JBoss Seam usage makes the application code crazy!
Mari Belajar dari Ulat
Bagi penggemar tanaman atau yang memiliki hobi berkebun, seringkali menemukan binatang yang menjengkelkan, dimana dedaunan muda yang tumbuh segar, menjadi tak beraturan dan bolong-bolong bahkan habis dan tinggal tangkainya saja. Ternyata setelah kita perhatikan ada hewan yang biasanya berwarna hijau, sehijau dedaunan untuk kamu flase, binatang tersebut adalah ulat.
Ulat adalah salah satu binatang yang sangat rakus dalam melahap hijaunya dedaunan tanaman yang kita sayangi. Rasa marah yang sangat bila kita jumpai tanaman kesayangan kita telah habis dedaunannya, bahkan hanya tinggal ranting-ranting saja. Sedih dan marah rasanya karena usaha kita terasa terampas begitu saja karena ulah sang ulat.
Dibalik kekesalan dan rasa marah, pernahkah kita mencoba untuk melihat atau sedikit tertegun mengernyitkan dahi atas ulah sang ulat tersebut atau sebaliknya kita membunuhnya untuk melampiaskan kekesalan hati, setega itukah?
Hasil yang diakibatkan oleh ulah sang ulat memang sangat mengesankan bila dibanding dengan wujud ulat yang lemah dan lunak tubuhnya.
Melihat dari akibat yang dihasilkan maka dapat kita katakan bahwa karakter ulat adalah pekerja keras dalam menggunduli dedaunan tanaman kita, seakan-akan mereka seperti dikejar deadline dan harus buru-buru untuk menyelesaikan. Hasilnya sangat mengesalkan sekali buat kita, yaitu tanaman yang gundul dalam waktu yang relatif singkat dan sekali lagi sungguh mengesankan.
Dalam menjalani misinya sang ulat tak membiarkan sedikit waktu terbuang. Sang ulat baru berhenti ketika sampai pada saat yang ditentukan dimana ia harus berhenti makan untuk menuju ke dalam kondisi puasa yang keras. Puasa yang sangat ketat tanpa makan tanpa minum sama sekali, dalam lingkupan kepompong yang sempit dan gelap.
Pada masa kepompong ini terjadi sebuah peristiwa yang sangat menakjubkan, masa dimana terjadi transformasi dari seekor ulat yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang elok dan indahnya dikagumi manusia. Sang kupu-kupu yang terlahir seakan-akan menjadi makhluk baru yang mempunyai perwujudan dan perilaku yang baru dan sama sekali berubah.
Haruskah kita membiarkan begitu saja sebuah peristiwa yang sangat indah dan mengesankan ini, tentu tidak. Sebenarnya kita patut malu bila melihat tabiat ulat yang pekerja keras. Ulat seakan tak mempunyai waktu yang terluang dan terbuang sedikitpun. Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan menuju sebuah keadaan dimana diperlukan energi yang besar yaitu masa kepompong, seakan dikejar- kejar oleh deadline sehingga sang ulat tak pernah beristirahat ejenakpun untuk terus melahap dedaunan.
Berpacunya sang ulat dengan waktu, ternyata disebabkan sang ulat telah mempunyai sebuah tujuan yang sangat jernih dan jelas yaitu mengumpulkan semua potensi yang ada untuk menghadapi satu saat yang sangat kritis yaitu masa kepompong, dimana pada masa kepompong tersebut dibutuhkan persiapan yang prima. Datangnya masa kepompong adalah sebuah keniscayaan, maka sang ulat mempersiapkan dengan kerja keras untuk menghadapinya.
Sebuah persiapan diri dengan kerja keras dilakukan juga pada hewan- hewan yang mengalami musim dingin.Dimana untuk menghadapi masa sulit di musim dingin, banyak hewan yang melakukan hibernasi selama musim dingin di gua-gua atau liang-liang, agar terhindar dari ganasnya musim dingin. Agar tubuh tetap hangat dan tersedianya energi maka sebelum menjelang musim dingin, hewan-hewan tersebut akan menumpuk lemak sebanyak-banyaknya di dalam tubuhnya, untuk dipakai sebagai bekal dalam tidur panjangnya.
