Asal Usul Jam Kerja Sepanjang 8 Jam Sehari



Selama Revolusi Industri, banyak perusahaan berusaha untuk memaksimalkan produksi dari pabrik-pabrik mereka dengan menjaga agar pabrik-pabrik tersebut bekerja dengan jam sebanyak mungkin setiap harinya. Biasanya mereka akan menerapkan jam kerja dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Upah yang diberikan juga sangat rendah, sehingga para pekerja sendiri sering mengajak anak-anak mereka untuk bekerja di pabrik-pabrik sebagai buruh dibanding menyekolahkan mereka. Dengan sedikit representasi, pendidikan, atau pilihan, pekerja pabrik juga cenderung untuk bekerja dalam kondisi kerja yang buruk. Jam kerja pada masa saat ini biasanya berlangsung antara 10-18 jam per hari, enam hari seminggu.

Tapi, ini semua mulai berubah pada abad ke-19. Orang yang pertama menyarankan jam kerja sepanjang 8 jam sehari adalah seorang berkebangsaan Inggris bernama Robert Owen, yang juga salah satu pendiri paham sosialisme. Owen merasa bahwa waktu dalam sehari seharusnya dibagi menjadi tiga, dimana para pekerja harus mendapatkan perbandingan waktu yang sama untuk diri mereka sendiri dan tidur istirahat seperti yang mereka lakukan untuk bekerja. Pada tahun 1817, ia mulai berkampanye dengan kalimat slogan, "Delapan jam kerja, delapan jam rekreasi, delapan jam istirahat." Sayangnya, hal ini tidak mendapat tanggapan serius selama beberapa waktu, sampai pada abad ke-19 dimana terjadi serangkaian demo para buruh yang berlalu dengan peningkatan kondisi kerja dan pengurangan jam kerja bagi pekerja pabrik. Sehingga akhirnya, ditetapkan bahwa wanita dan anak-anak diberi jam kerja selama 10 jam sehari.



Usulan jam kerja 8 jam sehari muncul sekali lagi di Inggris pada tahun 1884 yang dicetuskan oleh Tom Mann yang merupakan anggota dari Federasi Sosial Demokrat. Mann kemudian membentuk "Eight Hour League" yang salah satunya bertujuan agar jam kerja 8 jam sehari ditetapkan. Kemenangan terbesar mereka datang ketika mereka berhasil meyakinkan Trades Union Congress, yang mewakili mayoritas serikat buruh di Inggris untuk menetapkan jam kerja 8 jam sehari yang bahkan berlaku sampai hari ini.

Dorongan untuk memangkas jam kerja dimulai lebih awal lagi di Amerika Serikat, pada tahun 1791, dimana para pekerja di Philadelphia mendesak untuk diberlakukannya jam kerja 10 jam sehari termasuk di dalamnya 2 jam waktu untuk makan. Pada tahun 1830-an, dukungan untuk jam kerja 8 jam sehari dicetuskani diantara mayoritas rakyat kelas pekerja di Amerika Serikat, tapi masih gagal untuk menemukan dukungan di antara pemilik perusahaan.

Momentum kemudian didapatkan ketika beberapa "Eight Hour League" terbentuk di Amerika Serikat, seperti yang Mann dirikan di Inggris pada waktu yang sama. Pada tahun 1884, The Federation of Organized Trades and Labor Unions menyatakan bahwa tanggal 1 Mei 1886 akan menjadi hari pertama dimana jam kerja 8 jam sehari diwajibkan. Namun hal ini diabaikan oleh para pemilik perusahaan sehingga menyebabkan para buruh mogok kerja dan melakukan aksi protes. Sehingga ketika 1 Mei 1886 tiba, sekitar 350.000 pekerja mogok dari pekerjaan mereka memprotes untuk diberlakukannya jam kerja 8 jam sehari.

Pada tahun 1905 para pemilik industri akhirnya mulai menerapkan jam kerja 8 jam sehari atas inisiatif mereka sendiri. Salah satu perusahaan yang pertama menerapkan hal ini adalah Ford Motor Company, pada tahun 1914, tidak hanya itu mereka juga menggandakan gaji para pekerja mereka. Yang mengejutkan, hal ini malah mengakibatkan produktivitas Ford meningkat secara signifikan dan margin keuntungan Ford menjadi dua kali lipat dalam dua tahun setelah menerapkan perubahan ini. Hal ini kemudian mendorong perusahaan lain untuk mengambil langkah serupa.

Sumber : Kaskus

Berbahagialah Orang yang Miskin di Hadapan Allah

Berbahagialah Orang yang Miskin di Hadapan Allah
Politisi berkata : Berbahagialah orang yang mampu mempengaruhi orang banyak dan meyakinkan rakyat untuk mempercayai janji-janji kampanye mereka karena merekalah yang empunya kekuasaan

Pengusaha : Berbahagialah orang yang pintar melipatgandakan modal dan menang dalam persaingan bisnis dengan segala cara karena merekalah yang empunya kekayaan

Selebritis : Berbahagialah orang yang mampu mempesona penonton dan dengan segala bakatnya membuat para produser dan penonton bertekuk lutut karena merekalah yang empunya popularitas.1

Inilah kebahagiaan yang ditawarkan dunia. Kekuasaan, kekayaan dan popularitas. Ini bicara tentang kepemilikan, jadi dengan memiliki hal-hal di atas maka akan menjamin mereka bisa bahagia. Kepemilikan bukan hanya soal itu. Ada lagi kebahagiaan yang didasarkan pada kepemilikan benda atau barang berharga atau dengan memiliki sesuatu yang bisa diandalkan dalam diri seseorang. Lihat saja para motivator-motivator yang mengajarkan bahwa resep untuk sukses dan bahagia adalah kalau memiliki sesuatu dalam diri dan kalau itu dikembangkan akan menjadi kunci sukses dan kebahagiaan. Dengan kata lain, memiliki kemampuan atau sifat-sifat yang ekselen, bakat, kepintaran dan usaha akan menjamin kebahagiaan. Tetapi pada akhirnya semua itu akan sirna. Salomo sendiri telah memiliki semuanya itu tetapi kesimpulannya adalah : kesia-siaan.

