Kesetiaan Seekor Anjing Navy Seal terhadap Tuannya

Kesetiaan Seekor Anjing Navy Seal terhadap Tuannya
Seekor anjing bernama "Hawkeye" terlihat menunggui peti jenazah dari tuannya yang bernama Jon Tumilson. Jon Tumilson (35 tahun) adalah seorang anggota Navy Seal yang meninggal dalam misi bersama rekan-rekannya di Afganishtan awal Agustus lalu.

Hawkeye, anjing jenis Labrador ini dengan setia terus menunggui tuannya seakan-akan hendak menyampaikan pesan bahwa dia akan tetap setia dan tidak mau meninggalkan tuannya. 















7 Khasiat Si Buah Super "Blackberry"

Buah beri hitam atau disebut juga Blackberry atau Black Raspberry sangat berlimpah keberadaannya terutama di bagian timur Amerika Utara dan di pantai Pasifik, di Kepulauan Inggris dan Eropa Barat. Selain rasanya yang lezat, buah ini juga mengandung banyak nutrisi yang memberikan sejumlah manfaat kesehatan.Dalam beberapa literatur di katakan, ekstrak tanaman ini kaya akan anthrocyanin, flavonoid, dan senyawa fenol. Blackberry juga mempunyai kemampuan menyerap radikal oksigen (ORAC) melawan radikal perosokil, superoksida, hidrogen peroksida, radikal hidroksil, dan singlet oksigen.Berikut ini adalah beberapa manfaat kesehatan yang dipaparkan oleh sejumlah ahli, tentang khasiat dari blackberry:

1. Memperkuat daya tahanBlackberry merupakan makanan yang kaya akan vitamin C (dua kali lebih banyak dibandingkan blueberry). Menurut Ursula Arens, pakar nutrisi senior dari Inggris, vitamin C memiliki fungsi penting dalam tubuh."Sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh kita dan untuk kesehatan jantung, serta membantu menurunkan tekanan darah. Vitamin C juga membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan lain yang dimakan pada saat bersamaan, sehingga dapat mengurangi risiko anemia,” katanya.

2. Kesehatan pencernaanMenurut Arens, blackberry adalah salah satu buah yang sangat tinggi serat dibandingkan dengan buah lainnya. "Serat sangat penting bagi usus agar berfungsi dengan baik dan membantu mempertahankan berat badan yang sehat. Disamping juga meningkatkan kesehatan dengan membantu menurunkan kolesterol,” katanya.

3. Sembuhkan lukaBlackberry juga ternyata kaya akan senyawa tanin, yang berfungsi untuk menyembuhkan luka. Menurut Sarah Wilson, pakar gizi dari Princess Grace Hospital, London, dengan mengoleskan buah beri pada kulit yang terluka, akan mengencangkan jaringan. Sehingga membantu dalam menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi perdarahan.

4. Membantu melawan sel kankerBlackberry mengandung anthocyanin atau sekelompok pigmen pada tumbuhan yang memiliki sifat antioksidan. Beberapa anthocyanin dapat menghambat pertumbuhan sel tumor. Selain itu, beri hitam juga mengandung senyawa kimia C3G, atau biasa dikenal sebagai flavonoid, yang terbukti efektif melawan kanker kulit dan kanker paru-paru.

5. Melindungi mataBlackberries mengandung lutein, yang berfungsi melindungi mata dari pembentukan pigmen makul, yang merupakan daerah paling sensitif terhadap cahaya dan terletak di belakang retina. Lutein membantu untuk mencegah kerusakan mata yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet.

6. Pembentukan tulangSegenggam buah berry hitam memberikan Anda hampir setengah asupan harian mangan yang direkomendasikan. Seperti diketahui, mangan adalah sumber mineral yang paling baik. “Mangan membantu membentuk jaringan ikat tubuh, penting untuk membangun struktur tulang yang kuat, "kata Wilson.
7. Tingkatkan pertumbuhan selBlackberry mengandung folat atau biasa dikenal sebagai vitamin B9 atau asam folat, yang memainkan peran penting dalam pembelahan dan pertumbuhan sel sehat. Bagi wanita hamil, dianjurkan mengonsumsi buah ini, untuk mengurangi risiko bayi lahir cacat.

Sumber: Kompas

Robert Wolter Mongisidi

Robert Wolter Mongisidi
Muda, ganteng, cerdas dan berkharisma. Itulah Robert Wolter Monginsidi, sosok pahlawan nasional yang dianugerahi gelar tertinggi Negara Indonesia, Bintang Mahaputra (Adipradana). Di usia yang masih sangat muda dia menjadi pemimpin gerilya Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi melawan Belanda. Perjuangan beliau yang gigih melawan Belanda tidak akan terlupakan bukan hanya oleh rakyat Indonesia tapi bagi pihak Belanda waktu itu apalagi kelihaiannya meloloskan diri cukup membuat Belanda pusing dan kewalahan. Perjuangan yang berani, tanpa kompromi serta setia hingga akhir menjadi motto hidupnya sampai detik terakhir dia menghembuskan nyawaya. Meninggal di usia muda, masih 24 tahun tapi perjuangannya tidak akan terlupakan.


Beberapa menit sebelum dieksekusi, pemimpin gerilya yang ditakuti tentara pendudukan Belanda itu menjabat tangan serta mengampuni regu serdadu yang bertugas menghabisi nyawanya. Wolter berkata:" "Laksanakan tugas saudara, saudara-saudara hanya melaksanakan tugas dan perintah atasan, saya maafkan saudara-saudara dan semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa saudara-saudara. Mungkin Wolter sedang mengingat ucapan pengampunan Tuhan Yesus saat penyaliban-Nya di kayu salib.

"SETIA HINGGA TERAKHIR DALAM KEYAKINAN!" itulah sebuah tulisan Wolter yang ditemukan pada Alkitab yang dibawanya ketika dieksekusi dilakukan. Itulah pernyataan keyakinannya kepada Tuhan dan perjuangannya untuk Kemerdekaan Bangsa Indonesia tidak akan pernah pudar.


Dalam sepucuk surat untuk seorang gadis yang tinggal di Jakarta, Milly Ratulangi — sepucuk surat yang ditulisnya empat hari sebelum hukuman mati itu dijalaninya –  ia menggambarkan, dengan kalimat puitis yang menggetarkan, anak-anak muda zamannya “sebagai bunga yang sedang hendak mekar…digugurkan oleh angin yang keras”.(http://caping.wordpress.com/category/tokoh/page/21/).

