Pembelajar Kesalahan

Penilaian suatu pekerjaan biasanya dinilai dari hasil suatu pekerjaan. Seringkali yang dinilai adalah kesalahan yang diperbuat, sehingga berdasarkan banyaknya kesalahan maka besarnya nilai akan dipotong dengan jumlah kesalahan.
Tidak pernah kesalahan yang menjadi nilai dari performa pekerjaan. Memang bukan kesalahan yang berulang, tetapi adalah kesalahan baru yang diperbuat. Sebenarnya kesalahan baru yang diperbuat merupakan suatu pelajaran berharga. Beberapa mahasiswa yang pandai, biasanya juga melakukan kesalahan, dengan mencoba mempraktekkan, maka mahasiswa tersebut pasti lebih pandai, dari mereka yang tidak mau mencoba dan melakukan kesalahan.
Kalau kita amati anak kecil, mereka sering melakukan kesalahan. Dimana anak melakukan banyak kesalahan dalam mengucapkan kata-kata. Tetapi mereka tidak malu untuk mengucapkan walaupun salah. Anak kecil akan mendapatkan informasi apa yang benar dari orang tua dan mempraktekannya. Sehingga dengan cepat anak kecil tersebut tahu, kalimat mana yang benar dan yang harus dikatakan.
Begitu pula seorang mahasiswa yang mau melakukan percobaan, maka dia mendapatkan 1 kali pelajaran dari dosen, dan 1 kali pelajaran dari percobaannya. Mahasiswa yang melakukan kesalahan tidak akan mau melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya. Oleh sebab itu tugas dari dosen, harus dikerjakan sendiri oleh mahasiswa akan sangat berguna bagi mahasiswa itu sendiri. Sehingga pada saat ujian maka kesalahan yang sudah pernah diperbuat tidak akan keluar lagi. Tetapi jika tidak maka saat ujian akan melakukan kesalahan dan tentu saja nilai yang dihasilkan tidak maksimal.


Jika mahasiswa tersebut mengetahui melakukan kesalahan saat ujian maka pada saat bekerja dia akan teringat untuk menjaga agar jangan salah. Jadi yang kita lihat adalah kesalahan pertama yang akan menjadi kita mendapatkan hasil yang baik, bukan kesalahan yang kedua.
Memang semakin banyak kesalahan akan semakin menambah wawasan kita, tetapi kita tidak boleh membuat kesalahan yang sama, itu yang dinamakan pembodohan. Saya mempunyai seorang pembantu yang baru datang dari desa, sebut saja Mbak Dewi. Mbak Dewi adalah orang yang sangat rajin, jujur dan kerja keras. Orang tua Mbak Dewi berasal dari Lampung di suatu desa yang terpencil. Pada minggu pertama bekerja, Mbak Dewi meletakkan sebuah gantungan baju di atas lemari es. Karena di rumah saya, ada seorang anak yang berumur 3 tahun, maka lemari es itu akan dibuka dan ditutup oleh anak saya.
Hal ini menyebabkan lemari es tersebut tidak dapat di tutup secara rapat, karena terganjal oleh gantungan baju tersebut. Keluarga saya tidak ada yang mengetahui keadaan lemari es bahwa pintu tidak tertutup rapat. Sehingga setelah beberapa hari lemari es tidak dingin, kemudian diketahui oleh saya bahwa lemari es tersebut tidak tertutup rapat selama beberapa hari. Pada saat itu, saya marah dan jengkel, tetapi akhirnya saya bisa mengendalikan diri. Saya tidak jadi memarahi Mbak Dewi dan saya biarkan saja. Saya saat itu berpikir, bahwa saya sudah membayar gaji 2 kali pada saat itu. Satu adalah gaji bulanan, dan satu lagi adalah biaya pelatihan dengan meletakkan gantungan dan sudah merusakan lemari es dan terpaksa saya memanggil teknisi lemari es.
Dengan mendapatkan pengalaman tsb, Mbak Dewi semakin lama semakin baik, tidak mengulangi kesalahan untuk kedua kali. Sehingga keluarga saya beruntung mendapatkan pembantu yang berpengalaman, rajin, jujur dan suka bekerja keras. Seandainya saya marah saat itu, kemudian menyebabkan Mbak Dewi keluar, maka kerugian ada di keluarga saya, yang pertama keluarga saya sudah memberikan pelatihan yang mahal, yang kedua keluarga lain yang menerima Mbak Dewi akan mendapatkan pembantu yang sudah berpengalaman mahal, ketiga pembantu pengganti Mbak Dewi harus saya ajari lagi, ke empat waktu pelatihan induksi terbuang percuma.
Sebenarnya di dunia pekerjaan juga sama, tetapi seorang manager jarang sekali menanyai karyawan kesalahan apa yang pernah diperbuat. Sebenarnya seorang manajer jika memperoleh masukkan mengenai kesalahan yang diperbuat oleh karyawan, maka manajer tersebut memperoleh banyak pengalaman yang tidak dialaminya, tetapi dialami oleh karyawan.
Karyawan akan semakin mau mencari dan mencoba hal-hal baru dan hasilnya karyawan akan semakin memiliki banyak inovasi. Sehingga manajer tersebut bisa memperdalam ilmunya dengan cepat, mempunyai pengalaman yang banyak, dan tidak akan mengulanginya lagi. Semakin seseorang melakukan kesalahan, maka semakin kreativ orang itu. Mereka mau belajar banyak, mau mencoba banyak hal.
Tetapi jika kita belajar jangan sampai hal ini terjadi yaitu : Kesalahan yang sama diulang untuk yang kedua atau ketiga kalinya. Ini nama yang disebut pembodohan bukan pembelajaran.