Formula Yesus tentang kebahagiaan sangat berbeda. Tuhan Yesus tidak mengatakan berbahagialah mereka yang kaya, yang punya pangkat, kekuasaan atau punya nama. Yesus menjungkirbalikkan formula kebahagiaan itu dengan kalimat sederhana : Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah.(Matius 5:3).

Kata miskin di sini menggambarkan seperti seorang peminta-minta yang harus memohon atau meminta-minta untuk kebutuhan hidupnya. Ada orang yang miskin secara materi tetapi masih sanggup bekerja jadi sesungguhnya tidak bisa dikatakan miskin karena dia masih bisa mengandalkan tenaganya untuk mencari sesuap nasi. Ada orang yang miskin karena bangkrut jadi kondisi kemiskinannnya hanya sementara dan bisa bangkit lagi. Ada juga orang yang miskin tetapi tetap bangga dengan kemiskinannya sehingga dia tidak malu-malu untuk mengemis. Jadi orang ini malah menikmati kemiskinannya. Tapi benarkah itu yang disebut miskin?

Miskin di sini benar-benar miskin karena dia sendiri tidak punya apa-apa, tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya bisa memohon belas kasihan dan pertolongan dari orang lain.Orang yang seperti ini dikatakan oleh John MacArthur adalah seperti pengemis yang hanya bisa duduk di tempat yang gelap dan tersembunyi karena untuk menunjukkan dirinya pun dia merasa malu dan tidak layak.2

Dalam terang Perjanjian Lama dijelaskan bahwa miskin itu bukan hanya tidak punya materi tapi identik dengan orang yang memiliki kebergantungan yang rendah hati kepada Allah. Dia tidak memiliki sikap bangga atau bermegah tetapi sebaliknya sikapnya yang menonjol adalah rendah hati! Selain itu miskin juga berarti orang yang tertindas dan yang tak berdaya menyelamatkan dirinya. Oleh karena itu ia menggantungkan harapannya kepada Allah sementara ia menyadari bahwa dia sebenarnya tidak memiliki hak untuk itu.3

Gambaran ini bisa kita lihat pada anak bungsu yang berfoya-foya. Setelah meminta warisan, dengan keangkuhannya meninggalkan bapanya dan menggantungkan hidupnya pada kekayaannya. Ketika kekayaannya itu habis barulah dia sadar. Dia mengesampingkan segala kesombongannya dan dengan rendah hati dan merasa tidak layak dia datang kepada bapanya. Dia datang dengan tangan hampa dan hanya bersandar pada kemurahan hati bapanya.

Jadi orang yang miskin di hadapan Allah adalah orang yang merasa dirinya tidak layak dan sadar bahwa dia tidak punya apa-apa di hadapan Tuhan. Oleh karena itu dia merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Dia sadar bahwa hidupnya hanya bergantung sepenuhnya dan secara mutlak kepada Tuhan.  Dia melihat hanya Tuhanlah yang menjadi harapan dan sumber hidup yang bisa menolongnya. Orang yang sadar bahwa dia bukan siapa-siapa  dan hanya mengharapkan Tuhan saja maka orang seperti inilah yang berbahagia. Singkatnya, orang yang miskin di hadapan Allah hanya bisa mengharapkan anugerah Allah untuk hidupnya dan bukan yang lain. 

Lalu berkat atau kebahagiaan apa yang menjadi milik orang yang miskin di hadapan-Nya? Tuhan memberikan janji kepada orang seperti ini yaitu mereka akan empunya Kerajaan Sorga. Memiliki Kerajaan Allah. Itu adalah hak istimewa, suatu pemberian yang diterima oleh mereka yang tidak pantas dan tidak layak. Memiliki Kerajaan Allah bukan kondisi yang terjadi di masa yang akan datang tapi segera dan sudah dimiliki. Kerajaan Allah adalah pemerintahan Kristus di dalam segala kemuliaan dan kekuasaan-Nya. Bagi orang yang miskin di hadapan Allah, ini menjadi pengiburan, pengharapan dan jaminan dari Allah. Dari kondisi yang hina dan tidak berdaya, Tuhan memberikan suatu janji yang luar bisa. Berkat dan kebahagiaan ini sungguh tiada tara dan bernilai kekal.  Dari yang miskin dan tak memiliki apa-apa  menjadi kaya dan berpunya itu adalah suatu anugerah Allah yang luar biasa.

Tragedi dalam hidup ini adalah ketika orang melihat kebahagiaan itu adalah dengan memiliki barang yang baru atau memiliki romantisme dengan kekasihnya atau mendapatkan kekayaan dan popularitas. Semua itu akan sirna seperti rumput atau uap yang ditiupkan angin. Tragedi yang lain juga terjadi ketika manusia berpikir dan menganggap dirinya lebih hebat dan lebih tinggi dari yang lain. Hatinya dipenuhi keangkuhan dan arogansi karena kelebihan yang dimilikinya. Tuhan menentang orang yang seperti ini.
Hanya dengan merendahkan diri di hadapan Tuhan.

