ADSENSE HERE!
Tato yang menutupi wajah seorang pria menunjukkan kebencian yang dulunya pernah ada di dalam hatinya.
Bryon Widner adalah salah satu tokoh supremasi kulit putih Amerika yang paling terkenal sekaligus berbahaya, dan tato wajahnya menunjukkan hal itu.
Tapi setelah ia masih belum bisa mendapatkan pekerjaan karena wajahnya yang menyeramkan, dia melakoni perjalanan yang panjang dan rumit untuk menghapus tato yang dimilikiinya, dengan harapan untuk memulai hidupnya yang baru.
Tadinya wajah dan tubuhnya dipenuhi dengan simbol kasar: pisau cukur yang berlumuran darah, swastika, huruf 'BENCI' tercetak di ruas-ruas jarinya.
Di mana pun ia berpaling Mr Widner dijauhi - di tempat kerja, di toko-toko dan restoran. Orang melihatnya sebagai seorang preman yang mengancam, bukan ayah yang penuh kasih. Dia merasa seperti sebuah kegagalan total.
Pasangan itu menjelajahi Internet mencoba untuk belajar bagaimana untuk menghapus tato wajah dengan aman. Tapi mereka mamiliki masalah : mereka hanya memiliki sedikit uang dan tidak ada asuransi kesehatan.
Dalam keputusasaan Widner melihat suatu solusi, yaitu asam dermal. Ia mencapai titik itu, katanya, di mana 'aku benar-benar siap untuk menyiram wajahku dalam asam. "
Dalam keputusasaan, Julie melakukan sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Dia menghubungi seorang pria kulit hitam yang dianggap gangnya sebagai musuh bebuyutan mereka.
Daryle Lamont Jenkins menjalankan kelompok anti-kebencian bernama One People's Project berbasis di Philadelphia. Aktivis 43-tahun ini adalah duri besar bagi supremasi kulit putih
.
Dalam diri Julie ia mendengar suara seorang wanita dalam kesulitan."Tidak peduli siapa dia dulunya atau apa yang telah diyakini," katanya. 'Inilah istri dan ibu siap untuk melakukan apapun untuk keluarganya. "
Mr Jenkins menyarankan bahwa Mr Widner mengontak T.J. Leiden, mantan neo-Nazi skinhead yang terkenal dan telah meninggalkan gerakan itu pada tahun 1996. Dia kini mengampanyekan toleransi.
Jenkins yakin Widner yang pernah dipenjara 4 tahun karena tindakan kriminal rasis, sudah berubah. Sebab itulah ia membantu menggalang dana untuk bedah laser tersebut. Singkatnya, Widner akhirnya mendapat penanganan ahlinya. Ia adalah Dr Bruce Shack dari Vanderbilt University Medical Center di Nashville. Reaksi Dr Bruce Shack adalah,"Ini bukan cuma sedikit tato, tapi ini adalah sebuah kanvas!". Widner mengatakan bahwa Dr Bruce Shack,"Tidak melihat tato tapi dia melihat saya sebagai manusia."
Proses pengilangan tatonya sendiri sangat menyakitkan. Setiap minggu, sekitar satu setengah jam prosesnya setelah itu sejam kemudian dilakukan pemulihan. Dr Shack dan timnya kagum dengan determinasi dan ketahanan dari Widner sementara Widner juga terkesan dengan komitmen dan perhatian dari Dr Shack.
Pengalaman Widner ini kemudian didokumentasikan dan ditayangkan di AS, bertajuk ‘Erasing Hate’. Widner pun amat gembira saat ada seorang wanita kulit hitam memeluknya dan berkata,’ Aku memaafkanmu’.
Namun demikian, Widner bersama istri dan anak-anak mereka terpaksa hidup di tempat yang dirahasiakan. Sebab, Widner mengungkap keberadaan sejumlah organisasi rasis rahasia kepada polisi.
theblaze/dailymail
theblaze/dailymail
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment
Komen dong, tapi yang sopan dan tidak spam ya