Modus penipuan lewat email

Tidak dapat dipungkiri bahwa modus penipuan kini telah maju seiriing dengan perkembangan teknologi. Salah satunya adalah penipuan lewat email. Hal ini benar-benar terjadi karena teman dekat saya pernah tertipu ketika kami duduk di tingkat satu. Jika dulu sering ditemukan email lotere berbahasa inggris, sekarang ternyata mereka telah menggunakan bahasa Indonesia untuk menyesatkan orang awam yang baru mengenal email.

Di bawah ini adalah kutipan email yang saya terima dari seseorang yang bernama Mrs. Lilian Goldstraw.

"Dear pemenang nomor 7,

Mega lotere jutaan ingin menarik perhatian Anda ke alamat e_mail kenyataan bahwa Anda telah memenangkan 5,000.000.00 GBP (Lima Juta British Pound Sterling), yang terpilih sebagai salah satu dari tujuh pemenang lotere jackpot Mega Jutaan Lucky.

Untuk mengumpulkan uang Anda, men-download lampiran di atas dan ikuti instruksi.

Yours Sincerely,
Mrs. Lillian Goldstraw
Secretary."

Dari gaya bahasanya juga sudah kelihatan bahwa surat tersebut diterjemahkan dengan translator. Kemudian si penipu ini mengirimkan dokumen yang harus dilengkapi. Di bawah ini adalah contoh dokumennya.

Jutaan mega hadiah dan bagaimana untuk mendapatkan (contoh dokumen)


Salah satu isi paragraf dari dokumen tersebut adalah:

KESELAMATAN: Untuk alasan keamanan, itu adalah ONLINE diprogram. Pada titik ini, setiap orang yang dekat dengan Anda dapat menggunakan rincian menang untuk mengklaim hadiah Anda. Jadi, kita nasihat semua pemenang untuk memenangkan informasi rahasia mereka dari masyarakat sampai klaim Anda sampai dokumen diproses dan hadiah uang Anda ditransfer kepada Anda.

(intinya gak boleh ngelapor POLISI!)

Biasanya mereka mengirimkan alamat email menggunakan email umum, bukan email perusahaan. Jadi, berhati-hatilah. Semoga tidak ada yang tertipu lagi seperti teman saya.

Emoticon khusus tanpa Karma

Mungkinkah menggunakan emoticon khusus tanpa Karma di Plurk? Jawabannya adalah sangat mungkin. Terima kasih buat cucu yang udah ngasih tahu caranya. Caranya sangat mudah, tinggal copas url emoticon ke status maupun komentar. Nanti akan muncul sendiri kok.

Di bawah ini adalah contoh penggunaan emoticon Kaskus untuk Plurk milik saya. Ingat, hanya copas url-nya.

Untuk mendapatkan url emoticon, silakan lihat di url blognya cucu berikut ini:

Emoticon Kaskus 1

Emoticon Kaskus 2

Emoticon Kaskus 3

Emoticon Kaskus 4

Selamat mencoba kawan  :cendol

Filosofi Single

Hampir semua netter di Indonesia pastinya pada punya akun di jejaring sosial. Katakanlah friendster, facebook, plurk, twitter, koprol, dan tidak lupa blogger, hehe. Biasanya ketika ngeliat profil pemilik akun bersangkutan, suka ada keterangan basic profile dan kata “single.” Baiklah, saat ini akan saya jelaskan ada apa dibalik kata single. Karena jenis kelamin saya laki-laki, maka saya hanya akan menjelaskan filosofi single untuk kaum adam. Entah itu benar atau tidak, tapi dapat dipastikan benar. Setidaknya untuk saya sendiri (Mengatasnamakan kaum adam padahal curhatan pribadi, haha. Benar-benar sebuah konspirasi yang kejam, hehe)

Single, so what? Banyak temen-temen dan juga saya yang sering berdalih “Mending single, deket sama siapa pun gak ada yang ngelarang.” Well, that’s true but… Single bukan berarti tidak suka sama perempuan. Justru menjadi single adalah sebuah petaka tersendiri. Pasalnya kebanyakan pria single akan lebih mudah suka dengan perempuan, maksudnya mudah terpikat. Harap diperhatikan bahwa mudah suka tidak sama dengan mudah jatuh cinta. Jauh, dan sangaaat jauh.
Juga, pria single pun dapat jatuh cinta lho. Sebetulnya ini yang akan jadi titik berat cerita filosofi single. Pria single yang sedang jatuh cinta akan sangat sulit mengutarakan rasa cintanya kepada lawan jenis, setidaknya itu yang sedang dan pernah saya alami, haha. Single itu bisa malu tapi mau, bisa tidak mau terikat alias pengen bebas, bisa juga tidak mau diganggu (i.e. asik dengan dunianya sendiri, nerd abis ato autis). Dan mungkin yang lebih elegan adalah ingin memberikan kado utuh untuk istrinya suatu saat kelak.

