Letters to God

Letters to God


Letters to God adalah film yang diangkat dari kisah nyata anak sang asisten sutradara film itu sendiiri yang bernama Patrick Doughtie. Anaknya yang menderita kanker bernama Tyler Doughtie, meninggal pada tahun 2005. Kata Patrick, anaknya adalah inspirasi hidupnya. Dua tahun setelahnya, dia menulis screenplay untuk film ini. Patrick mengatakan bahwa dia ingin penonton tahu film Letters to God bukanlah film kesedihan tentang seorang anak yang menderita kanker. Dia mengatakan bahwa film ini adalah film inspirasional tentang iman dan pengharapan. Message atau berita dari film ini adalah pengharapan.

Sinopsis:
Tyler Doherty adalah seorang anak yang berusia delapan tahun dan didiagnosa menderita kanker otak. Tyler sangat mencintai Tuhan dan seperti anak-anak lainnya, dia juga senang sepakbola. Tyler selalu berdoa seorang diri dan doanya ditulis dalam bentuk surat yang kemudian diambil setiap minggunya oleh Pak Pos.

Bagi Tyler, Tuhan adalah Sahabatnya, dia curhat segala keinginan dan harapannya kepada Tuhan. Dia menceritakan momen demi momen yang dia alami kepada Tuhan. Salah satu keinginannya sangat sederhana, dia kepingin Mamanya ceria dan tertawa karena Tyler tahu bahwa penyakitnya pastilah menyusahkan mamanya.

Keluarga Tyler sendiri sedang dalam pergumulan berat dalam iman dan kepercayaan mereka kepada Tuhan. Papa Tyler telah meninggal dunia dan Mamanya mulai kecewa terhadap Tuhan. Kakaknya Tyler bahkan merasa mereka telah ditinggalkan Tuhan. Tapi Tyler tetap menunjukkan keyakinannya yang tak tergoyahka kepada Tuhan. Imannya dan keyakinannya menghadapi penyakitnya mengubah keluarganya, sahabatnya dan komunitas di mana mereka tinggal.

Salah satu sahabatnya adalah Brady McDaniel, seorang veteran perang Irak yang kemudian menjadi pengantar suratr. Dia sedang menghadapi kecanduan alkool dan telah kehilangan kasihnya terhadap anak dan istrinya. Saat pikirannya kalut dan dia ingin kembali untuk minum, dia membaca surat-surat Tyler dan membutanya tertegun. Anak ini sedang menderita tapi imannya begitu kuat dan masih peduli kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Dalam suratnya dia mengharapkan yang terbaik buat mereka. Brady tersentuh dan dia dikuatkan kembali.

Bagi saya, salah satu tema dalam film ini adalah tentang persahabatan. Pertama, persahabatan antara Tyler dengan Allah. Tyler menjadikan Allah sebagai sahabat sejati dalam suka dan dukanya. Lalu persahabatan, antara Tyler dengan temannya yang selalu menjadi pembelanya, Samantha. Saat diejek di sekolah, Sam selalu membela Tyler walaupun Sam membela dengan caranya sendiri. Tyler kepingin Sam bertindak seperti apa yang Yesus lakukan,”What Would Jesus Do.” Tyler juga bersahabta dengan Brady yang menjadi Pak Pos yang setia mengantar surat dan mengambil suratnya Tyler. Selain persahabatan, jelas kasih sayang juga nampak mewarnai keluraga ini, kasih Mamanya Tyler dan nenekya yang menyayangi Tyler.
Film ini mengekspresikan dengan jelas bagaimana doa itu dipraktekkan di dalam kehidupan keluarga Tyler, baik doa pribadi maupun doa bersama. Khususnya Tyler yang menulis doa melalui surat, apa yang dilakukan Tyler juga dia tularkan kepada orang lain. Dia meminta kakaknya menulis doanya kepada Allah. Tyler mengatakan bahwa berdoa itu seperti texting, sms kepada sahabat….

Bagaimana dengan kehidupan doa kita? Bagi Tyler, doa bukan cuma berisi keluhan dan permohonan demi permohonan. Tyler menikmati berdoa bersama Tuhan dan mengingat momen demi momen yang dia alami sebagai anugerah Tuhan. Dia mengingat dan mensyukuri serta mengapresiasi orang-orang di sekelilingnya yang mengasihi dia. Mugkinkah menunjukkan apresiasi dalam doa? Bagi Tyler, mungkin. Doanya bukanlah doa yang egois, bukan? Kita mungkin selama ini doanya begitu terburu-buru dan bahkan tidak menikmati doa bersama Tuhan. Doa hanya berisi keluhan-keluhan belaka atau kita berdoa karena terpaksa. Doa kita juga mungkin lebih bersifat satu arah dan mengarah kepada memerintah Tuhan. Berbeda dengan Tyler, Tuhan itu adalah Tuhan dan sahabatnya, dia mengkhususkan waktunya untuk berdoa dan berdialog kepada Tuhan.

Film ini juga mengungkapkan bagaimana menguatkan orang lain, menunjukan kepedulian, menghibur dan mengapresiasi sesama lewat ucapan atau kata-kata. Kakek Samantha memberi dorongan kepada Tyler bahwa dia adalah “the warrior of God”. Dia bahkan mengatakan bahwa Tyler adalah orang yang terpilih, dipilih Allah untuk suatu peran yang istimewa dalam hidupnya. Guru Tyler mendorong murid-muridnya yang adalah teman-teman sekelas Tyler untuk peduli dan memperhatikan Tyler. Ada lagi komunitas mereka yang mengadakan acara khusus untuk mensuport Tyler dan keluarganya…So sweet.

Mungkin bagi orang yang berharap mujizat, akan kecewa karena penyakit Tyler tidak sembuh. Atau doa minta kesembuhan ternyata tidak dijawab Tuhan. Tapi Tuhan justru bekerja dalam penderitaan yang dialami Tyler. Melalui imannya dan doanya, Tyler mengubah banyak orang. Salah satunya adalah Brady, Pak Pos yang kecanduan alcohol dan memiliki masa lalu yang kelam. Brady bingung menjalani hidupnya yang penuh ketidakpastian. Akhirnya melalui surat kepada Allah mengubah haluan hidupnya menjadi baru dan pasti dalam Kristus.

Pada akhirnya Letters to God itu adalah hidup Tyler itu sendiri. Dia adalah surat Kristus yang bahkan menarik pengantar surat untuk datang kepada Kristus karena dia melihat hidup Kristus nyata dalam diri Tyler. Kita adalah surat Kristus yang dilihat dan dibaca banyak orang. Sejatinya kita adalah surat Kristus yang memancarkan hidup Kristus dalam hidup kita sehari-hari. Sudahkah orang melihat hidup Kristus dalam diri kita. Sudahkah orang tertarik dan mau mengenal Kristus dengan melihat kehidupan kita?
“Kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup.” (2 Korintus3:3).

Catatan akhir : film sangat direkomendasikan buat segala usia, khususnya bagi mereka yang menghadapi penderitaan, kehilangan anggota keluarga atau dalam menghadapi penyakit. Film ini bukan hanya menguatkan tapi jug amenghibur, ada adegan-adegan yang lucu dan menarik di dalamnya. Ini film keluarga, film rohani dan film yang cocok untuk anda yang sedang menghadapi pergumulan.

Menantikan Tuhan

Menantikan Tuhan


Kaye O’Bara adalah seorang wanita yang luar biasa, dia menunggui anaknya yang koma dari awal Januari 1970. Dengan setia dia menjaga anaknya, mengubah posisi berbaring anaknya setiap dua jam, menyuapi, membacakan cerita, memperdengarkan music dan berdoa bagi anaknya. Dia berharap dan menantikan suatu saat anaknya bisa pulih seperti sedia kala.

