ia melakukan perhitungan menentukan kapan air bah pada zaman NUh dan berapa jumlah orang yang bisa naik kapal Nuh yang terjadi pada 4990 Sebelum Masehi (SM).Camping mengatakan berdasarkan 2 Petrus 3:08, “Di mata Tuhan, satu hari seperti seribu tahun dan seribu tahun seperti satu hari”. Pada 7.000 tahun setelah 4990 SM adalah, 2011 Masehi, lanjutnya. “4990+2011-1=7.000,” katanya lagi. Setahun harus dikurangi dari tanggal kalender SM Perjanjian Lama ke tanggal kalender AD Perjanjian Baru yang tak memiliki tahun nol”.
Kedatangan Tuhan – Ingatlah pada zaman Nuh dan Lot
Kedatangan Tuhan atau akhir zaman itu selalu menarik perhatian banyak orang. Sekarang orang lagi ramai membahas kedatangan Kristus di bulan Mei. "Christ Return," May 21, 2011, demikian isu kedatangan Kristus yang terbaru. Keingintahuan orang tentang akhir zaman bukan cuma muncul dari orang modern. Orang- orang di zaman Yesus juga mencoba mencari tahu tentang kedatangan Kerajaan Allah.
Tuhan Yesus memberikan pengajarannya dengan lugas dalam Lukas 17 . Dia mengawalinya dengan suatu pernyataan bahwa kedatangannya itu tidak aka ada tanda-tanda lahiriah menyangkut kedatangan-Nya. Artinya apa? Kedatangan Tuhan itu bersifat misterius, mengejutkan, akan terjadi tiba-tiba dan berlangsung cepat.
Tuhan tidak akan memberikan peringatan atau tanda dengan menulis di langit dengan awan,”Be ready, I am coming.” Lalu jangan bayangkan ada parade malaikat di langit yang meniup terompet dan ada suara,”Sambutlah Raja Segala Raja.” Atau tanda yang secara khusus bisa kita lihat sebagai pemberitahuan awal kedatanagn Yesus.
Sebaliknya Tuhan memberikan penjelasan bahwa saat kedatangan-Nya orang-orang justru sedang asyik beraktifitas seperti biasa. Rutinitas berjalan seperti biasa seperti zaman Nuh dan Lot. Orang berbisnis, jualan, shopping, makan dan minum, menanam dan membangun. Ini adalah suatu pola yang terjadi di zaman Nuh, zaman Lot dan juga pola ini terjadi pada zaman sekarang.
Luk 17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: 27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. 28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. 29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. 30 Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.
Makan, minum, berbisnis, jualan, menanam dan membangun tidaklah salah. Tetapi jangan sampai kita sibuk dengan segala urusan dan bisnis kita dan kita malah melupakan Tuhan. Di sinilah peringatan Tuhan, orang-orang zaman Nuh dan Lot asyik dengan aktifitas atau rutinitasnya tetapi semua dilakukan tanpa melibatkan Tuhan. Gambaran ini ditarik Tuhan Yesus kepada pendengarnya agar wapada dan berhati-hati ketika kita lalu tenggelam dalam kesenangan, hobi dan mengejar usaha dan bisnis kita tapi kita melakukannya tanpa Tuhan. Paulus mengingatkan,”Segala sesuatu yang kamu lakukan, lakukanlah untuk Tuhan.”
Bagaimana dengan hidup kita saat ini? Banyak orang terjebak dengan rutinitas, asyik dengan aktifitasnya dan menikmati hidupnya seolah-olah tanpa Tuhan. Mereka tidak peduli dan tidak tertarik dengan hal-hal rohani. Singkatnya, mereka cuek dan tidak peduli tentang Tuhan apalagi kedatangan-Nya. Apakah saat Tuhan datang, Dia mendapati kita menjalani hidup dengan benar atau sebaliknya? Apakah saat Tuhan datang kita kedapatan menggunakan mata kita dengan benar, pikiran kita dngan benar, tangan kita dengan benar?
Gambaran kedua adalah pada zaman Nuh dan Lot manusia fokus hidupnya hanya untuk hidup di dunia ini saja dan tidak memikirkan tentang kekekalan sama sekali. Nyata sekali bahwa mereka tidak menginvestasikan hidup dan waktu mereka sedikitpun untuk Tuhan. Semua yang mereka lakukan hanyalah berpusat pada diri sendiri dan untuk kehidupan yang hanya di dunia ini saja. Kontras dengan hidup Nuh yang saleh dan Lot yang juga disaksikan Alkitab sebagai seorang benar, keduanya hidup benar dan mempercayai Allah dengan segenap hati mereka. Mereka hidup dan tinggal di tengah lingkungan yang tidak mensuport kerohanian mereka tetapi hal itu tidak mengalihkan fokus mereka kepada Tuhan. Nuh dan Lot adalah orang-orang hidup dengan iman, percaya Firman Allah pasti. Mereka tidak terpaku dengan apa yang nampak, tidak terjebak pada kehidupan secara fisik atau material tapi dengan iman memandang ke depan, memandang pada Allah dan janji-Nya yang walaupun seakan belum digenapi tapi pasti akan digenapi-Nya.
Di akhir zaman pada akhirnya ada dua macam manusia, pertama yang sungguh-sungguh hidup dengan iman serta yakin dan percaya akan janji kedatangan Kristus sedangkan yang lainnya malah mencemooh kebenaran dan hidupnya semakin lama semakin bertambah jahat. Kalau kita yakin dengan janji kedatagan Tuhan itu akan mendorong kita hidup lebih sungguh-sungguh dan semakin berpegang pada Tuhan. Firman-Nya ya dan amin serta pasti akan digenapi.
Gambaran ketiga dari kedatangan Tuhan adalah pada zaman Nuh dan Lot, orang-orang yang tidak percaya pada akhirnya menyadari kesalahan mereka tetapi sudah terlambat. Mereka mungkin masih sempat berandai-andai,”Coba kalau dulu saya percaya….Atau Tuhan kasih waktu lima menit buat saya percaya…”. Tuhan memakai gambaran orang di zaman Nuh dan juga Lot sekaligus untuk menunjukkan betapa Tuhan sudah bersabar terhadap mereka. Tuhan sudah member kesempatan yang cukup lama dan memberikan peringatan-peringan kepada mereka. Tetapi penyesalan biasanya muncul belakangan. Saat semuanya benar-benar terjadi baru hati mereka tergerak.
