25 Sites We Can’t Live Without

Facebook and Others Caught Sending User Data to Advertisers

?The Wall Street Journal is reporting on what could be a major scandal brewing for Facebook, MySpace and other social networks: despite assurances to the contrary, the sites have apparently been sending personal and identifiable information about users to their advertisers without consent.

Large advertising companies including Google’s DoubleClick and Yahoo’s Right Media were identified as having received information including usernames or ID numbers that could be traced back to individual profiles as users clicked on ads. The data could potentially be used to look up personal information about the user, including real name, age, occupation, location, and anything else made public on the profile. Both of the aforementioned companies denied being aware of the “extra” data they were receiving and claim they have not made use of it.

The WSJ goes on to report that since raising questions about the practice with Facebook and MySpace, both companies have since rewritten at least some of the code that allowed transmission of identifiable data. Beyond those two companies, LiveJournal, Hi5, Xanga and Digg made the list of sites identified as sending identifiable information back to advertisers when a user clicked on individual ads.


The Journal found that Facebook went farther than most in sharing identifiable data, by sending the username of the person clicking the ad as well as the username of the profile they were viewing at the time. This news could hardly come at a worse time for Facebook, a company that currently faces a privacy backlash potent enough to make the cover of Time Magazine this month.

Outside of Facebook, the other companies named in the article maintain the data they send to advertisers contains the user ID of the profile a user is visiting when they click on an ad, and not the user ID of the visitor themselves. Both Google and Yahoo made strong statements refuting the idea that they would ever make use of any such personally identifiable data. Yahoo VP of global policy Anne Toth said of the allegations, “We prohibit clients from sending personally identifiable information to us. We have told them. ‘We don’t want it. You shouldn’t be sending it to us. If it happens to be there, we are not looking for it.’”

What do you think: is this another privacy-related stain on Facebook as well as other social networks, or much ado about nothing?

Source: http://mashable.com

Berubah dengan Cara Nyaman

Berubah dengan Cara Nyaman
Hampir setiap hari kita mendengar kata-kata memotivasi seperti “hebat, dahsyat, super, luaaar biasa”. Kita jadi termotivasi, jadi merasa percaya diri, bahwa ternyata kita punya banyak potensi asal mau berpikir positip. Namun sering persoalan muncul saat akan memulai langkah implementasinya dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Salah satu sebab mengapa motivasi yang begitu besar ternyata tak mampu menggerakkan kita saat ingin menerapkannya ialah rasa takut. Makin tinggi dorongan motivasi kita, makin tinggi pula cita-cita, visi yang kita canangkan. Makin jauh kesenjangan antara visi tersebut dengan realita sehari-hari kita, maka yang terjadi “kelumpuhan.” Kita menjadi tidak tahu harus melakukan apa untuk memulainya. Setiap upaya yang kita rencana berdasarkan kenyataan menjadi kurang menarik dibanding dengan visi yang sangat tinggi itu. Bahkan tak jarang kita menjadi tidak sabar terhadap lingkungan, rekan kerja, anak buah yang seolah terlalu lamban untuk mendukung visi dan semangat kita yang membahana. Kalau tidak disadari, realita itu bisa kita anggap kendala yang membuat visi kita kita anggap mustahil.
Dari sejarah kita tahu, bahwa untuk membuat perubahan caranya ada dua: revolusi dan evolusi. Perubahan radikal dan perubahan bertahap. Pada saat kita dada kita membahana, terpompa oleh daya hipnosis motivator besar, mau kita adalah melakukan revolusi kehidupan. Reformasi total. Tapi begitu kembali ke kantor, rutinitas sudah menghadang, agenda berderet seperti antrian kereta api. Perubahan sulit dilakukan. Akhirnya kita menunda, menunggu waktu yang longgar, saat yang tepat. Lalu penundaan demi penundaan terjadi, tanpa terasa hingga beberapa bulan bahkan tahun. Akhirnya momentum hilang, terlupakan oleh hal-hal yang lain.