Saya sendiri (Penulis) adalah pengagum beliau. Pas waktu kelas 5 atau 6 SD saya sempat menonton filmnya. Kekaguman saya bertambah karena ekspresi patriotismenya serta goresan-goresan penanya walaupun singkat tapi ternyata sangat luar biasa. Terkesan dan penasaran dengan kisah beliau serta goresan-goresan penanya, saya mencoba untuk melakukan wawancara dengan beliau. Berikut adalah petikan wawancara dengan beliau:

Coba ceritakan latar belakang Anda dan keluarga Anda sewaktu kecil.

Saya sebenarnya lahir di pesisir desa Malalayang, Manado  dari suku Bantik. Saya lahir pas hari Valentine yaitu tepatnya pada tanggal 14 Februari 1925. Saya putera ke 4 dari 11 bersaudara, Papa saya adalah Petrus Monginsidi dan Mama saya Lina Suawa.

Dari biografi dan catatan yang saya dapat dari Mr. Google, nampaknya Anda sempat menjadi guru di usia 18 tahun. Ini sangat menarik.   Bisa ceritakan latar belakang pendidikan Anda?

Ya saya sendiri melihat bahwa pendidikan itu penting. Jadi saya masuk pendidikan HIS tahun 1931, kemudian lanjut ke Sekolah MULO Frater Don Bosco Manado dan berlanjut ke Sekolah Pertanian yang didirikan Jepang di Tomohon serta Sekolah Guru Bahasa Jepang.  Setelah tamat saya mengajar bahasa Jepang di bebeapa tempat antara lain di Malalayang, Liwutung dan Luwuk Banggai. Karena saya pingin terus belajar akhirnya saya masuk SNIP Nasional di Makassar. Waktu itu saya sampai kelas III, itu di tahun 1945.

Apa yang mendorong Anda untuk berjuang dan angkat senjata. Bukankah lebih baik ngajar di sekolah saja dan bukankah itu sudah termasuk bentuk perjuangan?

Saya tidak bisa berdiam diri melihat kekejaman Belanda. Saya merasa sudah cukup waktu buat saya belajar dan mengajar di sekolah.  Bagi saya yang terpenting adalah bagaimana berjuang kembali untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI. Itulah yang mendorong saya untuk mengadakan konferensi pada tanggal 17 Juli 1946, di desa Rannaya. Dalam konferensi itu, dibentuk suatu induk organisasi kelaskaran yang disebut LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi), terpilih sebagai Ketua Ranggong Daeng Rongo dan Sekjennya adalah saya sendiri.

Keberanian, kecerdasan dan pembawaan diri Anda di medan pertempuran sangat disegani baik kawan maupun lawan. Ini yang juga digambarkan dalam film.  Saya ingin tahu, bagaimana Anda melakukannya di lapangan atau di medan sebenarnya? 

Ya, saya dipercaya memimpin aksi pertempuran melawan tentara Belanda baik didalam kota maupun di luar kota. Peralatan yang kami gunakan sih memang kalah canggih dibanding Belanda tapi kami menggunakan berbagai taktik dan strategi. Tentu saja itu belum cukup,  ditambah dengan tekad dan keyakinan maka saya yakin apa yang kami lakukan pasti akan merepotkan musuh. Dan itulah yang terjadi.

Anda termasuk lihai dalam meloloskan diri. Bisa ceritakan tentang hal ini? 

(Tersenyum). Lihai? Yang pasti saya tidak melakukannya dengan hipnotis atau main sogok seperti di zaman Anda sekarang. (Sekarang dia tertawa dan penulis yang tersenyum pahit :). Duit saja nggak punya. Ditambah lagi penjara jaman dahulu benar-benar penjara jadi bukan tempat untuk berleha-leha kayak zaman  Anda tuh. Saya ingat betul, waktu itu saya di tangkap tentara Belanda pada tanggal 28 Februari 1947 di Sekolah SMP Nasional Makassar. Saya dirantai di belakang terali besi tapi saya tidak menyerah. Pada tanggal 17 Oktober 1948 malam, bersama Abdullah Hadade, HM Yoseph dan Lewang Daeng Matari saya melarikan diri dari penjara melalui cerobong asap dapur.  Sebelum pelarian dilaksanakan, kawan-kawan saya dari luar telah menyelundupkan 2 buah granat tangan yang dimasukan di dalam roti.

Lalu bagaimana kisahnya sehingga Anda tertangkap kembali?

Setelah saya meloloskan diri, Belanda semakin gencar untuk menangkap saya, jadi mereka semakin mempersempit ruang gerak kami dan pasukan kami.  Belanda juga melancarkan taktik yang sangat lihai yaitu mereka memberikan bujukan hadiah bagi siapa yang akan menangkap saya dan teman-teman. Saya dihargai paling tinggi yaitu uang Rp 400,- Abdullah Hadade Rp 300,- HM Yoseph Rp 200,- dan Lewang Daeng Matari Rp 100,-. Dengan hadiah uang para pejuang kami dikhianati, dimana-mana ada mata-mata Belanda sehingga saya sempat berujar,"Tidak ada lagi bantal untuk kubaringkan kepalaku disini." Akhirnya saya tertangkap pada tanggal 28 Oktober 1947.  Saya dimasukkan ditahanan di Kiskampement Makassar dengan tangan dan kaki saya dirantai dan dikaitkan di dinding tembok. Saya dijatuhi vonis hukuman mati pada tanggal 26 Maret 1949 oleh hakim Meester B Damen.

Saya mendengar bahwa Anda sempat menulis pesan-pesan lewat goresan pena Anda sewaktu dalam penjara sebagai ungkapan tekad dan kesetiaan terhadap ibu Pertiwi serta harapan untuk meneruskan perjuangan suci buat bangsa. Bisa dijelaskan pesan apa yang Anda tulis? 