Ini menjadi renungan buat kita, jangan melupakan Tuhan kendati kita sedang menghadapi segala kesibukan kita. Rencanakan kehidupan tidak hanya untuk saat ini. Biasanya orang sudah meranjang jauh-jauh hari liburannya, asuransi kesehatan, dan sebagainya tetapi pikirkanlah : Sudahkah kita invest hidup kita untuk kekekalan? Sudahkah kita menginvestasikan hidup dan waktu kita buat Raja Di atas segala raja? Sudahkah kita hidup semakin sungguh-sungguh menjelang kedatangan-Nya? Sudahkah kita siap menyambut-Nya dengan hidup yang memuliakan Tuhan?
Maranatha
70 x 07, Kisah Nyata Tentang Pengampunan
Seorang wanita muda bernama Naomi harus menikah dengan sang suami yaitu Robert karena pengaturan orang tuanya. Selama 10 tahun pertama, suaminya tak peduli pada dirinya dan ketiga anak mereka. Si suami lelap dalam egoismenya: bersenang-senang di night club bersama wanita lain.
Naomi menghadapi keadaan yang rumit dan dilematis dalam membesarkan ketiga anaknya tercinta. Lucy (Maryssa Jo), anak perempuan satu-satunya, membenci ayahnya demikian juga Tristan (Jonathan Prawira), anak keduanya, juga mencari kesenangan sendiri. Tingkah kedua anaknya membuat Naomi putus asa. Raphael (Stephen Natanael), anak bungsunya, adalah satu-satunya anak yang mendampinginya.
Namun, di tengah kondisinya yang dikhianati Naomi tetap setia pada suaminya dan tak mau diceraikannya. “Apa yang telah dipersatukan Allah tak boleh diceraikan manusia,” begitu ia menjawab ketika banyak orang memintanya untuk bercerai dan menikah lagi dengan pria lain yang lebih baik.
Robert, suaminya baru sadar atas perbuatannya ketika mengetahui anaknya berada dalam rumah tahanan.
Ketika sang suami menyesal atas perbuatannya justru pada saat yang sama dia ditimpa penyakit. Namun, istrinya tetap setia merawatnya selama 22 tahun hingga menghembuskan nafas terakhir. Selain merawat, istri tak jemu-jemu mengendalikan emosi kedua anaknya agar kembali menerima ayah mereka dengan memberikan pengampunan atas segala perbuatan salahnya.
Kisah tersebut difilmkan oleh HOLYWORLD Entertainment, sebuah production house entertain di Bandung yang khusus dibentuk sebagai wadah mengolaborasi bakat dan talenta anak-anak Tuhan yang ada di gereja se-Kota Bandung. Film rohani ini diberi judul “70 x 07” yang berlandas pada jawaban Yesus saat ditanya berapa kali harus mengampuni orang yang berbuat salah. “70 x 7 x...” jawab Yesus.
Delapan pemeran utama, bukan artis populer. “Itu dimaksudkan sedapat mungkin tetap menampilkan kesan asli cerita, apalagi diperankan oleh orang-orang yang menjadi saksi mata akan kehidupan keluarga tersebut di Bandung,” ujar Utojo S. Utama, executive producer HOLYWORLD Entertainment yang juga diamini rekannya Erwin Djayanegara saat launching di Bandung, 23 Juli 2010.
Peran yang dilakukan Naomi dan Roberth, nama dalam film tersebut sebagai pelaku utama memang sungguh mengundang derai air mata penonton karena mereka menampilkan adegan mendekati persis kejadian nyatanya. Begitu pula ketiga anak mereka, yaitu Lucy, Tristan, dan Raph yang dengan karakter adegannya masing-masing membuat film ini nyaris menjawab kerinduan anak-anak Tuhan tentang hal yang disebut pengampunan sebagaimana diamanatkan Yesus.
Film “70 x 07” diharap menjadi jawaban bagi kita untuk kembali pada kingdom life style di tengah gempuran si jahat dalam format film-film yang bertajuk horor, pornografi, dll. Mengingat kasus perceraian di Indonesia makin meningkat. Film ini kiranya dapat menjadi sumber inspirasi, setidaknya sebuah jawaban terhadap makna dari segala permasalahan dalam hidup berkeluarga tanpa harus bercerai. Sehingga hanya nama Tuhan Yesus sajalah yang dimuliakan.
sumber : website 70x07 dan Reformata
N9MR9V7RBV7M
Naomi menghadapi keadaan yang rumit dan dilematis dalam membesarkan ketiga anaknya tercinta. Lucy (Maryssa Jo), anak perempuan satu-satunya, membenci ayahnya demikian juga Tristan (Jonathan Prawira), anak keduanya, juga mencari kesenangan sendiri. Tingkah kedua anaknya membuat Naomi putus asa. Raphael (Stephen Natanael), anak bungsunya, adalah satu-satunya anak yang mendampinginya.
Namun, di tengah kondisinya yang dikhianati Naomi tetap setia pada suaminya dan tak mau diceraikannya. “Apa yang telah dipersatukan Allah tak boleh diceraikan manusia,” begitu ia menjawab ketika banyak orang memintanya untuk bercerai dan menikah lagi dengan pria lain yang lebih baik.
Robert, suaminya baru sadar atas perbuatannya ketika mengetahui anaknya berada dalam rumah tahanan.
Ketika sang suami menyesal atas perbuatannya justru pada saat yang sama dia ditimpa penyakit. Namun, istrinya tetap setia merawatnya selama 22 tahun hingga menghembuskan nafas terakhir. Selain merawat, istri tak jemu-jemu mengendalikan emosi kedua anaknya agar kembali menerima ayah mereka dengan memberikan pengampunan atas segala perbuatan salahnya.
Kisah tersebut difilmkan oleh HOLYWORLD Entertainment, sebuah production house entertain di Bandung yang khusus dibentuk sebagai wadah mengolaborasi bakat dan talenta anak-anak Tuhan yang ada di gereja se-Kota Bandung. Film rohani ini diberi judul “70 x 07” yang berlandas pada jawaban Yesus saat ditanya berapa kali harus mengampuni orang yang berbuat salah. “70 x 7 x...” jawab Yesus.