Sederhananya, mungkin kita ingin menaikkan nilai TOEFL hingga 600 (saat ini 450), atau menurunkan berat badan sebanyak 15kg. Tujuan atau target ini sebetulnya tidak terlalu aneh, bisa dijangkau. Apalagi setelah terpompa motivasi kita. Rasanya dengan semangat baja 3 bulan juga tercapai. Dihadapkan pada rutinitas pekerjaan, agenda yang datang silih berganti tanpa bisa kita stop. Kita jadi menunda program kursus TOEFL, atau mengikuti fitness. Mau mendaftar tetapi ragu, takut kalau nanti sudah membayar tapi tidak bisa mengikuti sesuai jadwal. Yang terjadi hanya maju mundur, sampai peluang-peluang yang ada lewat atau diambil orang lain.
Ada tindakan perubahan yang sesuai dengan potensi atau kekuatan kita selama ini. Misalnya niat memperluas network bagi yang mudah bergaul. Ekspansi karya tulis bagi yang biasa menulis. Kita tinggal melipat-gandakan produktivitas. Tapi seringkali upaya perubahan justru menuntut perubahan pada bagian dari kelemahan seseorang atau kebiasaan (addict) yang sudah menahun. Misalnya ada seorang pendiam, yang prestasinya dalam kreativitas sangat memukau, karya desainnya disukai konsumen, maka dia segera mendapat promosi jabatan. Masalahnya, pada posisi manajer dia juga harus memotivasi staf nya, mendelegasikan tugas, membimbing dan mengevaluasi karya orang lain. Disitulah kelemahan dia. Dari konsultasi dan pelatihan supervisi dia tahu apa yang mesti dilakukan, yaitu memperbaiki sikapnya terhadap anak buahnya. Dalam hal ini dia harus keluar dari zona nyaman (comfort zone). Ini lah tantangan perubahan yang sesungguhnya. Seorang pendiam disuruh bicara, seorang tukang ngoceh disuruh mendengarkan, seorang pemalu disarankan bicara di depan publik, menawarkan produk ke banyak orang.
Think big, Start small, Act now
Stress, kuatir bahkan takut untuk memulai perubahan dalam program pengembangan diri, meningkatkan efektivitas diri dalam meraih cita-cita, adalah sesuatu yang wajar. Namun seringkali begitu takut, ragu dan malasnya kita keluar dari zona nyaman (comfort zone), sehingga berakibat gagalnya program pengembangan diri seperti pengurangan berat badan, peningkatan nilai prestasi tertentu. Untuk itu salah satu alternative yang disarankan ialah “start small, act now”.
Lakukan mulai dari langkah-langkah kecil dan sederhana, tanpa merasa keluar dari “zona kenyamanan” Anda, yang bisa dilakukan hari ini juga. Mulai dengan satu pertanyaan kecil: Tindakan sederhana apa yang dapat saya lakukan saat ini? Kecil dan sederhana sehingga tak ada alasan untuk menundanya. Misalnya Anda sudah bertahun-tahun tidak membaca kitab suci, dan sekarang merasa perlu. Maka tidak usah menunggu waktu luang, waktu yang khusuk. Letakkan saja kitab suci di meja depan TV atau di dekat bantal. Tiap saat baca walau satu ayat. Sekali itu Anda lakukan tiap saat, tanpa terasa akan terbaca puluhan bahkan ratusan ayat. Padahal kalau menunggu waktu luang, terbukti tertunda tahunan.
Begitu juga keinginan Anda mulai oleh raga lagi. Terpikir untuk ikut klab golf, tenis, yoga, atau malah sudah mendaftar atau didaftarkan kantor. Tapi selalu malas untuk memulai, atau sering absen. Lama-lama menjadi segan sendiri, malu dengan teman. Untuk itu langkah sederhana bisa dilakukan dengan lari di tempat sambil nonton TV. Atau asal pakai pakaian olah raga lalu keluar rumah, otomatis kaki akan bergerak untuk berjalan. Makin lama makin cepat dan makin jauh.
Sekali dimulai, dengan langkah sederhana agar tidak mengganggu “zona kenyamanan”, maka perubahan mulai bergerak, dan sekali sudah panah teruskan agar makin jauh dan makin cepat. Sekali lagi, mulai dengan pertanyaan: Langkah sederhana apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki kinerja saya dalam …. ini? [RM]

