Kekuatan Pengampunan : Kesaksian Susanne Geske

Kekuatan Pengampunan : Kesaksian Susanne Geske

Tilmann Geske  seorang misionaris Jerman bersama dua rekannya dibunuh secara brutal pada tanggal 18 April 2007 di Malatya di Turki Tenggara.Tilmann Geske yang berusia 45 tahun bekerja sebagai penerjemah di Christian Publishing House Zirve.

Dua orang Kristen Turki lain - Necati Aydin (35) dan Ugur Yuksel (32) - juga ditemukan dalam keadaan terikat dan leher mereka dilukai. Menurut laporan pers Turki korban secara brutal disiksa sedemikian parah. Pada
tubuh Geske ditemukan sebanyak 156 luka tusukan pisau.

Dua tahun setelah peristiwa itu Susanne Geske, istri dari Tilmann Geske datang ke Turki untuk memberikan pengampunan kepada para pembunuh suaminya.

Susanne juga bercerita tentang bagaimana penyertaan Tuhan selama dua tahun terakhir. "Saya tinggal di Malatya, Turki dan dua tahun yang lalu suami saya dan dua orang temannya dibunuh di kantor mereka oleh lima orang lokal dan itu adalah saat yang benar-benar mengejutkan, hari yang benar-benar mengejutkan.

"Pada awalnya saya merasa berada di dunia yang kelam, saya  sangat terkejut dan tersingkir. Tapi setelah beberapa saat aku menyadari bahwa aku kini sendirian tapi aku berpegang pada firman Allah dan mulai membacanya  gila-gilaan dan saya hanya berpegang pada- Nya. Saya pernah bertanya pertanyaan 'mengapa' tapi saya bilang Dia membawa suami saya keluar dari hidup saya dan memberi saya beban ini dan sekarang Allah meletakkan semua hal baru di bahu saya jadi sekarang kita harus membawanya jadi itu tanggung jawab saya. " Jadi kadang-kadang saya berdebat dengan Tuhan tapi saya juga bisa merasakan anugerah-Nya. Semua doa-doa orang di seluruh dunia benar-benar membantu kami melalui semuanya ini. "

Bapa ampunilah mereka ...

Susane yang memiliki tiga anak diwawancarai oleh ATV saluran televisi Turki ketika ia mengutip kata-kata Kristus di kayu salib: "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan."

Susanne berbagi apa yang menyebabkan dia membuat pernyataan yang kuat tentang pengampunan di televisi Turki: "Pada hari berikutnya saya ditanya apakah saya ingin mengatakan sesuatu kepada media dan saya pikir tidak, saya tidak ingin melakukan itu. Tapi kemudian pendeta di sana mengatakan mereka selalu ingin ada kesempatan untuk mengatakan sesuatu kepada rakyat di negara mereka jadi saya pikir itu mungkin sesuatu yang baik untuk dilakukan."

"Jadi saya membuat doa singkat dan firman dari Tuhan datang ke pikiran saya ketika Yesus di salib dan berkata 'Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan." Saya pikir ya hanya itu dan itu seperti sesuatu yang turun dari surga dan mengatakan kepada saya ayat ini. Jadi saya pergi dan menghadap kepada orang-orang dan berkata: "Baik, saya akan melakukan apa yang Yesus lakukan" . Itu adalah hal yang berani yaitu  pertama-tama untuk melakukan apa yang Yesus lakukan yaitu mengampuni mereka, jadi saya lakukan.lalu kemudian perasaan itu datang”

Dampak dari satu kalimat

Ketka ditanya bagaimana pers menanggapi kata-kata pengampunanya: "Saya kira salah seorang wartawan mengatakan apa yang  misionaris tidak bisa lakukan dalam seribu  ribu tahun telah  saya lakukan dalam satu kalimat. Ada banyak respon yang baik.

"Saya tidak tahu apa yang pelaku pikirkan karena saya tidak diizinkan untuk berbicara dengan mereka tetapi dalam satu sidang pertama salah seorang pengacara datang kepada saya atas nama salah satu terdakwa dan mengatakan dia meminta maaf. Itulah satu-satunya hal yang kudengar. "

"Sebenarnya bagi saya itu bukan hari istimewa karena kita hidup sehari-hari tanpa seorang suami dan ayah," jelas peringatan  tahun kedua kematian suaminya.