Delapan pemeran utama, bukan artis populer. “Itu dimaksudkan sedapat mungkin tetap menampilkan kesan asli cerita, apalagi diperankan oleh orang-orang yang menjadi saksi mata akan kehidupan keluarga tersebut di Bandung,” ujar Utojo S. Utama, executive producer HOLYWORLD Entertainment yang juga diamini rekannya Erwin Djayanegara saat launching di Bandung, 23 Juli 2010.
Peran yang dilakukan Naomi dan Roberth, nama dalam film tersebut sebagai pelaku utama memang sungguh mengundang derai air mata penonton karena mereka menampilkan adegan mendekati persis kejadian nyatanya. Begitu pula ketiga anak mereka, yaitu Lucy, Tristan, dan Raph yang dengan karakter adegannya masing-masing membuat film ini nyaris menjawab kerinduan anak-anak Tuhan tentang hal yang disebut pengampunan sebagaimana diamanatkan Yesus.
Film “70 x 07” diharap menjadi jawaban bagi kita untuk kembali pada kingdom life style di tengah gempuran si jahat dalam format film-film yang bertajuk horor, pornografi, dll. Mengingat kasus perceraian di Indonesia makin meningkat. Film ini kiranya dapat menjadi sumber inspirasi, setidaknya sebuah jawaban terhadap makna dari segala permasalahan dalam hidup berkeluarga tanpa harus bercerai. Sehingga hanya nama Tuhan Yesus sajalah yang dimuliakan.
sumber : website 70x07 dan Reformata
N9MR9V7RBV7M
40 Million Minutes
Some studies say the average life-span of a person in the US is 77 years.
* That equates to 28,000 days, 670,000 hours, or 40 million minutes.
* The average person spends 24 minutes a day getting dressed. That equals 13 hours a month, 7 days a year, or 1 year in a lifetime.
* The average person spends 40 minutes a day on the phone. That factors out to 20 hours a month, 10 days a year, or 2 years in a lifetime.
* The average person spends 1 hour a day in the bathroom. This amounts to 30 hours a month, 15 days a year, and 3 years in a lifetime.
* The average person spends 3 hours a day watching television. That's 90 hours a month, 45 days a year, and 9 years in a lifetime.
* The average Christian spends less than 10 minutes a day with the God of the universe, the truest friend, the Savior of the world, the creator of time.
That's less than 6 hours per month.
Less than 3 days per year.
Less than 7 months in a lifetime.
"You do the math."
* That equates to 28,000 days, 670,000 hours, or 40 million minutes.
* The average person spends 24 minutes a day getting dressed. That equals 13 hours a month, 7 days a year, or 1 year in a lifetime.
* The average person spends 40 minutes a day on the phone. That factors out to 20 hours a month, 10 days a year, or 2 years in a lifetime.
* The average person spends 1 hour a day in the bathroom. This amounts to 30 hours a month, 15 days a year, and 3 years in a lifetime.
* The average person spends 3 hours a day watching television. That's 90 hours a month, 45 days a year, and 9 years in a lifetime.
* The average Christian spends less than 10 minutes a day with the God of the universe, the truest friend, the Savior of the world, the creator of time.
That's less than 6 hours per month.
Less than 3 days per year.
Less than 7 months in a lifetime.
"You do the math."
Inspirational Mother's Day Video Clips, Quotes and Poem
Dalam rangka Mother's Day, saya menyajikan dua klip video Mother's Day yang bagi saya pribadi sangat menyentuh. Ada juga Quotation dan Poem yang menarik tentang Mama. Happy Mother's Day
Texting Mom
Why We Love Mom
A Very Special Mommy
QUOTATIONS
"All that I am or ever hope to be, I owe to my angel Mother." -- Abraham Lincoln (1809-1865)
"God could not be everywhere and therefore he made mothers." -- Jewish proverb
"Of all the rights of women, the greatest is to be a mother." -- Lin Yutang
"The heart of a mother is a deep abyss at the bottom of which you will always find forgiveness." -- Honore' de Balzac (1799-1850)
"My mother was the most beautiful woman I ever saw. All I am I owe to my mother. I attribute all my success in life to the moral, intellectual and physical education I received from her." -- George Washington (1732-1799)
"By and large, mothers and housewives are the only workers who do not have regular time off. They are the great vacationless class." -- Anne Morrow Lindbergh (1907- )
"The mother's heart is the child's schoolroom." -- Henry Ward Beecher (1813-1887)
"Youth fades; love droops, the leaves of friendship fall; A mother's secret hope outlives them all." -- Oliver Wendell Holmes (1809-1894)
"I remember my mother's prayers and they have always followed me. They have clung to me all my life." -- Abraham Lincoln (1809-1865)
"The most important thing a father can do for his children is to love their mother." --Author Unknown
POEMS
WONDERFUL MOTHER
God made a wonderful mother,
A mother who never grows old;
He made her smile of the sunshine,
And He moulded her heart of pure gold;
In her eyes He placed bright shining stars,
In her cheeks fair roses you see;
God made a wonderful mother,
And He gave that dear mother to me.
--Pat O'Reilly
M-O-T-H-E-R
"M" is for the million things she gave me,
"O" means only that she's growing old,
"T" is for the tears she shed to save me,
"H" is for her heart of purest gold;
"E" is for her eyes, with love-light shining,
"R" means right, and right she'll always be,
Put them all together, they spell "MOTHER,"
A word that means the world to me.
--Howard Johnson (c. 1915)
Texting Mom
Why We Love Mom
A Very Special Mommy
QUOTATIONS
"All that I am or ever hope to be, I owe to my angel Mother." -- Abraham Lincoln (1809-1865)
"God could not be everywhere and therefore he made mothers." -- Jewish proverb
"Of all the rights of women, the greatest is to be a mother." -- Lin Yutang
"The heart of a mother is a deep abyss at the bottom of which you will always find forgiveness." -- Honore' de Balzac (1799-1850)
"My mother was the most beautiful woman I ever saw. All I am I owe to my mother. I attribute all my success in life to the moral, intellectual and physical education I received from her." -- George Washington (1732-1799)
"By and large, mothers and housewives are the only workers who do not have regular time off. They are the great vacationless class." -- Anne Morrow Lindbergh (1907- )
"The mother's heart is the child's schoolroom." -- Henry Ward Beecher (1813-1887)
"Youth fades; love droops, the leaves of friendship fall; A mother's secret hope outlives them all." -- Oliver Wendell Holmes (1809-1894)
"I remember my mother's prayers and they have always followed me. They have clung to me all my life." -- Abraham Lincoln (1809-1865)
"The most important thing a father can do for his children is to love their mother." --Author Unknown
POEMS
WONDERFUL MOTHER
God made a wonderful mother,
A mother who never grows old;
He made her smile of the sunshine,
And He moulded her heart of pure gold;
In her eyes He placed bright shining stars,
In her cheeks fair roses you see;
God made a wonderful mother,
And He gave that dear mother to me.