Edwarda O'Bara putri dari Kaye O'Bara adalah seorang remaja penderita diabetes ringan. Tanggal 3 Januari 1970 dia bangun dengan kesakitan yang luar biasa akibat obat insulin yang tidak masuk ke dalam aliran darahnya dan dia dibawa masuk ke ruang gawat darurat. Sebelum kehilangan kesadaran, dia berkata kepada ibunya,”Ma, janji ya untuk tidak meninggalkan aku.” Kata Mamanya,”Ya, Sayang. Mama berjanji. Janji adalah janji”. Ternyata itulah kata-kata terakhir dari sang anak, dan Ibu Kaye O’Bara membuktikan ucapannya. Dia menjaga dan menanti selama 39 tahun dengan penuh harap suatu saat anaknya bisa sadar kembali. Dia akhirnya meninggal dunia di usia 80 tahun, tepat di sisi ranjang anaknya. Walaupun penantian panjangnya seolah tidak membuahkan hasil, anaknya tetap tetapi kesetiaannya dalam penantian itu sangatlah luar biasa.

Menanti atau menunggu adalah salah satu kata yang sangat tidak kita inginkan dan kita ingin hindari, bukan. Kita hidup di zaman yang memuja dan mengutamakan speed, kecepatan. Kita mengnginkan segala sesuatu serba cepat, ekspres, instan, kilat atau 'nggak pake lama'. Kalau lama, nada suara kita mulai meninggi dan muka kita mulai berubah…..Kita ingin segala sesuatu berjalan dalam waktu yang kita bisa control atau dalam waktu yang kita inginkan. Saya pernah mau beli susu anak saya di Super market, stoknya di etalase ternyata habis jadi disuruh nunggu. Udah nunggu lama ternyata di gudang juga habis. Setelah itu saya ke kasir, ternyata kertas print di kasir habis dan saat mau diganti, ada kertas yang nyangkut lagi di mesin printernya. Hati saya udah deg-degan dan mulai panas…..Kita punya masalah dengan namanya menanti tak terkecuali yang mengajar karakter.

Bicara soal menanti atau menunggu, ternyata hal yang kita tidak suka itu dipakai Tuhan untuk memproses iman kita. Menunggu adalah cara yang dipakai Tuhan untuk membentuk karakter dan kedewasaan rohani kita. Ingat Abraham yang menanti sedemikan lama untuk memperoleh keturunan, ingat Yakub yang menanti dengan waktu yang sangat lama untuk mendapatkan kekasih sejatinya. Bangsa Israel tidak langsung masuk ke Kanaan karena Allah ingin menguji hati dan iman mereka.

Salah satu tokoh yang dalam hidupnya menunjukkan teladan dalam menanti Allah adalah Daud. Daud berulang-ulang berkata,”Nantikanlah Tuhan”. Mazmur 27:14 "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" Apa yang Daud tuliskan itu bukan hanya untuk menginspirasi orang lain. Menantikan Tuhan adalah bagian dari life stye, gaya hidup yang Daud lakukan di masa mudanya. Mau lihat buktinya? Daud rela menunggu dua dekade lamanya untuk menjadi raja Israel padahal dia sudah lama diurapi oleh nabi Samuel. Dua puluh tahun menunggu bukanlah waktu yang singkat! Bahkan setelah Raja Saul mati, Daud tidak otomatis menjadi raja Israel karena ada keturunan Saul yang memerintah yaitu Isybosyet. Daud diangkat dulu menjadi Raja atas Yehuda di usianya yang ketiga puluh. Dia masih menunggu tujuh tahun lagi barulah dia secara resmi menjadi Raja atas Israel.

Selama masa dua puluh tahun itu ada banyak kesempatan yang bisa Daud manfaatkan untuk mengambil alih tampuk kekuasaan baik dari raja Saul maupun dari pengganti Saul yakni Isybosyet. Dia bisa mengklaim bahwa dirinya sudah diurapi oleh Tuhan, Raja Saul sudah ditolak oleh Tuhan dan mengejar-ngejar Daud sehingga alas an membela diri bisa dipakai untuk membunuh Saul. Daud punya skill dan leadership sebagai panglima perang, punya anak buah yang berani mati dan berpengalaman di medan tempur kayak Taliban tapi catat: Daud tidak pernah sekalipun berniat merebut /megkudeta/ menggusur /merampok atau merampas kekuasaan baik dari tangan Saul maupun dari Isybosyet. Bahkan setelah kematian Saul, Daud tidak langsung mengangkat dirinya sebagai raja atau mendeklarasikan dirinya sebagai pengganti Saul. Bukan hanya karena Daud memegang janjinya dengan Yonatan (janji adalah janji….). tapi lebih dikarenakan Daud mau menanti Allah terlebih dahulu.
Setelah Saul meninggal dan selesainya masa berkabung, Daud bertanya kepada Tuhan dengan pertanyaan :”Apakah aku harus pergi ke salah satu kota Yehuda?”. Firman Tuhan kepadanya,”Pergilah.” Tanya Daud lagi: “Ke mana aku harus pergi?” Firman-Nya,”Ke Hebron”.
Pelajaran apa yang bisa kita dapatkan dari Daud?

Pertama, menantikan Tuhan berarti meminta pimpinan Tuhan. Sebelum melangkah ke tahta kerajaan, Daud menunggu Tuhan terlebih dahulu. Daud mungkin punya penasihat atau orang-orang berpengalaman yang bisa dimintai pendapat bahkan dia sendiri bisa berinisiatif untuk melangkah. Tetapi Daud mencari Tuhan dan meminta pimpinan yang jelas dari Tuhan. Dia bertanya sebanya dua kali dan secara spesifik untuk memastikan pimpinan Tuhan. Daud menunjukan bahwa dia tidak mau melangkah tanpa Tuhan dan tanpa penyertaan Tuhan. Seolah-ola Daud berkata sama Tuhan, Tuhan tunjukan tanganmu kea rah yang Engkau kehendaki untuk aku tempuh. Aku tidak mau melangkah di tempat yang Engkau tidak kehendaki. Menantikan Tuhan di sini berarti merelakan hati dan pikirannya untuk mengikuti pimpinan dan langkah dari Tuhan.
Daud, walaupun berkedudukan tinggi dan sebagai kandidat raja, dia tidak mau gegabah untuk bertindak. Dia bahkan sebagai panglima menempatkan dirinya sebagai dombanya Tuhan dan Tuhan sebagai Gembala yang Agung. Sebagai domba, dia menanti panduan dan kompas dari sang Gembala agung. Menanti di sini bukan berarti diam saja atau pasif. Daud mengambil langkah secara aktif datang kepada Tuhan, bertanya dan meminta pimpinan Tuhan sebelum melangkah.

Ada orang yang sering melangkah dulu atau mengambil tindakan dulu baru berdoa. Doanya hanya untuk meminta konfirmasi saja dari Tuhan. Doa seperti ini sebenarnya pemaksaan atas kehendaknya sendiri. Sebelum melangkah, apakah kita sudah belajar untuk menantikan Tuhan dalam kehidupan kita. Apakah kita sudah menggumulinya melalui doa, bertanya kepada Tuhan dan mencari kehendak-Nya. Dengan membaca dan merenungkan Firman Tuhan maka Tuhan akan mengarahkan kita untuk melangkah ke arah yang dikehendaki-Nya. Memang tidak mudah dan seringkali kita menanti sedemikian lama, tetapi pertanyaannya sudahkah kita mencari pimpinan-Nya terlebih dahulu atau mencari pimpinan-Nya ataukah kita mencari pimpinan Tuhan kalau kita sudah kelabakan akibat kita melangkah sendiri?