Apapun alasannya, ketika seorang pria single jatuh cinta, dia akan memendam perasaan itu dalam-dalam. Atau bisa juga curhat ke temen-temen dekatnya (cowo pun bisa bergosip ria lho…). Jika status single yang ada di akun jejaring sosialnya telah melekat selama berabad-abad, ini akan sangat membahayakan si pemilik akun. Dia akan memposkan status berwarna pink, mendengarkan lagu-lagu cinta, menulis puisi cinta, tetapi tidak menyatakannya secara langsung. You might be call him a ‘coward.’

Percayalah, penyakit ini selalu menghinggapi pria single dimana pun dan kapan pun mereka sedang jatuh cinta. Jadi, jangan percaya kalimat “I’m single, and I’m very happy.” Dalam hati kecilnya tetap ada sebuah kekosongan dan berharap bahwa keberanian untuk menyatakan cinta itu muncul.

How Facebook Is Redefining Privacy

Sometime in the next few weeks, Facebook will officially log its 500 millionth active citizen. If the website were granted terra firma, it would be the world's third largest country by population, two-thirds bigger than the U.S. More than 1 in 4 people who browse the Internet not only have a Facebook account but have returned to the site within the past 30 days.

Just six years after Harvard undergraduate Mark Zuckerberg helped found Facebook in his dorm room as a way for Ivy League students to keep tabs on one another, the company has joined the ranks of the Web's great superpowers. Microsoft made computers easy for everyone to use. Google helps us search out data. YouTube keeps us entertained. But Facebook has a huge advantage over those other sites: the emotional investment of its users. Facebook makes us smile, shudder, squeeze into photographs so we can see ourselves online later, fret when no one responds to our witty remarks, snicker over who got fat after high school, pause during weddings to update our relationship status to Married or codify a breakup by setting our status back to Single. (I'm glad we can still be friends, Elise.) (See pictures of Facebook's headquarters.)

Getting to the point where so many of us are comfortable living so much of our life on Facebook represents a tremendous cultural shift, particularly since 28% of the site's users are older than 34, Facebook's fastest-growing demographic. Facebook has changed our social DNA, making us more accustomed to openness. But the site is premised on a contradiction: Facebook is rich in intimate opportunities — you can celebrate your niece's first steps there and mourn the death of a close friend — but the company is making money because you are, on some level, broadcasting those moments online. The feelings you experience on Facebook are heartfelt; the data you're providing feeds a bottom line.


The willingness of Facebook's users to share and overshare — from descriptions of our bouts of food poisoning (gross) to our uncensored feelings about our bosses (not advisable) — is critical to its success. Thus far, the company's m.o. has been to press users to share more, then let up if too many of them complain. Because of this, Facebook keeps finding itself in the crosshairs of intense debates about privacy. It happened in 2007, when the default settings in an initiative called Facebook Beacon sent all your Facebook friends updates about purchases you made on certain third-party sites. Beacon caused an uproar among users — who were automatically enrolled — and occasioned a public apology from Zuckerberg. (See how to delete your Facebook profile.)

And it is happening again. To quell the latest concerns of users — and of elected officials in the U.S. and abroad — Facebook is getting ready to unveil enhanced privacy controls. The changes are coming on the heels of a complaint filed with the Federal Trade Commission (FTC) on May 5 by the Electronic Privacy Information Center, which takes issue with Facebook's frequent policy changes and tendency to design privacy controls that are, if not deceptive, less than intuitive. (Even a company spokesman got tripped up trying to explain to me why my co-worker has a shorter privacy-controls menu than I do.) The 38-page complaint asks the FTC to compel Facebook to clarify the privacy settings attached to each piece of information we post as well as what happens to that data after we share it.

Facebook is readjusting its privacy policy at a time when its stake in mining our personal preferences has never been greater. In April, it launched a major initiative called Open Graph, which lets Facebook users weigh in on what they like on the Web, from a story on TIME.com to a pair of jeans from Levi's. The logic is that if my friends recommend something, I'll be more inclined to like it too. And because Facebook has so many users — and because so many companies want to attract those users' eyeballs — Facebook is well positioned to display its members' preferences on any website, anywhere. Less than a month after Open Graph's rollout, more than 100,000 sites had integrated the technology. (See five Facebook no-nos for divorcing couples.)