--Pat O'Reilly
M-O-T-H-E-R
"M" is for the million things she gave me,
"O" means only that she's growing old,
"T" is for the tears she shed to save me,
"H" is for her heart of purest gold;
"E" is for her eyes, with love-light shining,
"R" means right, and right she'll always be,
Put them all together, they spell "MOTHER,"
A word that means the world to me.
--Howard Johnson (c. 1915)
Till Death Do Us Part - The Royal Wedding Vows
Royal Wedding Pangeran William dan Kate Middleton menjadi berita yang paling menarik perhatian publik baik media cetak, televisi dan berbagai situs sosial media. Diperkirakan 2 milliar penduduk dunia menyaksikan secara langsung acara penikahan itu via televisi. Saya termasuk salah satu di dalamnya.
Beragam komentar muncul baik secara langsung ataupun via Facebook dan Twitter. Di Twitter sampai 67 tweet perdetik dan di Facebook 74 status per detik. Ada komentar yang berfokus pada ketampanan dan keanggunan si William dan Kate. Tapi ada juga yang fokus utamanya hanya pada gaunnya si Kate atau malah menyoroti batok kepalanya sang pangeran yang mulai botak, Ganteng tapi kok botak ya? Begitu komentar yang muncul umumnya dari para wanita.
Saya mau berkomentar di sini tentang “Wedding Vow” atau janji pernikahan kedua mempelai. Inilah janji pernikahan yang diucapkan kedua mempelai:
William : “ I, William Arthur Philip Louis, take thee, Catherine Elizabeth, to my wedded wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse: for richer, for poorer; in sickness and in health; to love and to cherish, till death us do part, according to God’s holy law; and thereto I give thee my troth.
Kate : I, Catherine Elizabeth, take thee, William Arthur Philip Louis, to my wedded husband, to have and to hold from this day forward, for better, for worse: for richer, for poorer; in sickness and in health; to love and to cherish, till death us do part, according to God’s holy law; and thereto I give thee my troth.
Perhatikan yang saya bold, “till death us do part”, “ “Sampai maut memisahkan”. Saya salut, ternyata kalimat ucapan kedua mempelai tersebut masih memakai kalimat yang tradisonal. Sekarang ada janji pernikahan yang berbeda sama sekali dengan janji pernikahan yang tradisional yaitu kalimat,”till death do as part”, diganti dengan,” as long as love shall last”. Jelas artinya berbeda.
Till death do us part artinya cinta yang unconditional, cinta yang tak bersyarat. Sedangkan “as long as love shall last”, adalah cinta yang bersyarat. Ikatan pernikahannya berarti tergantung cinta, kalau sudah mulai bosan, kalau sudah tidak ada cinta, bye bye, pisah atau cerai!
“Till death do us part”, sesungguhnya mengandung makna komitmen, kata kolega saya, Ev.Titus Ndoen. Komitmen itu berarti mau bayar harga, mau berkorban dalam kondisi apapun samapai maut memisahkan.
Kenapa ada orang berjanji dengan janji ,” as long as love shall last”? Karena dia tidak mau berkomitmen. Janjinya hanya sebatas ya kalau masih ada “rasa” cinta atau “rasa” sayang. Kalau sudah hilang ya sudah.
Bicara soal janji nikah, saya teringat tentang ikatan janji Tuhan yang Dia ikrarkan bagi kita. Janji itu kalau dalam bahasa teknisnya adalah “covenant”, yaitu suatu sumpah atau janji yang Tuhan buat dengan manusia. Jadi dari pihak Tuhan, Dia sendiri yang mengikat perjanjian dengan manusia. Dan janji itu tidak main-main karena Tuhan selalu menepati janjinya dengan manusia. Dengan kata lain, Tuhan selalu berkomitmen terhadap janji-Nya. Dia tidak pernah lalai atau lupa atau ingkar janji.
Tapi dalam perjalanan sejarah, baik bangsa Israel secara kolektif maupupun individu seringkali tidak berkomitmen kepada Tuhan. Bangsa Israel seringkali keras kepala dan tidak mau mendengar dan berkomitmen untuk melakukan kehendak Tuhan. Selain itu beberapa tokoh Alkitab juga sering gagal dalam komitmennya kepada Tuhan. Misalnya Abraham, Yakub, atau Raja Daud. Tokoh-tokoh ini sebenarnya banyak membuat kegagalan. Abraham beberapa kali menipu dan takut, Yakub mewarisi sifat kakeknya, Daud berzinah dan merekayasa pembunuhan. Tapi lihat, kasih setia Allah tidak berubah. Allah tetap berkomitmen untuk mengasihi mereka dan menggenapi janji-Nya kepada Abraham, Yakub dan Daud.
Kasih Yesus juga adalah kasih Agape, kasih yang tak bersyarat. Sebelum Paskah, Yohanes mencatat tentang kasih Yesus kepada murid-murid-Nya,” Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. “(Yohanes 13:1). Itulah kasih Tuhan yang unconditional dan sampai pada kesudahannya…Petrus gagal mengikut Tuhan dan malah menyangkalnya tiga kali tapi Tuhan tidak pernah berhenti mengasihinya. Setelah Yesus bangkit, Yesus tetap menerima dan mengasihi Petrus.
Renungan buat kita adalah bagaimana komitmen kita sendiri? Mulai dari komitmen terhadap pasangan hidup, komitmen dalam pelayanan, utamanya komitmen kepada Tuhan. Apakah kita masih menjaga komitmen itu seperti pada awalnya? Apakah cinta itu masih berakar dan berkobar dalam hati?