1.Jangan takut melihat masa yang akan datang. Saya telah turut membersihkan jalan bagi kalian meskipun belum semua tenagaku kukeluarkan.
2.Jangan berhenti mengumpulkan pengetahuan agar kepercayaan pada diri sendiri tetap ada dan juga dengan kepercayaan teguh pada Tuhan, janganlah tinggalkan Kasih Tuhan mengatasi segala-galanya.
3.Bahwa sedari kecil harus tahu berterima kasih, tahu berdiri sendiriâ!.belajarlah melipat kepahitan ! Belajar mulai dari 6 tahun, dan jadilah contoh mulai kecil sedia berkorban untuk orang lain.
4. Apa yang saya bisa tinggalkan hanyalah rohku saja yaitu roh kesetiaan hingga terakhir pada tanah air dan tidak mundur sekalipun menemui rintangan apapun menuju cita-cita kebangsaan yang ketat.
5.Memang betul, bahwa ditembak bagi saya berarti kemenangan batin dan hukuman apapun tidak membelenggu jiwa
6.Perjuanganku terlalu kurang, tapi sekarang Tuhan memanggilku, rohku saja yang akan tetap menyertai pemuda-pemudi. Semua air mata, dan darah yang telah dicurahkan akan menjadi salah satu fondasi yang kokoh untuk tanah air kita yang dicintai Indonesia.
7.Saya telah relakan diriku sebagai korban dengan penuh keikhlasan memenuhi kewajiban buat masyarakat kini dan yang akan datang, saya penuh percaya bahwa berkorban untuk tanah air mendekati pengenalan kepada Tuhan yang Maha Esa.
8.Jika jatuh sembilan kali, bangunlah sepuluh kali, jika tidak bisa bangun berusahalah untuk duduk dan berserah kepada Tuhan.

(Pesan-pesan itu adalah pesan asli Wolter Robert Mongisidi, tanpa diubah atau diedit oleh Penulis).

Ketika tiba pada hari Senin tanggal 05 September 2005 1949 sebagai hari penghukuman pada sekitar jam 05.00 subuh, di Panaikang Tello, putera bangsa terbaik Robert Wolter Monginsidi dengan gagah berani berdiri tegak di hadapan regu penembak. Kembali dia menulis dan meninggalkan pesan :

1. Setia Hingga Akhir di Dalam Keyakinan!
2. Saya minta dimakamkan di Polombangkeng karena disana banyak kawan saya yang gugur.
3.Sampaikan salam saya kepada Papa, saudara-saudara saya di Malalayang serta teman-teman seperjuangan, saya jalani hukuman tembak mati ini dengan tenang, tidak ada rasa takut dan gentar demi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tercinta.

Sesaat sebelum menuju ke tempat penembakan Wolter menjabat tangan semua yang hadir dan kepada regu penembak. Wolter berrkata; “ Laksanakan tugas saudara, saudara-saudara hanya melaksanakan tugas dan perintah atasan, saya maafkan saudara-saudara dan semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa saudara-saudara.".

Ketegaran dan keteguhan hati menghadapi moncong-moncong senjata yang dibidikan kepadanya dan menolak ketika matanya akan ditutup, ia berucap; "Dengan hati dan mata terbuka, aku ingin melihat peluru penjajah menembus dadaku.".

Dengan pekikan, "Merdeka!.merdeka..merdeka.. !!! dari Wolter, maka 8 butir peluru dimuntahkan ketubuhnya, 4 peluru di dada kiri, 1 di dada kanan, 1 di ketiak kiri menembus ketiak kanan, 1 dipelipis kiri dan 1 di pusar, dan seketika ia terkulai. Wolter gugur dalam usia 24 tahun.

Masa perjuangannya memang sangat singkat. Tapi jiwa nasionalismenya dipadu dengan keberanian, keteguhan hati, kesetiaan dan imannya sungguh sangat luar biasa.
Dia memberikan contoh jiwa nasionalisme dan patriotisme bagi anak muda masa kini.
Dia memberikan contoh ketekunan dalam belajar bagi anak muda, meraih pendidikan. yang lebih baik.
Dia memberikan contoh integritas dan pengorbanan bagi para pemimpin bangsa saat ini yang diwarnai krisis moral dan pemerintahan yang korup.
Dia memberikan contoh keberanian bagi seorang pemimpin untuk tegas dan tidak ragu-ragu serta mau keluar dari comfort zone untuk kepentingan bangsa.

Dia memberikan contoh iman bagi orang percaya yang mudah goyah imannya.

Robert Wolter Mongisidi, He is the True Hero.  



Wawancara imajiner ini didasarkan pada tulisan Drs A Noldi . Mandagie ditambah sumber lainnya.

Mama Maggie Groban : Mother Theresa dari Kairo

Mama Maggie Groban : Mother Theresa dari Kairo
Mama Maggie Groban, yang pelayanannya di daerah kumuh di  Kairo, sering disebut sebagai "Ibu Teresa" Mesir. Dia baru-baru ini berbicara di Pertemuan Global Leadership Conference di Gereja Willow Creek tentang bagaimana Tuhan telah bekerja dalam hidupnya untuk membantu anak-anak tunawisma.

Puluhan ribu pendeta, pemimpin pelayanan dan para pemimpin perusahaan yang mengikuti  KTT dua hari di Willow Creek Church di Barrington Selatan, Illinois dan situs di seluruh Amerika Utara disuguhi pembicara yang dinamis dari berbagai bisnis dan bidang sosial. Namun,  Groban yang rendah hati dan kadang dengan air mata ini membuat dampak yang luar biasa  selama sesi pagi hari Jumat, hari terakhir konferensi.

Groban adalah pendiri "
Stephen’s Children", sebuah pelayanan berbasis di Kairo, mendukung 80 TK dengan klinik medis, dan melayani anak-anak dari lebih dari 25.000 keluarga, semua dalam lingkungan pengumpul  sampah atau kawasan kumuh. Dia adalah calon penerima Hadiah Nobel Perdamaian dan juga dikenal sebagai "Ibu Teresa dari Kairo."

Setelah video perkenalan singkat tentang pelayanannya, Groban menerima standing ovation panjang dari mereka yang hadir.


Dalam sebuah pidato penuh dengan belas kasih, Groban mulai dengan menggambarkan waktu di Kairo ketika dia akan membelikan sepasang sepatu untuk seorang gadis muda yang meminta sepatu itu ditukar dnegan ukuran dewasa sehingga ibunya yang tidak punya sepatu bisa menggunakannya.

"Itu membuat saya shock," kata Groban sambil menangis. "Saat kembali ke rumah saya dan terus berpikir kalau saya berada di posisi ibu itu. Anda tahu, kita  tidak bisa memilih tempat di mana kita akan dilahirkan, tapi kita bisa memilih untuk menjadi orang berdosa atau orang kudus. "


Sesi pagi itu dipimpin oleh pendiri Gereja Willow Creek yaitu Pendeta Bill Hybels. Dia mengatakan keputusan untuk diadakan sesi khusus disebut, "
Tough Callings," adalah satu hal yang sulit. Hybels mengatakan dia berdoa meminta konfirmasi untuk  itu.