"The mission of the company is to make the world more open and connected," Zuckerberg told me in early May. To him, expanding Facebook's function from enabling us to interact with people we like on the site to interacting with stuff our friends like on other sites is "a natural extension" of what the company has been doing.

In his keynote announcing Open Graph, Zuckerberg said, "We're building a Web where the default is social." But default settings are part of the reason Facebook is in the hot seat now. In the past, when Facebook changed its privacy controls, it tended to automatically set users' preferences to maximum exposure and then put the onus on us to go in and dial them back. In December, the company set the defaults for a lot of user information so that everyone — even non-Facebook members — could see such details as status updates and lists of friends and interests. Many of us scrambled for cover, restricting who gets to see what on our profile pages. But it's still nearly impossible to tease out how our data might be used in other places, such as Facebook applications or elsewhere on the Web. (See TIME's video on how people of all ages are connecting through Facebook.)

There's something unsettling about granting the world a front-row seat to all of our interests. But Zuckerberg is betting that it's not unsettling enough to enough people that we'll stop sharing all the big and small moments of our lives with the site. On the contrary, he's betting that there's almost no limit to what people will share and to how his company can benefit from it.

Source: http://www.time.com

25 Sites We Can’t Live Without

Facebook and Others Caught Sending User Data to Advertisers

?The Wall Street Journal is reporting on what could be a major scandal brewing for Facebook, MySpace and other social networks: despite assurances to the contrary, the sites have apparently been sending personal and identifiable information about users to their advertisers without consent.

Large advertising companies including Google’s DoubleClick and Yahoo’s Right Media were identified as having received information including usernames or ID numbers that could be traced back to individual profiles as users clicked on ads. The data could potentially be used to look up personal information about the user, including real name, age, occupation, location, and anything else made public on the profile. Both of the aforementioned companies denied being aware of the “extra” data they were receiving and claim they have not made use of it.

The WSJ goes on to report that since raising questions about the practice with Facebook and MySpace, both companies have since rewritten at least some of the code that allowed transmission of identifiable data. Beyond those two companies, LiveJournal, Hi5, Xanga and Digg made the list of sites identified as sending identifiable information back to advertisers when a user clicked on individual ads.


The Journal found that Facebook went farther than most in sharing identifiable data, by sending the username of the person clicking the ad as well as the username of the profile they were viewing at the time. This news could hardly come at a worse time for Facebook, a company that currently faces a privacy backlash potent enough to make the cover of Time Magazine this month.

Outside of Facebook, the other companies named in the article maintain the data they send to advertisers contains the user ID of the profile a user is visiting when they click on an ad, and not the user ID of the visitor themselves. Both Google and Yahoo made strong statements refuting the idea that they would ever make use of any such personally identifiable data. Yahoo VP of global policy Anne Toth said of the allegations, “We prohibit clients from sending personally identifiable information to us. We have told them. ‘We don’t want it. You shouldn’t be sending it to us. If it happens to be there, we are not looking for it.’”

What do you think: is this another privacy-related stain on Facebook as well as other social networks, or much ado about nothing?

Source: http://mashable.com

Berubah dengan Cara Nyaman

Berubah dengan Cara Nyaman
Hampir setiap hari kita mendengar kata-kata memotivasi seperti “hebat, dahsyat, super, luaaar biasa”. Kita jadi termotivasi, jadi merasa percaya diri, bahwa ternyata kita punya banyak potensi asal mau berpikir positip. Namun sering persoalan muncul saat akan memulai langkah implementasinya dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Salah satu sebab mengapa motivasi yang begitu besar ternyata tak mampu menggerakkan kita saat ingin menerapkannya ialah rasa takut. Makin tinggi dorongan motivasi kita, makin tinggi pula cita-cita, visi yang kita canangkan. Makin jauh kesenjangan antara visi tersebut dengan realita sehari-hari kita, maka yang terjadi “kelumpuhan.” Kita menjadi tidak tahu harus melakukan apa untuk memulainya. Setiap upaya yang kita rencana berdasarkan kenyataan menjadi kurang menarik dibanding dengan visi yang sangat tinggi itu. Bahkan tak jarang kita menjadi tidak sabar terhadap lingkungan, rekan kerja, anak buah yang seolah terlalu lamban untuk mendukung visi dan semangat kita yang membahana. Kalau tidak disadari, realita itu bisa kita anggap kendala yang membuat visi kita kita anggap mustahil.
Dari sejarah kita tahu, bahwa untuk membuat perubahan caranya ada dua: revolusi dan evolusi. Perubahan radikal dan perubahan bertahap. Pada saat kita dada kita membahana, terpompa oleh daya hipnosis motivator besar, mau kita adalah melakukan revolusi kehidupan. Reformasi total. Tapi begitu kembali ke kantor, rutinitas sudah menghadang, agenda berderet seperti antrian kereta api. Perubahan sulit dilakukan. Akhirnya kita menunda, menunggu waktu yang longgar, saat yang tepat. Lalu penundaan demi penundaan terjadi, tanpa terasa hingga beberapa bulan bahkan tahun. Akhirnya momentum hilang, terlupakan oleh hal-hal yang lain.


