Aron Ralston, Kisah Pendaki Gunung yang Mengamputasi Tangannya Sendiri

Aron Ralston, Kisah Pendaki Gunung yang Mengamputasi Tangannya Sendiri
 
26 April 2003, Aron Ralston, seperti biasa melakukan pendakian rutinnya di hari Sabtu seorang diri. Ia berencana untuk menghabiskan hari dengan mengendarai sepeda gunung dan mendaki batu-batu merah dan pasir di luar Taman Nasional Canyonlands di Utah tenggara. Ralston berasal dari Aspen, Colorado, adalah sarjana teknik dan musik yang pernah bekerja selama lima tahun di Intel,
          Ralston sendiri telah mendaki tempat itu berkali-kali dan kali ini dia melakukannya sebagai pemanasan untuk sebuah pendakian gunung tertinggi di Amerika Utara.   Mengenakan T-shirt dan celana pendek dan membawa ransel ia berencana untuk melakukan ‘Canyoneering’ jauh ke ngarai Bluejohn Canyon. Ranselnya berisi dua burrito (makanan khas Meksiko), satu liter air, alat multi fungsi tapi imitasi bermerek Leatherman, alat P3K, kamera video, kamera digital dan peralatan panjat tebing. Dia tidak membawa jaket. Canyoneering adalah melakukan perjalanan ke ngarai dengan menggunakan berbagai skill : berjalan, mendaki, memanjat tebing dengan menggunakan berbagai peralatan. Canyoneering yang dilakukan Ralston adalah melewati lembah yang bercelah sempit.
          Ralston berada 150 meter di atas puncak dinding vertikal Bluejohn Canyon. Dia melakukan manuvernya untuk mencapai bagian atas sebuah batu besar yang terselip di antara dinding ngarai sempit. Dia mulai memanjat permukaan batu dan rasanya sangat stabil ketika ia berdiri di atas. Ketika ia mulai turun di sisi yang berlawanan, batu seberat 800-pound (kurang lebih dua setengah ton) itu tiba-tiba bergeser, menjepit lengan kanannya - ia terjebak.

          Saat terjebak dengan tangan yang terhimpit batu, dia memiliki beberapa pilihan :antara menunggu seseorang yang muncul untuk menyelamatkannya, membebaskan dirinya sendiri, atau kalau semua cara gagal dia akan memutuskan lengannya. Kematian adalah kemungkinan yang terakhir tapi Ralston tidak ingin mempertimbangkannya.
          Ralston mencoba tali, jangkar dan alat yang ada untuk memindahkan batu, hasilnya batunya tidak bergerak sedikitpun. Berjam-jam jam dia berjuang untuk membebaskan dirinya dari batu tanpa hasil yang posisitf. Di malam hari temperaturnya turun, Ralston masih bekerja untuk membebaskan dirinya sendiri. Minggu dan Senin berlalu, tapi ia masih terjebak. Sinar matahari sampai di lantai ngarai sempit hanya untuk waktu yang sangat singkat waktu setiap hari. Dia kehabisan makanan dan air pada hari Selasa.
          Pada hari Rabu, Ralston mulai menghirup air seni yang telah ia simpan di hari sebelumnya. Dia mengeluarkan video kamera dan merekam pesan terakhir berisi selamat tinggal kepada orang tuanya. Dia lalu mengukir namanya, tanggal lahir, dan apa yang dia yakin adalah hari terakhirnya di bumi ke dinding ngarai. Di atasnya dia mengukir RIP.
          Pada Kamis pagi, Ralston melihat suatu visi (penampakan?) yaitu seorang anak 3 tahun berlari lalu dibawa oleh seorang pria yang hanya memiliki sebuah lengan. Dia mengerti visi itu bahwa anak itu akan menjadi anak di masa depannya dan dia memutuskan untuk melakukan tindakan yang segera agar hidupnya bisa bertahan. Jika ia tidak menyelamatkan dirinya sekarang, dia tidak akan memiliki kekuatan fisik yang tersisa untuk melakukannya nanti. Akhirnya dia mengambil keputusan yang dramatis : memotong tangannya sendiri!
 