Lalu bagaimana cara agar kita tetap menjaga karakter ini di hadapan Allah?

Pertama, kita harus selalu datang kepada Allah. Kita harus mencari Dia setiap waktu. Seorang pengemis yang miskin akan terus mencari dan mencari serta memohon pertolongan dari orang lain karena hidupnya bergantung dari mereka. Sikap mencari Allah dan memohon kepada Allah haruslah menjadi lifestyle kita. Jangan berhenti memohon atau mencari Dia dikarenakan kita sudah sibuk, doa sudah terjawab atau Dia belum menjawab doa kita. Kita harus datang kepada Tuhan karena Dialah sumber pertolongan kita. Karena hidup kita tergantung kepada Allah dan kita hanya bisa bersandar kepada anugerah-Nya.

Kedua, kita harus menjadi orang yang rendah hati. Menyadari siapa sesungguhnya kita di hadapan Tuhan akan membuat kita tetap rendah hati dan tidak sombong. Menjadi orang yang rendah hati itu juga berarti kita berjuang untuk mengikis segala sesuatu yang mendatangkan kesombongan dan keangkuhan di dalam hati kita. Kesombongan itu membuat manusia lupa bahwa apa yang dimilikinya hanyalah pemberian Tuhan semata. Ingat, Tuhan menentang orang yang congkak dan mengasihani orang yang rendah hati. Jadi secara rohani kita harus memiskinkan segala kedagingan atau sifat dosa yang membuat kita sombong dan merendahkan orang lain. 

Soli Deo Gloria



image credit : pbase.com

1. gsja.web.id (dengan modifikasi penulis)
2. John MacArthur, GTY
3. John Stott (Khotbah di Bukit)

How Drinking Problem Breaks a Family

Click tittle to view full posting :)

dringking problem

Sumber : e-Ketawa

Kisah Nyata Di Balik Dolphin Tale

Kisah Nyata Di Balik Dolphin Tale

Dolphin Tale adalah sebuah film berdasarkan kisah nyata seekor lumba-lumba tak berekor bernama Winter. Film ini diproduseri oleh produser yang sebelumnya membuat film Blindside. Lumba-lumba ini menjadi inspirasi bagi banyak pengunjung di kolamnya di ClearWater Marine Aquarium, Florida. Kisah lumba-lumba ini  menunjukkan perjuangannya  menghadapi tantangan. Di balik kisah Winter ada seorang bernama David Yates, pria penuh iman yang menjadi CEO ClearWater Marine Aquarium yang melihat tangan Tuhan bekerja melalui produksi film ini.


Penemuan Winter

Di pagi yang dingin di bulan Desember tahun 2005 seorang nelayan  Florida bernama  Jim Savage meluncurkan perahunya untuk memancing.  Dia sedang dalam perjalanan ke tempat memancing ikan favoritnya ketika ia melihat pelampung yang bergoyang-goyang  melawan arah angin di Mosquito Lagoon, Florida. Hal itu menarik perhatiannya karena menyadari  bahwa pelampung yang terapung-apung arahnya melawan langsung ke gelombang, sebagai sesuatu yang tidak biasa. Dia memutuskan untuk mengeceknya.

Saat ia mendekat, ia mendengar napas seperti ada orang yang tenggelam. Saat itulah ia menyaksikan pemandangan yang mengerikan.
Seekor  bayi lumba-lumba berusia dua bulan terperangkap dalam perangkap kepiting, berjuang untuk melepaskan diri. Perjuangannya hanya membuatnya semakin terperangkap lebih dalam ke dalam jaring. Jim mengambil pisau dan memotong tali di beberapa tempat. Meskipun ia berhasil membebaskanlumba-lumba itu sehingga bisa berenang, dia tidak bisa pergi jauh karena sepotong tali masih tertanam di mulutnya dan dia tidak bisa berenang normal – jaring itu telah memotong suplai darah ke ekornya, yang telah berubah warnanya menjadi putih dan dia mengalami bekas luka di sekujur tubuhnya. Jim  berbicara kepadanya dengan suara yang lembut untuk menenangkannya, mengatakan padanya, "Kau akan baik-baik saja."

Singkat cerita, Jim mencari bantuan dan itu pun butuh waktu beberapa jam dan akhirnya lumba-lumba itu dibawa ke Clearwater Marine Aquarium dan mereka menamai dia : Winter. Bagian yang tersisa dari ekornya hanyalah tunggulnya dan meskipun mereka berharap ia belajar berenang tanpa itu, dokter hewan tidak berpikir ia akan bertahan. Dia diberi alas untuk beristirahat di dalam air. Delapan belas bulan kemudian, Winter akhirnya dilengkapi dengan ekor prostetik terbuat dari silikon dan plastik.

Winter Menjadi Inspirasi Bagi Para Pengunjung 

Lumba-lumba kecil ini menjadi daya tarik paling populer di Clearwater Marine Aquarium serta inspirasi bagi banyak orang termasuk ratusan orang penyandang cacat. David Yates,  CEO Clearwater Marine Aquarium melihat bahwa Winter ini adalah karunia dari Tuhan. Ada banyak kisah menarik dan menyentuh yang ditemukan oleh David Yates. Dia antaranya adalah ada seorang tentara yang menangis ketika melihat Winter. Kisah favoritnya adalah kisah seorang anak laki-laki berusia 9 tahun bernama Levi yang didiagnosis 'moderately autistic'. Levi ini  tidak pernah mengekspresikan emosinya terhadap orang tuanya. Setelah beberapa kali perjumpaan dengan Winter, Mamanya  sambil menangis  mengatakan,"Levi telah  memeluk saya dan ini adalah untuk yang pertama kalinya."