Dia menambahkan: "Saya melihat kembali selama dua tahun terakhir dan Tuhan benar-benar baik untuk kami dan berbelas kasihan. Kami telah memiliki waktu yang baik meskipun ada luka hati dan perasaan yang mendalam. Kami telah mengatasi  dengan cukup baik dan saya pikir itu semua karena doa. Ini adalah satu hal yang membantu kami melalui semuanya ini. "

Susanne terus membesarkan anak-anaknya dan membangun kembali hidupnya dan gerejanya.  Saat menghadiri sidang pembunuhan suaminya ia meminta  orang Kristen di seluruh dunia untuk mendukungnya: "Berdoalah agar kita dapat melanjutkan dan bahwa kita dapat menjadi terang dalam situasi, saat  kita memiliki kesempatan untuk berbagi Injil dan bahwa kita dapat terbuka dan berbagi tentang pengampunan yang kadang-kadang membantu untuk memulai percakapan. Bagi orang lain yang bekerja sebagai misionaris di Turki aku akan mengatakan kepada Anda Tuhan bersama  dengan Anda di manapun Anda berada jadi jangan takut untuk berbagi jika seseorang meminta Anda tentang keyakinan Anda, Anda harus berbagi. "

sumber : assistnews 

Kenaikan Yesus : Dua Cara Pandang Dalam Kenaikan Yesus

Kenaikan Yesus : Dua Cara Pandang Dalam Kenaikan Yesus


Menarik dalam catatan Lukas ekspresi murid-murid Tuhan saat Tuhan Yesus nnaik ke surga. Pertama dalam versi Injil Lukas dia mencatat bahwa murid-murid Tuhan melihat justru ke bawah,”Mereka sujud menyembah”.dalam Lukas 24:52. Sedangkan dalam versi Kisah Para Rasul para murid meilhat ke atas sampai Tuhan Yesus awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Secara kronologis mungkin mereka melihat ke atas dulu baru kemudian mereka sujud menyembah.


Dalam refleksi kenaikan Yesus saya ajak kita merenungkan dua cara pandang.

Pertama, melihat ke atas
Murid-murid Tuhan  Yesus memandang-Nya dengan kepala yang terangkat atau menengadah ke atas. Apa atau siapa yang mereka lihat? Tidak lain hanya Yesus sendiri. Sebenarnya amat berbeda dengan kedatangan-Nya pertama kali. Kendati lahir di kandang yang hina tapi ada bintang besar dan para malaikat yang menyambut kelahiran-Nya.

Kenaikan Yesus ke surga terjadi secara solo, tidak ada penjemputan atau sambutan meriah malaikat. Yesus juga  tidak dikawal oleh oleh pasukan malaikat sampai ke surga. Kenaikan-Nya sekali lagi terjadi secara tunggal.  Bandingkan saat kedatangan-Nya yang kedua, kedatangan-Nya akan terjadi dengan cara yang sama tapi akan bersama-sama semua orang kudus dan para bala tentara surga dan akan terjadi secara spektakuler.

Kembali ke momen kenaikan Yesus ke surga yang hanya seorang diri.  Bagi saya bermakna bahwa pandangan kita ke atas haruslah berfokus hanya pada Yesus. Ibrani 11 mengatakan bahwa,”Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju pada Yesus…”. Memandang ke atas bukan hanya sekedar berfokus pada Yesus dan bukan yang lain tetapi bermakna memandang ke atas itu adalah suatu pengakuan bahwa kita melihat dan mengamini Dia sebagai Raja Di Atas Segala Raja. Dalam 1 Petrus 3:22 dikatakan, “ Yesus setelah naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukan kepada-Nya.” Memandang ke atas berarti melihat Yesus sebagai Raja yang berkuasa dan bertahta. Yesus adalah Tuhan dan Raja atas hidup kita, atas bangsa-bangsa dan atas alam semesta.  Semua makhluk ada di dalam kekuasaan dan pemerintahan-Nya.

Memandang ke atas juga berarti kita mengarahkan pandangan kita untuk menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali. Rutinitas dan kesibukan di dunia ini jangan membuat kita terlena dan melupakan kedatangan-Nya karena pada akhirnya semua mata akan memandang dan melihat kedatangan-Nya sebagai Raja yang Agung dan Mulia. Sudahkah kita mengarahkan pandangan kita untuk menyambut kedatangan-Nya?

Kedua, melihat ke bawah.
Para malaikat mengatakan,”Mengapa kamu terus melihat ke atas….”. Saya bayangkan saat  mereka melihat ke bawah mereka sempat menyaksikan bekas tapak kaki Yesus, bekas jejak kaki Yesus.  Melihat ke bawah sekaligus melihat jejak Tuhan Yesus di dunia ini.  Jejak Yesus itu mengingatkan mereka apa yang pernah Dia firmankan, yang pernah Dia lakukan adalah nyata, adalah hidup. Bagi murid Tuhan, terpanggil untuk melihat dan mengingat jejak Yesus itu berarti:
Mengingat Jejak Dia yang giat melayani dan mewartakan kabar baik
Mengingat jejak Yesus yang selalu mau mengasihi dan berkorban
Mengingat jejak Dia yang mau menaati kehendak Bapa-Nya
Mengingat jejak Dia yang  berjalan dalam penderitaan
Sudahkah kita mau melangkah dan berjalan dalam jejak Tuhan Yesus saat ini? Sudakah kita menapaki jalan-jalan Yesus.