Hybels membuka sesi dengan menjelaskan perusahaan, kelompok, dan orang-orang yang mudah untuk menafsirkan sebagai kisah sukses. "Sangat mudah untuk meromantiskan kepemimpinan. Kita  senang berbicara tentang apa kisah-kisah sukses: Apple, Microsoft, dll. Kita menyukai kisah-kisah kepemimpinan yang kaya, "kata Hybels. "Kita perlu berhati-hati agar kita tidak terjebak ke dalam gagasan bahwa lebih sukses dalam kepemimpinan berarti lebih banyak uang, pengaruh, dll"

Kemudian, Hybels mulai mengajukan pertanyaan
: "Bagaimana jika Tuhan memanggil kita untuk pekerjaan penting yang mungkin tidak akan menjadi sukses? Bagaimana jika Tuhan memanggil kita untuk memimpin sebuah organisasi yang akan membutuhkan pengorbanan diri yang drastis dan tidak ada jaminan keberhasilan? Apakah Anda mau mendaftar untuk itu? "


Groban mengatakan ia menjalani kehidupan yang nyaman sebelum mengorbankan semuanya dan memenuhi panggilannya di Kairo. Dia adalah putri bungsu dari seorang dokter, datang dari keluarga kelas menengah yang menikmati banyak hal indah dalam hidup. Dia suka bepergian, senang dengan pakaian bagus, dan perhiasan, dan berpikir bahwa dengan memiliki hal-hal ini maka itu berarti menjadi elegan.

"Kemudian, saya menemukan bahwa menjadi elegan, itu (harus) datang dari dalam. Ini adalah cinta dan cinta sejati adalah memberi. Memberi sampai terluka, "katanya.

Dua puluh lima tahun yang lalu ia mendengar panggilan pertamanya dari Allah dan dia mengatakan  dia tidak pernah membayangkan apa yang dia lihat tersingkap dalam hidupnya.

Sebelum memulai pelayanannya, Groban mengajar ilmu komputer dan memberi kuliah  di Universitas Kairo.

"Saya memiliki siswa terbaik, terpandai di seluruh negeri itu. Ketika Allah ingin mempromosikan saya dia berkata, “Tinggalkan yang  terbaik dan tercerdas dan pergilah  ke tempat  termiskin. "Saat itu aku tidak bisa percaya," katanya. "Tapi saat itu aku menemukan Dia menyinari saya, menanti saya dengan mahkota kasih. Itu adalah saat ketika Anda mati terhadap diri sendiri, Anda menemukan keindahan dan kekuatan di dalam dirimu. "

Groban menggambarkan kelaparan yang luar biasa yang dialami anak-anak di daerah kumuh Kairo tidak hanya lapar untuk makanan, tetapi untuk cinta.

"Ketika saya mendengarkan seorang anak miskin berbicara, saya  mendengarkan detak jantung Yesus yang berdetak bagi seluruh umat manusia," katanya.

Pada akhir pidatonya, Groban kembali mendapat tepuk tangan meriah meriah.

Hybels berdoa setelah berbicara dan kata-katanya mencerminkan momen khusus di konferensi.

"Bapa di surga, terkadang kami  dipengaruhi oleh wajah dan kehadiran seorang pemimpin. Mama Maggie tidak cocok dengan deskripsi apa yang paling kita miliki dalam pikiran kita tentang kapasitas yang tinggi, dampak tinggi, pemimpin berani dan namun kami merasakan dampak dari kehadirannya.

"Kami merasa dampak dari semangat dan ada puluhan ribu anak di Kairo yang merasakan dampak kepemimpinan yang kuat. Dia membawa harapan dan membantu di  lingkungan yang sangat sulit ...,".


(Christian Post)




Glenn Cunningham : Never Quit

Glenn Cunningham : Never Quit

Glenn V. Cunningham ( 4 Agustus , 1909 – 10 Maret, 1988) adalah seorang pelari Amerika jarak menengah yang terkenal dan seorang atlit yang dianggap 'miler' (pelari 1 mil)  terbesar Amerika sepanjang masa. Dia menerima penghargaan James Sullivan Award sebagai atlit top amatir di Amerika Serikat pada tahun 1933.

Lahir di Kansas, Glenn memiliki julukan  "Kansas Flyer", "Elkhart Express" dan " Kuda Besi dari Kansas". Julukan yang luar biasa mengingat kondisinya sebenarnya yang tidak biasa. Pada usia tujuh tahun, kaki Glenn Cunningham terbakar sangat parah dalam ledakan dan kebakaran yang menewaskan kakaknya. Dokter keluarga mengatakan dia mungkin tidak akan pernah berjalan lagi. Namun, setelah 22 bulan melelahkan, Glenn berjalan untuk pertama kalinya. Dua belas tahun kemudian, di Elkhart,Kansas, ia berlari dengan kaki yang sakit dan terluka untuk mencatat rekor dunia sekolah menengah atas dalam jarak 1 mil (4:27.7). 

Sepanjang hidupnya dia harus mengurut kakinya dan menghabiskan waktu yang cukup lama untuk latihan pemanasan demi menjaga sirkulasi darah. Dengan kata lain dia tidak pernah berlari dengan mulus dan efisien seperti atlit normal lainnya tapi dia mengkompensasikannya dengan ketekunan dan kekuatan. Dia tidak pernah menyerah. 


Tiga tahun kemudian saat masuk Kansas University, Glenn membuat rekor perguruan tinggi nasional di lomba satu mil. Pada tahun 1934, dua tahun setelah rekor nasional, ia mencatat rekor dunia di jarak 1 mil, rekor yang bertahan selama empat tahun. Lalu ia memenangkan Medali Perak di Olimpiade 1936 di Berlin. Bahkan saat ia bekerja dan memperoleh gelar doktor dalam pendidikan, ia terus mengikutikompetisi, mencatat rekordalam ruangan di tahun 1938 dengan waktu 4:04.4.
Pada tahun 1979, ia terpilih oleh New York City Madison Square Garden sebagai "The Outstanding Track Performer of the Century ". Dia memenangkan 21 perlombaan dan mencatat tujuh rekor dunia di MSG.

Setelah karir Glenn berakhir, ia dan istrinya Ruth menjalankan  pelayanan ‘the Cunningham Youth Ranch’ selama lebih dari 30 tahun. Sebagai orang Kristen yang berdedikasi, Glenn dan Ruth memberikan arah, untuk memiliki iman pada Tuhan dan untuk "tidak pernah berhenti."

Kisah Glenn  telah dirayakan dalam otobiografinya, Never Quit (Ditulis bersama dengan George X. Sand), dan buku Dr. Paul Kiell, 'American Miler: The Life and Times of Glenn Cunningham'.

Berikut adalah wawancara antara Glenn Cunningham dan penulis laris Darryl Hicks selama 1981 yang diedit kembali oleh penulis.