Kesaksian David Yates
David Yates mengatakan bahwa pesan Winter sederhana namun mendalam: Jika Winter bisa, saya pasti bisa. Saya tidak perlu menebak bagaimana film ini akan mempengaruhi kehidupan masyarakat; saya lihat di tempat kerja setiap hari. Kami memiliki anak-anak yang merasa malu tentang beberapa masalah fisik yang mereka miliki, tapi setelah terlibat dengan Winter dan melihat dia berkembang dalam kehidupan dengan semua kesulitan itu, mereka menyadari bahwa mereka dapat berhasil juga. Sekolah telah menggunakan Winter untuk menginspirasi siswa mereka untuk meningkatkan nilai mereka. Tentara yang terluka telah terinspirasi untuk tidak menyerah. Jika pengunjung mendapatkan pesan bahwa mereka dapat bertahan dan bahkan berkembang dalam menghadapi keadaan sulit, saya bahagia.

Injil sangat jelas bahwa kita perlu untuk percaya kepada Tuhan dengan hidup kita dan percaya Dia akan melakukan hal yang besar. Allah adalah Allah yang besar. Kita dapat memiliki iman kecil atau iman yang besar. Saya pikir Winter menginspirasi orang untuk memiliki iman yang besar.
 

Dalam film Dolphin Tale,  David Yates diperankan oleh Harry Connick.Jr. Nama-nama besar ikut berpartisipasi dalam film ini di antaranya Morgan Freeman, Ashley Judd , and Kris Kristofferson dan tentunya si Winter sendiri.


Video Klip Winter





E-book Kristen

E-book Kristen
Download gratis E-book Kristen di sini. Nantikan juga E-book yang akan datang. Kalau sudah didownload, moohon respon atau komentarnya. Thanks

Download di sini

Download E-book
















Ucapan Bahagia : Video Klip dan Wallpaper

Ucapan Bahagia : Video Klip dan Wallpaper
Untuk melengkapi renungan Ucapan Bahagia (Khotbah di Bukit) saya melengkapinya dengan video klip dan wallpaper. Enjoy :)













(Image Credit: teachers.scholarschoice.ca)

(Image Credit: Brian MacArevey)

Khotbah Di Bukit : Berbahagialah

Khotbah Di Bukit : Berbahagialah

Mat 5:1  Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Mat 5:2  Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
Mat 5:3  "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Mat 5:4  Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Mat 5:5  Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
Mat 5:6  Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
Mat 5:7  Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
Mat 5:8  Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Mat 5:9  Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Mat 5:10  Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Mat 5:11  Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
The Pursuit of happyness adalah salah satu film yang menceritakan tentang seseorang pria yang berjuang keras untuk meraih kebahagiaan. Sempat mengalami pahit getirnya hidup akhirnya Chris Gardner menjadi jutawan dan seorang CEO ternama. Usaha atau niat dan perjuangannya untuk meraih impian adalah mewakili manusia di berbagai zaman untuk meraih sesuatu yang mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya.

Secara natur, manusia ingin mengejar dan mendapatkan  kebahagiaan atau berkat. Banyak orang mencari kebahagiaan melalui makanan, minuman, atau melalui hiburan : film, musik, lawakan dan lain-lain. Ada lagi yang mencari kebahagiaan lewat pekerjaan, uang atau dengan melakukan kebajikan: bagi-bagi sedekah atau bagi uang. Di sisi lain orang Kristen juga berusaha mengejar yang namanya berkat. Berkat yang berkelimpahan atau kemakmuran menjadi suatu tujuan hidupnya. 

Dalam Matius 5 Yesus memperkenalkan tentang suatu konsep kebahagiaan atau berkat yang berbeda dengan yang dikejar oleh orang dunia. Berkat atau kebahagiaan  fisik itu hanya sementara dan rapuh sekali. Jika kita mencari kesenangan dalam makanan, banyak makanan enak bisa menjadi penyakit. Jika kita mencari kesenangan untuk tubuh kita, itu hanya sementara dan akan cepat memudar. Jika kita mencari kesenangan dengan uang, uang itu terbatas dan suatu saat akan habis. 

Perhatikan resep Tuhan untuk kebahagiaan. Yesus mengatakan "Berbahagialah", dalam bahasa Yunaninya makarios. Kata makarios berasal dari kata  makar yang artinya suatu kebahagiaan yang tidak dipengaruhi oleh keadaan atau kondisi apapun.  Kebahagiaan atau berkat  yang Tuhan Yesus berikan adalah berkat yang berasal dari karakter yang sudah dewasa. Jadi Yesus mengatakan bahwa karakter yang sudah dewasa adalah orang yang berbahagia atau orang yang diberkati oleh Tuhan. Kebahagiaan atau berkat dari orang yang karakternya dewasa tidak akan mudah dipengaruhi oleh apapun juga. Kebahagiaan ini adalah kebahagiaan yang sifatnya sejati. Sayangnya ‘diberkati’ atau ‘berbahagia” direduksi maknanya dalam Kekristenan itu sendiri, memandang diberkati atau berbahagia itu adalah sehat, sejahtera dan melimpah kekayaan atau materi.