William Temple, Archbishop of Canterbury tahun  1940 menulis, "The ascension of Christ is his liberation from all restrictions of time and space. It does not represent his removal from earth, but his constant presence everywhere on earth." Kenaikan Kristus justru untuk menegaskan kehadiran-Nya akan menjadi tidak terbatas dan tidak terkondisi.  Melihat ke bawah berarti melihat kehadiran-Nya di bumi ini, di dunia kita.

Murid-murid-Nya akhirnya melihat ke bawah karena kenaikan Yesus ke surga bukan berarti Dia meninggalkan mereka tapi hendak menyatakan bahwa sebenarnya Yesus ada dan hadir di tengah-tengah dunia atau bumi yang mereka diami.

Malaikat mengatajan bahwa,”Yesus yang sama…”  Yesus tidak pernah berubah, Dia tetap sama. Dia mengasihi dan menyertai kita, Janji-Nya tidak pernah berubah. Kehendak-Nya juga tidak pernah berubah. Ini menjadi jaminan dan penghibura bagi kita saat melakukan segala kehendak dan perintah-Nya di tenagh dunia ini. Kita tidak sendiri. “Aku menyertai kamu sampai pada kesudahan zaman.”



Kisah Suami Yang Rela Mati Untuk Menyelamatkan Istrinya Dari Tornado

Kisah Suami Yang Rela Mati Untuk Menyelamatkan Istrinya Dari Tornado
Ketika angin tornado dengan kecepatan  200 per jam menerjang Joplin, Missouri, Don Lansaw mengorbankan dirinya untuk melindungi istrinya yang tercinta.

Bethany Lansaw, 25, mengungkapkan  bahwa
ketika  tornado menghancurkan rumah mereka, suaminya Don,31, menjatuhkan  tubuhnya di atas bak mandi untuk menutupi tubuhnya.

 Bethany Lansaw mengatakan bahwa suaminya Don memberikan hidupnya untuk
menyelamatkannya dari tornado.

'Dia
berada di atas saya untuk menanggung sebagian besar beban itu. Dia adalah pahlawan saya, "kata Mrs Lansaw dalam sebuah wawancara sambil menangis.

“Rumah itu robek, semuanya itu terjadi begitu cepat. Semua bantal beterbangan di atas kami, satu-satunya yang berhasil saya lakukan adalah menahan sebuah bantal di depan wajah saya. "

 
Saat angin mereda, Ny Lansaw mendongak dan melihat bahwa suaminya sudah membiru.

Ia berharap masih bisa menyelamatkannya, ia mencegat sebuah truk pick-up untuk membantunya  mencari ambulans, tapi terlambat.

"Dia memiliki begitu banyak cinta dalam hatinya," kata dia
kepada NBC News.

Mr Lansaw, bintang sepak bola
SMA, memiliki sebuah toko mesin di Joplin. Istrinya bekerja sebagai administrator di Southern Missouri State University.

"Dia melakukan apa yang dia bisa untuk melindungi keluarga dan Aku melakukan segala
yang aku bisa untuk membantunya," kata Mrs Lansaw.

”Dia adalah  orang yang hebat dan dicintai oleh banyak orang. "

Ibunya, Beth Lansaw, mengunjungi rumah hancur untuk mencoba menyelamatkan beberapa kenang-kenangan.

Dia menemukan foto pernikahan anaknya dan
menantunya  dan VHS tape usang kelulusan SMA Don.

"Aku hanya tidak mengerti mengapa," katanya, terisak-isak di luar rumah
yang telah rata.

'Mengapa dia? Dan aku tidak akan tahu bahwa sampai aku ada bersamanya - ada dengan
Pencipta kita, bertanya kepadanya 'mengapa '.


Bethany adalah seorang Kristen dan dia membutuhkan dukungan doa  di tengah duka yang dia hadapi.


Foto rumah mereka yang hancur 
Kenang-kenangan foto pernikahan mereka.
 

Suku Kimyal di Papua Menyambut Dengan Meriah Alkitab Perjanjian Baru

Suku Kimyal di Papua Menyambut Dengan Meriah  Alkitab Perjanjian Baru
Suatu peristiwa yang menyentuh hati menyaksikan suku Kimyal menyambut Terjemahan Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa mereka. Banyak dari kita di Indonesia tidak mengetahui hal ini dan saya sendiri mendapat video dan beritanya justru dari sebuah blog hamba Tuhan dari Amerika.