Kami bersekolah di sebuah sekolah kecil dua mil dari rumah kami. Hari itu 9 Februari 1917 dan ada salju di tanah. Seperti biasa saya dan kakakku Floyd 13 tahun, adik berusia 11 tahun Letha, dan Raymond 9 tahun pergi ke Sekolah.

Di sekolah Floyd menempatkan kayu di dalam tungku besar untuk memenaskan ruangan, sementara Raymond dan saya pergi ke papan tulis untuk bermain game dan menggambar.
Saat dia mengambil galon yang berisi minyak tanah yang ada  di dekatnya dan mulai menuangkan ke dalam kompor, tiba-tiba semuanya meledak. 


Tampaknya seseorang telah mengisi gallon itu dengan bensin. Ketika ia menuangkan bensin pada bara api, kami berdua langsung diselimuti dalam api. Kami terjebak di dalam, menghirup semua asap. Syukurlah Letha mendengar ledakan dan melihat api dan asap di dalam jendela, dan
ia berlari untuk menarik pintu samping terbuka.

Dokter mengatakan bahwa tidak ada harapan untuk Floyd. Ia terbakar terlalu parah. Dokter mengatakan kepada orang tua saya, "Jika infeksi itu terlalu buruk, "katanya kepada Ibu dan Ayah," kita tidak akan punya pilihan lain selain mengamputasi. Apapun, Glenn tidak akan pernah dapat berjalan lagi dengan kakinya. Kakinya terbakar terlalu parah. "

Floyd keadaanya semakin memburuk. Dia tidak berbicara sama sekali. Kemudian sekitar tengah malam setiap malam, dia mulai bersenandung melodi himne lama, " God Be with You Till We Meet Again ". Kami menghadiri kebangunan rohani gereja. Bahkan, saya  telah menjadi Kristen di salah satu rumah persekutuan. Saya ingat itu lagu favorit Floyd. Beberapa hari kemudian, ia bersenandung, , kata-kata yang sebenarnya pertama saya dengar sejak ledakan. Dia menyelesaikan baris terakhir dengan terbata-bata, "Bertemu ... bertemu ... di kaki Yesus," lalu ia mengambil tangan Ibu dan menaruhnya di wajahnya. Dia meninggal sembilan hari setelah kebakaran....

Infeksi mulai menyebar melalui kaki saya. Dokter menyarankan amputasi. Meskipun mereka tidak berada di ruangan tempat aku terbaring, aku ingat dengan jelas setiap kata –katanya kepada Ibu, "Anda akan menghadapinya. Glenn akan menjadi cacat seumur hidupnya. " Saya pikir itu pada saat itu bahwa saya membuat salah satu keputusan terbesar dalam hidup saya.
Ketika Ibu datang kembali, aku mengatakan ,”TIDAK  akan menjadi cacat!Wanita itu salah."Syukurlah! Ibu melakukan sesuatu yang saya akan selalu bersyukur atas. Dia menciumku dan berkata, "Aku tahu, Glenn. Dia salah. "Saya ingat pernah mengatakan berulang kali," Saya akan berjalan!
Saya  akan berjalan! "

Saya telah kehilangan semua daging di lutut dan tulang kering, serta semua jari-jari kaki pada kaki kiri saya. Lengkung transversal saya sebagian besar hilang. Namun keluarga saya terus merawat saya dengan memijat kaki saya. Bahkan setelah saya bisa berdiri, memegang dengan baik tempat tidur atau
kursi, anak tetangga berkata, "Ah, Anda tidak akan pernah berjalan lagi!" Tapi, saat itu saya tahu bahwa itu tidak akan menghentikan saya.

Malam Natal 1917, Glenn memberi ibunya hadiah Natal dengan mengambil langkah pertama
tanpa memegang apa-apa. Tetangga dan anggota keluarga mengatakan bahwa Glenn
 berjalan miring. Dia masih tidak bisa meluruskan kaki kanannya. Setiap langkah adalah "seperti belati," tapi dia tidak pernah berhenti berusaha. Lalu ketika dia berumur 12, setelah Cunningham pindah dekat Elkhart, ia meraih kemenangan dalam perlombaan lari mil di trek dan lapangan sekolah.


Saya muncul  di trek dengan celana kerja yang dan tebal bersol sepatu kanvas. Saya
adalah anak kelas empat, dan sebagian besar lainnya atlet sekolah tinggi. Semua dari mereka mengenakan celana pendek lari dan sepatu lari berduri.
Saya  pasti terlihat seperti David berbaris melawan semua raksasa, tapi pasti akan menang! Dan Glenn membuktikannya.


Selama bertahun-tahun, Glenn menghabiskan banyak waktu melalui ritual melelahkan melakukan pemanasan dan memijat kaki bekas lukanya tetapi Glenn tampaknya tidak pernah menyebutkan kekakuan dan nyeri kaki yang membakarnya dalam setiap wawancara selama dia mengikuti pertandingan. 

Ibu saya dan Ayah selalu mengajak kami untuk  tidak pernah mengeluh. Saya diminta untuk melakukan
banyak pidato selama bertahun-tahun, dan saya sering berbicara tentang mengatasi tantangan, tapi saya hanya selalu berpikir bahwa saya harus melakukan yang terbaik dan tidak pernah berhenti.

Selama hidupnya Glenn sering berkata, "Aku lebih suka mati daripada menjadi biasa-biasa saja." Dalam kehidupan, ia ingin menjadi yang terbaik, meskipun dia tahu kegagalan tersebut sebagai penting untuk
sukses sebagai pemenang. Dia mencontohkan kebutuhan untuk menang jujur, bertujuan tinggi,
mengejar kebahagiaan dan tidak pernah berhenti.

Glenn sebenarnya bisa menggunakan ketenaran dan kelebihannya untuk meraih banyak uang tapi dia tidak melakukannya. Dia justru mendanai pelayanan bagi anak muda  yang dia lakukan seumur hidupnya dan juga penjadi pengkhotbah. Ayat favoritnya adalah Yesaya 40:31 “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” 

Isaiah 40:31""But those who wait on the Lord shall renew their strength; they shall mount up with wings like eagles, they shall run and not be weary, they shall walk and not faint."

sumber : http://www.mybestyears.com/InterviewSpotlights/CUNNINGHAMGlenn, Wikipedia, dll.