Kedua, menantikan Tuhan berarti memiliki pengharapan yang kuat di dalam Tuhan. Daud mampu menanti dengan sabar karena dia punya dasar pengharapan yang kuat. Sebelum Daud menjadi raja, dia dikejar-kejar Saul dan pasukannya karena dia ibarat 'the public enemy number 1', 'the most wanted' di Israel. Dalam pelariannya yang berliku-liku dia pasti mengalami pergumulan yang berat. Dari sorang pahlawan kina menjadi target yang dikejar untuk dibunuh. Dalam pelarian dan ketidakpastian yang dia hadapi, Daud senantiasa berharap kepada Tuhan.

Alasan Daud untuk berharap kepada Tuhan karena Daud mengenal Allahnya dengan baik. Dia percaya Allah sebagai Gembala, Kekuatan dan Perlindungannya. Pengharapan Daud kepada Tuhan karena Daud melihat bahwa Tuhan pasti tidak tinggal diam, Tuhan pasti bertindak. Kita bisa berharap pada seseorang karena kita mempercayainya dan mengenalnya dengan baik. Sama seperti itulah pengharapan yang Daud miliki terhadap Allah.

Penantian pengharapan Daud tidak sia-sia. Ketiba tiba waktunya Tuhan, Tuhan mengangkat daud menjadi raja atas Israel. Daud tidak mengangkat dirinya sendiri sebagai raja tapi diangkat oleh Tuhan. Daud tidak meminta dirinya menjadi raja tetapi Tuhan meminta dia<”Engkaulah yang harus bmenggembalakan umat-Ku Israel dan engkaulah yang menjadi raja atas mereka.” (2 Samuel 5:2). Wow, keren khan? Kualitas menanti sebenarnya bisa dikatakan sebagai kualitas seorang raja, kualitas yang ekselen. Kualitas ini, adakah ada dalam diri kita?
Allah menanti dan mencari oang-orang yang setia menanti di hadapan-Nya. Apakah kita termasuk di dalamnya? Mulailah dengan belajar mencari pimpinan Tuhan dalam setiap aspek hidup kita dan belajarlah terus berharap pada Allah. Kiranya Tuhan mengutakan kita untuk terus belajar menantikan dia dalam hidup kita.

Soli Deo Gloria

Good passwords theory

All of us are using passwords and most of us are typing them several times a day. And everyone knows the criteria to generate a good password. Random passwords are very strong from protection point of view but not from usability point of view.
No body think about password unforgettable-ness and less-painful-to-type-ness. I saw many passwords that are very painful because they are just random.

And I think it's nice to lose some randomness and make it easier to type and remember.
There is still a lot of enough strong passwords that match this criteria as well.


Try to type and remember something like:
sudosuamigo1;
s3host-large
you&me2gether

Instead of:
1aWhuyZ
!nzu?Us0
n]1m!uaA


And you feel much better.

Mengenal Elohim

Mengenal Elohim


Fisikawan kawakan Profesor Stephen Hawking mengeluarkan buku terbarunya “The Grand Design”. Dalam bukunya itu dia menolak keberadaan Allah dan peranan Allah dalam menciptakan alam semesta dan dunia ini. Dia mengatakan bahwa karena ada hukum gravitasilah yang menyebabkan alam semesta tercipta dari ketiadaan.

Barangkali Profesor Hawking lupa, penemu hukum gravitas yaitu Isaac Newton menyatakan sebaliknya. Newton mengatakan bahwa alam semesta ini tercipta karena Tuhan. Keyakinan Newton jelas bukan tanpa dasar. Dia pasti mengamini dan mengimani bahwa Allah adalah Pencipta dunia ini. Dalam Kejadian 1, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Pernyataan ini jelas menunjukkan awal dari alam semesta itu bukan dari ledakan besar atau terjadi dengan sendirinya. Ada Oknum yang menyebabkan yaitu Allah.

Saya mau mengajak kita melihat lebih dalam mengenai Allah Pencipta dalam Kejadian 1:1. Nama Allah yang dipakai dalam Kejadian 1:1 adalah Elohim. El berarti “mighty” one atau “strong/strength” one. Dalam Kejadian 1:1-2:4 kata Elohim digunakan sebagai Pencipta sebanyak 35 kali. Elohim sendiri bentuknya jamak tetapi kata kerja yang mengikutinya justru tunggal. Maksudnya seperti kalimat “Allah (Elohim=jamak) menciptakan (bentuknya tunggal). Dan ini bukan sebuah kesalahan karena sebenarnya Elohim mengacu kepada Allah Tritunggal yang Esa.
Lalu apa sesungguhnya apa makna Elohim bagi kita?

Pertama, Elohim adalah Pencipta yang Maha Kuasa, Pencipta yang Kuat dan Perkasa. Elohim menunjukkan kebesaran Allah atas ciptaan-Nya dan atas alam semesta ini. Bahkan dalam terjemahan Chinese kata Elohim dipakai sebagai Penguasa Langit. Allah adalah Penguasa tertinggi, Penguasa yang berotoritas, Penguasa satu-satunya. Dialah Penguasa yang memerintah atas ciptaan-Nya karena Dia yaitu Elohim yang menjadikannya. Elohim sekaligus menunjukkan keagungan, kreativitas dan hikmat Allah sebagai Pencipta yang menciptakan alam ini dengan kreatif dan indah. Melihat ciptaan Allah dalam dunia ini seharusnya mendorong kita untuk memuji dan mengagungkan kebesaran-Nya.
Carl Boberg seorang pengkhotbah Swedia, sewaktu melihat pemandangan alam terinspirasi untuk menulis lagu How Great Thou Art. Sewaktu siang selagi dia melihat alam tiba-tiba dia menyaksikan suara guruh menggelegar diikuti kilatan petir yan menyambar, tidak lama kemudian dlam ketenangan sayup-sayu dia mendengar suara burung berkicau. Pemandangan yang memesona itu akhirnya menginspirasi dia untuk menulis,”How Great Thou Art”.

Kedua, Elohim berarti Allah yang menjadi Penopang ciptaan-Nya. Dia adalah Allah yang mengontrol dan mengendalikan seluruh ciptaan-Nya. Mazmur 8:4 mengatakan bahwa Allah menempatkan bulan dan bintang-bintang. Bahkan bintang pun sangat penting di hadapan-Nya. Burung yang kecil di udarapun tidak luput dari pengendalian Tuhan. Dia mengatur seluruh ciptaan-Nya dan menopang semuanya.
Ada pandangan yang disebut Deism, mengajarkan bahwa setelah Allah menciptalkan maka Allah meninggalkan ciptaan-Nya. Allah membiarkan alam brjalan sendiri karena sudah ada hukum-hukum alam. Pandangan ini tidak benar, Allah tetap menopang ciptaan-Nya sekalipun itu yang terkecil dan luput dari pandangan manusia. Dialah yang menopang seluruh alam semesta dan seluruh ciptaan-Nya. Tidak ada yang luput dari topangan Allah yang kuat. Kalau ciptaan-Nya ditopang-Nya, apalagi kita, ciptaan-Nya yang istimewa.