Peristiwanya terjadi setahun yang lalu, tepatnya Maret 2010. Dari info yang saya dapat, orang-orang di suku Kimyal ini dua tahun sebelumnya telah mempersiapkan acara syukuran penyambutan Alkitab dalam bahasa suku mereka.





Acara itu sendiri diadakan di Karopun sebuah daerah yang sangat terpencil dengan ketinggian 5800 kaki di pegunungan bagian timur di Papua Barat.

Dan inilah ketiga wajah penerjemah Alkitab dalam bahasa Kimyal : Ny. Rosa Kidd , Rev. Wel Busup & Menas Mirin yang telah bekerja tanpa imbalan jasa dan mereka terpanggil untuk menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Kimyal.

Dalam video ini Anda akan menyaksikan bagaimana sukacita dan antusiasnya mereka menyambut Firman Allah yang telah diterjemahkan dalam bahasa mereka. Suatu momen yang telah mereka nantikan bertahun-tahun dan  mereka rayakan kehadiran Alkitab itu dengan adat dan ibadah yang meriah.


Semangat mereka menjadi perenungan bagi kita, Masihkah kita antusias dalam membaca Alkitab? Masihkah ada semangat dalam diri kita mencari dan membaca Firman Allah itu. Masihkah ada hasrat mencari kebenaran dan merenungkann Alkitab dengan sukacita?


foto dan info :http://www.kimyaltribe.com/
http://tergiyur.blogspot.com/2010/10/rumah-dan-adat.html



Motivational Wallpaper (Wallpaper Motivasi)

Motivational Wallpaper (Wallpaper Motivasi)
Wallpaper motivasi ini adalah koleksi dari berbagai sumber yang temanya beragam dan kiranya bisa memotivasi pengunjung blog ini.

Anda bisa mendownload wallpaper ini dengan cara mengklik gambarnya lalu tinggal disimpan. Enjoy :)



































99 Balloons - Kisah Hidup Seorang Bayi Selama 99 Hari

99 Balloons - Kisah Hidup Seorang Bayi Selama 99 Hari
99 balon adalah mengacu pada 99 hari kehidupan seorang bayi bernama
Eliot Hartman Mooney anak dari pasangan Matt Mooney dan Ginny Mooney. Jelang kelahiran Eliot Matt dan Ginny memposting di blog mereka tentang perkembangan bayi mereka yang akan lahir. Dokter sudah memprediksi bahwa bayi mereka menderita Trisomy 18 atau Edwards Syndrome yang cukup fatal. Kemungkinan bayi bisa meninggal dalam kandungan atau setelah dilahirkan dan hanya 10 % bayi yang bertahan dengan umur kurang dari setahun. Mereka minta dukungan doa dari sahabat-sahabatnya.

Walaupun dibayangi dengan vonis dokter tetapi mereka tetap antusias dan penuh sukacita menyambut kelahiran anaknya. Eliot anak pertama mereka yang lahir pada tanggal 20 Juli 2006 dengan ukuran 6lb dan panjangnya 18 ½ inches. Matt melihat kehadiran Eliot sebagai jawaban doanya dan doa sahabat-sahabatnya. Eliot mampu bertahan hidup, walau sehari-harinya ia harus hidup dipenuhi selang di tubuhnya.

Matt dan Ginny sangat bahagia dan menerima kondisi Eliot apa adanya, mereka senang sekali mengabadikan perkembangan Eliot setiap hari dengan video dan foto yg lalu di publish di blog mereka. Bagi Matt dan Ginny, hari-hari bersama Eliot adalah hari yang spesial. Mereka merayakan dan mengabadikan kehidupan Eliot dan mujizat yang Tuhan sudah berikan setiap hari pada jam 4:59 dengan Birthday Party. Dengan cara yang kreatif dan penuh semangat mereka selalu merayakan kelahiran anaknya dan mereka abadikan dengan foto dan video.

Moment demi moment juga mereka abadikan, saat Eliot mengisap jarinya, saat dimandikan dan bermain bersama Papa dan Mamanya.  Matt dan Ginny tetap bersyukur dan menikmati hari-hari bersama Eliot tanpa mengeluh walaupun merawatnya perlu perawatan yang ekstra.

Tuhan memberi, Tuhan pula yang mengambil, Eliot Mooney hanya bisa memberikan kebahagian pada ortunya dan diberikan kasih sayang oleh ortunya hanya dalam 99 hari. Eliot meninggal tanggal 27 Oktober 2007 karena karena paru-parunya tidak berkembang dan jantungnya berlubang. 

Video dengan judul "99 Balloons" adalah suatu dokumentasi yang berisi kumpulan foto dan video Eliot dengan Matt yang membacakan suratnya untuk Eliot, anaknya yang tak pernah bicara. Video tersebut diberi nama 99 Balloons karena saat Eliot meninggal para saudara dan orang-orang terdekatnya melepaskan 99 balon ke udara, sebagai simbol 99 hari yang menyenangkan dan keyakinan dia ke Rumah Bapa...