            Ralston siap untuk mengamputasi lengan kanan di bawah siku dengan menggunakan pisau multi fungsinya. Menyadari bahwa pisau itu tidak cukup tajam untuk memotong tulang lengan ia menekan tangannya melawan batu dan mematahkan tulangnya sehingga dia akan bisa memotong tangannya melalui jaringan. Pertama ia mematahkan tulang radius, yang menghubungkan siku dengan jempol. Dalam beberapa menit ia memecahkan ulna, tulang di bagian luar lengan bawah. Selanjutnya ia menerapkan tourniquet yaitu membebat atau mengikat erat lengannya. Dia menggunakan pisau untuk mengamputasi lengan kanan di bawah siku. Seluruh prosedur dibutuhkan kurang lebih satu jam.
          Ralston memberikan pertolongan pertama untuk dirinya sendiri dari kit kecil di ransel. Ia menancapkan jangkar dengan tali di tempat itu. Ia kemudian mendaki 5 mil ke hilir Horseshoe Canyon yang berdekatan, di mana ia bertemu dengan keluarga wisatawan dari Belanda yang sedang berlibur.
          Pasangan Belanda Eric dan Monique Meijer dan putra mereka, Andy, mulai keluar dari ngarai ketika mendengar suara di belakang "Tolong, saya butuh bantuan". Pasangan itu segera menyadari bahwa dia pasti seorang pendaki yang hilang seperti keterangan dari petugas sehari sebelumnya..
          Ralston berjalan cepat menuju pasangan ini dengan lengannya yang digantung di sling buatan sendiri dan ia berbicara dengan jelas: "Halo, nama saya Aron, saya jatuh dari tebing pada hari Sabtu dan saya terjebak di bawah batu besar. Saya memotong tangan saya empat. jam yang lalu dan saya memerlukan pertolongan medis. Saya butuh helikopter ".

          Istri dan anak Eric mencoba untuk keluar lebih dulu dari ngarai secepat mungkin untuk mendapatkan bantuan. Eric bersama dengan Aron untukn memberikan dia makanan, air dan dukungan mental. Meskipun kehilangan darah, Ralston tetap mampu berjalan tapi pasir di dalam sepatunya mulai mengganggu dia. Dia berhenti sejenak di tempat yang teduh untuk menghilangkkan pasir dalam sepatunya lalu melanjutkan perjalannnya lagi.    
          Tiba-tiba awak pesawat melihat dua orang di Horseshoe Canyon melambai. Ini adalah istrinya Eric dan anaknya dan mereka memberikan sinyal ke arah helikopter dan menunjuk ke arah korban. Awak pesawat merespon dengan cepat dan mendarat di tempat yang luas di lembah dekat Ralston. Kru pesawat terkejut saat melihat - lapisan darah kering dan segar tubuhnya - dan lengan yang hilang.
          Ralston menyandarkan kepalanya kembali helikopter dan menghirup air. Vetere mengajaknya ngobrol, sehingga dia tidak akan kehilangan kesadaran. Dua belas menit kemudian, helikopter tiba di Allen Memorial Hospital di Moab, Utah. Ralston masuk ke ruang gawat darurat tanpa bantuan, kemudian menunjuk pada peta di mana dia telah terjebak.
          Para penyelamat heran Ralston tetap hidup. Sebuah helikopter kemungkinan besar tidak akan menemukannya karena posisinya di celah lembah yang dalam dan sempit.  Aron Ralston memiliki semangat luar biasa untuk hidup, dia tidak pernah menyerah dan akhirnya dia selamat.
Kisah Ralston sendiri sudah diangkat ke layar lebar dengan judul "127 Hours"
 dengan pemerannya James Franco

Image and video hosting by TinyPic

Bersyukur

Bersyukur
Image and video hosting by TinyPic

Dalam tradisi Amerika, tiap Kamis minggu keempat bulan November mereka mengadakan Thanksgiving Day. Kalau di Minahasa atau Manado dikenal dengan "Pengucapan" atau Hari Pengucapan Syukur. Dalam kedua tradisi itu ada kemiripan yaitu bersyukur yang diperingati dengan ibadah dan tidak ketinggalan juga yaitu makan-makannya :).

Bersyukur jelas bukan hanya pada moment Thanksgiving atau Pengucapan, seperti kata teman saya,”Setiap hari seharusnya menjadi moment thanksgiving”. Kita bersyukur bukan karena dihidangkan makanan yang spesial atau tersaji menu istimewa seperti turkey, tinoransak atau winiyo'o. Bersyukur juga bukan hanya hal yang positif seperti yang diajarkan para motivator tetapi bersyukur seharusnya menjadi gaya hidup (lifestyle) orang percaya.

Kita memiliki berbagai motivasi, cara atau ekpresi dalam mengungkapkan syukur. Saya akan mengulas di sini ada lima tingkatan dalam bersyukur.