Lalu coba kita berkaca dan mereview diri kita, adakah semangat yang luar biasa selayaknya ulat yang telah menggunduli dedaunan, bukankah sebuah masa depan dan tanggung jawab yang begitu beratnya harus kita pikul dan tunaikan. Namun kita terbuai dan masih sering suka bermain- main, selayaknya tertipu oleh permainan yang sangat melenakan.
Masa-masa dalam kehidupan kita sebagai individu atau kelompok, pasti tak akan pernah luput dari masa yang menyenangkan dan kemudian digantikan masa-masa yang sulit, itu adalah sebuah kepastian, sepasti bergantinya musim hujan disongsong oleh musim kemarau yang memayahkan.
Janganlah kita terlena bahkan kalah dengan hewan yang bernama ulat yang mempunyai etos kerja unggul dan memiliki pola pandang yang jauh ke depan yang meniti masa depan tersebut dengan kerja keras, karena masa depan dengan kesulitan dan cobaan itu pasti akan datang dan menghampiri kita, maka persiapan yang matang dan kerja keras yang mampu menolong kita dan bukan kemalasan dan menunda-nunda pekerjaan.
Have a positive day!
Salam,
Mohamad Yunus
Update and create timestamps with MySQL
Ant task to install tomcat service
Setiap Insan adalah Spesial
Alkisah, disebuah kelas sekolah dasar, bu guru memulai pelajaran dengan topik bahasan, “Setiap insan adalah spesial”. Kehadiran manusia di dunia ini begitu berarti dan penting. “Anak-anakku, kalian, setiap anak adalah penting dan spesial bagi ibu. Semua guru menyayangi dan mengajar kalian karena kalian adalah pribadi yang penting dan spesial. Hari ini ibu khusus membawa stiker bertuliskan warna merah “Aku adalah spesial”. Kalian maju satu persatu, ibu akan menempelkan stiker ini di dada sebelah kiri kalian”.
Dengan tertib anak-anak maju satu persatu untuk menerima stiker dan sebuah kecupan sayang dari bu guru mereka. Setelah selesai, bu guru melanjutkan “Ibu beri kalian masing-masing tambahan 4 stiker. Beri dan tempelkan 1 kepada orang yang kalian anggap spesial, sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih dan kemudian serahkan 3 stiker lainnya untuk diteruskan kepada orang yang dirasa spesial pula olehnya, begitu seterusnya. Mengerti kan…….”.
Sepulang sekolah, seorang murid pria mendatangi sebuah kantor, diapun memberikan stikernya kepada seorang manajer di sana. “Pak, bapak adalah orang yang spesial buat saya. Karena nasehat-nasehatpak berikan, sekarang saya telah menjadi pelajar yang lebih baik dan bertanggung jawab. Ini ada 3 stiker yang sama, bapak bisa melakukan hal yang sama, memberikannya kepada siapapun yang menurut bapak pantas menerimanya”.