Oleh : Agus Putranto, S.Kom, MT, MSc
aputra@binus.edueXcellent Centre in E-Learning Bina Nusantara


Membuka Kunci Kekuatan Perbaikan Diri

Membuka Kunci Kekuatan Perbaikan Diri

“Setiap perubahan, meskipun untuk menuju hal yang lebih baik, selalu diiringi oleh keberatan dan kegelisahan.” Arnold Bennett (1867-1931), pujangga dan novelis asal Inggris
Pengalaman pahit menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dalam kehidupan kita, misalnya tidak dihargai, dilecehkan, difitnah, disakiti, gagal, dan lain sebagainya. Namun pengalaman terpahit sekalipun dapat menjadi titik tolak mencapai puncak kejayaan dan kebahagiaan jika kita memiliki kekuatan memperbaiki diri terus menerus. Alangkah besar keuntungan yang dapat kita peroleh jika kita mampu membuka kunci kekuatan tersebut.
Salah satu manfaat jika kita selalu memperbaiki diri adalah mampu mengantisipasi kejadian buruk menimpa kita. Bukankah lebih menguntungkan seandainya kita terus mencoba mengurangi kebiasaan makan berlebih sebelum obesitas, berhenti merokok sebelum terserang sakit stroke, atau kebiasaan buruk lainnya sebelum sakit, dibenci orang dan bangkrut? Dengan terus memperbaiki diri, keadaan kita sudah siap atau bahkan lebih baik, ketika muncul sinyal segala sesuatu menjadi sulit.
Kekuatan memperbaiki diri akan membantu kita menyesuaikan diri dengan perubahan terkecil sekalipun, sehingga tidak sampai terjerembab dalam kesulitan yang lebih besar. Ibaratnya, seekor katak mungkin langsung melompat keluar jika dimasukkan kedalam air panas. Tetapi mungkin ia akan terjebak dalam tungku air dan mati terbunuh jika perubahan suhu dalam air naik perlahan sampai di titik didih. Artinya, kita tidak akan tergilas oleh perubahan yang terus berlangsung jika kita terus memperbaiki diri.