Sederhananya, mungkin kita ingin menaikkan nilai TOEFL hingga 600 (saat ini 450), atau menurunkan berat badan sebanyak 15kg. Tujuan atau target ini sebetulnya tidak terlalu aneh, bisa dijangkau. Apalagi setelah terpompa motivasi kita. Rasanya dengan semangat baja 3 bulan juga tercapai. Dihadapkan pada rutinitas pekerjaan, agenda yang datang silih berganti tanpa bisa kita stop. Kita jadi menunda program kursus TOEFL, atau mengikuti fitness. Mau mendaftar tetapi ragu, takut kalau nanti sudah membayar tapi tidak bisa mengikuti sesuai jadwal. Yang terjadi hanya maju mundur, sampai peluang-peluang yang ada lewat atau diambil orang lain.
Ada tindakan perubahan yang sesuai dengan potensi atau kekuatan kita selama ini. Misalnya niat memperluas network bagi yang mudah bergaul. Ekspansi karya tulis bagi yang biasa menulis. Kita tinggal melipat-gandakan produktivitas. Tapi seringkali upaya perubahan justru menuntut perubahan pada bagian dari kelemahan seseorang atau kebiasaan (addict) yang sudah menahun. Misalnya ada seorang pendiam, yang prestasinya dalam kreativitas sangat memukau, karya desainnya disukai konsumen, maka dia segera mendapat promosi jabatan. Masalahnya, pada posisi manajer dia juga harus memotivasi staf nya, mendelegasikan tugas, membimbing dan mengevaluasi karya orang lain. Disitulah kelemahan dia. Dari konsultasi dan pelatihan supervisi dia tahu apa yang mesti dilakukan, yaitu memperbaiki sikapnya terhadap anak buahnya. Dalam hal ini dia harus keluar dari zona nyaman (comfort zone). Ini lah tantangan perubahan yang sesungguhnya. Seorang pendiam disuruh bicara, seorang tukang ngoceh disuruh mendengarkan, seorang pemalu disarankan bicara di depan publik, menawarkan produk ke banyak orang.
Think big, Start small, Act now
Stress, kuatir bahkan takut untuk memulai perubahan dalam program pengembangan diri, meningkatkan efektivitas diri dalam meraih cita-cita, adalah sesuatu yang wajar. Namun seringkali begitu takut, ragu dan malasnya kita keluar dari zona nyaman (comfort zone), sehingga berakibat gagalnya program pengembangan diri seperti pengurangan berat badan, peningkatan nilai prestasi tertentu. Untuk itu salah satu alternative yang disarankan ialah “start small, act now”.
Lakukan mulai dari langkah-langkah kecil dan sederhana, tanpa merasa keluar dari “zona kenyamanan” Anda, yang bisa dilakukan hari ini juga. Mulai dengan satu pertanyaan kecil: Tindakan sederhana apa yang dapat saya lakukan saat ini? Kecil dan sederhana sehingga tak ada alasan untuk menundanya. Misalnya Anda sudah bertahun-tahun tidak membaca kitab suci, dan sekarang merasa perlu. Maka tidak usah menunggu waktu luang, waktu yang khusuk. Letakkan saja kitab suci di meja depan TV atau di dekat bantal. Tiap saat baca walau satu ayat. Sekali itu Anda lakukan tiap saat, tanpa terasa akan terbaca puluhan bahkan ratusan ayat. Padahal kalau menunggu waktu luang, terbukti tertunda tahunan.
Begitu juga keinginan Anda mulai oleh raga lagi. Terpikir untuk ikut klab golf, tenis, yoga, atau malah sudah mendaftar atau didaftarkan kantor. Tapi selalu malas untuk memulai, atau sering absen. Lama-lama menjadi segan sendiri, malu dengan teman. Untuk itu langkah sederhana bisa dilakukan dengan lari di tempat sambil nonton TV. Atau asal pakai pakaian olah raga lalu keluar rumah, otomatis kaki akan bergerak untuk berjalan. Makin lama makin cepat dan makin jauh.
Sekali dimulai, dengan langkah sederhana agar tidak mengganggu “zona kenyamanan”, maka perubahan mulai bergerak, dan sekali sudah panah teruskan agar makin jauh dan makin cepat. Sekali lagi, mulai dengan pertanyaan: Langkah sederhana apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki kinerja saya dalam …. ini? [RM]

*) Risfan Munir, penulis buku “Jurus Menang dalam Karier dan Hidup ala Samurai Sejati”, Gramedia Pustaka Utama, 2009. Penulis kolom Pembelajar.com serta Andaluarbiasa.com.