Lewat beberapa hari, manajer tersebut menemui pimpinan perusahaannya yang emosional dan sulit untuk didekati. Tetapi mempunyai pengetahuan yang luas dan telah memberi banyak pelajaran hingga dia bisa menjadi seperti hari ini. Awalnya sang pemimpin terkesima, namun setelah mengetahui alasan pemberian stiker itu, dia pun menerimanya dengan haru. Sambil mengangsurkan si manajer berkata,”Ini ada 1 stiker yang tersisa. Bapak bisa melakukan yang sama kepada siapapun yang pantas menerima rasa sayang dari bapak”. Sesampai di rumah, bergegas ditemui putra tunggalnya. “Anakku, selama ini ayah tidak banyak memberi perhatian kepadamu, meluangkan waktu untuk menemanimu. Maafkan ayahmu yang sering kali marah-marah karena hal-hal sepele yang telah kamu lakukan dan ayah anggap salah. Malam ini, ayah ingin memberi stiker ini dan memberitahu kepadamu bahwa bagi ayah, selain ibumu, kamu adalah yang terpenting dalam hidup ayah. Ayah sayang kepadamu”. Setelah kaget sesaat, si anak balas memeluk ayahnya sambil menangis sesenggukan. “Ayah, sebenarnya aku telah berencana telah bunuh diri. Aku merasa hidupku tidak berarti bagi siapapun dan ayah tidak pernah menyayangiku. Terima kasih ayah”. Mereka pun berpelukan dalam syukur dan haru serta berjanji untuk saling memperbaiki diri.
Pembaca yang luar biasa,
Kehidupan layaknya seperti pantulan sebuah cermin. Dia akan bereaksi yang sama seperti yang kita lakukan. Begitu pentingnya bisa menghargai dan menempatkan orang lain di tempat yang semestinya. memuji orang lain dengan tulus juga merupakan ilmu hidup yang sehat, bahkan sering kali pujian yang diberikan disaat yang tepat akan memotivasi orang yang dipuji, membuat mereka bertambah maju dan berkembang, dan hubungan diantara kitapun akan semakin harmonis, mari kita mulai dari diri kita sendiri, belajar memberi pujian, menghormati dan memperhatikan orang lain dengan tulus dengan demikian kehidupan kita pasti penuh gairah, damai dan mengembirakan.
Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso
Kesederhanaan dan Pesona Susan Boyle
Susan Boyle, seorang wanita sederhana yang pekerjaanya adalah sukarelawan gereja dari Skotlandia memukau panggung acara Britain's Got Talent. Ini adalah ajang pencarian bakat penyanyi versi Inggris, Sabtu 11 April, yang ditayangkan televisi Inggris yang disalah satu jurinya adalah Simon Cowell.
Sebelum dia tampil, audiens dan juri menertawakan dan meremehkannya. Boyle adalah perempuan berusia 47 tahun dengan tubuh gemuk. Dia beralis tebal seperti Leonid Breznev dan berparas biasa-biasa saja. Dandanannya pun sederhana. Pokoknya sangat jauh dari gambaran calon idola yang biasa muncul di tayangan-tayangan televisi mana pun. Perempuan asal Blackburn, gabungan beberapa desa di wilayah Wesy Lothian, Skotlandia, itu memang muncul seperti umumnya orang kampung. Lugu, tetapi tampak percaya diri.
Cowell menanyainya dengan sinis, ”Ke mana saja selama ini dan mengapa baru ikut ajang ini sekarang?”
Boyle yang mengaku belum menikah, bahkan belum pernah dicium seorang pria, itu menjawab dengan penuh rasa percaya diri. ”Selama ini saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk tampil dalam acara pencarian bakat seperti ini.”
Cowell bertanya lagi. ”Anda ingin menjadi seperti siapa?”
Boyle dengan penuh gaya mengatakan ingin menjadi seperti Elaine Paige, aktris sekaligus penyanyi terkenal Inggris yang kiprahnya sangat diakui pada pertunjukan teater musikal. Dia pun menggoyang-goyang pinggulnya yang besar untuk meyakinkan Cowell yang memandangnya dengan ”sebelah mata” pada awalnya.
Akan tetapi, ketika dia mulai menyanyikan lagu I Dreamed a Dream yang diambil dari kisah drama musikal Les Miserables, semua mata pun terbelalak, termasuk ketiga juri Britain’s Got Talent malam itu, yaitu jurnalis dan pembaca acara televisi Piers Morgan, aktris Amanda Holden, dan Simon Cowell. Sejumlah penonton yang berada di studio pun spontan bertepuk tangan sambil berdiri, memuji tinggi-tinggi suara Boyle yang memang sangat apik dan enak didengar.
