Gegap gempita Champions 2009 dengan kemenangan absolut Barca terhadap MU sudah berlalu. Sebenarnya tulisan ini agak terlambat tayang tetapi episode kemenangan Barca itu tetap menggelitik saya untuk menulis tentang perjalanan sang pelatih yang menjadi salah satu kunci kemenangan Barca dan hikmah yang bisa dipetik dari hal ini.
Pertama, bos Barcelona membuat suatu keputusan besar yaitu menunjuk Guardiola sebagai pelatih baru. Apa yang ada dalam benak saya adalah bahwa pengurus dan bos Barcelona mempertaruhkan atau dengan kata lain mempercayakan suatu tugas atau mandat yang besar buat Guardiola. Seorang yang masih muda, dengan tanpa pengalaman melatih di klub besar sebelumnya.
Saat Laporta menunjuk Guardiola, ia dianggap berjudi. Pers dan para pendukung Barcelona lebih suka pelatih bertangan dingin Mourinho atau Laudrup. Tapi nama yang muncul malah Guardiola.
Dia memang bintang dan idola publik Barcelona ketika menjadi pemain. Tapi, umurnya baru 37 tahun dan belum teruji. Pengalamannya juga baru setahun melatih Barcelona B. Benar Barcelona B juara kompetisi tapi kompetisi yang dijalani tim kelas dua Barcelona itu adalah Tercera DivisiĆ³n, kompetisi kelas empat setelah La Liga, Divisi Segunda A, dan Divisi Segunda B.
Kedua, bos Barcelona tetap mempercayai dan mendukung Guardiola.
Guardiola menjalani laga awal musim dengan penampilan yang tidak mengesankan pada penampilan perdananya. El Barca mengawali La Liga dengan start buruk setelah hampir 35 tahun tampil gemilang. Dari dua laga, skuad Josep Guardiola hanya meraup satu poin dan mencetak satu gol saja. (16/09/2008 kutipan berita dari Inilah.com) Ditambah lagi dengan dua kekalahan, semuanya di awal musimmembuat Barcelona menjadi terseok di bawah Guardiola. Keraguan pun semakin besar. Tapi, lambat laun dia mampu mentransformasi gaya permainan menyerang yang begitu produktif, hingga membawa klub itu memimpin klasemen La Liga serta puncaknya meraih gelar Champions tahun ini. Seandainya Guardiola langsung dipecat di awal musim, Barcelona mungkin tidak akan meraih sukses mereka seperti tahun ini dengan Guardiola.
Saya lalu berpikir, ketika Laporta memberi mandat besar bagi Guardiola untuk menangani klubnya, ini membawa saya pada perenungan bahwa bukankah Allah juga bertindak serupa terhadap kita. Tuhan memberikan atau mempercayakan kepada kita suatu Mandat atau Tugas yang teramat besar. Tuhan memberikan kepada kita suatu Great Commission yaitu Amanat Agung untuk menjadi saksi bagi-Nya. Tugas ini sangatlah besar karena bukan sekedar diberikan oleh seorang bos besar sepakbola atau seorang konglomerat atau seorang Presiden ataupun Raja. Tugas ini diberikan oleh Kristus sebagai Raja atas segala raja. Dia ingin kita menjadi duta atau saksi bagi-Nya.
Ketika kita menerima mandat Amanat Agung ini dari Tuhan, ini adalah suatu anugerah. Tuhan tidak melihat skill dan bakat kita atau jam terbang kita sebelumnya. Tuhan memilih kita di dalam kedaulatan dan anugerah-Nya. Tuhan tidak hanya memberiAmanat Agung ini kepada Pendeta atau Pastor saja. Sebenarnya ketika Tuhan mempercayakan Amanat Agung ini kepada kita, Dia sedang membuat pertaruhan besar. Kenapa bukan malaikat saja yang dipilih untuk menjalankan Amanat Agung? Malaikat kan dari segi penampilan luar dan dalam lebih mengesankan. Tetapi Tuhan mau memakai kita. Dia memberikan dan mempercayakan tugas ini kepada kita yang sesungguhnya adalah bejana tanah liat yang rapuh dan seringkali mengecewakan-Nya. Tuhan menaruh kepercayaan-Nya kepada kita secara khusus. Sama seperti ketika Guardiola di awal musim sempat mengecewakan tetapi klub ini tetap mendukung dan mempercayai sepenuhnya Guardiola. Demikian pula Tuhan tetap ingin kita bangkit dan mau memakai kita kendati kita pernah atau mungkin sedang menghadapi kegagalan dan kekalahan dalam hidup ini. Tuhan ingin kita maju terus dan tekun dalam menjalankan misi yang Dia berikan kepada kita.
Lalu bagaimana reaksi atau respon kita dalam menerima Misi Tuhan ini?. Adakah kita menanggapinya dengan antusias dan mau menjalankannya dengan sungguh-sungguh? Bisa ya bisa juga tidak atau di tengah-tengah. Mungkin ada yang berdalih dan merasa bahwa saya ini masih muda atau belum berpengalaman. Atau bahkan ketika mencoba, bahkan justru mengalami kekecewaan. Ingat, Tuhan menjanjikan penyertaan-Nya buat kita semua. Tuhan menjanjikan kemenangan besar kepada kita yang mau setia. Tuhan mau kita bertanding dalam pertandingan iman dan merebut mahkota kehidupan. Ingat penyertaan Tuhan, Aku menyertai kamu sampai akhir zaman. Mari kita responi Amanat Agung dan menjadi saksi bagi Tuhan sampai Tuhan datang kedua kali.