Prediksi Kiamat Yang Gagal Dari Masa Ke Masa

Prediksi Kiamat Yang Gagal Dari Masa Ke Masa
Prediksi Kedatangan Tuhan sudah bukan hal baru, sejak dari abad kedua telah muncul nubuatan alias ramalan-ramalan tentang kedatangan Kristus :

Tahun 156
Montanus dari Firgia memprediksi kedatangan Tuhan pada tahun 156 dan akan mendirikkan Yerusalem baru di Asia Kecil. Ramalannya didukung oleh nabiah karismatik bernama Priscilla dan Maximilla.

Tahun 500
Hippolytus seorang theolog abad ketiga memprediksi kedatangan Tuhan pada tahun 500. Dia memakai perhitungan matematis yang diterapkannya ke dalam Alkitab.

1 Januari 1000
Sidang Oikumene di Eropa tahun 999 menyimpulkan bahwa Tuhan akan segera menghakimi dosa manusia dan akhir dunia tepat pada milenium pertama. Jelang akhir tahun 999 terjadi kekacauan, banyak orang yang ketakutan dan menangis. Banyak orang yang menyiksa diri, orang kaya memberi hartanya kepada orang miskin dan berharap masuk surga tetapi nyatanya tidak terjadi apa-apa. 


1260
Joachim dari Fiore memprediksi tahun 1260 dan di sepanjang tahun ini dia berparade dengan serombongan orang yang mencambuk dirinya dan menghimbau pertobatan untuk orang-orang.

21 Maret 1843 
William Miller, pendiri gerakan Millerite pada thun 1836 mempublikasikan sebuah buku Evidence From the Scriptures and History of the Second Coming of Christ About A.D. 1843 yang meramalkan bahwa Yesus akan datang pada tanggal 21 Maret 1843. Dia memiliki banyak pengikut yang hari ini dikenal dengan nama the Seventh-day Adventists. . Ramalannya tak terbukti dan dia merevisi kedatangan Tuhan pada tanggal 22 Oktober 1844. Tanggal ini sekarang disebut "The Great Disappointment," alis 'Kekecewaan terbesar". Banyak orang Kristen telah menjual harta benda milik mereka, berhenti dari pekerjaan mereka dan menyiapkan diri untuk kedatangan kedua tetapi tidak terjadi apa-apa. Pantas saja mereka kecewa.....

1873
Charles Taze Russel, pendiri Saksi Jehovah mengkalkulasi kedatangan Kristus pada tahun 1873 atau 1874. Prediksinya meleset dan dia mengatakan tahun 1878, lalu tahun 1914 dan terakhir 1918. Pengikutnya kembali merevisi Armaggeddon akan terjadi tahun 1975 dan terakhir tahun 1979.

1972
David Berg, tokoh dari Children of God meramalkan bahwa Tuhan Yesus akan datang kedua kali pada tahun 1972, ini bertepatan dengan adanya tanda di langit berupa kedatangan komet Kahoutek.


11-13 September 1988
Edward Whisenant menjual 2 juta copy bukunya yang berjudul, 88 Alasan Mengapa Pengangkatan akan Terjadi di Tahun 1988. Dia memprediksikan kedatangan Kristus yang kedua pada tanggal 11-13 September 1988.
Masih di tahun yang sama, Rev. Jeff Hamond (Peta Zaman) memprediksi 1988 sebagai hari kedatangan Tuhan Yesus (40 tahun tafsiran satu angkatan sesudah Israel merdeka dalam Matius 24, 32-34). Dalam bukunya, Hamond mengatakan bahwa sekalipun Tuhan melarang orang mengetahui masa dan ketika, anak-anak terang yang dikaruniai roh dan kuasa tahu mengenai waktunya (Kisah Para Rasul 1: 6-8; I Tesalonika 5: 4-5).

28 Oktober 1992
Sebuah kelompok di Korea Selatan yang menyebut dirinya 'Mission for the Coming Days' dengan diorganisir oleh Jang Lim Lee  menantikan kedatangan Tuhan pada tanggal 28 Oktober 1992. Jang-Lim Lee sebelumnya adalah Penerjemah ALkitab dan Pelayan di Gereja Presbiterian di Seoul, Korea Selatan. Gerakan ini memiliki anggota di 6 kota di Korea dan di manca negara. 
Pendeta  Jonggi Cho dari Korea Selatan melalui bukunya “Pengangkatan” (Peniup Sangkakala) memiliki prediksi yang sama.  “satu angkatan” sama dengan 50 tahun yang jatuh pada tahun l998 dan dikurangi minggu terakhir (nubuatan Daniel 9: 24-27), maka jatuhlah hari itu pada tanggal 28 Oktober 1992.