Pertama, bersyukur dengan membandingkan diri dengan orang lain. Bandingkan ekspresi syukur seorang Farisi,“Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cuka ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari penghasilanku“. (Luk 18:11-12). Apakah ini syukur atau arogansi?
Ada seorang pendeta yang pernah berdoa seperti ini: "Tuhan, kami sangat bersyukur, jikalau di tengah-tengah kondisi bangsa kami dan dunia yang dihantam oleh berbagai bencana alam, kami masih memiliki tempat untuk tinggal, berteduh, dan gedung gereja ini untuk beribadah. Kami bersyukur bahwa Engkau menyediakan makanan kami sehari-hari di tengah-tengah banyak orang yang kelaparan di negeri ini. Kami memuji-Mu atas kasih setia-Mu kepada kami dan kami sangat bersyukur, Tuhan." (http://andreaspilipus.blogspot.com/2010/01/egoisme-berkedok-ucapan-syukur.html).
Dari kedua contoh ucapan syukur di atas, pertanyaannya adalah apakah ucapan syukur kita itu hanya bisa lahir dengan membandingkan diri kita dengan orang yang kurang beruntung dari kita? Apakah syukur kita baru muncul setelah menyaksikan orang yang tidak punya apa-aapa, orang yang kekurangan dan kurang lengkap anggota tubuhnya baru membuat kita bersyukur? Apakah syukur kita hanya muncul pada saat kita merasa lebih baik dari orang lain? Pengucapan syukur jenis ini jelas tidak memadai dan bahkan mengarah kepada arogansi.

Kedua, bersyukur karena kita bergerak dari sisi yang negatif ke sisi yang positif. Dari sisi kelam masalah atau penderitaan lalu mendapatkan pembebasan atau kelepasan. Seperti kisah orang kusta yang bersyukur kepada Tuhan. Tadinya dia sudah tidak memiliki pengharapan dan kondisinya amat memprihatinkan. Perjumpaannya dengan Yesus akhirnya membuatnya mengalami kesembuhan. Responnya adalah dia datang secara langsung kepada Tuhan Yesus untuk mengucap syukur. Hanya, dan ini ironisnya : dari kesepuluh orang yang disembuhkan Tuhan, hanya satu yang kembali untuk mengucap syukur.
Syukur seperti ini sering kali kita lakukan saat kita mengalami jawaban Tuhan atas masalah berat, penderitaan atau penyakit yang datang melanda. Pemulihan dan kesembuhan yang kita alami mendorong dan menggerakkan kita untuk bersyukur kepada Tuhan. Tapi setelah keadaan kembali seperti biasa, setelah semuanya kembali normal maka syukur itu mulai terlupakan. Kita mulai lupa mengucap syukur. Apakah syukur hanya muncul kalau ada hal-hal yang sifatnya luar biasa? Apakah kita bersyukur hanya kalau kita mengalami hal-hal yang sifatnya sensasional? Ketika keadaan kembali menjadi biasa, mampukah kita untuk tetap bersyukur ?

Ketiga, bersyukur dalam sisi yang positif. Di sini kita bersyukur karena berkat dan kelimpahan Tuhan yang nyata baik jasmani dan rohani. Misalnya kita mengalami pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan kita, kesehatan yang baik tanpa kurang suatu apapun menjadikan kita bersyukur. Kelancaran dalam usaha, rumah kita tidak terkena banjir membuat kita bersyukur. Saat kita mengalami perlindungan Tuhan dalam perjalanan, kita bersyukur. Jadi syukur yang kita panjatkan adalah karena segala hal baik dan positif yang kita terima setiap hari.
Bersyukur dalam level ini adalah melihat hal-hal yang baik dan yang menyenangkan yang kita nikmati dalam hidup. Melihat hal-hal yang mendatangkan sukacita, berkat dan kesejahteraan dan kelimpahan dalam hidup. Namun, apakah ini esensi yang sesungguhnya dalam bersyukur? Apakah bersyukur hanya untuk hal-hal yang baik saja? Tuhan ingin kita melangkah dalam level yang lebih tinggi lagi.

Keempat, kita bersyukur dalam segala hal. Bersyukur dalam segala keadaan. Ini level bersyukur yang lebih tinggi dan dalam serta teramat sulit. Ucapan syukur ini nampak dalam ekspresi Habakuk,“ Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, namun aku akan bersorak sorak di dalam Allah yang menyelamatkanku". Inilah syukur yang melampaui hal-hal yang baik, positif dan nyaman dalam hidup. Inilah ekspresi orang yang mampu masuk dalam gerbang Tuhan dengan bersyukur kendati maslah terus membayangi, kesulitan terus menghimpit dan penderitaan tak kunjung mendera, dia tetap mampu bersyukur.
Matthew Henry, seorang hamba Tuhan dari Inggris pernah mengungkapkan syukurnya setelah mengalami perampokan diperjalanan. Ia berkata, “Saya berterima kasih bahwa saya belum pernah dirampok sebelum ini; dan walaupun ia mengambil dompet saya, ia tidak membunuh saya; walaupun ia mengambil semuanya, itu tidak terlalu banyak; dan akhirnya untung saya yang dirampok bukan saya yang merampok.” Ia boleh jadi berkata juga, “Terima kasih untuk kesusahan ini!”.
Bersyukur dalam segala hal bukanlah hal yang mudah. Ketika Paulus berkata dalam 1 Tim 5:18,“Bersyukurlah dalam segala hal,“ Paulus tahu apa artinya hal ini. Dialah salah seorang rasul yang mengalami banyak pengalaman yang tidak mengenakkan: dipenjara, mengalami karam kapal, dilempari batu, dicambuk berkali-kali dan sebagainya dan dalam mkeadaan yang sulit seperti itu paulus masih tetap bersyukur. Bersyukur dalam segala hal nampaknya sulit tapi tidak mustahil. Bersyukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu.