Adakah janji-janji yang dulu pernah kita lontarkan itu sudah ditepati? Ataukah kita masih berkelit dan mencari berbagai alasan untuk menepatinya atau bahkan mengubahnya untuk kepentingan diri kita sendiri? Komitmen itu berarti menepati janji dan terus berpegang pada janji yang sudah diucapkan. Kiranya Tuhan menolong kita.
Beragam komentar muncul baik secara langsung ataupun via Facebook dan Twitter. Di Twitter sampai 67 tweet perdetik dan di Facebook 74 status per detik. Ada komentar yang berfokus pada ketampanan dan keanggunan si William dan Kate. Tapi ada juga yang fokus utamanya hanya pada gaunnya si Kate atau malah menyoroti batok kepalanya sang pangeran yang mulai botak, Ganteng tapi kok botak ya? Begitu komentar yang muncul umumnya dari para wanita.
Saya mau berkomentar di sini tentang “Wedding Vow” atau janji pernikahan kedua mempelai. Inilah janji pernikahan yang diucapkan kedua mempelai:
William : “ I, William Arthur Philip Louis, take thee, Catherine Elizabeth, to my wedded wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse: for richer, for poorer; in sickness and in health; to love and to cherish, till death us do part, according to God’s holy law; and thereto I give thee my troth.
Kate : I, Catherine Elizabeth, take thee, William Arthur Philip Louis, to my wedded husband, to have and to hold from this day forward, for better, for worse: for richer, for poorer; in sickness and in health; to love and to cherish, till death us do part, according to God’s holy law; and thereto I give thee my troth.
Perhatikan yang saya bold, “till death us do part”, “ “Sampai maut memisahkan”. Saya salut, ternyata kalimat ucapan kedua mempelai tersebut masih memakai kalimat yang tradisonal. Sekarang ada janji pernikahan yang berbeda sama sekali dengan janji pernikahan yang tradisional yaitu kalimat,”till death do as part”, diganti dengan,” as long as love shall last”. Jelas artinya berbeda.
Till death do us part artinya cinta yang unconditional, cinta yang tak bersyarat. Sedangkan “as long as love shall last”, adalah cinta yang bersyarat. Ikatan pernikahannya berarti tergantung cinta, kalau sudah mulai bosan, kalau sudah tidak ada cinta, bye bye, pisah atau cerai!
“Till death do us part”, sesungguhnya mengandung makna komitmen, kata kolega saya, Ev.Titus Ndoen. Komitmen itu berarti mau bayar harga, mau berkorban dalam kondisi apapun samapai maut memisahkan.
Kenapa ada orang berjanji dengan janji ,” as long as love shall last”? Karena dia tidak mau berkomitmen. Janjinya hanya sebatas ya kalau masih ada “rasa” cinta atau “rasa” sayang. Kalau sudah hilang ya sudah.
Bicara soal janji nikah, saya teringat tentang ikatan janji Tuhan yang Dia ikrarkan bagi kita. Janji itu kalau dalam bahasa teknisnya adalah “covenant”, yaitu suatu sumpah atau janji yang Tuhan buat dengan manusia. Jadi dari pihak Tuhan, Dia sendiri yang mengikat perjanjian dengan manusia. Dan janji itu tidak main-main karena Tuhan selalu menepati janjinya dengan manusia. Dengan kata lain, Tuhan selalu berkomitmen terhadap janji-Nya. Dia tidak pernah lalai atau lupa atau ingkar janji.
Tapi dalam perjalanan sejarah, baik bangsa Israel secara kolektif maupupun individu seringkali tidak berkomitmen kepada Tuhan. Bangsa Israel seringkali keras kepala dan tidak mau mendengar dan berkomitmen untuk melakukan kehendak Tuhan. Selain itu beberapa tokoh Alkitab juga sering gagal dalam komitmennya kepada Tuhan. Misalnya Abraham, Yakub, atau Raja Daud. Tokoh-tokoh ini sebenarnya banyak membuat kegagalan. Abraham beberapa kali menipu dan takut, Yakub mewarisi sifat kakeknya, Daud berzinah dan merekayasa pembunuhan. Tapi lihat, kasih setia Allah tidak berubah. Allah tetap berkomitmen untuk mengasihi mereka dan menggenapi janji-Nya kepada Abraham, Yakub dan Daud.
Kasih Yesus juga adalah kasih Agape, kasih yang tak bersyarat. Sebelum Paskah, Yohanes mencatat tentang kasih Yesus kepada murid-murid-Nya,” Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. “(Yohanes 13:1). Itulah kasih Tuhan yang unconditional dan sampai pada kesudahannya…Petrus gagal mengikut Tuhan dan malah menyangkalnya tiga kali tapi Tuhan tidak pernah berhenti mengasihinya. Setelah Yesus bangkit, Yesus tetap menerima dan mengasihi Petrus.
Renungan buat kita adalah bagaimana komitmen kita sendiri? Mulai dari komitmen terhadap pasangan hidup, komitmen dalam pelayanan, utamanya komitmen kepada Tuhan. Apakah kita masih menjaga komitmen itu seperti pada awalnya? Apakah cinta itu masih berakar dan berkobar dalam hati?
Adakah janji-janji yang dulu pernah kita lontarkan itu sudah ditepati? Ataukah kita masih berkelit dan mencari berbagai alasan untuk menepatinya atau bahkan mengubahnya untuk kepentingan diri kita sendiri? Komitmen itu berarti menepati janji dan terus berpegang pada janji yang sudah diucapkan. Kiranya Tuhan menolong kita.
Horatio G. Spafford - "It Is Well With My Soul" (Nyamanlah Jiwaku)
Lagu ini ditulis oleh seorang pengacara Chicago bernama Horatio G. Spafford. Anda mungkin berpikir dia menulis lagu ini,”It is well with my soul,” karena dia seorang lawyer yang sukses dan tengah menikmati kenyamanan dalam hidupnya.
Tapi kata-kata," When sorrows like sea billows roll ... It is well with my soul ", tidak ditulis dalam periode paling nyaman dan bahagia dalam hidupnya. Sebaliknya, kata-kata puitis itu datang dari orang yang telah menderita tragedi yang hampir tak terbayangkan.