Cowell yang biasanya terlihat tak acuh pun, malam itu, meletakkan kedua tangan untuk menopang dagunya. Beberapa kali dia menggelengkan kepala, seolah tak percaya dengan ”keajaiban” dari sambutan itu.
Komentar Para Juri
”Tidak diragukan, ini adalah kejutan terbesar yang pernah saya dapatkan selama tiga tahun saya berada di acara ini. Ketika Anda berdiri di sana dan mengatakan, ’saya ingin menjadi seperti Elaine Paige’, semua orang menertawai Anda. Sekarang, tak seorang pun tertawa. Anda sangat memukau dan tampil luar biasa. Saya terduduk lemas karena terharu,” ungkap juri Piers Morgan.
Amanda Holden pun menimpali, ”Saya pun amat terpukau karena saya tahu semua orang menolak Anda. Saya sejujurnya berpikir bahwa kita semua sudah sangat sinis dan saya rasa inilah sebuah peringatan terbesar. Dan, saya hanya ingin mengatakan bahwa saya sepenuhnya merasa terhormat mendengar Anda tadi menyanyi.”
Simon Cowell pun tidak bisa lagi mengelak dan sambil menahan tawa dia mengatakan, ”Sejak awal Anda berjalan ke panggung, saya tahu. Ada sesuatu yang luar biasa dalam diri Anda.”
Tentu saja komentar Cowell yang di luar kebiasaannya itu langsung disambut riuh para penonton di studio. Sementara Boyle tampak sangat gembira dan puas sekali dengan sambutan para juri dan penontonnya itu.
Hanya sembilan hari sejak penampilannya di TV, rekaman videonya diinternet telah dilihat sampai 100 juta kali.
Sang Juara
Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil mainan. Suasana sungguh meriah saat itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil yang mereka miliki. Semuanya buatan sendiri, karena memang demikianlah peraturannya.
Ada seorang anak bernama Adi. Mobilnya tidak istimewa. Namun ia termasuk kedalam 4 anak yang masuk final. Dibanding dengan semua lawannya, mobil Adi-lah yang paling tidak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekeuatan mobil itu untuk bersaing berpacu melawan mobil lainnya.
Yah, memang mobil itu tidak menarik. Dengan kayu yang sederhana, dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki lawan-lawannya. Namun, Adi bangga dengan semua itu, sebab mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan lomba balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mainan mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan telah siap 4 mobil dengan 4 “pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.
Namun sesaat kemudian, Adi meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdo’a. Matanya terpenjam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan do’a. Lalu semenit kemudian ia berkata, “Ya, aku siap!”.
Dor! Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itupun meluncur dengan cepat. Setiap orang yang menonton bersorak-sorai, bersemangat menjagokan mobil pilihannya masing-masing.
“Ayo, ayo…cepat…cepat , maju…maju…”, begitu teriak mereka.
Ahha…sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Adi-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Adi. Ia berucap dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terima kasih”.
Saat pembagian piala tiba, Adi maju kedepan dengan bangganya. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya, “Hai jagoan, kamu tadi pasti berdo’a pada Tuhan agar kamu menang, bukan?”. Adi terdiam, “Bukan Pak, bukan itu yang aku panjatkan”, sahut Adi.
Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya tidak adil meminta kepada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. Aku hanya bermohon kepada Tuhan, supaya aku tidak menangis jika aku kalah.”
Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.
Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Adi, tidaklah bermohon kepada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Adi, tidak memohon untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tidak meminta Tuhan untuk mengabulkan semua harapannya. Ia tidak berdoa untuk menang dan menyakiti yang lainnya. Tetapi, Adi bermohon kepada Tuhan agar diberikan kekuatan untuk menghadapi itu semua. Ia berdoa agar diberikan kemuliaan dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.