Kelima, bersyukur karena mengingat siapakah Tuhan dan apa yang Tuhan telah lakukan bagi kita. Dengan kata lain bersyukur bukan karena pemberiannya tetapi kepada Pemberi, bersyukur bukan karena berkatnya tapi kepada Sang Sumber Berkat itu sendiri. Contoh yang jelas adalah Hana. Hana berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk memohon dan akhirnya Tuhan menjawab doa Hana dan mengaruniakannya seorang anak. Respon Hana sangatlah indah. Hana dalam doa syukurnya bukanlah berfokus pada bayi yang baru dimilikinya. Bisa saja dia berdoa,"Tuhan terima kasih dan saya bersyukur Engkau sudah mengaruniakan anak yang lucu, montok dan sehat. Terima kasih untuk anak ini, ini  adalah hadiah terindah.dalam hidup saya".  Sebaliknya Hana dalam syukurnya berfokus pada Tuhan dan pada kebaikan dan kekuasaan Tuhan.
Dalam doanya dia mengatakan dalam 1 Samuel 1:1-2 „"Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.“
Dalam doa selanjutanya, hana tidak henti-hentinya bersyukur untuk kuasa dan kebesaran Tuhan : „TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana.TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan. (ayat 6-8).

NIV menggambarkan bahwa fokus utama doa syukur Hana bukan pada bayinya tetapi kepada Tuhan yang telah menjawab doanya. Menarik, bukan? Doa syukurnya sesungguhnya lahir dari hatinya yang mengasihi Tuhan dan hal itu menempatkan Tuhan sebgai sentral ucapan syukurnya. Bagaimana dengan kita? Tuhan pasti mendengar dan menjawab doa-doa kita, tetapi apakah Dia akan mendapati kita lebih mengasihi Dia ketimbang pemberian yang kita terima melalui doa kita?
Syukur akan bermakna kalau didasari dari hati yang mengingat siapakah Tuhan dan apa yang telah dilakukannya bagi kita. Syukur akan bermakna kalau kita juga menyadari siapakah kita ini, yang sesungguhnya tidak layak menerima anugerah Tuhan. Kesadaran akan hal ini akan membuat hati kita melimpah dengan syukur kepada Tuhan.

Bagaimana dengan level syukur kita selama ini? Apakah masih dalam level yang terendah? Bersyukur tetapi sesungguhnya bukan bersyukur? Bersyukur hanya karena ha-hal baik? Bersyukur hanya karena mendapat jawaban-jawaban yang kita inginkan? Mari kita melangkah ke tingkat yang lebih tinggi : Bersyukur dalam segala keadaan dan bersyukur karena kita mengingat siapakah Tuhan itu dan apakah yang Tuhan telah lakukan bagi kita.

Soli Deo Gloria



Untuk poin 2,3,4, dan 5 dikutip dari 5 Levels of Thanksfulness. by Mr. Lyle Welty

Worship Backgrounds

Mengejar Kebanggaan

Mengejar Kebanggaan


"Pride is personal commitment. It is an attitude which separates excellence from mediocrity. – Kebanggaan merupakan komitmen personal. Itu merupakan sikap yang memisahkan antara yang sempurna dan tidak."
Paul Bryan


Mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan merupakan dambaan semua orang. Tak jarang mereka mengerahkan segala daya dan upaya demi mewujudkan sesuatu yang dapat dibanggakan. Sehingga terwujudlah banyak hal spektakuler di dunia dan membanggakan pemiliknya.

Contohnya Afrika Selatan tentu bangga telah berhasil menyelenggarakan pesta piala dunia beberapa waktu yang lalu. Dengan segala upaya pemerintah negara tersebut berusaha membangun sebuah stadion yang megah. Pemerintah juga membangun infrastuktur yang canggih dan modern untuk mendukung kelancaran perayaan piala dunia 2010.

Usaha Afrika Selatan mengejar kebanggaan sebagai negara penyelenggara juga telah menjadikan negri tersebut semakin dikenal di dunia. Terlebih acara tersebut juga membawa `soccernomic' atau efek ekonomi positif bagi restoran-restoran atau para pedagang di sekitar stadion. Para pedagang dikabarkan mendapatkan omset berkali lipat.