Berkat atau kebahagiaan yang Yesus tawarkan sifatnya paradoks atau berbeda dengan yang dicari orang-orang pada umumnya. Bahkan berbeda dengan kebajikan atau kebijaksanaan dunia yang mengutamakan kekuatan atau kekuasaan.  Tuhan Yesus berkata : Berbahagialah orang yang miskin, orang yang berdukacita atau menangis…” Ini menunjukkan bahwa berkat atau bahagia orang percaya itu sangat unik  karena menunjukkan suatu kualitas hidup yang berbeda. Kualitas hidup bukan hanya warga Kerajaan Allah tetapi juga menggambarkan kualitas hidup Sang Raja Di atas segala Raja. Jadi, Khotbah di Bukit berisi kualitas yang ekselen sebagai murid Kristus. Di saat yang sama Khotbah di Bukit menjadi upah atau reward dari Allah buat murid-murid Kristus. 

Jadi bagaimana menghasilkan karakter yang diberkati? Khotbah di Bukit sesungguhnya bukan menjadi tuntutan atau menjadi perintah bagi kita. Sifat atau kualitas itu seharusnya sudah otomatis atau secara spontan keluar dari kehidupan kita sehari-hari. Khotbah di Bukit bukan diperuntukkan bagi orang yang belum percaya tapi yang sudah percaya. Khotbah di Bukit ditujukan bagi murid Kristus. 

Jadi renungkanlah : Sudahkah sikap hidup kita sehari-hari sudah mencerminkan apa yang digambarkan dalam Khotbah di Bukit? Sudahkah kita menjadi orang yang miskin di hadapan Allah, berdukacita secara Ilahi, pembawa damai, menunjukkan kemurahan? Ataukah masih nggak jelas alias kabur? Sudahkah kita menjadi murid sejati Kristus?

Lalu mengapa mempelajari Khotbah di Bukit?

Ada lima alasan penting mempelajari Khotbah di Bukit.

Pertama, Menunjukkan kebutuhan akan adannya Kelahiran Baru
Khotbah di bukit menunjukkan bahwa kita tidak bisa menyenangkan Tuhan dengan usaha kita sendiri. Hanya mereka yang sudah mengambil bagian dalam natur ilahi (2 Pet. 1:4) yang bisa memahami kebahagiaan yang Yesus bicarakan. Dengan kata lain, unutk mengalami dan melakukan apa yang Yesus tuntut dalam Khotbah di Bukit membutuhkan kelahiran baru yang datang dari keselamatan di dalam Kristus.

Kedua, merefleksikan Pikiran Kristus.
Khotbah di Bukit adalah mrupakan refleksi pikiran Kristus yang sangat sederhana, sekaligus tajam dan memiliki makna yang dalam. Kalau kita ingi tahu bagaimana Kristus berpikir, maka kita perlu mempelajari Khotbah di Bukit.

Ketiga. Mengajarkan satu-satunya cara meraih kebahagiaan
Jika Anda ingin bahagia dan dipenuhi denghan Roh, jangan berusaha mencari cara melalui pengalaman mistik. Pelajari pengajaran Tuhan kita dalam Khotbah di Bukit dan praktekkan maka Anda akan bahagia.


Keempat. Menjadi Sarana Pekabaran Injil
Jika setiap orang Krieten menjalani sepeuhnya prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Khotbah di Bukit maka kita akan menarik orang-orang kepada Kristus. Ada kuasa dalam hidup yang telah ditransformasi.


Kelima, Menunjukkan cara untuk menyenangkan hati Tuhan
Orang Percaya adalah orang yang dikaruniakan hak istimewa. Hanya mereka yang bisa menyenangkan Tuhan karena mereka mengenal Putra-Nya. Dengan mempelajari Khotbah di bukit dan mengaplikasikan pesannya akan memampukan orang percaya untuk menyenangkan Tuhan. 

Soli Deo Gloria

Referensi :
The Sermon on the Mount (Daniel M Doriani) dan John MacArthur


Sam Childers : Machine Gun Preacher

Sam Childers : Machine Gun Preacher
Sam Childers sebelumnya dikenal sebagai seorang biker yang suka berantem dan pecandu heroin yang tidak segan-segan untuk menempelkan pisau di leher seseorang. Kini sikap tangguh dan skill bertarung serta keberaniannya itu dia gunakan untuk membantu membela dan melindungi anak-anak Sudan yang dimutilasi, diperkosa atau dipaksa menjadi tentara oleh milisi pemberontak di Sudan. Kisah nyata Sam Childers kini diangkat ke film layar lebar dengan diperankan oleh aktor action yang terkenal :Gerard Butler!

Pengkhotbah  Bersenjata Sam Childers  dibesarkan di perbukitan Pennsylvania. Orangtuanya sopan dan jujur  ​​tetapi semenjak usia dini Sam mulai menunjukkan bakat untuk menjadi pembuat masalah. Ayahnya, seorang  mantan marinir mengatakan "Nak, suatu hari nanti seseorang akan membunuhmu!"

Sam di usia remaja sering terlibat dalam perkelahian, menjual obat terlarang dan tidur dengan perempuan yang sudah menikah. Dia terus tenggelam dalam kehidupannya yang penuh kekerasan dan kejahatan sampai ia menjadi Shotgunner - seorang penjaga bersenjata untuk pengedar narkoba. Pada masa itu ia bertemu Lynn, seorang stripper, yang kemudian menjadi istrinya.

Sam, dihantui oleh kata-kata ayahnya, menjadi semakin khawatir kalau-kalau dia akan terbunuh karena obat terlarang dan perlahan-lahan dia mulai menjauhkan diri dari kehidupan sebelumnya. Dia menemukan pekerjaan di bidang konstruksi dan hidupnya mulai mapan meskipun begitu dia tetap melanjutkan kebiasaannya dengan memakai narkoba dan alkohol. Lynn akhirnya kembali ke Gereja yang pernah ditinggalkannya pada masa mudanya.
 