10 November 2003
Di Indonesia Mangapin Sibuea, Pendeta gereja Rhema Pentakosta Filadelfia, Baleendah, Bandung mengatakan bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali terjadi pada tanggal  di daerah Baleendah Bandung. Sibuea mengatakan bahwa ia bersama dengan keluarganya telah mendapatkan bisikan Tuhan bahwa pada tanggal 10 November 2003 di daerah Baleendah Bandung akan terjadi pengangkatan dirinya oleh Kristus. Dalam surat itupun tertulis bahwa pengangkatan tersebut akan berlangsung sekitar pukul 09.00- 15.00 WIB. Nyatanya bukan Sang Juru Selamat yang datangtetapi polisi! Aparat kepolisian lalu menciduk dan menjebloskan sang pemimpin Pdt Mangapin Sibuea ke penjara.

Tahun 1994
Harold Camping, memprediksi kedatangan Tuhan di tahun 1994. Ia memprediksi banjir besar terjadi pada 1994. Saat prediksi itu tak terbukti, ia muncul dengan alasan payah. Melalui beberapa perhitungan lanjutan, Camping menemukan tanggal lain. Nampaknya, ia bertekad menyaksikan neraka dunia oleh banjir bandang.

Mei 2008
Sebanyak 35 anggota Gereja Ortodoks Rusia Sejati bersembunyi selama enam bulan dalam sebuah gua karena yakin kiamat mau terjadi. Mereka mulai keluar dari sana setelah gua yang mereka huni runtuh. Pemimpin aliran sesat itu, Pyotr Kuznetsov, yang tidak ikut ngumpet akhirnya menjalani terapi kejiwaan. Dia juga menjalani perawatan medis karena  sempat berupaya untuk bunuh diri dengan melukai kepalanya.

21 Mei 2011
Harold Camping yakin, Yesus Kristus akan datang di tanggal ini tepat pukul 6 petang. Menggunakan perhitungan matematis dengan metode yang sudah diperbaiki dan mendapatkan tanggal itu. Ia melakukan perhitungan menentukan kapan air bah pada zaman NUh dan berapa jumlah orang yang bisa naik kapal Nuh yang terjadi pada 4990 Sebelum Masehi (SM).Camping mengatakan berdasarkan 2 Petrus 3:08, “Di mata Tuhan, satu hari seperti seribu tahun dan seribu tahun seperti satu hari”. Pada 7.000 tahun setelah 4990 SM adalah, 2011 Masehi, lanjutnya. “4990+2011-1=7.000,” katanya lagi. Setahun harus dikurangi dari tanggal kalender SM Perjanjian Lama ke tanggal kalender AD Perjanjian Baru yang tak memiliki tahun nol”.

Kedatangan Tuhan – Ingatlah pada zaman Nuh dan Lot

Kedatangan Tuhan – Ingatlah pada zaman Nuh dan Lot

Kedatangan Tuhan atau  akhir zaman itu selalu menarik perhatian banyak orang. Sekarang orang lagi  ramai membahas kedatangan Kristus di bulan Mei.  "Christ Return," May 21, 2011, demikian isu kedatangan Kristus yang terbaru.   Keingintahuan orang tentang akhir zaman bukan cuma muncul dari orang modern. Orang- orang di zaman Yesus juga  mencoba mencari tahu tentang kedatangan Kerajaan Allah. 

Tuhan Yesus memberikan pengajarannya dengan lugas dalam Lukas 17 . Dia mengawalinya dengan suatu pernyataan bahwa kedatangannya itu tidak aka ada tanda-tanda lahiriah menyangkut kedatangan-Nya. Artinya apa? Kedatangan Tuhan itu bersifat misterius,  mengejutkan, akan terjadi  tiba-tiba dan  berlangsung cepat.
Tuhan tidak akan memberikan peringatan atau tanda  dengan menulis di langit dengan awan,”Be ready, I am coming.” Lalu jangan bayangkan ada parade malaikat di langit yang meniup terompet dan ada suara,”Sambutlah Raja Segala Raja.” Atau tanda yang secara khusus bisa kita lihat sebagai pemberitahuan awal kedatanagn Yesus. 

Sebaliknya Tuhan memberikan penjelasan bahwa saat kedatangan-Nya orang-orang justru sedang asyik beraktifitas seperti biasa. Rutinitas berjalan seperti biasa seperti zaman Nuh dan  Lot. Orang berbisnis, jualan, shopping, makan dan minum, menanam dan membangun. Ini adalah suatu pola yang terjadi di zaman Nuh, zaman Lot dan juga pola ini terjadi pada zaman sekarang. 