Namun disisi lain, sebagian besar rakyat di negri tersebut merasa dirugikan. Para pemilik lahan pertanian yang digusur hidup menderita, karena pemerintah tidak memberikan ganti rugi sedikitpun sebagai kompensasi atas lahan mereka. Sementara pemerintah menghabiskan biaya cukup besar untuk membangun sarana maupun proses penyelenggaraan pesta bola dunia yang begitu mewah, sebagian besar rakyat disana hidup sangat miskin.





"Sebenarnya kami sangat malu dan hidup tertekan dengan kemelaratan kami," cetus salah seorang pemuda yang tinggal di salah satu kampung kumuh di Afrika Selatan kepada salah seorang pewarta yang ikut meliput ajang perayaan spektakuler tersebut.

Tak hanya Afrika Selatan, masih banyak negara atau mungkin perorangan yang mengejar kebanggaan dengan segala daya dan upaya, tetapi lupa untuk menghitung seberapa besar manfaat dari kebanggaan yang diperoleh. Contohnya Malaysia membangun ikon kemegahan seperti Twin Tower atau Taiwan dengan Taipei 101. Contoh lain adalah Dubai membangun Burj Dubai yang konon merupakan bangunan tertinggi dan termegah di dunia.

Seberapa besar manfaat yang diperoleh pemerintah dan rakyat dari produk-produk kebanggaan itu? Kabarnya, keuntungan yang diperoleh tidaklah signifikan. Artinya, apa yang sudah dikeluarkan tidak sebanding dengan manfaat positif yang dapat diraih.

Mengejar kebanggaan memang dapat mendatangkan kerugian jika tidak diperhitungkan dengan cermat atau hanya sekedar untuk unjuk gaya. Tetapi jika semangat mengejar kebanggaan ini didasari dengan perhitungan yang cermat pasti akan mendatangkan keuntungan. Sehingga, mengejar kebanggaan itu memiliki arti serta manfaat positif, dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.

Mengejar kebanggaan menjadikan kita memiliki kemauan keras dan ego. Hal itu menyalakan api motivasi dalam mengejar suatu target atau impian. Ini juga akan membuat kita berusaha mempertahankan harga diri dengan tetap berjuang dan sampai target tercapai, walaupun tak banyak dukungan dan situasi juga tidak menguntungkan.

Mengejar kebanggaan juga dapat membebaskan kita dari belenggu rasa tak percaya diri. Kita menjadi sadar memiliki potensi yang lebih besar dan lebih kuat daripada tantangan. Kemudian rasa percaya diri tersebut akan membantu kita melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan hal-hal yang kita inginkan.

Memiliki kebanggaan itu berarti merasa puas terhadap diri sendiri dan prestasi Anda. Kepuasan terhadap diri sendiri akan memotivasi untuk terus berdaya kreasi dan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Dengan begitu, lambat laun Anda dapat membangun reputasi yang semakin positif dan mencapai hal-hal besar yang lebih membangggakan.

Mengejar kebanggaan berarti kita memiliki tujuan. Hal itu menjadikan tindakan-tindakan kita lebih terarah. Pada akhirnya mengejar kebanggaan itu akan memandu kita untuk menciptakan serangkaian keberhasilan.

Kita dapat dikatakan berhasil mencapai sesuatu yang membanggakan jika orang lain juga menaruh rasa hormat dan penghargaan. Orang lain akan memberikan 2 hal tersebut (rasa hormat dan penghargaan) jika kita mencapai kebanggaan itu dengan jujur. Sebab kebanggaan itu merupakan penghargaan dari orang lain atas potensi dan integritas yang kita miliki.

Apakah para koruptor yang memiliki harta ratusan milyar itu patut berbangga? Tentu saja tidak, karena apa yang mereka capai tidak dengan cara yang jujur. Itulah mengapa kita juga harus tetap waspada dalam mengejar kebanggaan untuk tetap mengedepankan integritas atau kejujuran.

Melihat sisi positif dari kebanggaan itu, tak ada salahnya jika kita mengejar kebanggaan. Lagipula masing-masing diantara kita juga memiliki potensi yang luar biasa untuk menciptakan sesuatu yang membanggakan. Jangan takut untuk mengejar kebanggaan, sebab kebanggaan itu sendiri juga mencerminkan gairah hidup penuh semangat.

* Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku bestseller.







David Lu, Mantan Gangster Kini Menjadi Penginjil

David Lu, Mantan Gangster Kini Menjadi Penginjil

David Lu sejak remaja telah tenar menjadi pembuat onar. Di masa remajanya dia sering berantem, melakukan, pencurian dan kekerasan. Keluarganya menjadi pusing dibuatnya.
Ayahnya lalu memasukan dia ke Chinese Militer  Akacademy. Setelah tiga tahun mempelajari  ilmu bela diri , dia dikeluarkan karena memimpin sebuah kelompok untuk membuat keributan dan perkelahian.