Creative and Funny Hair Style
















Source: FFO Milis

Daging Anjing di Menu Astronot China

BEIJING, KOMPAS.com - Manusia pertama China yang menjelajah ruang angkasa mengungkapkan, para astronot China menyantap daging anjing untuk menjaga kekuatan mereka saat orbit kelilingi bumi.

Yang Liwei, pilot militer berumur 44 tahun yang mengomandani misi Shenzhou Five tahun 2003, mengungkapkan menu para awak pesawat luar angkasa China dalam otobiografinya yang berjudul The Nine Levels between Heaven and Earth. "Banyak teman saya ingin tahu apa yang kami makan (di ruang angkasa) dan berpikir bahwa para astronot mesti memiliki sejumlah hidangan mahal, seperti sirip hiu atau tiram," tulisnya sebagaimana dikutip Telegraph, Kamis (13/5). "Sesungguhnya kami makan makanan yang sangat normal, tidak ada keharusan itu (menu para astranot) menjadi suatu rahasia," tambahnya.

Dia membeberkan sebuah daftar menu termasuk ayam rebus, ikan kukus dan daging anjing dari daerah Huajiang di Guangdong, yang terkenal karena manfaat nutrisinya di China. Sebuah pepatah lokal di China selatan berbunyi, "Anjing Huajiang lebih baik bagi Anda ketimbang ginseng." Pepatah itu merujuk pada sejarah medis yang berperan penting dalam pengobatan tradisional China.


Dia menambahkan, menu itu dibuat secara khusus untuk para astronot oleh ahli gizi China dan bahan makanan itu dibeli dari pemasok khusus di Beijing. Anjing secara luas dimakan di China utara, dan diyakini daging anjing punya kasiat yang dapat membantu menghadapi musim dingin yang mengigil. Telegraph melaporkan, menu daging anjing itu masih digunakan tahun lalu oleh para astronot China. Negara itu berencana untuk mendaratkan orang di bulan tahun 2020.

Pengungkapan itu memicu kemarahan para pembela hak-hak binatang, yang mengatakan Yang memberi contoh buruk bagi jutaan penggemarnya. "Yang Liwei adalah seorang teladan bagi banyak orang muda dan ia salah satu pahlawan terbesar China," kata Jill Robinson, pendiri Animals Asia. "Kami berharap, dia bisa mengetahui bahwa anjing juga pahlawan. Mereka (anjing) menemukan para korban selamat setelah gempa bumi di Sichuan dan melindungi orang dari teroris potensial selama Olimpiade. Mestinya anjing layak mendapat lebih."

Para astronot Amerika juga menyantap beragam menu makanan, termasuk daging sapi enchilada, lasagna, dan daging babi asam-manis dalam misi luar angkasa mereka. NASA mengatakan, makanan ruang angkasa harus mudah dipersiapkan dan dimakan, dan biasanya rendah lemak, rendah kalori dan tidak banyak mengandung garam.

Yang juga mengungkapkan, tekanan saat take-off selama misi Shenzhou Five begitu besar sehingga ia berpikir dirinya akan mati. "Semua organ internal saya sepertinya telah hancur. Saya tidak tahan lagi dan berpikir misi ini bisa menjadi akhir bagi saya," tulisnya.

Ketika kembali ke bumi, ia melihat sebuah retakan di jendela modul. "Bohong jika mengatakan saya tidak takut. Di luar temperaturnya 1.600 C sampai 1.800 C". Belakangan, ia menemukan, retakan tersebut merupakan sebuah garis pada lapisan tahan panas.

Berikut adalah pilihan menu Astronot China (pada misi tahun 2009)

Hari Pertama: bubur akar teratai, tahu renyah dengan daun bawang, ikan ekor kuning rebus, iga babi dengan rumput laut, bayam dengan bawang putih cincang.

Hari Kedua: kulit babi pedas, bebek rebus, kepiting jahe, hati ayam dengan cabai, kacang pinus dengan jagung manis, sup tiga-rasa.