Luk 17:26  Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: 27  mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. 28  Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. 29  Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. 30  Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. 

Makan, minum, berbisnis, jualan, menanam dan membangun tidaklah salah. Tetapi jangan sampai kita sibuk dengan segala urusan dan bisnis kita dan kita malah melupakan Tuhan. Di sinilah peringatan Tuhan, orang-orang zaman Nuh dan Lot asyik dengan aktifitas atau rutinitasnya tetapi semua dilakukan tanpa melibatkan Tuhan. Gambaran ini ditarik Tuhan Yesus kepada pendengarnya agar wapada dan berhati-hati ketika kita lalu tenggelam dalam kesenangan, hobi dan mengejar usaha dan bisnis kita tapi kita melakukannya tanpa Tuhan. Paulus mengingatkan,”Segala sesuatu yang kamu lakukan, lakukanlah untuk Tuhan.”

Bagaimana dengan hidup kita saat ini? Banyak orang terjebak dengan rutinitas,  asyik dengan aktifitasnya dan menikmati hidupnya seolah-olah tanpa Tuhan. Mereka tidak peduli dan tidak tertarik dengan hal-hal rohani. Singkatnya, mereka cuek dan tidak peduli tentang Tuhan apalagi kedatangan-Nya. Apakah saat Tuhan datang, Dia mendapati kita menjalani hidup dengan benar atau sebaliknya? Apakah saat Tuhan datang kita kedapatan menggunakan mata kita dengan benar, pikiran kita dngan benar, tangan kita dengan benar? 

Gambaran kedua adalah pada zaman Nuh dan Lot manusia fokus  hidupnya hanya untuk hidup di dunia ini saja dan tidak memikirkan tentang kekekalan sama sekali.  Nyata sekali bahwa mereka tidak menginvestasikan hidup dan waktu mereka sedikitpun untuk Tuhan. Semua yang mereka lakukan hanyalah berpusat pada diri sendiri dan untuk kehidupan yang hanya di dunia ini saja.  Kontras dengan hidup Nuh yang saleh dan Lot yang juga disaksikan Alkitab sebagai seorang benar, keduanya hidup benar dan mempercayai Allah dengan segenap hati mereka. Mereka hidup dan tinggal di tengah lingkungan yang tidak mensuport kerohanian mereka tetapi hal itu tidak mengalihkan fokus mereka kepada Tuhan. Nuh dan Lot adalah orang-orang hidup dengan iman, percaya Firman Allah pasti. Mereka tidak terpaku dengan apa yang nampak, tidak terjebak pada kehidupan secara fisik atau material tapi dengan iman memandang ke depan, memandang pada Allah dan janji-Nya yang walaupun seakan belum digenapi tapi pasti akan digenapi-Nya.

Di akhir zaman pada akhirnya ada dua macam manusia, pertama yang sungguh-sungguh hidup dengan iman serta yakin dan percaya akan janji kedatangan Kristus sedangkan yang lainnya malah mencemooh kebenaran dan hidupnya semakin lama semakin bertambah jahat. Kalau kita yakin dengan janji kedatagan Tuhan itu akan mendorong kita hidup lebih sungguh-sungguh dan semakin berpegang pada Tuhan. Firman-Nya ya dan amin serta pasti akan digenapi.

Gambaran ketiga dari kedatangan Tuhan adalah pada zaman Nuh dan Lot, orang-orang yang tidak percaya pada akhirnya menyadari kesalahan mereka tetapi sudah terlambat. Mereka mungkin masih sempat berandai-andai,”Coba kalau dulu saya percaya….Atau Tuhan kasih waktu lima menit buat saya percaya…”. Tuhan memakai gambaran orang di zaman Nuh dan juga Lot sekaligus untuk menunjukkan betapa Tuhan sudah bersabar terhadap mereka. Tuhan sudah member kesempatan yang cukup lama dan memberikan peringatan-peringan kepada mereka. Tetapi penyesalan biasanya muncul belakangan. Saat semuanya benar-benar terjadi baru hati mereka tergerak.

Ini menjadi renungan buat kita, jangan melupakan Tuhan kendati kita sedang menghadapi segala kesibukan kita. Rencanakan kehidupan tidak hanya untuk saat ini. Biasanya orang sudah meranjang jauh-jauh hari liburannya, asuransi kesehatan, dan sebagainya tetapi pikirkanlah : Sudahkah kita invest hidup kita untuk kekekalan? Sudahkah kita menginvestasikan hidup dan waktu kita buat Raja Di atas segala raja? Sudahkah kita hidup semakin sungguh-sungguh menjelang kedatangan-Nya? Sudahkah kita siap menyambut-Nya dengan hidup yang memuliakan Tuhan?