 


Qian Hongyan dan Impian Olimpiadenya

Qian Hongyan dan Impian Olimpiadenya
Qian Hongyan kehilangan kedua kakinya dalam sebuah kecelakaan pada saat dia berusia  tiga tahun pada tahun 2000.  Keluarga Hongyan tidak mampu membelikannya alat bantu berjalan, sehingga mereka memberinya bola basket untuk membantunya bergerak. Hongyan menggunakan sapu sebagai tongkat. Dia dapat melakukan perjalanan  dari dan ke rumah dan ke sekolah dengan bantuan bola basket. Lima tahun kemudian, dokter akhirnya memberikannya kaki palsu.

Pada bulan Mei 2007 ada perlombaan olahraga tingkat nasional untuk atlet-atlet yang berkemampuan spesial di Kunming. Qian Hongyan pergi menonton pertandingan setiap hari dan melihat perjuangan para pemain yang cacat dalam pertandingan itu yang membuatnya terharu. 
Setelah pertandingan olahraga itu usai, Qian Hongyan bertekad untuk bergabung dalam klub renang khusus. Dia dan orang tuanya pergi berkonsultasi dengan Zhang Honghu, seorang pelatih terkenal yang telah melatih banyak juara renang cacat. Kemudian, Qian Hongyan mulai berlatih  di klub renang dan melakukan latihan renang secara  profesional.

"Qian Hongyan belajar keras. 
Dia tidak pernah mengeluh dalam latihan meskipun dia dihadapkan dengan banyak kesulitan di awal, "kata pelatihnya.

Pada awalnya, Zhang tidak memberikan  perhatian khusus untuk Qian Hongyan."Kemampuan individu adalah penting dalam memilih pemain," katanya. 
"Qian Hongyan tidak memiliki kaki.  Zhang membuat rencana pelatihan khusus bagi Qian Hongyan untuk membantu keseimbangan bahunya.

Qian Hongyan berenang sekitar 2000 meter dalam sehari. 
Dia selalu melakukan latihan, sit-up, angkat barbel dan sebagainya dengan  hati-hati. Setelah periode yang singkat, Zhang terkejut, ia menemukan bahwa Hongyan berbakat dalam berenang. Zhang mengatakan, "Hongyan adalah perenang yang sangat baik tapi akan membosankan dan membutuhkan waktu lama untuk melatih dan mengulangi latihan setiap hari. Saya tidak bisa menjamin ia akan menjadi juara dunia. Namun, saya dapat mengatakan bahwa dia pasti seorang perenang yang menjanjikan. Keinginan  terbesar kami adalah untuk melatih dirinya untuk memiliki sikap positif terhadap kehidupan ".


Mimpi Qian Hongyan adalah untuk ambil bagian dalam Olimpiade 2012 khusus dan menjadi juara dunia.. Dia bekerja keras untuk meraih impiannya.

Heaven's Rain : Mengampuni Pembunuh Orang Tuanya

Heaven's Rain : Mengampuni Pembunuh Orang Tuanya


Dengan apakah Brooks Douglass bisa bertahan hidup setelah orang tuanya dibunuh secara brutal, mengampuni pembunuh orangtuanya, menulis skenario dan berperan sebagai ayahnya dalam sebuah film yang menceritakan tragedi kelam dalam hidupnya?    Dengan iman.

Brooks Douglass menceritakan kisah tragis keluarganya dalam film terbaru "Heaven’s Rain”. Film ini menceritakan bagaimana kehidupan keluarganya berubah setelah dua pria menodong orang tua dan dirinya lalu memperkosa kakaknya dan menembaki mereka secara brutal.

Douglass dan adiknya, Leslie, dibesarkan dalam keluarga Kristen, kedua orang tua mereka melayani sebagai misionaris di ladang misi di Brasil. Keluarga mereka kemudian pindah ke Oklahoma City dan ayahnya menjadi pemimpin sebuah gereja Baptis.

Pada  tanggal 15 Oktober 1979, mereka hidup sesuai dengan apa yang mereka khotbahkan yaitu dengan  menawarkan bantuan kepada seorang pria yang bertanya apakah ia bisa menggunakan telepon mereka. Pria itu Glen Ake bergabung dengan rekannya Steven Hatch  mengeluarkan senjatanya dan menodong keluarganya. Douglass, yang berumur 16 pada waktu itu, diikat bersama orang tuanya sementara adiknya yang berumur 12 tahun dibawa ke lantai dua dan diperkosa.

Kedua pria itu kemudian menembak semua anggota keluarga Douglass dan meninggalkannya begitu saja karena mereka mengira  semuanya sudah mati. Douglass dan adiknya berhasil bertahan sementara orang tua mereka meninggal seketika. Mereka meninggalkan rumah mereka dan mencari pertolongan.

Douglass, sekarang 48 tahun, mengatakan bahwa apa yang terjadi padanya tidak membuatnya berpaling dari imannya. "Saya tentu tidak pernah berpikir untuk meninggalkan iman saya. Ada begitu banyak cara di mana saya melihat tangan Allah di tempat kerja saya dan dari waktu ke waktu. Pasti ada saat-saat aku marah pada Tuhan. "

Ketika ia dan adiknya meninggalkan rumah mencari pertolongan, ia menyadari bahwa tidak ada yang  pernah terjadi tanpa tangan Tuhan bekerja. Meskipun ia tidak benar-benar memahami alasan mengapa hal itu terjadi, ia tahu bahwa ada alasan mengapa ia dan adiknya selamat.

"Saya berteriak pada Tuhan bertanya kepada Dia mengapa Dia membiarkan ini terjadi tapi jawabannya selalu kembali mengatakan 'Aku bersamamu, Aku lebih dekat kepadamu dan  sekarang Akupun selalu bersamamu." Dia menambahkan, "Allah benar dengan firman-Nya. Aku punya keluarga. "

Pada tahun 1990 ia terpilih sebagai senator  termuda negara bagian di Oklahoma ketika dia berusia 27 tahun. Dia mendorong undang-undang yang memungkinkan korban kejahatan untuk menyaksikan eksekusi, yang memungkinkan dia dan adiknya untuk menonton aliran racun ke pembuluh darah Steven Hatch.

Glen Ake dan temannya ditangkap pada tahun 1980 dan dijatuhi hukuman mati. Tapi selama sekitar 16 tahun Douglass harus pergi ke pengadilan untuk bersaksi tentang apa yang telah  terjadi.