Ketiga, Elohim adalah Allah yang menjadi Pencipta kita, yang menciptakan kita dengan tujuan. Elohim terlibat secara personal dalama menciptakan kita seperti dalam Yesaya 43:7 menyatakan bahwa Allah menciptakan kita, membentuk dan menjadikan kita tujuannya adalah untuk kemuliaan Allah. Allah menciptakan kita bukan karena kebetulan dan bukan tanpa tujuan. Dia bahkan merancang dan menjadikan kita dengan cermatnya. Bayangkan setelah semuanya tercipta, Tuhan merancang segala potensi kita dan menaruhnya dalam diri kita. Allah Bapa yang penuh hikmat dan Maha Penyayang mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Dia tahu apa yang terbaik bagi kita dan dia memberikannya sebagai hadiah bagi kita.
Pencipta kita juga mengenal kita secara pribadi. Dia bahkan mengenal jauh lebih baik dari pada pengenalan kita akan diri kita sendiri. Dia tahu apa yang menjadi kelemahan kita. Allah Pencipta kita yang Kuat, Dialah yang akan menolong kita, apapun masalah yang kita hadapi.
Kita unik dan sangat berharga di mata-Nya. Makanya Elohim tidak hanya menjadi Pencipta kita tapi Dia juga sekaligus menjadi Penebus kita. Sama seperti seorang anak kecil yan membuat perahu, lalu perahunya hanyut dan terhilang. Dia mencarinya sampai dia menemukannya sudah terpajang di sebuah tempat untuk dijual. Anak ini akhirnya mengeluarkan duitnya untuk menebusnya. Kita tidak hanya dicipta Allah tapi juga ditebus-Nya dengan mengutus Kristus yang mati bagi kita. Kita adalah ciptaan-Nya yang paling mulia dan berharga.

God Will Make A Way : Kisah Di Balik Lagu Don Moen

God Will Make A Way : Kisah Di Balik Lagu Don Moen


Banyak orang Kristen yang senang menyenandungkan lagu ini bahkan terhanyut menyanyikan lagu ini di tengah-tengah Praise and Worship. Mereka menyanyi dengan penuh iman dan keyakinan yang tinggi, bahwa apapun masalah mereka, pasti : God Wil Make A Way...tapi banyak dari antara kita yang tidak mengetahui, lagu ini muncul di balik duka. Ada kisah tragis yang sempat dialami oleh keluarga dari sang pencipta lagu itu sendiri yaitu Doen Moen ...

Tengah malam, Don Moen menerima telepon yang berisi kabar yang mengejutkan: Saudara iparnya telah kehilangan putra sulungnya dalam sebuah kecelakaan mobil. Craig dan Susan Phelps dan empat putra mereka sedang dalam perjalanan dari Texas menuju ke Colorado ketika van mereka ditabrak oleh truk beroda delapan belas. Keempat anak laki-laki mereka terlempar keluar dari van.

Craig dan Susan langsung mencari anak-anak mereka sembari berteriak. Mereka menemukan satu anak laki-laki mereka sedang terbaring di selokan, satunya di tempat yang basah karena ada salju mencair di situ. Di dekatnya ada saudaranya yang mendarat dekat tiang telepon. Semuanya luka berat, tetapi ketika Craig, menemukan putranya Jeremy, ia menemukan dia berbaring di tiang pagar dengan leher yang patah. Walaupun Craig segaia seorang dokter, tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengembalikan kembali nyawa anaknya.

Ketika Don menerima berita tragedi ini beberapa jam kemudian, ia terguncang, tapi ia berkata,”Saya harus naik pesawat pagi berikutnya dan terbang ke sesi rekaman yang telah dijadwalkan selama beberapa minggu. Walaupun saya tahu Craig dan Susan sedang berduka, aku tidak bisa bersama mereka sampai hari sebelum pemakaman."

Selama penerbangan pagi hari setelah kecelakaan itu, Tuhan memberiku sebuah inspirasi lagu untuk mereka: God will make a way where there seems to be no way. He works in ways we cannot see. He will make a way for me. (Dia buka jalan saat tiada jalan, dengan cara yang ajaib Dia buka jalanku)" lagu ini didasarkan pada Yesaya 43:19, "Lihat, Aku hendak membuat membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya?" Ya, aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai- sungai di padang belantara…

Menurut Doen Moen, lagu ini akan membawa penghiburan bagi Craig dan Susan ketika harapan itu seakan-akan hilang. Lagu itu akan menyentuh duka hati mereka dengan pengharapan dan dorongan. Don menerima surat dari Susan di mana ia mengutip Yesaya 43:4 NASB: : Since you are precious in My sight, since you are honored and I love you, I will give other men in your place and other peoples in exchange for your life. "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu..."

Susan menulis, "Kami telah melihat kebenaran dari ayat ini. Ketika teman-teman Jeremy mengetahui bahwa ia telah menerima Yesus dalam hidupnya sebelum ia meninggal, banyak dari mereka mulai bertanya kepada orang tua mereka sendiri bagaimana mereka bisa yakin masuk ke surga saat mereka meninggal nanti". Kecelakaan itu juga mendorong Craig dan Susan berjalan lebih dalam dengan Tuhan serta membuka jalan baru pelayanan. Craig mulai mengajar Sekolah Minggu di gereja mereka dan Susan menjadi aktif dalam Women's Aglow, berbagi cerita dengan berbagai kelompok dalam masa-masa kesedihan.

Dia berkata, "Pada hari kecelakaan, ketika aku keluar dari van, bahkan sebelum saya tahu anak kami sudah mati, aku tahu aku punya pilihan. Aku bisa menjadi pahit dan marah atau aku benar-benar bisa menerima Allah dan apa pun yang Dia punya untuk kita. Saya harus membuat keputusan cepat. Saya telah melihat buah dari pilihan itu. Adalah hal yang terindah mengetahui orang lain akan masuk surga karena apa yang telah terjadi pada Jeremy. Allah benar-benar membuat jalan bagi kita! "

Lagu ini sendiri dirilis tahun 2003, lirik lagu ini selengkapnya:

God will make a way
Where there seems to be no
way
He works in ways we cannot
see
He will make a way for me
He will be my guide
Hold me closely to His side
With love and strength for
each new day
He will make a way… He will
make a way
By a roadway in the
wilderness, He'll lead me
And rivers in the desert will I
see
Heaven and earth will fade
But His Words will still remain
He will do something new
today.

Dia buka jalan,Saat tiada
jalan,
Dengan cara yang ajaib,
Dia buka jalan bagiku,
Dia menuntunku,
Dan memeluk diriku,
Dengan kasih dan kuasa,
Dia buka jalan … Dia buka
jalan
Dia buka jalan
Di padang gurun
Sungai-sungai dipadang
belantara
Langit bumi kan lenyap
Tapi firman-Nya tetap
Dia buka jalan saat ini …

Paradoks Manusia : Hina tapi Mulia - Mulia tapi Hina

Paradoks Manusia : Hina tapi Mulia - Mulia tapi Hina

Ada seorang pendeta di Jakarta yang pernah berkhotbah dengan mengatakan bahwa orang-orang percaya adalah Allah. Kata pendeta itu, “Logikanya adalah karena kita anak Allah maka kita adalah Allah.” Tambahnya,”seperti anak kucing kan walaupun dia kecil tapi kan tetap namanya kucing, nah kita pun demikian. Jika kita anaka Allah, ya kita sebenarnya adala Allah…” Gubrakkk. Pengajaran seperti ini bukan hanya pertama kali saya dengar. Khotbah di atas bukan hanya fallacia (pengmbilan kesimpulan yang salah) tapi benar-benar pnyesatan atau dusta. Manusia tidak pernah mau belajar dari kesalahan fatal nenek moyangnya jaman dahulu yang terobsesi untuk menjadi seperti Allah.