Sam juga berusaha untuk membangun kembali hubungannya dengan Allah dan mulai menjalani hidup yang bersih. Perlahan tapi pasti segala sesuatunya mulai berubah menjadi lebih baik. Lynn melahirkan seorang bayi perempuan yang  sehat dan Sam memulai bisnis konstruksi sendiri. Sedikit yang mereka tahu bahwa tantangan terbesar mereka tidak lama lagi akan segera terjadi.

Pada tahun 1998, Sam tiba di desa Yei, Sudan Selatan. Negara Afrika yang berada di tengah-tengah Perang Sudan Kedua. Sam didesak oleh seorang Pastor dari Amerika yang sebelumnya telah bergabung dengan kelompok misi, untuk membantu memperbaiki sebuah pondok yang rusak dalam konflik. Pada saat menjalani misi ini ini Sam tersandung dengan tubuh seorang anak terkoyak oleh ranjau darat. Dia jatuh berlutut dan berjanji pada Tuhan untuk melakukan apa pun untuk membantu rakyat Sudan Selatan. 

Sam kembali ke Sudan beberapa bulan kemudian untuk menjalankan klinik. Untuk memenuhi janjinya ia berkelana jauh di seluruh negeri, dari kota barat Yei ke desa-desa timur Boma. Saat melewati desa Nimule, di perbatasan Uganda, Tuhan mengirimkan kepadanya pesan: "Aku ingin engkau untuk membangun sebuah panti asuhan bagi anak-anak. Dan Aku ingin engkau membangunnya di sini".

Masyarakat setempat mengira ia sudah gila. Pada saat itu, Tentara
Perlawanan Tuhan, sebuah milisi pemberontak brutal yang telah menculik 30 ribu anak-anak dan membunuh ratusan ribu penduduk desa,telah  memporak-porandakan daerah tersebut. Tapi Sam bersikeras. Sam yakin Allah telah menyuruhnya untuk membangun panti asuhan di Nimule dan di sanalah ia akan membangun. Dia kembali ke Amerika Serikat, menjual bisnis konstruksi dan mengirim uang ke Afrika.

Perlahan-lahan panti asuhan mulai terbentuk. Pada siang hari Sam membersihkan semak-semak dan membangun pondok yang akan menjadi  rumah bagi anak-anak. Saat malam hari, dia tidur di bawah kelambu dengan kain ayunan di bawah pohon: Alkitab di satu tangan, AK47 di tangannya yang lain. Sementara itu, di Pennsylvania, istrinya Lynn dan putrinya Paige berjuang dalam pertempuran mereka sendiri. Mobil keluarga itu diambil alih dan pemberitahuan penyitaan telah disampaikan ke rumah mereka. Sam punya cukup uang untuk membayar hutangnya atau menyelesaikan panti asuhan. Dia tidak mampu menanggung keduanya jadi dia mengirim uang ke Afrika. Dengan selesainya panti asuhan, Sam mulai memimpin misi bersenjata untuk menyelamatkan anak dari LRA. Itu tidak lama sebelum kisah-kisah eksploitasi beredar dan penduduk desa mulai memanggilnya "Pengkhotbah Machine Gun." 

13 tahun kemudian panti asuhan itu menjadi yang terbesar di Sudan Selatan dan telah memberi makan sekaligus menjadi rumah bagi 1.000 anak-anak. Hari ini, lebih dari 200 anak menelepon rumah panti asuhan. Sayangnya masih banyak anak-anak menderita di Sudan dan membutuhkan penyelamatan.Sam dan Lynn masih tinggal di rumah yang sama di Pennsylvania yang telah didedikasikan untuk penderitaan anak-anak Sudan sejak 13 tahun lalu. 

http://www.machinegunpreacher.org/about-sam-childers/ 



Ini trailernya :

Sujo John dan Mimi, Pasutri Yang Selamat dari Tragedi 9/11

Sujo John dan Mimi, Pasutri Yang Selamat dari Tragedi 9/11

" Berbahagialah langkah-langkah orang yang benar sebagaimana perintah Tuhan..."
Walaupun kegelapan melingkupi kami dan kematian nampak membayangi kami semua. Damai kami miliki di dalam nama Tuhan... nama Yesus yang indah itu. Adalah sebuah mujizat besar kalau saya masih bisa hidup saat ini.

Sebagian besar dari Anda tahu bahwa
kami biasanya bekerja di World Trade Center di Manhattan. Saya dulu bekerja di lantai 81 WTC di Menara Satu dan Mini istri saya di lantai 71 WTC Menara Dua. Ijinkan  saya memberitahu Anda apa yang terjadi.

Saya  tiba di kantor saya pukul 7:30 pagi. Saya baru saja mengirim beberapa dokumen via mesin lalu kembali ke meja saya dan tiba-tiba saya mendengar ledakan keras yang sangat nyata  .. gedung kami bergetar dan miring ... jeritan keluar dari seluruh lantai.. pesawat pertama menghantam lantai atas kami. Segera puing-puing dari pesawat terbang ke kantor kami dan segalanya mulai terbakar. Semua orang menahan ketenangan mereka dan mulai berjalan menuju tangga. Saat itu hatiku tertekan karena saya sama sekali tidak tahu jika pesawat menabrak menara kami atau istri saya yang juga bekerja Dia hendak  memasuki gedung saat itu karena ia mulai bekerja pada pukul 9 pagi.