Pada tahun 1995, Douglas meminta kesempatan untuk berbicara dengan Glen Ake. Itu adalah  yang momen diceritakan dalam film dan menjadi salah satu adegan paling penting. Ketika ditanya apa yang ia rasakan selama adegan bahwa ia berkata, "Ini jauh lebih buruk daripada apa yang saya pikir akan. Itu sangat brutal. Ini adalah sesuatu yang saya tidak pernah ingin lakukan lagi. "

Karena ia berasal dari keluarga yang menekankan kekuatan dari pengampunan, ia ingin merefleksikan kehidupan orangtuanya. Tapi "saat aku sedang berjalan di pertemuan itu, pengampunan adalah hal terakhir yang saya pikirkan, saya marah," kenangnya.

Douglass berhasil mengampuninya dan ia merasa seolah-olah ia bisa bernapas lagi.

"Ketika saya mengatakan kepadanya bahwa saya  memaafkannya, saya ingat jatuh kembali ke kursi dan benar-benar merasa seperti tubuh saya penuh dengan air dan itu adalah racun. Saya merasa seperti air itu membanjiri keluar dari ruangan dan itu sangat nyata. "

"Setelah 15 tahun, saya merasa seperti saya bisa bernapas lagi. Saya hampir sesak napas karena perasaan itu. Ketika saya berjalan keluar, dedaunan di pohon-pohon itu hijau, langit biru, semua indra saya merasakannya. "

Judul "Heaven's Rain" didasarkan pada kutipan dari Matius ("Dia mengirimkan hujan pada orang yang benar dan tidak benar") dan dari William Shakespeare ("The quality of mercy is not strained. It droppeth as the gentle rain from heaven" ).

Film ini menunjukkan bahwa iman dan pengampunan lebih kuat daripada yang pernah dibayangkan orang.

"Penyembuhan dan pengampunan adalah suatu proses," menyimpulkan Douglass. "Kadang-kadang kita hanya harus berkata 'Tuhan, aku bersedia memaafkan tapi aku belum siap untuk mengampuni sekarang' dan benar-benar jujur ​​dengan diri sendiri. Saya berpikir bahwa Allah dapat menghormati itu dan bekerja dalam hati kita untuk akhirnya membawa kita ke tempat di mana kita bisa mengampuni. " (Christian Post)

A Job or A Ministry?

A Job or A Ministry?
Do you have a JOB or a MINISTRY???

Check this perspective. Some people have a JOB in the church; others involve themselves in a MINISTRY. What's the difference???

If you are doing it just because no one else will, it's a JOB.
If you are doing it to serve the Lord, it's a MINISTRY.

If you quit because someone criticizes you, it's a JOB.
If you keep on serving, it's a MINISTRY.

If you'll do it only so long as it does not interfere with other activities, it's a JOB.
If you're committed to staying with it even when it means letting go of other things, it's a MINISTRY.

If you quit because no one praises you, or thanks you, it's a JOB.
If you stay with it even though no one recognizes your efforts, it's a MINSTRY.

If your concern is success, it's a JOB.
If your concern is faithfulness, it's a MINISTRY.

The average church is filled with people doing JOBS.
A great and growing church is filled with people involved in MINISTRY.

Where do you fit in??? Where does your church fit in???

If God calls you to a MINISTRY, don't treat it like a JOB.
If you have a JOB in the church, give it up and find a MINISTRY.

God doesn't want us feeling stuck with a JOB,
but excited and faithful to Him in MINISTRY.

Author Unknown

I Corinthians 15:58 "Therefore, my beloved brethren, be ye stedfast, unmovable, always abounding in the work of the Lord, forasmuch as ye know that your labour is not in vain in the Lord."

Su Meck, Meraih Gelar Setelah Sempat Kehilangan Ingatan

Su Meck, kini 45 tahun,  pernah kehilangan memori otaknya pada umur 22 tahun. Baru-baru ini ia meraih pencapaian yang luar biasa dalam hidupnya yaitu meraih gelar di bidang musik dari Montgomery College dengan IPK yang mencengangkan yaitu  3,9.

Su Meck, di tahun 1988 saat berumur 22 tahun, terpukul kipas langit-langit di dapur selagi memasak. Seminggu kemudian ia sadar, tetapi menurut dokternya kapasitas mentalnya seperti seorang anak kecil. Otaknya seperti anak berumur 4 tahun. Bicaranya hanya beberapa frasa. Su Meck tidak lagi mengenal suami dan dua anak laki-lakinya yang masih bayi. Ia hampir tidak bisa membaca atau menulis,berjalan, makan, berpakaian atau menyetir.

Tes dengan MRI menunjukkan, otak Meck mengalami keretakan. Cedera ini membuatnya mengalami amnesia retrograde lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat masa lalu. Suami Meck, Jim, menjelaskan, istrinya seperti orang mati. “Kepribadiannya hilang,” kata Jim seperti dikutip dari situs Washington Post.


Dia meninggalkan rumah sakit dua bulan kemudian dengan melewati beberapa tes seperti mengendarai sepeda, menyiapkan makanan dan membaca sebuah buku cerita anak-anak. Buku pertama Su 'yang baru" adalah   Dr. Seuss’s “Hop on Pop.”

Saat ia kembali ke keluarganya tentu saja ia mendapatkan bantuan dari suaminya, keluarga dan temannya. Tapi kembali ke dalam kehidupannya sebagai istri dan ibu muda dari anak-anak bagianya seperti "terjun bebas". Ia tidak mengenali mereka dan ia sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan. Su Meck mengaku sering bingung. "Apa yang harus aku lakukan? Apa rencanaku ke depan? Apa tujuanku? Apakah aku harus jadi aku yang dulu sudah dikenal orang ataukah aku harus jadi orang baru?" Ia juga harus mencintai suami dan anak-anak yang "belum ia kenal".

Akan tetapi, perlahan dia berhasil menjalani hidup. Ia belajar makan, berpakaian, menelepon sendiri, bersepeda, serta membaca dan menulis. Beberapa tahun setelah kecelakaan, ia takut berbicara lewat telepon. Menulis juga jadi salah satu tugas yang sulit dilakukannya. Su Meck seringkali kehilangan orientasi saat berkomunikasi via telepon dengan keluarganya di tahun-tahun awal setelah keluar dari rumah sakit. Akhirnya ia berkomunikasi dengan mereka lewat surat dengan tulisan dan spelling seperti anak kecil.

Pada sebuah e-mail untuk ibunya, Su Meck menulis, "The boys play good with Legos now so givs me a chance to rite. I hav to go to mor doctors be case fall lots to hitig head bad head ackes."

Selama bertahun-tahun, Meck hidup sebagai istri dan ibu. Dia pun belajar membaca dan menulis dari anak-anaknya. Dia menjadi relawan di perpustakaan sekolah sehingga bisa membaca dan belajar kembali. Putranya, Benjamin Meck mengenang ,"Sekolah itu adalah untuk kami berdua."