Untuk melihat potret diri manusia sebenarnya tidak ada sumber lain yang bisa menyajikan kebenaran secara akurat selain Alkitab. Alkitab mengatakkan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Sederhana, singkat tapi sangat jelas. Dari pernyataan ini sesungguhnya mengandung dua makna yang menunjukkan paradoks manusia.

Pertama, manusia harusnya menyadari bahwa dia hanyalah gambar dan rupa saja. Bukan Allah. Jelas beda antara AIlah dan gambar dan rupa Allah. Sewaktu Allah menciptakan manusia, anda pasti ingat materi yang Allah pilih untuk menciptakan manusia yaitu dari debu tanah. Saya mengutip ungkapan dari Richard Pratt dalam bukunya Design for Dignity bahwa manusia tidak diciptakan dari materi yang mewah atau dari logam mulia. Pernahkah terpikir oleh kita bahwa Allah mencipta kita bukan dari bahan yang berkilauan seperti emas atau batu permata atau berlian tetapi justru dari materi yang kusam dan rapuh. Hal ini untuk mengingatkan diri anda dan saya bahwa anda dan saya adalah ciptaan yang hina. Kita dijadikan dari debu yang rapuh dan kusam dan suatu saat pasti akan kembali menjadi debu.

Sewaktu Musa menulis Kitab Kejadian ini, dia teringat kepada Firaun yang memperilah diri sendiri dan disembah sebagai dewa tertinggi di Mesir. Firaun yang disembah sebagai dewa oleh orang Mesir menempatkan orang Israel sebagai budak, suatu kedudukan yang paling rendah. Kebenaran ini, yaitu bahwa manusia adalah gambar dan rupa mengingatkan kepada bangsa Israel bahwa Firaun itu sesungguhnya hanyalah debu tanah di hadapan Tuhan. Demikian pula pejabat-pejabat atau para penguasa Mesir dan penguasa lainnya di dunia ini. Firman ini sekaligus menunjukkan kepada kita semua bahwa semua manusia, baik penguasa atau rakyat jelata, tua muda, besar kecil ganteng atau cantik maupun yang enggak, kulit putih sampai gelap sesungguhnya diciptakan dari debu tanah, tanpa terkecuali. Ini menunjukkan betapa hinanya dan betapa rendahnya sebenarnya kita di hadapan Tuhan.

Tapi entah karena penyakit lupa atau obsesi untuk menjadi seperti Allah, manusia sering melupakan kebenaran ini. Atau kita mencoba untuk menghindari kenyataan ini dan menganggap bahwa kita memiliki potensi yang serba tak terbatas dan bisa mengembangkan kemampuan kita yang katanya tak terbatas. Dengan entah menggunakan energi semesta dan sebagainya manusia katanya bisa mewujudkan segala sesuatu yang bahkan mustahil sekalipun dengan energi yang tersimpan dalam dirinya. Manusia pada akhirnya merasa tidak membutuhkan Allah lagi. Semuanya bisa dilakukan dan dicapai tanpa Allah, kok, katanya. Manusia bangga dengan segala teknologi canggih dan segala kehebatan yang dicapainya selama ini. Kenyataannya teknologi tidak bisa berbuat apa-apa ketika terjadi bencana. misalnya saat gunung di Eropa Utara meletus dan menimbulkan kepankan di Eropa, manusia tidak bisa berbuat apa-apa.

Tapi manusia tetap terus membanggakan diri tepatnya menunjukkan arogansinya dalam berbagai hal. Kita mudah menyombongkan diri secra rohani, menganggap hanya kita yang terplih, kita yang karunia rohnya lebih banyak atau lebih elit dan kita meremehkan orang yang karunia rohnya biasa-biasa saja, yang tidak seperti kita punya. Kita merasa bahwa dieri kitalah yang paling penting dan paling dibutuhkan dan tidak tergantikan oleh orang lain. Status dan kedudukan tinggi sedikit saja membutakan pikiran dan hati kita dan membuat kita lupa pada status dan hakekat diri kita yang sebenarnya. Banyak manusia yang terjebak dengan hal ini. Kepintaran, kehebatan atau prestasi dan karunia yang kita miliki itu sesungguhnya adalah anugerah dan kemurahan Tuhan tetapi kita mengingkarinya dan kita mengklain itu adalah karena kita, skill kita, bakat kita, karunia kita.

Kita lupa bahwa penyombongan diri adalah dosa yang sangat ditentang Tuhan. Kita melupakan kisah Nebukadnezar yang membanggakan prestasinya dan kehebatan dirinya sehingah akhirnya direndahkan dan ditunddukkan Tuhan menjadi seperti binatang. Kita lupa Herodes yang ditampar malaikat karena menganggap dirinya dewa. Kita llupa hakekat diri kita yang sebenarnya, manusia yang sesungguhnya hina, rendah di hadapan Tuhan.

Kedua, manusia hina tapi mulia. Inilah paradoks manusia yang sangat unik. Kita bukan hanya sekedar gambar dan rupa saja, bukan hanya makhluk hina semata. Kita adalah gambar dan rupa Allah. Allah menciptakan kita dengan kemuliaan yang jauh lebih tinggi dan mulia disbanding makhluk apapun. Ingat, Allah tidak menciptakan kita serupa dengan monyet atau yang serumpun dengan mereka (wkwkw). Tuhan tidak mencipta kita serupa dengan binatang, pohon,batu, atau malaikat atau apapun. Kita dicipta serupa dan segambar dengan Allah.

Kembali pada zaman Musa, dia menunjukkan dan mengaskanbahwa sesungguhnya manusia adalah gambar Allah. Walaupaun bangsa Israel secara status dan kedudukannya adalah budak, suatu status yang paling rendah mereka miliki (ingat mereka terjajah selama 430 tahun) tetapi di hadapan Allah mereka sesungguhnya adalah gambar dan rupa Allah. Bukan hanya Firaun penguasa Mesir itu yang mulia dan berharga, tetapi bangsa Israelpun mereka adalah mulia dan berharga di hadapan Allah. Ini mengandung makna yang dalam bahwa tidak terkecuali, kita semua sama-sama adalah gambar dan rupa Allah. Sekali lagi, tua muda, besar kecil, kurus gemuk, mancung pesek, kaya miskin, ganteng cantik dan yang enggak semuanya adalah gambar dan rupa Allah. Sebagai gambar dan rupa artinya kita adalah representatif Allah di dunia ini. Gambar dan rupa Allah bukanlah milik kelompok atau banga tertentu. Gambar dan rupa Allah tidak hanya diberikan kepada sebagain orang tetapi kita semua, anda dan saya adalah gambar dan rupa Allah. Hei, kita menyandang status dan predikat yang sangat mulia, dan predikat serta status itu tidak dianugerahkan oleh manusia. Status dan prdikat itu tidak datang dari presiden atau raja tetapi Allah sendiri. Bukankah hal itu sangat luar biasa.

Kalau Tuhan menciptakan dan memandang kita sebagai gambar dan rupa-Nya seharusnya kita memandang diri kita dan orang lain dengan cara yang demikian. Tetapi lagi-lagi kita lupa. Sering kita memandang rendah orang lain hanya dengan melihat penampilannya atau latar belakangnya. Kita mengolok-olok atau menjadikan bahan lelucon orang lain yang memiliki kelemahan dan kekurangan. Kita merasa kita lebih baik, lebih elit, lebih istimewa dan lebih tinggi serta mulia dari sesama kita dan pada akhirnya menginjak-injak orang lain. Di sisi lain, ada juga orang yang justru merasa dirinya selalu minder atau rendah diri dan menganggap dirinya tidak berharga. Bahkan ada tragedi seseorang yang merasa dirinya tidak dianggap sebagai manusia dan pada akhirnya merasa dirinya bukan manusia lagi lalu akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya saking tidak tahan dihina. Inilah tragedi manusia, pelecehan terhadap sesamanya yang terus terulang dengan berbagai bentuk yang seharusnya tidak perlu terjadi. Pelecehan etnis, pelecehan bangsa atau kelompok atau individu seharusnya tidak perlu terjadi kalau kita semua memandang bahwa semua manusia adalah gambar Allah.