Horatio G. Spafford dan istrinya, Anna, sangat dikenal di kota Chicago pada tahun 1860-an. Horatio adalah seorang ahli hukum yang sukses. Selain itu dia juga mengembangkan bisnisnya dan berhasil. Dia dan istrinya adalah penganut Presbiterian yang taat dan keduanya juga terlibat dalam pelayanan. Dia mendukung pelayanan D.L. Moody dan penginjil-penginjil yang lain.
Horatio G. Spafford dan istrinya, Anna, sangat dikenal di kota Chicago pada tahun 1860-an. Horatio adalah seorang ahli hukum yang sukses. Selain itu dia juga mengembangkan bisnisnya dan berhasil. Dia dan istrinya adalah penganut Presbiterian yang taat dan keduanya juga terlibat dalam pelayanan. Dia mendukung pelayanan D.L. Moody dan penginjil-penginjil yang lain.
Tapi pada tahun 1870, Horatio mulai menghadapi masalah. Anaknya yang laki-laki meninggal dunia karena demam berdarah pada usia empat tahun.
Setahun kemudian yaitu pada tahun 1871 kebakaran hebat yang dikenal dengan sebutan "The Great Chicago Fire", melanda usaha real estatenya di tepi Danau Michigan.Semuanya habis dilanda api.
Untuk menghibur keluarganya Horatio memutuskan untuk membawa istri dan empat putrinya berlibur ke Inggris. Selain itu tujuannya pergi ke Inggirs juga untuk mendukung pelayanan dari D.L. Moody di akhir tahun 1873 Pada bulan November mereka pergi ke New York untuk menumpang kapal "Ville de Havre 'melintasi Atlantik. Namun, menit-menit terakhir sebelum mereka berlayar, sebuah urusan yang penting menyangkut usahanya membuat Horatio terpaksa menunda keberangkatannya. Tidak ingin merusak liburan keluarga, Spafford membujuk keluarganya untuk berlayar dulu sesuai rencana. Dia akan menysulnya nanti. .Akhirnya Anna dan keempat putrinya berlayar ke Eropa Timur sementara Spafford kembali ke Chicago.
Hanya sembilan hari kemudian, Spafford menerima telegram dari istrinya di Wales. Bunyinya:" Saved alone."
Pada tanggal 2 November 1873, "Ville de Havre 'telah bertabrakan dengan' The Lochearn ', sebuah kapal Inggris. Hanya dalam dua belas menit kapal itu tenggelam. Anna Spafford berdiri di geladak, dengan anak-anak perempuannya Annie, Maggie, Bessie dan Tanetta yang menempel padanya.Itulah memori terakhirnya bersama anak-anaknya karena setelah itu ombak laut menghempaskan mereka.
Anna selamat oleh sebuah papan yang membuatnya tetap terapung dan saat dia diselamatkan dia mendengar suara berbicara kepadanya,"Kau diselamatkan untuk suatu tujuan." Dan dia segera mengingat kata-kata seorang teman, " It's easy to be grateful and good when you have so much, but take care that you are not a fair-weather friend to God. "
Setelah mendengar kabar buruk tersebut, Horatio Spafford naik ke kapal berikutnya dari New York untuk menyusul istrinya. Saat melewati tempat tenggelamnya kapal yang ditumpangi istri dan anak-anaknya, kapten kapal memanggilnya dan menunjukkan tempat itu. Horatio melihat laut yang tenang tapi di tempat itulah nyawa keempat anak kekasihnya direnggut. Horatio lalu kembali ke kabin dan dalam kedukaannya, ia menuliskan kalimat-kalimat puitis yang sekarang diangkat menjadi lagu "Nyamanlah Jiwaku".
Kata-kata yang Spafford tulis hari itu berasal dari 2 Raja-raja 4:26.Kata-kata itu menggemakan respon dari perempuan Sunem untuk kematian mendadak dari anak satu-satunya. Dalam versi Inggris respon wanita itu adalah,”It is well.”
Melalui lagu ini Spafford mengungkapkan keyakinannya kepada Tuhan yang tak tergoyahkan oleh apapun. Spafford tidak menumpahkan kedukaannya tapi lebih pada pengampunan yang sudah dilakukan Kristus dan pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua. Secara manusiawi, sulit dipercaya bahwa di tengah-tengah rasa dukanya yang mendalam, Spafford sanggup mengatakan, "Nyamanlah jiwaku".
When peace, like a river, attendeth my way,
When sorrows like sea billows roll;
Whatever my lot, Thou has taught me to say,
It is well, it is well, with my soul.
Refrain
It is well, with my soul,
It is well, with my soul,
It is well, it is well, with my soul.
It is well, with my soul,
It is well, it is well, with my soul.
Let this blest assurance control,
That Christ has regarded my helpless estate,
And hath shed His own blood for my soul.
Refrain
My sin, oh, the bliss of this glorious thought!My sin, not in part but the whole,
Is nailed to the cross, and I bear it no more,
Praise the Lord, praise the Lord, O my soul!
Refrain
If Jordan above me shall roll,
No pang shall be mine, for in death as in life
Thou wilt whisper Thy peace to my soul.
Refrain
The sky, not the grave, is our goal;
Oh trump of the angel! Oh voice of the Lord!
Blessèd hope, blessèd rest of my soul!
Refrain
The clouds be rolled back as a scroll;
The trump shall resound, and the Lord shall descend,
Even so, it is well with my soul.
Refrain
Menghadapi Tsunami Hidup
Ya, tsunami hidup artinya masalah dan persoalan berat yang datang bertubi-tubi dalam hidup seseorang ibarat gelombang tsunami. Saya memakai istilah 'tsunami' dan bukan'badai' karena dalam konteks kita di Asia yang sering terjadi belakangan ini adalah tsunami. Ini cuma ungkapan saja tapi dalam realita hidup, seseorang bisa menghadapi masalah bertubi-tubi seperti efek tsunami. Satu masalah belum selesai sudah datang lagi masalah yang lainnya.
Wanita Sunem dalam 2 Raja-Raja 8:1-6 mengalami masalah yang bertubi-tubi yang saya gambarkan seperti di atas. Masalah apa saja yang dia alami:
Pertama, dia harus kehilangan anaknya. Anaknya itu adalah anak satu-satunya dan menjadi anak kesayangannya apalagi meeka mendapatkannya melalui mujizat. Anaknya yang lagi di lading tiba-tiba mengaduh,”Aduh kepalaku”, tidak lama kemudian ank ini meninggal. Ini adalah suatu pukulan berat bagi wanita Sunem ini. Walaupun akhirnya anak itu hidup kemabali bukan berarti persoalannya sudah selesai.