Kami semua dievakuasi melalui tangga ... ponsel saya tidak bekerja sehingga saya tidak tahu
bagaimana caranya untuk menghubungi istri saya. Jadi saat saya turun saya memasuki kantor di lantai 53 dan mencoba membuat beberapa panggilan ... nomor yang berhasil saya hubungi saat itu adalah istri sepupu saya yang tinggal di Queens, NY.  Saya katakan padanya bahwa saya baik-baik saja dan bahwa saya datang menuruni tangga .. tapi saya benar-benar khawatir tentang istri saya, maka saya melanjutkan berjalan menuruni tangga.



Sementara kami turun ada ratusan petugas pemadam kebakaran dan polisi naik untuk menyelamatkan orang yang terjebak. Orang-orang pemberani tidak akan pernah kembali ke rumah mereka. Jadi mereka membawa kami melalui pintu keluar World Trade 22 dan saya baru saja mencapai pintu putar gedung, saya mendengar ledakan keras dan seluruh bangunan runtuh. Percayakah Anda teman-teman.. bangunan berlantai 110 runtuh  dan saya di pintu gedung dengan segala sesuatu beterbangan di atas kami,  batu-batu besar dan bahan bangunan. Hanya sedikit dari kami meringkuk ke salah satu ujung bangunan dan Tuhan memberiku kekuatan …..saya mulai menyerukan darah Yesus .. .memberitahukan kepada orang di sekitar saya bahwa kita semua akan mati dan jika ada yang tidak mengenal Kristus untuk segera memanggil namanya. Jadi semua orang mulai menyerukan .. Yesus! Bila Anda dekat dengan kematian saya percaya sebagian orang begitu siap untuk menerima Yesus.

Pada saat itu seluruh bangunan telah jatuh dan kami berada di puing-puing ..
Tidak ada satupun batu atau benda jatuh menimpapada saya. Saya menemukan diri saya berada 3 kaki dari jelaga ... saya bangun ... saat itu ada keheningan .. saya bisa melihat mayat di mana-mana. Tuhan mengarahkan saya untuk melihat seorang pria di tanah yang memiliki lampu pencari (search light) yang sedang menyala. Saya mengangkatnya dan berkata ... hanya Yesus yang dapat menyelamatkan kita dan bahwa kita harus hidup. Ketika sampai saya melihat jaketnya  ada tulisan FBI di atasnya. Kami berpegangan tangan... dan mulai berjalan melalui puing-puing ...... kita tidak bisa melihat apa-apa .. kami seperti berada di badai salju .. semua beton dan abu beterbangan. Roh Kudus kemudian menunjukkan saya sebuah lampu flash di atas ambulans jadi saya mengatakan kepada  orang FBI  ini lampu yang ada pada mereka membuat ambulans itu berada di jalan. Kami bagaimana juga harus menuju ke ambulans yang walaupun di timpa oleh material yang beterbangan tetapi Tuhan tetap membuat lampu flashnya menyala hanya untuk  saya. Dari sana itu cukup mudah untuk mencari  jalan keluar.

Tapi perasaan yang mencekam adalah bahwa istri
say Mini sedang berada di WTC Tower 2, ia pasti mati. Semua bayangan terlintas dalam pikiran saya .. Massa mulai berlari dari semua kota ke tempat-tempat yang aman jauh dari gedung pencakar langit. Kami berlari, berjalan selama satu jam dan seluruh waktu dari jam 08:45 ketika pesawat pertama menabrak saya mencoba untuk menggunakan ponsel saya tetapi selalu gagal. Pada jam 12:00 tiba-tiba handphone saya berbunyi... itu Mini dan dia bilang dia masih hidup dan ketika dia mendengar suara saya, dia menyadari bahwa saya  masih hidup. Ini adalah satu lagi keajaiban bagaimana saya menerima panggilan ini sebagai orang yang mampu untuk membuat atau menerima panggilan. Mini tidak berhasil sampai ke Menara .. kereta nya mencapai lokasi 5 menit setelah kecelakaan pertama sehingga dia tidak sampai ke Menara. Dia histeris di jalanan berpikir saya sudah mati dan ia bisa melihat orang melompat keluar dari gedung. Kami berdua masih hidup. Dia mencapai 39 street di Manhattan dekat Ferry dan entah bagaimana saya sampai di sana. Kami menoleh ke belakang dan bisa melihat bangunan kami baik abu yang tersisa dan  asap yang naik. Saya tidak bisa menjelaskan rasa lega yang kami  miliki ketika kami  melihat satu sama lain. Kami berdua begitu dekat dengan percaya bahwa kami tidak akan melihat satu sama lain. Ketika ledakan yang terjadi dan bangunan itu runtuh selama saya bisa melihat gambaran  dari istri saya, orangtua saya, nenek yang dicintai flashdisk melalui pikiran saya dan sekarang alangkah leganya bahwa kami masih  hidup.

Allah begitu baikSaya tidak memiliki
goresan apapun  pada tubuh saya. Biarkan saya memberitahu Anda Teman, Allah tahu jumlah rambut kita dan Allah kita tidak pernah tidur atau terlelap. FDia akan datang segera. Hargai semua doa Anda. Banyak orang dari seluruh dunia telah memanggil kami. Hati saya keluar untuk ribuan orang yang tewas di gedung kami banyak dari mereka orang yang kami kenal. Tuhan memberkati Anda semua.
 