Maranatha

70 x 07, Kisah Nyata Tentang Pengampunan

70 x 07, Kisah Nyata Tentang Pengampunan
Seorang wanita muda bernama Naomi harus menikah dengan sang suami yaitu  Robert karena pengaturan orang tuanya. Selama 10 tahun pertama, suaminya  tak peduli pada dirinya dan ketiga  anak mereka. Si suami lelap dalam egoismenya: bersenang-senang di night club bersama wanita lain.  

Naomi menghadapi keadaan yang rumit dan dilematis dalam membesarkan ketiga anaknya tercinta. Lucy (Maryssa Jo), anak perempuan satu-satunya, membenci ayahnya demikian juga Tristan (Jonathan Prawira), anak keduanya, juga mencari kesenangan sendiri. Tingkah kedua anaknya membuat Naomi putus asa. Raphael (Stephen Natanael), anak bungsunya, adalah satu-satunya anak yang mendampinginya.


Namun, di tengah kondisinya yang dikhianati Naomi tetap setia pada suaminya dan tak mau diceraikannya. “Apa yang telah dipersatukan Allah tak boleh diceraikan manusia,” begitu ia menjawab ketika banyak orang memintanya untuk bercerai dan menikah lagi dengan pria lain yang lebih baik.

Robert, suaminya baru sadar atas  perbuatannya ketika mengetahui anaknya berada dalam rumah tahanan.
Ketika sang suami menyesal atas perbuatannya justru pada saat yang sama dia ditimpa penyakit. Namun, istrinya tetap setia merawatnya selama 22 tahun hingga menghembuskan nafas terakhir. Selain merawat, istri tak jemu-jemu mengendalikan emosi kedua anaknya agar kembali menerima ayah mereka dengan memberikan pengampunan atas segala perbuatan salahnya.

Kisah tersebut difilmkan oleh HOLYWORLD Entertainment, sebuah production house entertain di Bandung yang khusus dibentuk sebagai wadah mengolaborasi bakat dan talenta anak-anak Tuhan yang ada di gereja se-Kota Bandung. Film rohani ini diberi judul “70 x 07” yang berlandas pada jawaban Yesus saat ditanya berapa kali harus mengampuni orang yang berbuat salah. “70 x 7 x...” jawab Yesus.

Delapan pemeran utama, bukan artis populer. “Itu dimaksudkan sedapat mungkin tetap menampilkan kesan asli cerita, apalagi diperankan oleh orang-orang yang menjadi saksi mata akan kehidupan keluarga tersebut di Bandung,” ujar Utojo S. Utama, executive producer HOLYWORLD Entertainment yang juga diamini rekannya Erwin Djayanegara saat launching di Bandung, 23 Juli 2010.

Peran yang dilakukan Naomi dan Roberth, nama dalam film tersebut sebagai pelaku utama memang sungguh mengundang derai air mata penonton karena mereka menampilkan adegan mendekati persis kejadian nyatanya. Begitu pula ketiga anak mereka, yaitu  Lucy, Tristan, dan Raph yang dengan karakter adegannya masing-masing  membuat film ini nyaris menjawab kerinduan anak-anak Tuhan tentang hal yang disebut pengampunan sebagaimana diamanatkan Yesus.

Film “70 x 07” diharap menjadi jawaban bagi kita untuk kembali pada kingdom life style  di tengah gempuran si jahat dalam format film-film yang bertajuk horor, pornografi, dll. Mengingat  kasus perceraian di Indonesia makin meningkat. Film ini kiranya dapat menjadi sumber inspirasi, setidaknya sebuah jawaban terhadap makna dari segala permasalahan dalam hidup berkeluarga  tanpa harus bercerai. Sehingga hanya nama Tuhan Yesus sajalah yang dimuliakan.

sumber : website 70x07 dan Reformata




N9MR9V7RBV7M

40 Million Minutes

40 Million Minutes
Some studies say the average life-span of a person in the US is 77 years.
* That equates to 28,000 days, 670,000 hours, or 40 million minutes.



* The average person spends 24 minutes a day getting dressed. That equals 13 hours a month, 7 days a year, or 1 year in a lifetime.

* The average person spends 40 minutes a day on the phone. That factors out to 20 hours a month, 10 days a year, or 2 years in a lifetime.

* The average person spends 1 hour a day in the bathroom. This amounts to 30 hours a month, 15 days a year, and 3 years in a lifetime.

* The average person spends 3 hours a day watching television. That's 90 hours a month, 45 days a year, and 9 years in a lifetime.

* The average Christian spends less than 10 minutes a day with the God of the universe, the truest friend, the Savior of the world, the creator of time.

That's less than 6 hours per month.
Less than 3 days per year.
Less than 7 months in a lifetime.
"You do the math."


Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design