Kedua, dia kehilangan suaminya. Dalam pasal 8 hanya disinggung wanita ini dengan anaknya. Artinya statusnya adalah janda. Dia kini seorang diri harus membesarkan anaknya.
Ketiga, ada bahaya kelaparan. Ini adalah bencana yang serius karena jangka waktunya cukup lama yaitu tujuh tahun.
Keempat, mereka harus meninggalkan rumah tempat tinggal mereka, tanah dan segala usaha mereka, serta keluarga dan sahabat-sahabat mereka. Ini bukan hal yang mudah. Ditambah mereka belum tahu tempat dan tujuan mereka akan pindah. Mereka harus keluara dari zona nyaman mereka.
Kelima, saat mereka pulang, masalah menanti : property mereka telah diambil orang dan mereka kini tidak punya apa-apa lagi.
Bagaimana respon kita menghadapi penderitaan seperti ini? Philip Yancey pernah bercerita tentang seorang teman Billy Graham yang menjadi atheis. Orang ini memulai pelayanan pada waktu yang sama dengan Billy Graham dan sama-sama sebagai penginjil. Pelayanan keduanya tumbuh sampai pada satu titik orang ini mempertanyakan kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan karena dia melihat foto seorang anak di Afrika yang kelaparan. Tidak bisa menerima Allah yang mengijinkan penderitaan,orang ini memilih untuk menolak Allah dan menjadi atheis.
Respon dunia yang positif terhadap penderitaan bisa kita lihat dari orang Jepang dengan spirit yang mereka miliki membuat mereka tabah dan tenang. Kita bisa memetik pelajaran yang positif di sini tapi pertanyaannya adalah apa yang membuat respon orang percaya berbeda dengan respon orang yang belum percaya?
Respon kita adalah :
Pertama, kita yakin bahwa Tuhan mendampingi kita di tengah penderitaan. Inilah sumber ketenangan dan kedamaian yang kita bisa miliki karena ada Tuhan bersama dengan kita. Sebagai orang percaya kita harus yakin bahwa mengikut Tuhan bukan berarti kita tidak akan mengalami penderitaan atau masalah tetapi justru di tengah masalah inilah Tuhan tetap hadir. Tuhan tetap menyertai anak-anak-Nya.
Inilah respon wanita Sunem ketika kehilangan anaknya dia masih bisa menjawab:”It it well”, semuanya selamat. Dia tahu bahwa anaknya dan keluaraganya selamat di dalam Tuhan. Ungkapan ini lahir dari keyakinan bahwa apapun kondisi hidupnya dan keluarganya, semuanya ada dalam tangan Tuhan.
Respon inilah yang ditunjukkan Horatio Spafford, saat kehilangan anaknya di lautan karena kapal yang di tumpanginya tenggelam, dia menulis,”It it well with my soul”. Mampukah kita dengan tegar dan tenang menjawab seperti ini?
Kedua, Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak-Nya. Wanita Sunem ini harus meninggalkan negerinya dan pergi ke negeri asing. Saat pulang kampong, propertinya sudah tidak ada lagi, sudah diambil orang. Tapi Tuhan tidak membiarkan wanita dan anaknya ini terlantar. Mellaui seorang Raja yang sebenarnya jahat Tuhan memakainya untuk membantu wanita ini.
Sewaktu Bethany Hamilton seorang peselancar harus kehilangan lengan kirinya karena digigit ikan hiu dan kehilangan darah 60% dia tetap tenang dan tabah. Saat hendak dibawa ke rumah sakit seorang perawat membisikkan kata-kata ini,”God will never leave you nor forsake you”. Tuhan sekali kali tidak akan meninggalkan engkau atau membiarkan engkau. Inilah yang harus menjadi kekuatan bagi kita, Tuhan tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita. Percaya dan taat kepada kehendak Tuhan walaupun di tengah situasi sulit akan membuat kita melihat penyertaan Tuhan.
Ketiga, Tuhan bisa mengubah tragedy untuk mendatangkan kebaikan. Tuhan bisa mengubah penderitaan untuk mendatangkan kemuliaan bagi-Nya. Iman perempuan Sunem ini dan perbuatan Tuhan yang dilakukan-Nya kepada perempuan Sunem ini membuat seorang raja yang lalim akhirnya mengakui kebesaran Tuhan. Membuat seorang raja yang jahat melihat kekuasaan Tuhan.
Kisah Bethany Hamilton membuat banyak orang melihat kemuliaan Tuhan. Bethany berkata bahwa dia bisa bangkit kembali karena Tuhan mengasihinya dan Tuhan yang menguatkanya. Dia mampu mengatasi trauma, keterbatasan fisik dan tantangan hidupnya karena dia percaya Tuhan yang menyertainya. Dia menyimpulkan dalam kesaksiannya lewat video bahwa,”Tuhan bisa mengubah suatu tragedi yang mengerikan menjadi sesuatu yang mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya”.
Tidak mudah melihat tujuan penderitaan dari setiap apa yang kita alami. Tapi mari kita memiliki iman seperti perempuan Sunem ini yang tetap berpegang dan bersandar kepada Tuhan. Tuhan bekerja dengan diam-diam dan suatu saat Dia akan menunjukkan bagian yang telahDia rajut dalam hidup kita sehingga tidak hanya kita dibentuk semakin indah tetapi hidup kita menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan.
Wanita Sunem dalam 2 Raja-Raja 8:1-6 mengalami masalah yang bertubi-tubi yang saya gambarkan seperti di atas. Masalah apa saja yang dia alami:
Pertama, dia harus kehilangan anaknya. Anaknya itu adalah anak satu-satunya dan menjadi anak kesayangannya apalagi meeka mendapatkannya melalui mujizat. Anaknya yang lagi di lading tiba-tiba mengaduh,”Aduh kepalaku”, tidak lama kemudian ank ini meninggal. Ini adalah suatu pukulan berat bagi wanita Sunem ini. Walaupun akhirnya anak itu hidup kemabali bukan berarti persoalannya sudah selesai.