*) Risfan Munir, penulis buku “Jurus Menang dalam Karier dan Hidup ala Samurai Sejati”, Gramedia Pustaka Utama, 2009. Penulis kolom Pembelajar.com serta Andaluarbiasa.com.


Creative and Funny Hair Style
















Source: FFO Milis

Daging Anjing di Menu Astronot China

BEIJING, KOMPAS.com - Manusia pertama China yang menjelajah ruang angkasa mengungkapkan, para astronot China menyantap daging anjing untuk menjaga kekuatan mereka saat orbit kelilingi bumi.

Yang Liwei, pilot militer berumur 44 tahun yang mengomandani misi Shenzhou Five tahun 2003, mengungkapkan menu para awak pesawat luar angkasa China dalam otobiografinya yang berjudul The Nine Levels between Heaven and Earth. "Banyak teman saya ingin tahu apa yang kami makan (di ruang angkasa) dan berpikir bahwa para astronot mesti memiliki sejumlah hidangan mahal, seperti sirip hiu atau tiram," tulisnya sebagaimana dikutip Telegraph, Kamis (13/5). "Sesungguhnya kami makan makanan yang sangat normal, tidak ada keharusan itu (menu para astranot) menjadi suatu rahasia," tambahnya.

Dia membeberkan sebuah daftar menu termasuk ayam rebus, ikan kukus dan daging anjing dari daerah Huajiang di Guangdong, yang terkenal karena manfaat nutrisinya di China. Sebuah pepatah lokal di China selatan berbunyi, "Anjing Huajiang lebih baik bagi Anda ketimbang ginseng." Pepatah itu merujuk pada sejarah medis yang berperan penting dalam pengobatan tradisional China.


Dia menambahkan, menu itu dibuat secara khusus untuk para astronot oleh ahli gizi China dan bahan makanan itu dibeli dari pemasok khusus di Beijing. Anjing secara luas dimakan di China utara, dan diyakini daging anjing punya kasiat yang dapat membantu menghadapi musim dingin yang mengigil. Telegraph melaporkan, menu daging anjing itu masih digunakan tahun lalu oleh para astronot China. Negara itu berencana untuk mendaratkan orang di bulan tahun 2020.

Pengungkapan itu memicu kemarahan para pembela hak-hak binatang, yang mengatakan Yang memberi contoh buruk bagi jutaan penggemarnya. "Yang Liwei adalah seorang teladan bagi banyak orang muda dan ia salah satu pahlawan terbesar China," kata Jill Robinson, pendiri Animals Asia. "Kami berharap, dia bisa mengetahui bahwa anjing juga pahlawan. Mereka (anjing) menemukan para korban selamat setelah gempa bumi di Sichuan dan melindungi orang dari teroris potensial selama Olimpiade. Mestinya anjing layak mendapat lebih."

Para astronot Amerika juga menyantap beragam menu makanan, termasuk daging sapi enchilada, lasagna, dan daging babi asam-manis dalam misi luar angkasa mereka. NASA mengatakan, makanan ruang angkasa harus mudah dipersiapkan dan dimakan, dan biasanya rendah lemak, rendah kalori dan tidak banyak mengandung garam.

Yang juga mengungkapkan, tekanan saat take-off selama misi Shenzhou Five begitu besar sehingga ia berpikir dirinya akan mati. "Semua organ internal saya sepertinya telah hancur. Saya tidak tahan lagi dan berpikir misi ini bisa menjadi akhir bagi saya," tulisnya.