Kita harus mengubah cara pandang dan cara memperlakukan baik diri sendiri maupun sesama. Mul;ai dari cara memandang diri. Jelas, kita punya banyak kekurangan dan kelemahan. Tapi ingat, kita tetaplah gambar Alah. Diri kita dalah cermin Allah, suatu cermin dari kemuliaan dan keagungan dari Pencipta kita sendiri. Kita tetaplah berharga di mata-Nya karena kita adalah gambar dan rupa Allah. Walaupun kita berdosa, gambar dan rupa Allah itu tetap ada dalam diri kita. Sewaktu bercermin, ingatlah bahwa Anda sangat mulia dan berharga. Saya kembali mengutip kalimat Richard Pratt yang mengatakan bahwa di mata Allah, Anda pentingnya dan sama nilainya dibanding dengan penguasa manapun yang pernah ada di bumi. Lalu terhadap orang lain, sudahkah anda memandang orang lain dan memperlakukan mereka sebagai gambar dan rupa Allah yang mulia? Bila melihat orang yang secara status dan latar belakang serta kedudukan yang sangat kontras dengan kita, bagaimana cara pandang kita dan bagaimana reaksi kita terhadap mereka? Sudahkah kita memandang mereka dengan cara yang sama seperti Allah memandang mereka?

Soli Deo Gloria

Menjadi Seorang Pengambil Risiko

"There is no security on this earth. Only opportunity." - Douglas MacArthur.
Apa jadinya bila kita takut mengambil risiko dalam hidup ini? Segala yang kita lakukan pasti berisiko! Apalagi bila hendak maju dan sukses, risiko adalah sesuatu yang harus kita akrabi, bukan dihindari.

Bicara mengenai risiko, seperti kata William J. Bernstein dalam bukunya "The Four Pillars of Investing", "Risk, like pornography, is difficult to define, but we think we know it when we see it." Risiko, seperti pornografi, sukar untuk didefinisikan, tapi kita akan mengetahuinya bila kita telah melihatnya. Begitu pula risiko, kita akan mengetahui dan merasakannya bila kita telah menjalaninya.

Bila kita berani mengambil risiko, artinya kita telah berani menjalani kehidupan itu sendiri. Juga menunjukkan bahwa kita yakin akan mendapatkan suatu pelajaran berharga dari setiap risiko yang diambil. Tentu saja bukan berarti melangkah tanpa perhitungan yang matang. Satu rahasia orang-orang yang telah sukses, seperti yang mereka ungkapkan, adalah bahwa mereka sering mengambil risiko dalam bertindak.

Lantas, mengapa sebagian orang enggan untuk mengambil risiko? Jawabannya sederhana. Mereka takut gagal, berpikir tak dapat melakukannya, atau merasa belum mahir dan berbakat. Keberanian mengambil risiko, sesungguhnya lebih menunjukkan kepada karakter dan mental seseorang. Bukan pada besar kecilnya risiko yang dihadapi. Kualitas seseorang tidak ditentukan dari peristiwa yang datang menghampirinya, tapi dari respon yang ia berikan dari peristiwanya itu sendiri.

Jadi, bila kita ragu untuk melangkah karena tidak tahu apa yang akan menghadang langkah kita nantinya, beranilah untuk mengambil risiko. Beranilah untuk mengambil kesempatan yang datang demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik. Toh, kita tidak akan tahu apakah kita sanggup menghadapinya atau tidak, sebelum kita benar-benar mengalaminya.

Namun, sekali lagi diingatkan, berani mengambil risiko bukan berarti melakukan tindakan gegabah. Hanya karena sebagai orang berhasil menggapai kesuksesan karena tidak takut akan risiko, kita tetap harus melakukan persiapan dan pertimbangan yang matang. Agar apabila suatu saat risiko yang kita takutkan itu benar-benar terjadi, kita dapat melewatinya dengan baik. Begitulah bila kita ingin sukses dalam segala hal, kita akan selalu dihadapi dengan risiko. Risiko sangat berkaitan dengan rasa takut-takut akan timbulnya kekacauan, takut akan penilaian orang lain yang menghakimi, dan takut akan hal-hal tak terduga yang menunggu di depan sana. Hadapi rasa takut itu dan jadikanlah rasa takut sebagai motivator!


Tanpa kita sadari, banyak sekali keuntungan yang dapat kita ambil bila kita berani mengambil dan menghadapi risiko. Bila kita melakukan kesalahan, otomatis kita akan lebih bijaksana ke depannya. Bila kita sukses, kita akan belajar dan tahu besarnya kapabilitas dan potensi yang kita miliki. Dalam hal karier, saat kita berani mengambil risiko, maka hal itu akan mengantar kita menjadi seorang pemimpin dan inovator. Kunci dari semua yang telah disebutkan di atas adalah, menjadi a smart risk taker- seorang pengambil risiko yang cerdas!

Berikut ada enam cara yang ditulis oleh Beth Banks, PhD-seorang ahli di bidang leadership development, yang bisa mengantar kita menjadi salah satunya.

Percaya pada insting

Jangan menunggu sampai suatu petunjuk nyata datang kepada kita, baru mengambil keputusan, karena bisa saja petunjuk itu datang terlalu telat atau malah tidak datang sama sekali. Kalaupun ada petunjuk yang sangat baik, bukan hanya kita saja yang mengetahuinya, tetapi juga orang lain yang mungkin memiliki tujuan yang sama. Saat ide brilian menghampiri, jangan banyak membuang waktu, langsung realisasikan dan kerjakan saat itu juga! Percaya pada apa kata hati.

Jangan takut untuk meminta bantuan

Bila memang kita sedang menghadapi suatu hal yang memang kita kurang pahami, sedangkan sesuatu itu bisa membawa kemajuan besar menuju apa yang kita ingin capai, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada yang lebih ahli. Bila kita terus terjebak dalam rasa takut akan risiko-takut bila meminta bantuan kepada orang lain, maka kemampuan kita akan diremehkan, maka kita tidak akan pernah bisa maju.

Lepaskan energi positif

Rasa takut, stres, dan ketidakpastian bisa kita jadikan "teman", bukan musuh yang harus dihindari, asalkan kita memperlakukannya sebagai motivasi, bukan sebagai penghalang. Biasakan untuk menolelir perasaan-perasaan itu. Selalu ingatkan kepada diri sendiri, bahwa kemajuan tidak akan datang bila kita tidak melangkah maju ke keadaan yang penuh ketidakpastian.

Antisipasi dan tindakan

Tidak membuat suatu keputusan sebenarnya adalah sebuah keputusan, yang buruk tentunya. Berpikirlah seperti seorang atlet, dan belajar untuk menempatkan diri bahwa aksi dan tindakan diperlukan untuk mencapai suatu prestasi.

Belajar dari Kegagalan

Pelajaran yang paling berharga dalam hidup kita adalah apa yang dihasilkan dari sebuah kegagalan. Orang-orang bisa menjadi sangat pemaaf bila kita benar-benar sudah melakukan yang terbaik dan bersikap penuh dengan integritas.