  








Sujo & Mini



Genelle Guzman-McMillan : Selamat Setelah Terkubur Selama 27 Jam Dalam Tragedi 9/11

Genelle Guzman-McMillan : Selamat Setelah Terkubur Selama 27 Jam Dalam Tragedi 9/11

Genelle Guzman-McMillan terkubur hidup-hidup selama hampir 30 jam, ia mendengar jeritan dalam kegelapan di sekitar diri-nya segera memudar. Dia sendirian, pikirnya, dan hanya bisa memikirkan satu hal yang harus dilakukan – berseru kepada Tuhan.  Genelle Guzman-McMillan menceritakan kisah kelangsungan hidup dan keselamatannya  di dalam bukunya Angel in the Rubble: The Miraculous Rescue of 9/11's Last Survivor

Dalam 240 halaman, wanita asli Trinidad ini menceritakan bagaimana dia dan rekan-rekan kerjanya mulai melarikan diri dari kantor mereka di gedung 110 lantai dan bagaimana dia berhenti di lantai 13 untuk melepas sepatu hak tingginya. Saat itu, Guzman-McMillan mengatakan, bahwa baginya saat itu seluruh dunia itu benar benar runtuh dan hidupnya berubah selamanya.

Meskipun terperangkap selama 27 jam di reruntuhan, percaya bahwa ia pasti akan mati, Guzman-McMillan mengatakan kepada The Christian Post bahwa dia tidak menyesal mengenai keputusannya hari itu.

"Tidak, saya tidak menyesal dengan semua apa yang terjadi," ujar ibu dari empat anak itu. "Itu membuat saya menjadi  orang yang lebih baik Aku punya hubungan yang lebih mendalam dan lebih dekat dengan Tuhan.."

Guzman-McMillan, mengakui  ia  tidak selalu memiliki sebuah relasi dengan Tuhan. Meskipun dibesarkan di dalam keluarga Kristen, wanita 40 tahun ini  mengatakan bahwa  ia tidak pernah menganggap serius  apa yang telah ia diajarkan kepadanya.

Diminta untuk menggambarkan hidupnya sebelum peristiwa mengerikan 9 / 11, Guzman-McMillan mengatakan ia menjalani kehidupan liar yang penuh pesta, minum-minuman keras, dan melakukan apa pun yang diinginkannya.

Meskipun ia tidak memiliki jenis hubungan yang bermakna dengan Tuhan, dia cukup tahu tentang Tuhan, menyadari bahwa Dia adalah satu satu-satunya harapan untuk keluar hidup-hidup dari puing-puing reruntuhan.

Terperangkap di bawah beton dan baja dengan tangan kanannya tertindih di bawah tubuhnya dan kakinya remuk  di bawah balok baja, Guzman-McMillan mengulurkan tangan kirinya ke dalam sepotong ruang terbuka di atas dan menemukan kekuatan untuk berdoa ... dan berdoa dan berdoa. Merasa tidak yakin akan nasibnya dalam kekekalan, Guzman-McMillan memohon berjam-jam kepada Tuhan untuk memaafkannya dari dosa-dosanya dan memberikan kesempatan lagi padanya.

"Saya berkata kepada-Nya," tolong, Tuhan, jika Engkau menyelamatkan saya hari ini ... memberi saya kesempatan kedua, saya berjanji akan melakukan kehendak Mu, "kata Guzman-McMillan, menambahkan bahwa ia serius tentang janji yang dia buat hari itu.

Tangannya masih terrentang di ruang terbuka, Guzman-McMillan meminta Tuhan untuk mengirimnya tanda bahwa Dia telah mendengar permohonannya. "Seseorang meraih tangan saya dan memanggil saya dengan nama saya, berkata," Genelle, saya memegang Anda. Nama saya Paul, "kenangnya.

"Saya meminta Tuhan untuk sebuah mujizat, untuk sebuah tannda [dan Paul] memegang tangan saya begitu kuatnya ... untuk menenangkan," kata Guzman-McMillan kepada Christian Post, menambahkan bahwa ia yakin ia tidak berhalusinasi.

Dalam beberapa menit setelah Paul muncul, Guzman-McMillan bisa mendengar petugas
penyelamat memanggil orang yang selamat. Dia ingat pertemuan dengan pria yang akhirnya menariknya dari reruntuhan. Tapi bagi Paul "Saya tidak pernah bertemu dengannya," katanya kepada CP.

Guzman-McMillan yakin bahwa Paul misterius itu adalah malaikat yang dikirim oleh Tuhan untuk menguatkan  dia melalui seluruh cobaan berat, bahwa ia adalah tanda dari apa yang telah ia doakan.

Saat dia telah dipindahkan dari reruntuhan dan dibawa ke rumah sakit, katanya ia sudah merasakan perubahan. "Saya tahu saya adalah orang yang telah berubah. Saya hanya ... memuji dan memuliakan Allah," katanya.

Tidak lama setelah keluar  dari rumah sakit, dimana ia tinggal selama lebih dari enam minggu dan menjalani empat operasi besar, Guzman-McMillan mengatakan satu-satunya yang ada di benaknya yaitu ia ingin dibaptis, satu hal yang ia janjikan kepada Tuhan yang akan dia lakukan. Janji lain yang ada dalam daftarnya adalah  untuk menikahi pacarnya, yang dia lakukan pada 7 November, hari yang sama ia dibaptis.

Guzman-McMillan, yang telah menjadi anggota Brooklyn Tabernakel selama 10 tahun, mengatakan kepada Christian Post bahwa dia tahu Tuhan membawa dia melalui sesuatu yang "menyayat hati" dan cobaan "mengerikan" karena suatu alasan.

"Saya pikir saya di sini untuk alasan yang lebih besar dan tujuan yang lebih besar. Kehidupan hari ini saya adalah suatu berkat. Saya [ingin] orang tahu tentang pengalaman saya, apa yang telah saya lalui dan bagaimana saya mengatasi kesulitan itu dalam hidupku , "katanya kepada CP. "Saya ingin orang tahu bahwa Allah itu nyata ... bahwa doa itu bekerja."

Christian Post
Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design