Mungkin telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdo’a kepada Tuhan agar mengabulkan semua permintaan kita. Terlalu sering kita meminta kepada Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdo’a kepada Tuhan untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada didepan mata. Padahal yang kita benar-benar butuhkan adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya?
Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tidak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat bukan untuk membuat kita menjadi lemah. Sesungguhnya Tuhan SELALU memberikan ujian bagi hamba-Nya yang shaleh.
Berjalan Dengan Keong
Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak. Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.
Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"
Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap. Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang. Pelankan langkah, tenangkan hati....
Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang.
Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!
Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.
"He's here and with me for a reason"
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.
Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu
Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.
Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.
Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,Baik-baiklah berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.
Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia ?
Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu
Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan
Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati..
Clear upload file input field
Ernie Davis "The Express"
Saya baru menonton film The Express berdasarkan rekomendasi istri saya Diana. Film the Express menceritakan kisah nyata seorang pemain football berkulit hitam, bernama Ernie Davis. , yang sangat sukses dalam bermain football. Ernie bahkan mendapat penghargaan sebagai pemain football terbaik di Amerika Serikat pada saat di college.
Dia hidup di masa di mana Amerika masih diwarnai diskriminasi terhadap kulit hitam. Masa dia sewaktu anak-anakpun penuh dengan perjuangan. Dia semasih anak-anak bekerja sebagai pengumpul barang bekas. sulit. Ernie punya pengalaman buruk beberapa kali karena kulitnya yang berwarna hitam. Sewaktu masih sekolah menengah tidak kebagian kaos untuk main football. Bahkan, pada saat dia sudah bersinar pun, dia terpaksa harus terpisah dari timnya dan menginap di kamar hiotel yang buruk.
Namun, Ernie tetap tegar dalam menghadapi persoalan. Singkat cerita, Ernie sangat sukses di umurnya yang masih muda. Dia mendapat penghargaan sebagai pemain football terbaik dan langsung dikontrak di klub football ternama. Saat itu, dia merupakan orang kulit hitam pertama yang menerima penghargaan tersebut. Namun, tidak lama kemudian dia dinyatakan mengidap penyakit leukemia. Waktu mengumumkan bahwa dalam semacam konferensi pers bahwa dia menderita leukimia, dia mengatakan bahwa,"Saya adalah orang yang optimis dan saya akan menghadapi hal itu." Setahun kemudian, sejak Ernie mengidap penyakit leukemia, Ernie meninggal dunia. Ernie meninggal di umurnya yang baru 23 tahun.
Yang membuat saya kagum dan terkesan dengan kisah ini ialah kegigihan seseorang Erni sebagai seorang kulit hitam, di tengah lautan manusia yang memandang dia sebagai “berbeda”, mencetak prestasi yang luar biasa, di usia yang masih sangat muda. Dengan hidupnya yang berakhir begitu cepat, ini mengingatkan kepada kita semua untuk selalu bersyukur atas hidup yang kita miliki sampai hari ini. Mengingatkan kita juga bahwa dengan singkatnya hidup ini kita harus menggunakan kesempatan yang Tuhan berikan untuk memberikan yang terbaik dalam hidup kita. Hidup kita ini tidak hanya singkat tapi juga sangat berharga, maka pergunakanlah setiap kesempatan yang ada.
Satu hal lagi yang membuat saya tersentuh ialah ada satu adegan di dalam film dimana kakek Ernie mengajarkan dia membaca Kitab Suci. Ayat yang dikutip dari Surat Rasul Paulus 1 Korintus 15:10 :
"Tetapi karena kasih karunia Allah, aku adalah sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkanNya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku".
Ayat ini juga merupakan ayat favorit saya. Ayat tersebut menggambarkan kerendahan hati seorang Rasul Paulus. Semua dilakukannya dengan kerja keras, tapi itu semua karena kasih karunia Allah yang menyertai dia. Sungguh pernyataan yang luar biasa. Ayat inilah yang juga menguatkan Ernie Davis dalam perjuangannya.