Kedua, dia kehilangan suaminya. Dalam pasal 8 hanya disinggung wanita ini dengan anaknya. Artinya statusnya adalah janda. Dia kini seorang diri harus membesarkan anaknya.
Ketiga, ada bahaya kelaparan. Ini adalah bencana yang serius karena jangka waktunya cukup lama yaitu tujuh tahun.
Keempat, mereka harus meninggalkan rumah tempat tinggal mereka, tanah dan segala usaha mereka, serta keluarga dan sahabat-sahabat mereka. Ini bukan hal yang mudah. Ditambah mereka belum tahu tempat dan tujuan mereka akan pindah. Mereka harus keluara dari zona nyaman mereka.
Kelima, saat mereka pulang, masalah menanti : property mereka telah diambil orang dan mereka kini tidak punya apa-apa lagi.
Bagaimana respon kita menghadapi penderitaan seperti ini? Philip Yancey pernah bercerita tentang seorang teman Billy Graham yang menjadi atheis. Orang ini memulai pelayanan pada waktu yang sama dengan Billy Graham dan sama-sama sebagai penginjil. Pelayanan keduanya tumbuh sampai pada satu titik orang ini mempertanyakan kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan karena dia melihat foto seorang anak di Afrika yang kelaparan. Tidak bisa menerima Allah yang mengijinkan penderitaan,orang ini memilih untuk menolak Allah dan menjadi atheis.
Respon dunia yang positif terhadap penderitaan bisa kita lihat dari orang Jepang dengan spirit yang mereka miliki membuat mereka tabah dan tenang. Kita bisa memetik pelajaran yang positif di sini tapi pertanyaannya adalah apa yang membuat respon orang percaya berbeda dengan respon orang yang belum percaya?
Respon kita adalah :
Pertama, kita yakin bahwa Tuhan mendampingi kita di tengah penderitaan. Inilah sumber ketenangan dan kedamaian yang kita bisa miliki karena ada Tuhan bersama dengan kita. Sebagai orang percaya kita harus yakin bahwa mengikut Tuhan bukan berarti kita tidak akan mengalami penderitaan atau masalah tetapi justru di tengah masalah inilah Tuhan tetap hadir. Tuhan tetap menyertai anak-anak-Nya.
Inilah respon wanita Sunem ketika kehilangan anaknya dia masih bisa menjawab:”It it well”, semuanya selamat. Dia tahu bahwa anaknya dan keluaraganya selamat di dalam Tuhan. Ungkapan ini lahir dari keyakinan bahwa apapun kondisi hidupnya dan keluarganya, semuanya ada dalam tangan Tuhan.
Respon inilah yang ditunjukkan Horatio Spafford, saat kehilangan anaknya di lautan karena kapal yang di tumpanginya tenggelam, dia menulis,”It it well with my soul”. Mampukah kita dengan tegar dan tenang menjawab seperti ini?
Kedua, Tuhan tidak akan membiarkan anak-anak-Nya. Wanita Sunem ini harus meninggalkan negerinya dan pergi ke negeri asing. Saat pulang kampong, propertinya sudah tidak ada lagi, sudah diambil orang. Tapi Tuhan tidak membiarkan wanita dan anaknya ini terlantar. Mellaui seorang Raja yang sebenarnya jahat Tuhan memakainya untuk membantu wanita ini.
Sewaktu Bethany Hamilton seorang peselancar harus kehilangan lengan kirinya karena digigit ikan hiu dan kehilangan darah 60% dia tetap tenang dan tabah. Saat hendak dibawa ke rumah sakit seorang perawat membisikkan kata-kata ini,”God will never leave you nor forsake you”. Tuhan sekali kali tidak akan meninggalkan engkau atau membiarkan engkau. Inilah yang harus menjadi kekuatan bagi kita, Tuhan tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita. Percaya dan taat kepada kehendak Tuhan walaupun di tengah situasi sulit akan membuat kita melihat penyertaan Tuhan.
Ketiga, Tuhan bisa mengubah tragedy untuk mendatangkan kebaikan. Tuhan bisa mengubah penderitaan untuk mendatangkan kemuliaan bagi-Nya. Iman perempuan Sunem ini dan perbuatan Tuhan yang dilakukan-Nya kepada perempuan Sunem ini membuat seorang raja yang lalim akhirnya mengakui kebesaran Tuhan. Membuat seorang raja yang jahat melihat kekuasaan Tuhan.
Kisah Bethany Hamilton membuat banyak orang melihat kemuliaan Tuhan. Bethany berkata bahwa dia bisa bangkit kembali karena Tuhan mengasihinya dan Tuhan yang menguatkanya. Dia mampu mengatasi trauma, keterbatasan fisik dan tantangan hidupnya karena dia percaya Tuhan yang menyertainya. Dia menyimpulkan dalam kesaksiannya lewat video bahwa,”Tuhan bisa mengubah suatu tragedi yang mengerikan menjadi sesuatu yang mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya”.
Tidak mudah melihat tujuan penderitaan dari setiap apa yang kita alami. Tapi mari kita memiliki iman seperti perempuan Sunem ini yang tetap berpegang dan bersandar kepada Tuhan. Tuhan bekerja dengan diam-diam dan suatu saat Dia akan menunjukkan bagian yang telahDia rajut dalam hidup kita sehingga tidak hanya kita dibentuk semakin indah tetapi hidup kita menjadi kemuliaan bagi nama Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)Template Responsive Design
Label
Aneh Banget
Apresiasi
Artikel
Artis Unik
asmara
Berita Aneh
Berita unik
Blogging
Cerita Inspiratif
Christmas
Dahsyat
Dampak Media
Dewasa
Foto Unik
Free Download
Hewan Unik
Inspirational
Inspiring SMS
IT-related
Kesaksian
Kesehatan
Lucu
Misteri
motivasi
Motivational
Nama Allah
News
Olahraga Unik
orang terkenal
pengembangan diri
programming
Religi
Renungan
Resources
Second Coming
Sejarah
Selebriti
Seni
SEO
Sharing
Soal Asmara
Spiritual Reflection
Suara Hati
Tau Gak Sih
Tekno
Teknologi
Tempat Unik
Tips
Tips Unik
Tokoh
travel
Trik Kehidupan
True Love
True Story
Tumbuhan Unik
Unik
Wallpaper
Worship Video