Realistis

Memang, terkadang ide-ide dan mimpi yang superfantastis akan terlihat sangat bagus di atas kertas, tetapi kenyataan tidak semudah menulis di atas selembar kertas. Saat kita sudah merasa siap untuk mengambil risiko, pikirkan tentang alasan yang masuk akal mengapa kita akan melakukannya.
Ada beberapa halangan yang bisa membuat kita mengurungkan niat untuk menjadi seorang pengambil risiko. Mungkin, dengan mengetahui apa saja halangan/perasaan itu, kita bisa jadi lebih siap dan tidak berubah pikiran untuk melangkah maju demi mencapai apa yang kita inginkan, walaupun ada risiko yang menghadang!

-Rasa takut akan penolakan
-Takut tidak mendapatkan persetujuan
-Perasaan bersalah
-Keinginan untuk selalu benar
-Ketidakpastian
-Rasa takut diremehkan
-Menghindari konflik
-Takut akan kegagalan
-"Bermain" aman
-Takut akan menyakiti orang lain.



Keunikan Manusia

Keunikan Manusia


Majalah New Scientist sempat memuat 6 keunikan manusia yang kini dapat juga ditemukan dalam dunia binatang. So, bukan cuma manusia sebagai makhluk yang unik, menurut mereka. Keenam keunikan manusia yang kini ada pada binatang itu, di antaranya Culture, Mind Reading, Tool Use, Morality, Emotions, Personality. Namun para ahli itu pun harus mengakui keunggulan manusia dan apa yang dilakukan hewan tersebut hanyalah pada tingkat yang paling sederhana. Paparan berikut sebagai pembuktian keunggulan keunikan manusia disbanding dengan binatang:

Pertama, manusia punya culture. Ada seni, ada teater, ada literature, ada musik, ada agama, ada arsitektur, dan ada cuisine. Semua ini adalah keunikan manusia yang tidak ada pada binatang. Menurut kelompok scientist ini dalam dunia binatang juga ada budayanya walaupun tidak secanggih budaya manusia. Misalnya dalam dunia binatang ada budaya memberi salam atau budaya dalam mencari makanan. Tapi hanya sebatas itu dan dari generasi ke generasi tidak ada perkembangan. Paus pembunuh, terbagi dalam dua grup dan memiliki budaya yang berbeda, cara mencari makan yang berbeda, komunikasi yang berbeda. Tapi ya budayanya sebatas itu saja, tidak pernah melampui bahkan budaya binatang yang lain.

Kedua, mind reading atau kemampuan membaca pikiran. Ini mencakup kemampuan untuk memahami keinginan, niat dan motif orang lain. Salah satu tandanya adalah kemampuan untuk menipu atau mengelabui dan ini sudah kita miliki sejak bayi. Contohnya, bayi yang baru berusia beberapa bulan sudah memiliki kemampuan untuk menipu atau mengecoh orang dewasa. Menurut para scientist, monyet dan gorilla bisa menipu tetapi hanya implisit sedangkan manusia lebih eksplisit. Monyet bisa menipu tetapi manusia tidak hanya menipu tapi juga menutupi kebohongannya, bukan?

Ketiga, kemampuan mengunakan peralatan atau perkakas. Manusia bisa mengembangkan berbagai peralatan canggih dengan teknologi yang selalu berkembang hampir setiap saat. Kemampuan manusia tidak hanya sekedar pengguna tapi mampu mengembangkan ke tingkat yang lebih canggih dan kompleks. Bandingkan dengan hewan, misalnya simpanse menggunakan batu untuk memecahkan kacang, gorilla mengunakan tongkat untuk mengukur kedalaman air. Tapi sekali lagi alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana dan tidak pernah berubah dari zaman ke zaman.

Keempat, manusia memiliki moralitas. Manusia punya kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan salah. Marc Bekoff mengatakan bahwa hewan juga mengenal moralitas. Hewan itu menunjukkannya dalam hal mempertahankan resource mereka, membagi makanan dan menunjukkan perhatian. Lagi-lagi moralitas mereka hanya dalam tingkat yang primitif.

Kelima, emosi. Manusia memiliki emosi, mengekspresikan emosi. Kaum scientist mengatakan binatang juga memiliki emosi. Gajah akan mengelilingi hewan yang cacat dan memberi simpati. Itu ekspresi emosi mereka. Lalu kalau kelompok simpanse melihat air terjun, maka mereka akan berjoget kesenangan lalu melompat mandi. Tapi masih menjadi perdebatan juga di kalangan para ahli, apakah mereka memiliki kesadaran akan emosi yang mereka ekspresikan.

Keenam yaitu kepribadian. Kepribadian manusia itu adalah unik dan berbeda satu dengan yang lain. Para ahli memaparkan bahwa hewan-hewan itu mempunyai karakteristik yang berbeda saat menghadapi musuh. Ada yang pengecut tapi ada juga yang pemberani. Tapi karakteristik ini tidak bisa dibilang unik karena hanya secara umum saja dan hanya terbatas atau terlihat pada saat menghadapi ancaman. Tidak demikian dengan manusia, kepribadian manusia itu unik dan luar biasa. Walaupun kembar tapi kepribadian bisa berbeda.
Tapi keunikan manusia sesungguhnya bukan hanya terletak skill atau kemampuannya yang superior dibanding dengan binatang. Para evolusinist menunjukkan bahwa manusia saat ini adalah hasil proses evolusi karena memiliki skill, kmampuan yang kuat dan superior. Kalau pandangan ini dianut, bahaya karena itu berarti yang kuat bisa mengeliminasi yang lemah. Aborsi dan euthanasia contohnya, bisa menjadi pembenaran. Tentu saja kita menolak pandangan ini.

Apa sebenarnya yang membuat manusia unik walaupun dia belum bisa menunjukkan skill atau kemampuannya. Katakanlah bayi yang di dalam kandungan atau baru lahir. Bagaimana halnya pula dengan penderita Down Syndrome atau orang yang sudah lanjut usia dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi? Pada bulan April 2008 ada sebuah konferensi dari para scientist, ahli filsafat dan para akademik yang mendiskusikan tentang hal ini. Apakah kemanusiaan kita datang dari kapasitas untuk bekomunikasi, keahlian seni kita, atau kemampuan membuat peralatan. Apakah kemanusiaan kita dtentukan dari kemmapuan untuk tertawa dan menangis? Kalau kemampuan saja yang yang menjadi tolok ukur atau standar tentang manusia, bagaimana dengan bayi yang belum bisa berbicara, orang yang mengalami kecelakaan atau para lansia, apakah masih dianggap sebagai manusia?

Nilai kita sebagai manusia bukan ditentukan oleh skill atau kemampuan kita. Nilai kita sebagai manusia ditentukan oleh Alah sendiri sbagai pencipta kita. Kejadian 1:26-27 menjelaskan dengan gamblang bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Nenek moyang kita yaitu Adam dan Hawa dari semula sudah dirancang demikian oleh Allah. Bahkan setelah manusia jatuh dalam dosapun kita tetaplah gambar dan rupa Allah. Walaupun dia belum bisa berbicara tapi dia sudah mewarisi gambar Allah itu di dalam dirinya.
Manusia berharga bukan hanya karena memiliki skill atau kemmpuan yang hebat. Sekecil apapun kemampuan atau skill kita tidak akan mengurangi nilai kita di mata Allah. Sehebat apapun skill atau kemmapuan seseorang tidak akan membuat dia lebih besar nilainya di mata Allah. Kita semua sama dan berharga, baik janin yang di dalam kandungan maupun yang sudah lanjut usia sangatlah berharga di mata Tuhan. Manusia berharga dan bernilai karena di dalam diri kita ada gambar dan rupa Allah. Tidak hanya itu, Yesus pun dating ke dalam dunia untuk menebus kita karena kita berharga di hadapan-Nya.