Pasca kecelakaan, putra ketiganya, Kassidy (18) lahir. Sembilan belas tahun setelah kecelakaan, pada tahun 2007, Meck sekolah lagi untuk pertama kalinya. Mengapa Meck kuliah? “Saya tidak benar-benar tahu apa yang akan saya lakukan. Dan Montgomery College ada di sana,” jelasnya.

Dia bertanya anak-anaknya apa yang harus dibawa ke kelas, bagaimana membuat catatan, bagaimana mengajukan pertanyaan dan menulis paper. Kelas pertamanya adalah sosiologi, manajemen stres, dan remedial matematika.

Menurut Jim, Meck adalah pelajar yang lambat. Dia harus bersusah payah mengerjakan tugas, membaca bagian yang sulit berulang-ulang  sehingga dia bisa mengingatnya.

Dengan perjuangan yang penuh ketekunan, Meck akhirnya lulus dan meraih gelar college pertamanya dengan IP 3,9 dan mendapatkan p[enghargaan kehormatan Phi Theta Kappa. Setelah ini, Meck dan suaminya berencana pindah ke Massachusetts. Dia  mendaftarkan diri di Smith College, Massachusetts untuk meraih gelar sarjana.


Su Meck berdoa saat makan bersama dgn ayah dan putrinya (kanan).

Brian "Head" Welch, Mantan Gitaris Korn Bertobat

Brian "Head" Welch, Mantan Gitaris Korn Bertobat

“Divine love is powerful. It’s the only source that can make a hopeless dead person want to live again . “
 -Brian "Head" Welch, @brianheadwelch di Twitter 23 Juni. Status di bawah profil Twitternya : “Used to be dead ... now I’m alive.”

 Mantan gitaris Korn , Brian "Head" Welch memberikan kesaksian tentang hidupnya yang yang dikuasai narkoba dan perjumpaannya dengan Kristus yang mendorongnya untuk meninggalkan narkoba dan bandnya dalam video I Am Second.

Welch meninggalkan salah satu kelompok
metal paling sukses pada tahun 2005 setelah menjadi Kristen. Pertobatannya kepada Kristus  didokumentasikan dalam bukunya yang menjadi salah satu buku bestselling versi New York Times: Save Me From Myself: How I Found God, Quit Korn, Kicked Drugs, and Lived to Tell My Story, Washed by Blood: Lessons from My Time with Korn and My Journey to Christ dan rilis terbarunya Stronger: Forty Days of Metal and Spirituality.

Welch, 41,
berjuang dengan kecanduannya terhadap kokain dan alkohol dan lain-lain selama bertahun-tahun. Setelah pernikahannya berantakan, ia menjadi seorang ayah tunggal. Ia membawa putrinya, Jennea untuk ikut tur bandnya, tapi ia tahu lingkungan tidak cocok untuknya dan dia bisa melihat, seiring dengan berjalannya waktu anaknya kehilangan respek terhadapnya. Baginya, respek dari anaknya jauh lebih penting daripada menjadi kaya. Dia juga merasa ‘become sick of "chasing the almighty buck."

"Bayangkan dalam penjara depresi dan melihat kepolosan
anak ini setiap hari, melihat diri saya setiap hari, menginginkan bimbingan dari saya," kata Welch .
 
Setelah menerima
sebuah undangan untuk ke gereja dan mendengar tentang kuasa doa, ia pulang ke rumah dan berseru kepada Yesus. Hal itu dia lakukan di tengah kecanduannya. Selama periode dua minggu, ia bisa merasakan Allah menghilangkan dorongan kuatnya  untuk menikmati narkoba. Dia merasakan  "kehadiran damai" yang menyapanya, membuatnya untuk mencari dan mengakui Allah.

Setiap akhir minggu, Welch mulai membaca Alkitab, beberapa temannya membantu menjelaskan setiap hal yang terkandung didalamnya, sampai akhirnya Welch memutuskan meninggalkan band yang telah membesarkannya. 

“Keputusan ini pasti akan membuat rekan-rekanku marah. Membuat mereka bingung. Saya membuat keputusan diwaktu yang kurang tepat. Kami baru saja keluar dari SONY, dan kami memiliki banyak uang, cukup untuk membuat album sendiri, tapi saya ingin membuktikan pada diri saya sendiri bahwa uang bukanlah tuhan saya” katanya. “Saya berbicara dengan Jonathan (Davis) dan dia berkata ‘Saya tidak mengerti bung, kita semua bahagia dan bisa seperti sekarang ini karena band kita adalah band yang sukses’ sebetulnya saya ingin menjawab ‘Ketahuilah, beberapa tahun belakangan, ketika kalian pergi berpesta saya hanya duduk di Bus Tur ingin bunuh diri !’ “

Welch juga mengatakan bahwa menjelang hari-hari terakhir perpisahannya, dia mencoba untuk menjangkau rekan-rekan dalam bandnya, tapi tidak ditanggapi dengan baik. Dia menghabiskan hari terakhirnya dengan berbicara dengan Basis Korn Fieldy, bahkan merencanakan untuk membantunya membuat album baru, yang merefleksikan pertumbuhan iman didalam Kristus. Namun kemudian Fieldy mundur dengan teratur.

Welch
merilis album solo pada tahun 2008 : Save Me From Myself (Selamatkanku dari diriku sendiri)."Lagu ini berbicara secara terbuka tentang pergumulannya menghadapi kecanduan dan penebusan Allah terhadap-Nya. “Father! Thank You / Father! I live for You now! / Oh my God I live For You now.”

Dia ingin merilis album keduanya pada akhir tahun.

Menyadari banyak orang yang mengalami  keputusasaan dan krisis iman - sama seperti dia - ia berbicara di gereja-gereja dan terus menulis tentang pengalamannya. Akhir pekan lalu, ia membagi kesaksiannya di Parkview Gereja Kristen di Orland Park, Illinois

"Anda berpikir narkoba adalah menyenangkan? Ada orang di sini bermain-main dengan
drugs? "Tanyanya pada acara tersebut. "Biarkan Tuhan masuk dalam hidup Anda. Anda di sini karena suatu alasan. Anda akan mendapatkan sesuatu yang sangat tinggi. Allah Yang Maha Tinggi. "

"Saya merasa seperti saya diberi kesempatan untuk melompat pada roller coaster dunia ini dan
menaikinya," tambahnya. "Saya punya semua yang saya inginkan. Saya membeli semua yang saya bisa beli. (Tapi) tidak ada yang sebanding dengan hubungan dengan Tuhan. "


Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design