Ketika kembali ke bumi, ia melihat sebuah retakan di jendela modul. "Bohong jika mengatakan saya tidak takut. Di luar temperaturnya 1.600 C sampai 1.800 C". Belakangan, ia menemukan, retakan tersebut merupakan sebuah garis pada lapisan tahan panas.

Berikut adalah pilihan menu Astronot China (pada misi tahun 2009)

Hari Pertama: bubur akar teratai, tahu renyah dengan daun bawang, ikan ekor kuning rebus, iga babi dengan rumput laut, bayam dengan bawang putih cincang.

Hari Kedua: kulit babi pedas, bebek rebus, kepiting jahe, hati ayam dengan cabai, kacang pinus dengan jagung manis, sup tiga-rasa.

Hari Ketiga: telur rebus dalam sup beras yang difermentasi, sosis Harbin, anjing Huajiang, casserole bayi cumi-cumi, belut dengan paprika hijau, kacang pedas dengan tahu kering.

Apel, pir dan jeruk disajikan setiap kali makan, demikian juga nasi, mie, kentang.

Sumber: Kompas.com

Anjing Vegetarian



KOMPAS.com- Ingin punya anjing yang sehat, bulu nggak mudah rontok, dan badannya tidak bau? Tak perlu pusing merogoh kocek dalam-dalam juga untuk membeli makanan anjing alias dogfood? Gampang! Coba saja latih anjing Anda untuk tidak makan daging alias bervegetarian.

Silvi, warga Poncowinatan, Kota Yogyakarta melatih Rully dan Balto, dua anjing jantan jenis yapom untuk bervegetarian. Kini, dua anjing ras itu berumur 2,5 tahun, tak pernah sakit, bermata bening, dan lincah. Makanan kesukaan Rully dan Balto adalah sawi dan tempe mentah!

"Dokter hewan menyatakan mereka sangat sehat. Kotorannya pun tak bau. Mereka akur, padahal sama-sama jantan," kata Silvi yang juga pemilik supermarket VegieHouse ini. Dikatakan pula, anjingnya tak berminat telur atau olahannya.

Sumber: Kompas.com

The art of saying 'NO'

Elephant Meal

Elephant Anyone?

When an elephant dies in Zimbabwe, as these photos show, it doesn't stick around for long. Poverty does some strange things to people and one of the things it does is make them hungry. So when villagers came across this dead elephant they just naturally had to butcher it and take it home to cook and eat. I wonder if it tastes like chicken?