"Our humanity does not depend on our abilities but on our heritage. We are human from the moment we are conceived."

Slide Show : Perkembangan Bayi




Download Power Point di sini : Baby Development

KEAJAIBAN MANUSIA

KEAJAIBAN MANUSIA

Apa yang membuat anda takjub atau kagum? Apa yang kita bisa lihat dan katakan sebagai keajaiban? Kemajuan teknologi? Karya masterpiece dari para seniman? Penampilan seorang artis atau suara penyanyi yang menakjubkan? Ada sesuatu yang sering tidak kita sadari dan sebenarnya sangat menakjbkan dan justru itu ada dalam diri kita sendiri. Ya, diri kita.

Diri kita sebagai manusia adalah suatu keajaiban. Manusia itu adalah puncak ciptaan,”mahkota ciptaan” Allah yang melebihi makhluk lainnya. Semua ahli sepakat bahwa otak manusia dan sistem saraf adalah susunan paling kompleks dari semua materi di mana saja di alam semesta. Selain itu dari segi fisik dan kimiawi, tubuh manusia sangatlah kompleks dan tak ternilai. Berapa harga tubuh manusia? Seorang ahli memperkirakan harga tubuh manusia ukuran sedang kalau unsur-unsur pembentuknya dibeli di pasar bebas maka harganya kira-kira 6 juta dollar US. Bayangkan suatu harga yang sangaaaaat besaaaaaaar kalau dikonversi di rupiah.

Inilah sebagian kecil keajaiban manusia yang tidak ada pada makhluk lain.
Pertama, dari segi kimiawi, tubuh kita tak tertandingi kerumitannya. Tubuh manusia memuat 10-100 trilyun sel dan tiap-tiap sel memuat kira-kira satu trilyun atom. Setiap sel terdiri dari 1012(one trillion) bit data. Setara dengan setiap surat dalam 10 juta buku. Setiap sel itu berdiri sendiri dan juga bekerja sama dengan sel lainnya. Sel-sel itu juga senantiasa memperbaharui dirinya dalam jangka waktu tertentu.

Kedua, pergerakan tubuh manusia sangat unik dan mengagumkan. Tubuh manusia bergerak sebagai suatu tim dengan digerakkan oleh 206 tulang dengan 639 otot. Paduan otot dan tulang itu membuat manusia memiliki potensi kekuatan yang sangat besar.

Keempat, otak manusia memiliki syaraf sebanyak (taksiran terbaik) yaitu 200 miliar syaraf dan trilyunan koneksi jaringan yang tersusun dan bekerja secara tak terpahami dalam jarangian syaraf yang kompleks. Ibarat jaringan telepon yang jumlahnya milliaran dalam sebuah negara. Semua itu ada dalam otak manusia yang beratnya hanya 3 pound. Bandingkan, seekor semut hanya memiliki 900 sel syaraf dan semut hanya 250. Salah satu ilmuwan memperkirakan bahwa otak kita, rata-rata, memproses lebih dari 10.000 pikiran dan konsep-konsep setiap hari......


Kelima, kemampuan manusia berkomunikasi baik dengan suara maupu tanpa suara. Dengan gerakan mata, bibir dan otot wajah manusia mampu mengkomunikasin pesan tanpa suara sebanyak 4000 pesan yang berbeda. Suara manusia mampu memproduksi ratusan sampai miliaran kata-kata yang unik dan berbeda, kenyataannya rata-rata manusia hanya menggunakan 4800 kata setiap hari.

Kelima, mata kita sangat luar biasa karena 70% informasi itu masuk melalui mata. Pada retina mata kita terdapat 120 juta sel batang dan 7 juta sel kerucut. Semua sel batang menangani penglihatan redup, malam dan sekitar sedangkan sel kerucut menangani penglihatan berwarna dan detil halus. Tahukah anda bahwa mata tlanjang kita bisa melihat nyala api sebatn liln sejauh 48 km di tempat yang gelap?

Keenam, telinga manusia memiliki 24.000 sel rambut yang mengkonversi getaran menjadi impulks elektrik yang memampukannya untuk mendengar suara yang dalam level akustik yang sangat rendah sekalipun. Kepekaan telinga kita membuat kita mampu mendengar suara jangkrik sejauh 2,4 km di tempat yang tenang.

Ketujuh, hidung kita mampu membedakan sepuluh ribu aroma atau bau di tempat yang berbeda. Terdapat antara 10 juta samapi 25 juta sel penerima di daerah sel penciuman dalam hidung yang menutupi bidang kira-kira 2,5 cm persegi pada tiap sisi.

Kita menghirup udara 23,800 hirupan per hari ddengan bobot udara seberat 11 kilogram perhari. Setiap nafas yang kita hirup memuat 150 juta molekul. Udara melewati trakea ke paru-paru yang tujuannya adalah untuk pertukaran gas (yang berarti mengambil oksigen ke dalam tubuh yang memberi hidup dan menghilangkan karbon dioksida beracun dan produk sisa lainnya dari metabolisme tubuh). Proses ini dilakukan oleh lebih dari 750.000.000 kantung udara mikroskopis yang disebut aveoli.

Kedelapan, kita punya indra peraba untuk menyampaikan informasi mengenai suhu dan kondisi tubuh lainnya ke otak. Kulit sendiri memiliki sekitar empat juta struktur yang peka terhadap rasa sakit. Selain itu memiliki sekitar satu setengah juta sensitif terhadap sentuhan dan 200 ribu kepada suhu.

Kesembilan, jantung manusia berdenyut sebanyak 100, 000 kali dalam sehari untuk menggerakkan darah sejauh 9000 km dalam tubuh kita. Ukuran jantung rata-rata seberat 300 gram dan rata-rata kita memiliki darah sebanay 5,6 liter. Jantung kita dengan setia memompa darah tanpa istirahat ke seluruh tubuh bahkan saat kita sedang terlelap di alam mimpi.

Kesepuluh, setiap tetes darah berisi 250 juta sel darah merah. Seumur hidupnya yang rata-rata 120 hari, setiap sel ini sangat terspesialisasi ini menjalankan tgas yang sangat penting, yaitu menyerap oksigen 175.000 kali dan mengeluarkan karbondioksida dalam jumlah yang sama.


Daftar di atas masih bisa diperpanjang tapi tujua saya untuk memaparkan hal-hal di atas adalah untuk mengajak kita melihat siapa sesungguhnya di balik keajaiban manusia yang begitu luar biasa ini. Allah sang Pencipta Kita, Disainer yang Agung, Dialah yang merancang dan menjadikan kita dengan hikmat dankuasa-Nya. Saat Tuhan menciptakan kita kata Richard Swenson, Tuhan sedang memamerkan kejeniusan-Nya. Biarlah respon kita adalah kembali mengagumi keajaiabn dan kedahsyatan Tuhan Pencipta kita dan menyerukan bahwa Allah sendiri yang layak menerima menerima pujian. Seperti Mazmur 139:14 mengatakan "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat dan jwaku benar-benar menyadarinya”



referensi :
http://www.mind.ilstu.edu/curriculum/neurons_intro/neurons_intro.php
More than meets the eye, Richard Swenson, M.D
The Wonder of Man, Dr. Werner Gitt
Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design