Hari Ketiga: telur rebus dalam sup beras yang difermentasi, sosis Harbin, anjing Huajiang, casserole bayi cumi-cumi, belut dengan paprika hijau, kacang pedas dengan tahu kering.

Apel, pir dan jeruk disajikan setiap kali makan, demikian juga nasi, mie, kentang.

Sumber: Kompas.com

Anjing Vegetarian



KOMPAS.com- Ingin punya anjing yang sehat, bulu nggak mudah rontok, dan badannya tidak bau? Tak perlu pusing merogoh kocek dalam-dalam juga untuk membeli makanan anjing alias dogfood? Gampang! Coba saja latih anjing Anda untuk tidak makan daging alias bervegetarian.

Silvi, warga Poncowinatan, Kota Yogyakarta melatih Rully dan Balto, dua anjing jantan jenis yapom untuk bervegetarian. Kini, dua anjing ras itu berumur 2,5 tahun, tak pernah sakit, bermata bening, dan lincah. Makanan kesukaan Rully dan Balto adalah sawi dan tempe mentah!

"Dokter hewan menyatakan mereka sangat sehat. Kotorannya pun tak bau. Mereka akur, padahal sama-sama jantan," kata Silvi yang juga pemilik supermarket VegieHouse ini. Dikatakan pula, anjingnya tak berminat telur atau olahannya.

Sumber: Kompas.com

The art of saying 'NO'

Elephant Meal

Elephant Anyone?

When an elephant dies in Zimbabwe, as these photos show, it doesn't stick around for long. Poverty does some strange things to people and one of the things it does is make them hungry. So when villagers came across this dead elephant they just naturally had to butcher it and take it home to cook and eat. I wonder if it tastes like chicken?

:takut








Source: FFO Milis

The World Without Engineers

:hotrit


Air Transportation



Civil Engineering



Communication Engineering



Entertainment Engineering



Ground Transportation



Musics



Dua Kisah Kasih Ibu yang Mendonorkan Hatinya Buat Anaknya

Dua Kisah Kasih Ibu yang Mendonorkan Hatinya Buat Anaknya

Kisah I : Chen Yurong : Berjalan kaki sejauh 200 km Demi Selamatkan Anaknya
Wuhan - Meskipun usianya telah mencapai 55 tahun, seorang perempuan di China tengah berjalan kaki 10 kilometer setiap hari selama tujuh bulan agar bisa menurunkan berat badan dan menyelamatkan nyawa putranya.
Chen Yurong berjalan kaki lebih dari 2.000 kilometer secara keseluruhan setelah diberitahu bahwa putranya, yang berusia 31 tahun, Ye Haibin, memerlukan cangkok liver, tapi livernya sendiri tak cocok karena telah tertimbun sangat banyak lemak, kata beberapa dokter kepadanya pada Februari.
Dalam upaya membuat livernya "siap untuk pencangkokan", Chen berjalan di sepanjang tanggul sungai di dekat rumahnya di Kabupaten Jiang`an, Provinsi Hubei, setiap hari. Ia juga menjalani diet, dan hanya makan nasi serta sayuran. Akhirnya ia kehilangan 8 kilogram.
Pada 19 Oktober, para dokter mengatakan liver Chen telah mencapai standard bagi pencangkokan.
Dalam operasi selama 14 jam di Rumah Sakit Tongji di bawah Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, ibu kota provinsi tersebut, pada Selasa (3/11), Chen memberikan sebagian livernya kepada putranya.
Chen telah memutuskan pada Desember tahun lalu untuk mendonorkan livernya kepada putranya, yang selama 18 tahun telah menderita penyakit Wilson, penyimpangan gen yang disebabkan oleh penimbunan tembaga secara berlebihan di dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan kemerosotan fungsi liver.
"Operasi tersebut berjalan lancar," kata ahli bedah Chen Xiaoping, ahli pencangkokan organ tubuh. "Kami meninggalkan sebagian liver Ye, yang akan berfungsi bersama dengan bagian yang dicangkokkan."
"Secara teori, hidup Ye dapat diperpanjang untuk waktu yang lama," katanya. "Chen adalah ibu yang luar biasa."
Chen dan putranya diagambarkan berada dalam kondisi stabil di rumah sakit. Rumah sakit itu memutuskan untuk membebaskan ibu dan anak tersebut dari biaya operasi.


sumber :(ANTARA/Xinhua-OANA)
Kisah II : Ibu Sulistyowati : "Jangankan Sebagian Hati Saya, Semua Akan Saya Kasihkan"
Surabaya- Mengetahui anaknya mengalami kelainan hati atau sirosis billier (tak terbentuknya saluran empeduyang menuju ke usus halus yang berakibat pengerasan liver), pasangan Bambang Sutondo Winarto (52) dan Sulistyowati (43), warga Desa/Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, sangat terpukul. Apapun cara pengobatan rela dilakukan, termasuk mendonorkan organ hati yang dimiliki.