:takut








Source: FFO Milis

The World Without Engineers

:hotrit


Air Transportation



Civil Engineering



Communication Engineering



Entertainment Engineering



Ground Transportation



Musics



Dua Kisah Kasih Ibu yang Mendonorkan Hatinya Buat Anaknya

Dua Kisah Kasih Ibu yang Mendonorkan Hatinya Buat Anaknya

Kisah I : Chen Yurong : Berjalan kaki sejauh 200 km Demi Selamatkan Anaknya
Wuhan - Meskipun usianya telah mencapai 55 tahun, seorang perempuan di China tengah berjalan kaki 10 kilometer setiap hari selama tujuh bulan agar bisa menurunkan berat badan dan menyelamatkan nyawa putranya.
Chen Yurong berjalan kaki lebih dari 2.000 kilometer secara keseluruhan setelah diberitahu bahwa putranya, yang berusia 31 tahun, Ye Haibin, memerlukan cangkok liver, tapi livernya sendiri tak cocok karena telah tertimbun sangat banyak lemak, kata beberapa dokter kepadanya pada Februari.
Dalam upaya membuat livernya "siap untuk pencangkokan", Chen berjalan di sepanjang tanggul sungai di dekat rumahnya di Kabupaten Jiang`an, Provinsi Hubei, setiap hari. Ia juga menjalani diet, dan hanya makan nasi serta sayuran. Akhirnya ia kehilangan 8 kilogram.
Pada 19 Oktober, para dokter mengatakan liver Chen telah mencapai standard bagi pencangkokan.
Dalam operasi selama 14 jam di Rumah Sakit Tongji di bawah Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, ibu kota provinsi tersebut, pada Selasa (3/11), Chen memberikan sebagian livernya kepada putranya.
Chen telah memutuskan pada Desember tahun lalu untuk mendonorkan livernya kepada putranya, yang selama 18 tahun telah menderita penyakit Wilson, penyimpangan gen yang disebabkan oleh penimbunan tembaga secara berlebihan di dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan kemerosotan fungsi liver.
"Operasi tersebut berjalan lancar," kata ahli bedah Chen Xiaoping, ahli pencangkokan organ tubuh. "Kami meninggalkan sebagian liver Ye, yang akan berfungsi bersama dengan bagian yang dicangkokkan."
"Secara teori, hidup Ye dapat diperpanjang untuk waktu yang lama," katanya. "Chen adalah ibu yang luar biasa."
Chen dan putranya diagambarkan berada dalam kondisi stabil di rumah sakit. Rumah sakit itu memutuskan untuk membebaskan ibu dan anak tersebut dari biaya operasi.


sumber :(ANTARA/Xinhua-OANA)
Kisah II : Ibu Sulistyowati : "Jangankan Sebagian Hati Saya, Semua Akan Saya Kasihkan"
Surabaya- Mengetahui anaknya mengalami kelainan hati atau sirosis billier (tak terbentuknya saluran empeduyang menuju ke usus halus yang berakibat pengerasan liver), pasangan Bambang Sutondo Winarto (52) dan Sulistyowati (43), warga Desa/Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, sangat terpukul. Apapun cara pengobatan rela dilakukan, termasuk mendonorkan organ hati yang dimiliki.

Keputusan mendonorkan organ hati tersebut menjadi pilihan bersama antara Bambang dan Sulistyowati, istrinya. Hal itu demi kesembuhan Ramdan Aldil Saputra, anak semata wayangnya yang saat ini menginjak usia 3 tahun 4 bulan.

"Sebenarnya kami maju bersama, sama-sama mau mendonorkan hati. Tapi saat di Surabaya kemarin, kami diperiksa dan yang hatinya paling baik ibunya," ujar Bambang, saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Senin (8/2/2010).

Keputusan mendonorkan hati tersebut diakui sudah bulat, tanpa memiliki perasaan takut akan mengalami gangguan kesehatan. Dari serangkaian konsultasi dan pemeriksaan anaknya ke RSU dr Soetomo, wanita yang sehari-hari menjadi guru di SDN 1 Gandusari mengaku sudah banyak mendapat motivasi untuk donor.

"Kata dokter nggak apa-apa. Baik anaknya atau saya yang nanti mendonorkan hati, bisa tepat pulih sesuai awalnya, karena liver saya yang dipotong bisa tumbuh lagi," ujar Sulistyowati.
Sabtu (24-4) tim dokter RSU Soetomo melakukan cangkok hati terhadap ramdan dengan donor dari ibu kandungnya. Tim ini dibantu tim dari Oriental Organ Transplan Center (OOTC) Tianjin, Tiongkok, yang beorotindak sebagai knsultan dan advisr.


Setelah menjalani transplantasi, Kondisi ramdan berangsur-angsur membaik. Kondisi ibunya juga semakin membaik. Saat ditemui Nyata di Rumash Sakit, si ibu menyatakan,"Jangankan sebagiann hati sayA, semua akan saya kasihkan bila itu menyelamatkan hidup Ramdan. Saya siap dan sangat rela menukar kehidupan saya dengan Ramdan."


Sumber :detik Surabaya dan Nyata Tabloid

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design