Keahliannya dalam Tae kwon do dan Boxing langsung diterapkannya saat menjadi gangster dari sebuah Grup bernama the Bamboo Union, sebuah sindikat grup mafia yang sangat serkenal di Taiwan. Pekerjaannya adalah sebagai seorang debt collector.


Tahun 1974, dia ditangkap karena perampokan dan dijatuhi hukuman selama lima tahun. Dia mengatakan bahwa selama dia penjara tidak ada perubahan dalam sikap dan sifatnya. Menurut Lu,"Penjara adalah ibarat sekolah, anda bisa belajar tips untuk tidak akan tertangkap dalam pencurian selanjutnya." 


Tahun 1977, kurang tiga tahun lagi masa hukumannya berakhir, dia melarikan diri dari penjara dan kembali ke Taipei. Sebagai seorang buronan yang paling dicari, disediakan hadiah sebesar  300.000 dolar Taiwan untuk penangkapnnya. Di Taipei Lu terus melakukan aksinya. Rekor perampokannya terus bertambah dan dan dalam menjalankan aksinya dia sangatlah brutal. Karena 'prestasinya', Lu dipromosikan untuk jabatan yang lebih tinggi oleh seniornya. 


Pada tahun yang sama, dia tertangkap kembali dan dijatuhkan tuduhan atas perampokan dan penculikan dengan hukuman 14 tahun penjara. Selama di penjara dia bersahabat dengan seorang anggota geng yang sangat berkuasa yang memiliki julukan Achilles. Tugas dari Lu adalah menulis surat kepada ke lima istri dari Achilles. Tapi suatu kali ia menerima surat dari seorang wanita bernama Ruth Chen, saudara dari seorang pria yang mau dibujuknya untuk bergabung dengan gang Bamboo Union. 


Awalnya Lu meremehkan surat dari Ruth tapi sejak kematian Achilles, seorang gangster yang sangat berkuasa, dia menjadi shock dan mulai memikirkan temntanghidupnya. 
Melalui korspondensi dengan Chen, keingintahuannya tentang Keristenan bertambah dan dia bernazar kepada Tuhan,“Tuhan, jika Engkau membebaskan saya dari penjara, saya akan melayani engkau”. 
Perlu waktu setahun, pada akhirnya doa Lu terjawab. Dalam sidang pengadilan yang kedua, dia terbukti tidak bersalah dan dua tahun kemudian tepatnya tahun 1979 dia dibebaskan. Dia memenuhi janjinya dengan masuk Christian Disciple Institute. Dia akhirnya bertemu dengan sahabat penanya, Chen, lalu mereka menikah.
Dia mengakui juga bahwa pada awalnya kehadirannya di gereja tidaklah mudah. Orang-orang mengatakan bahwa kalau dia menjadi troublemaker di masyarakat, dia pasti akan menjadi troublemaker di gereja.


Mereka kemudian pindah ke Amerika karena Lu melanjutkan studi doktornya. Sepuluh tahun kemudian mereka kembali ke Taiwan dan dia meminta maaf kepada para korbannya. 
Yang paling berat adalah seorang tetangganya, yang ditendang dengan kepalanya oleh Lu dan diinjak-injak. “Saya waktu tu sangat jahat”, kenangnya. Ibu dari pria yang dipukulnya itu sampai menjerit-jerit, memohonnya untuk menghentikan tindakannya. Setelah dibanting pintu beberapa kali akhirnya Lu dijinkan masuk ke rumah dan dia meminta maaf.



Lu telah membuka 35 gereja di Taiwan dan telah mengubahkan hati banyak orang. Proyek terbesarnya adalah penjara. Melalui kunjungan mingguannya dan dan lewat surat-menyurat ada 3000 orang yang telah bertobat dan 150 orang dianmtaranya adalah gangster. 


“Orang-orang mengatakan bahwa macan tutul tidak bisa mengubah bintik hitamnya, saya akan membuktikan bahwa mereka salah.’kata Lu.


“Tidaklah pernah terlambat untuk berubah. Setiap orang bisa berubah,”katanya. “Tidak pernah ada kata terlambat”. 


Soli Deo Gloria

Worship Motion Background

Worship Motion Background

Bible Verse Wallpaper



Isaiah - Download

Nahum 1:7 - Download

Proverbs 8:17 - Download

Psalm 23:2 -  Download

Isaiah 44:22  - Download

 
   Efesus 2:8 -  Download

Christian Poster

God is Love - Download

Holy Spirit - Download

Christmas Wallpaper and Video Clips

Christmas Wallpaper and Video Clips
Image and video hosting by TinyPic


Nativity Movie Clip / O Holy Night by Mariah Carey -

Download



Image and video hosting by TinyPic


Christmas Opener -

Download




Christmas Countdown Timer :



Nativity Countdown -

Download



Christmas Worship Countdown -

Download




Christmas Worship Motion Background:


Candle :

Download



Falling Snow :

Download



Lights of Christmas :

Download 






Christmas Wallpaper

Advent by Jeff Borris  Download

Hope - Download

Christmas Lights - Download

Joy - Download

   Merry Christmas -  Download

  Chrismas Tree - Download

El Shaddai

El Shaddai
Belum lama ini kita dikejutkan dengan berbagai bencana yang bertubi-tubi menghantam negeri ini mulai dari longsor, tsunami dan letusan gunung berapi. Langsung terasa betapa kecilnya manusia itu. Alam dengan segala kekuatannya memperlihatkan kekuatan dan kedahsyatannya. Tetapi Allah yang menciptakan alam itu jauh lebih besar lagi.