Keputusan mendonorkan organ hati tersebut menjadi pilihan bersama antara Bambang dan Sulistyowati, istrinya. Hal itu demi kesembuhan Ramdan Aldil Saputra, anak semata wayangnya yang saat ini menginjak usia 3 tahun 4 bulan.

"Sebenarnya kami maju bersama, sama-sama mau mendonorkan hati. Tapi saat di Surabaya kemarin, kami diperiksa dan yang hatinya paling baik ibunya," ujar Bambang, saat ditemui detiksurabaya.com di rumahnya, Senin (8/2/2010).

Keputusan mendonorkan hati tersebut diakui sudah bulat, tanpa memiliki perasaan takut akan mengalami gangguan kesehatan. Dari serangkaian konsultasi dan pemeriksaan anaknya ke RSU dr Soetomo, wanita yang sehari-hari menjadi guru di SDN 1 Gandusari mengaku sudah banyak mendapat motivasi untuk donor.

"Kata dokter nggak apa-apa. Baik anaknya atau saya yang nanti mendonorkan hati, bisa tepat pulih sesuai awalnya, karena liver saya yang dipotong bisa tumbuh lagi," ujar Sulistyowati.
Sabtu (24-4) tim dokter RSU Soetomo melakukan cangkok hati terhadap ramdan dengan donor dari ibu kandungnya. Tim ini dibantu tim dari Oriental Organ Transplan Center (OOTC) Tianjin, Tiongkok, yang beorotindak sebagai knsultan dan advisr.


Setelah menjalani transplantasi, Kondisi ramdan berangsur-angsur membaik. Kondisi ibunya juga semakin membaik. Saat ditemui Nyata di Rumash Sakit, si ibu menyatakan,"Jangankan sebagiann hati sayA, semua akan saya kasihkan bila itu menyelamatkan hidup Ramdan. Saya siap dan sangat rela menukar kehidupan saya dengan Ramdan."


Sumber :detik Surabaya dan Nyata Tabloid

Masalah adalah tantangan

Masalah adalah tantangan
Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.


Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin
akan menghadapinya. Namun, masalah dalah hadiah yang dapat anda terima
dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku!
Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan yang dan kesulitan. Jangan hanya berhenti
pada langkah pertama!

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah msalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjauangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila anda terkagum
pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu.

Berusahalah terus!

Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah,
belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang
yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara
momentumnya dalam waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi
karya besar.

Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati.
Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Anda
perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di
atas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan
orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun
rela berkorban untuk keberhasilan anda.

Seorang bijak berujar. ”Bila busur anda patah dan anak panah
penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh
hatimu.” Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda.
Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda.
Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai
anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala
semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis
daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.
Have a positive day!

Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus

“Kita MenCIPTAkan Realita Kita Sendiri”



Materi Rekayasa Lingkungan

Tukang Pos Nikahi Kucing Gemuk

BERLIN - Cinta memang buta, tampaknya seorang tukang pos dari Jerman memahami makna ini secara mendalam. Dia menikahi kucing gemuk dan berpenyakit asma bernama Cecilia.

Dia mengatakan, ingin menjalin ikatan yang lebih erat lagi sebelum teman berbulunya itu tutup usia.

"Cecilia merupakan makhluk yang dapat dipercaya. Kami selalu berpelukan setiap saat dan dia selalu tidur bersama saya," ujar pria singel berusia 39 tahun itu.

Dikarenakan menikahi binatang adalah hal yang ilegal, Uwe Mitzscherlich harus membayar 300 euro atau sekira Rp3,5 juta untuk seorang aktris televisi yang berperan sebagai penyelenggara pernikahan, sementara adik kembarnya Erik menjadi saksi.

Kedua pasangan yang berbahagia itu berdandan untuk acara pernikahan, Mitzscherlich menggunakan pakaian pernikahan dan Cecilia menggunakan pakaian berwarna putih. Seperti dilansir AFP, Rabu (5/5/2010).