Saat kita menyaksikan gunung berapi meletus terlihat betapa dahsyat dan luar biasanya. Tetapi itu hanyalah gambaran yang fana dari kekuatan Allah yang kekal dan tak terbatas. Allah yang kekal dan tak terbatas kuasanya itu justru memperkenalkan diri-Nya kepada  manusia yang fana dan terbatas. Pernyataan diri Allah sebagai Allah Yang Maha Kuasa itu dinyatakan pada diri seorang pria dari Ur Kasdim bernama Abram.

Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya:”Akulah Allah yang Maha Kuasa….” (Kejadian17:1).

El Shadday, adalah nama yang dipakai Allah untuk memperkenalkan dirinya pada Abram yang berarti Allah Maha Kuasa. Apa arti El Shadday?

Shadday berasal dari kata sadu artinya gunung, dari kata Akkadian yaitu bahasa yang dipakai Abraham. Abraham sudah berumur 99 tahun, dan telah melakukan perjalanan panjang mulai dari Ur di sebelah selatan Irak lalu menuju ke Haran di selatan Turki lalu terus ke Libanon sampai ke Kanaan. Dari Kanaan dia ke Mesir lalu balik ke Kanaan lagi. Ada banyak pegunungan yang dilalui dan disaksikan Abraham apalagi gunung di Libanon yang tinggi menjulang diliputi salju. Ketika Tuhan mengatakan Akulah El Shadday, dia langsung menangkap gambaran itu. Abraham melihat gambaran kemegahan dan kebesaran Allah melalui gunung itu dan Allah itu kini menyingkapkan diri-Nya kepada Abraham.

Lalu apakah makna El Shadday di sini?

Pertama, meunjukkan bahwa Allah itu paling superior atau paling unggul dari segala kuasa yang ada.  El berarti Allah dan Shadday dari kata shadad yang berarti Maha Kuasa.
Allah yang paling unggul atau paling superior di antara kuasa para penguasa dunia, ilah yang disembah oleh para manusia atau kuasa apapun di alam semesta ini. Kita mungkin terpesona dengan tujuh keajaiban dunia tetapi kalau dibandingkan dengan kuasa Allah tidak akan ada artinya. Dari perspektif Allah, segala keajaiban dunia itu seakan hanya sebuah titik yang kabur di atas tanah. Dibandingkan dengan segala kebesaran dan kuasa-Nya segala keajaiban manusia itu tidak ada apa-apanya. El Shadday menunjukkan kemahakuasaan Allah yang tidak tertandingi oleh siapapun.
Voltaire, seorang filsuf Prancis, suatu kali pergi naik ke gunung yang tinggi. Setelah dia melihat pemandangan yang indah, yaitu terbitnya matahari, dia pun berseru, “Aku percaya! Aku percaya, ya Allah yang Mahakuasa!” Meskipun allah yang dia percaya bukanlah Allah orang Kristen, tapi dia tidak bisa lari dari fakta bahwa seluruh ciptaan ini sangat mengagumkan.


Kedua, Allah itu sanggup melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya. Dalam Septuaginta diterjemahkan dengan “pantokrator” “Almighty,” the “One who has His hand on everything.” Segala sesuatu ada di tangan Allah, di dalam kendali Allah, di dalam kuasa Allah. Bagi Abraham, Allah itu membuat dia menjadi bapa segala bangsa, Allah akan membuat dia beranak cucu, menjadi bangsa-bangsa, dan keturunan raja akan berasal darinya. Allah Yang Maha Kuasa itu sanggup mengubah hidup Abraham yang sudah tua itu dan tidak memiliki keturunan menjadi berpengharapan.
Tak ada yang bisa menghentikan atau menghalangi Allah yang tak terbatas itu. Ayub mengaminkan hal ini”Aku tahu Engkau sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Dia sanggup artinya Dia mampu dengan kekuasaan-Nya membuat segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tidak ada yang mustahil bagi Allah dan tidak ada kamus gagal bagi-Nya. Ketika Allah sudah merancangkankan sesuatu , tidak ada kuasa apapun dan kuasa manapun yang sanggup menghentikannya. Michael Jackson bercita-cita ingin mencapai usia 150 tahun, dia sudah menyiapkan tabung oksigen untuk mewujudkan tencananya tapi ternyata usianya hanya sampai 150 tahun. Manusia boleh berencana tapi tidak akan sanggup mewujudkan segala cita-cita dan impiannya karena manusia terbatas.