Kucing yang telah berusia 15 tahun itu mengeong dengan keras, menandakan ikatan sumpah perkawinan. :takut

Sumber: http://international.okezone.com/read/2010/05/05/214/329423/214/tukang-pos-nikahi-kucing-gemuk

Pictures of Eyjafjallajokull (Volcano)

Wow.... Volcano





:cd













Pentingnya Pendidikan Karakter Di Sekolah

Pentingnya Pendidikan Karakter Di Sekolah

Indonesia baru saja meraih penghargaan dengan menjadi juara umum dalam International Conference of Young Scientists (ICYS) atau Konferensi Internasional Ilmuwan Muda se-Dunia yang diikuti ratusan pelajar SMA dari 19 negara di Bali pada 12-17 April 2010. Suatu prestasi yang membanggakan tentunya. Tetapi berita dan kegemilangan Indonesia itu seakan tenggelam dengan berbagai tayangan-tayangan kekerasan (bukan film action loh) yang ironisnya berasal dari dunia pendidikan. Di Makassar para mahasiswa bertindak anarkis dengan membakar dua pos polisi dan membakar ban. Kekerasan yang kerap kali terjadi tiap tahun sampai-sampai dikomentari JK tahun yang lalu sebagai,”bikin malu”. Di Ambon akhir April lalu para mahasiswa bentrok dengan pejabat kampus Kekerasan dalam dunia pendidikan seakan menjadi tradisi di negara kita, mulai dari bullying sampai tawuran, kekerasan dari tingkat SMP, SMA sampai mahasiswa.

Persoalan yang tidak kalah seriusnya juga adalah praktek-praktek kebohongan dalam dunia pendidikan mulai dari nyontek di ujian sampai plagiarisme. Kalau sebagai siswa sudah terbiasa dengan tipu menipu alias manipulasi ujian, bagaimana nantinya kalau sudah lulus kuliah dan bekerja??? Bukannya akan melahirkan kembali Gayus-Gayus yang baru? Itu sebabnya korupsi menjadi tidak ada matinya dan menjadi budaya lestari yang turun-temurun di negara kita. Dunia pendidikan turut bertanggung jawab dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dari segi akademis sangat OK tetapi dari segi karakter ternyata masih bermasalah.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dalam peringatan Hardiknas tahun ini mengatakan"Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik cerdas. Pendidikan juga untuk membangun budi pekerti dan sopan santun dalam kehidupan," ujar Nuh. Tema peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini menitikberatkan pada pendidikan karakter "Pendidikan Karakter untuk Membangun Peradaban Bangsa". Saya sangat setuju. Pintar tetapi karakternya buruk jelas akan sangat bermasalah. Pintar tetapi tidak bisa menghargai sesama, tidak menghargai nilai-nilai kejujuran, kebenaran dan keadilan maka akan mendatangkan malapetaka bagi orang lain bahkan dalam scope yang lebih luas bagi bangsa kita ini.

Pengetahuan yang tinggi tetapi tanpa didasari oleh pemahaman tentang nilai-nilai yang benar maka hanya akan memberi kesempatan untuk bertumbuhnya benih-benih kejahatan yang akan termanifestasi dalam berbagai bentuk.

Masalah-masalah yang terjadi di negara kita sebenarnya menyangkut masalah karakter. Kekerasan, korupsi, manipulasi, tokoh atau pemimpin yang seharusnya menjadi teladan dan panutan serta menjadi penegak hukum malah memutarbalikkan hukum. Kita sebenarnya sudah terlambat dalam menerapkan pendidikan karakter ini. But better late than never. Ada yang mengatakan bahwa percuma menerapkan pendidikan karakter karena negara kita banyak korupsinya. Ini sih pemikiran yang terlalu pesimis. Masih banyak generasi muda kita yang duduk di bangku sekolah dan butuh pendidikan karakter agar di masa depannya dia menjadi orang yang tidak hanya cerdas secara intelek tapi juga karakter. Dunia pendidikan diharapkan menjadi motor penggerak seperti kata sang menteri ini untuk mengedukasi bangsa kita sehingga manusia Indonesia lebih berkarakter dan bermartabat serta mulia.

Triple Filter

Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat. Suatu hari seorang kenalannya bertemu denga filsuf besar itu dan berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"

"Tunggu beberapa menit," Socrates menjawab. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan meberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test."

"Triple filter Test?"

"Benar," kata Socrates. "Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test."

Filter petama adalah KEBENARAN. "Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya benar?"

"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu."

"Baik," kata socrates. "Jadi Anda tidak yakin bila itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN. Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?"


"Tidak, malah sebaliknya..."

"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena masih ada sattu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN. Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?"

"Tidak, sama sekali tidak."

"Jadi," Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar , buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?"

Itulah mengapa Socrates adalah filsuf besar dan sangat terhormat. Kawan-kawan, gunakan triple filter test setiap kali Anda mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau kawan yang Anda kasihi.

Source: Forwarded Email

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design