Ketiga, Shadday berarti shadah, mencurahkan aatu melimpahkan.atau melipatgandakan. Gambaran shadday juga muncul dari seorang ibu yang menyusui anaknya. Bukankah ini suatu kombinasi yang indah. Allah kita yang Maha Kuasa Dia juga yang mencukupi segala kebutuhan kita, memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya. Allah yang Mahak Kuasa, Dialah yang membuat Abraham mengalami berkat berkelimpahan, beranak cucu yang banyak dan menjadi bangsa yang besar. Kejadian 28:3, "Moga-moga Allah Yang Maha Kuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak." Allah kita Yang Maha Kuasa juga memahami segala kebutuhan kita. Allah kita tidak pernah kekurangan apapun, Dia bahkan sanggup melimpahkan dan melipatgandakan apa yang menjadi kebutuhan kita. Kejadian 49:25, "Allah Yang Maha Kuasa akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya dengan berkat buah dada dan kandungan".

Keempat, Shadday juga berarti menghancurkan. Allah kita Adalah Allah yang menjadi penghancur musuh kita (My Destroyer). Allah berkuasa untuk tidak hanya mendatangkan berkat tapi juga kutuk atau hukuman. Ini yang seringkali kita lupakan tentang Allah bahwa Allah kita berkuasa tidak hanya untuk mendatangkan berkat tetapi juga mengambilnya. Allah kita selain berkuasa untuk memberi tapi berkuasa juga untuk menarik dan mengambil apa yang diberikan-Nya.
Allah kita juga adalah Hakim yang Adil. Kebanyakan orang terlena dan hanya melihat Allah mengasihi dan tidak akan menghukum. Allah justru menunjukkan kekuasaan-Nya dengan keadilan-Nya. Dia menghancurkan bumi dengan air bah, menghancurkan Sodom dan Gomora dan menyebabkan bangsa Israel berada dalam pembuangan dan tercerai-berai. Allah kita berdaulat melakukan apapun baik terhadap musuh-Nya maupun terhadap umat-Nya. Tetapi yang memberi kita pegharapan adalah bahwa kuasa Allah tidak semata-mata untuk menghancurkan tetapi untuk membangun dan memperbaharui.

LALU APA SEHARUSNYA RESPON KITA?
Menyadari bahwa Allah kita adalah Allah maka seharusnya respon kita adalah menyembah dan menjadikan Dia sebagai Allah kita. Sewaktu datang menghadap Allah dan dalam sikap sehari-hari kita di hadapan Allah, hendaknya kita hidup dengan penuh hormat dan taat serta mengasihi Dia. Seringkali ada orang yang mengenal Allah tetapi memperalat atau menjadikan Allah yang Maha Kuasa itu sebagai Allah yang harus menuruti dan memenuhi keinginan kita. Kan Allah kita Berkuasa, mumpung...OK, Allah memang sanggup memberikan apa yang kita minta tetapi kita harus menyadari siapakah kita di hadapan Allah.

Menyedihkan, seringkali manusia lupa siapa dirinya dan siapa Allah yang dia sembah. Tanpa disadari banyak orang Kristen sebenarnya sedang melakukan pelecehan atau penghinaan terhadap Allah. Nama Tuhan kita dibuat jadi lucu-lucuan supaya terdengar gaul dan bahkan gambar Tuhan kita dibuat lucu-lucuan. Tindakan kurang ajar ini datang dari orang yang mengaku mengenal Kristus. Ingat waktu kita mengatakan bahwa Allah adalah Bapa kita, ingatlah bahwa Dia adalah Allah Yang Maha Kuasa. Waktu kita menyebut nama-Nya, ingat nama-Nya dan sifat-Nya adalah Kudus. Perhatikan bagaimana sikap orang beriman dalam Perjanjian Lama maupun Baru dalam menyebut nama Allah, mereka mengekspresikan dengan rasa hormat dan sembah yang tinggi. Tidak ada yang mempergunakan nama Allah dengan sembrono dan main-main.

Mengimani Allah Maha Kuasa itu berarti Dia yang berkuasa dan mengatur hidup kita. Itu berarti kita harus siap menerima segala sesuatu yang Tuhan ijinkan terjadi. Ketika ada hal yang kita terima di luar dari kenginan kita, apakah kita masih beriman bahwa Allah Maha Kuasa? Ketika kita menerima segala sesuatu yang kita anggap tidak mengenakkan sekalipun, apakah respon kita tetap mengakui Dia sebagai Allah yang Berkuasa?

Soli Deo Gloria
Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design