Memperbaiki diri akan memberi kita rasa percaya diri dan nyaman dengan keadaan diri sendiri. Mungkin bila kita melihat seorang pengusaha muda atau artis sukses berharap dapat bertukar posisi dengannya. Padahal belum tentu mereka merasa nyaman dengan keadaan mereka sendiri. Artinya kita tidak akan menderita karena kekurangan zat kepercayaan diri dan harapan, jika mempunyai kekuatan atau usaha memperbaiki diri terus menerus.
Di dalam kehidupan ini kita akan terus mengalami naik dan turun. Namun setiap perubahan itu akan terasa menyakitkan jika kita mengabaikan keharusan untuk terus berbenah. Walaupun kemampuan memperbaiki diri sulit dimiliki, tetapi beberapa tips berikut ini mungkin dapat membantu kita membuka kunci kekuatan perbaikan diri.
Pertama adalah milikilah cita-cita dan komitmen untuk mencapainya, sebab cita-cita akan menjadi daya atau semangat juang Anda. Sehingga Anda tidak segan memperbaiki kemampuan dan pengetahuan untuk dapat meraih cita-cita tersebut. Hidup tanpa visi laksana berlayar tanpa tujuan, terasa hampa dan hidup ini sama sekali tak berguna
Sementara itu Anda juga harus yakin pada visi Anda. Mengutip kata Pablo Picasso, seorang pelukis asal Spanyol, “Sesuatu yang dapat kamu bayangkan adalah nyata.” Sehingga bila Anda yakin, maka Anda tidak mudah menyerah melakukan tindakan-tindakan positif agar visi Anda segera tercapai, misalnya; ingin langsing dengan rajin olah raga, ingin pintar dengan rajin membaca, ingin lebih dermawan dan dicintai banyak orang dengan membantu lebih banyak sesama, ingin lebih sukses dengan berusaha lebih keras dan lain sebagainya.
Syarat lain untuk dapat membuka kunci perbaikan diri adalah kegigihan. Jadi jangan mudah menyerah ketika menghadapi banyak tantangan atau selalu menghadapi kegagalan. Kegigihan akan mendorong Anda untuk memperbaiki diri terus menerus. Seiring dengan kualitas personal dan profesional Anda yang lebih baik, maka suatu saat tujuan Anda pasti tercapai.
Kunci kekuatan memperbaiki diri adalah mencintai diri sendiri, sebab masing-masing diantara kita pasti memiliki kelebihan. Disamping itu masing-masing diantara kita juga memiliki keunikan tersendiri, sebab tidak seorangpun di dunia ini yang sama persis segala-galanya. Lupakanlah keinginan untuk menjadi orang lain, dengan meningkatkan kualitas, kemampuan, dan kebaikan. Dengan begitu, kekurangan kita tak akan lebih menonjol dibandingkan prestasi, kontribusi, dan kemampuan yang kita miliki.
Masih banyak lagi cara untuk membuka kunci kekuatan perbaikan diri. Namun yang terpenting adalah motivasilah diri Anda untuk terus melakukan perbaikan, sebab perubahan besar akan selalu berawal dari dalam diri sendiri. Ketika Anda sudah menikmati setiap proses memperbaiki diri, berarti Anda juga telah memiliki kemampuan menjadikan segala sesuatu indah, membanggakan, dan membahagiakan.

*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku bestseller. Kunjungi websitenya di: www.andrewho-uol.com

The Blind Side: Evolution Of A Game

The Blind Side: Evolution Of A Game
Film ini baru saja menggusur New Moon dari tahta Box Office minggu ini. Ada apa dengan the Blind Side? Film ini nggak cuma ditopang oleh performance dari Sandra Bullock tetapi dengan kekuatan ceritanya mampu menarik hati para penonton.Film yang dibintangi aktris Sandra Bullock dan penyanyi Tim McGraw, menggambarkan kronikel yang membangkitkan semangat, kisah nyata dari seorang gelandangan Michael Oher dalam perjuangannya yang menyakitkan untuk menjadi orang kaya di Baltimore Raven.


Film ini (diangkat dari buku berjudul sama karangan Michael Lewis) menggambarkan kisah nyata yang luar bisa dari  Michael Oher, seorang anak keturunan African-American yang tuna wisma dan sebelumnya berasal dari  keluarga broken home. Anak ini diadopsi oleh keluarga  Touhys, pasangan keluarga yang kaya yang ingin membantu anak ini mencapai potensi hidupnya. Di saat yang sama kehadiran Oher membuat keluarga ini menjadi penasaran untuk mencari asal usulnya.  Hidup dalam lingkungan yang baru membuat anak remaja ini juga menghadapi sederetan tantangan yang harus ditaklukan. Sebagai seorang pemain football dan pelajar dia bekerja keras dan dengan bantuan pelatih dan keluarga yang mengadopsinya terutama dari Ibu angkatnya yang penuh kasihdan selalu mendorongnya untuk maju, akhirnya dia menjadi seorang pemain NFL  untuk the Baltimore Ravens.

Sandra Bullock yang berperan sebagai Leigh Anne Tuohy mengomentari bahwa perjumpaannya denganMrs. Tuohy menunjukkan bahwa masih ada orang Kristen yang benar-benar menjalani imannya. Bullock mengatakan bahwa dia berterima kasih kepada Mrs. Tuohy yang adalah anggota Grace Evangelical Church di Memphis. Mengenal Mrs. Tuohy ini kata sang aktris, menunjukan bahwa iman itu benar-benar otentik. "Dia begitu terbuka, jujur dan berpandangan ke depan". Saya merasa pada akhirnya saya bertemu seserang yang mempraktekkan kekristenan itu tapi tidak dengan berkhotbah. "


Sandra Bullock ( 'The Blind Side') Bullock mengakui bahwa pandangannya berubah semenjak dia bertemu Leigh Anne Tuohy. Dia tidak sepeerti orang Kristen yang saya kenal, yang hanya menggunakan tameng saja tetapi kemudian tidak melakukan hal yang benar.  Bullock sebelumnya sempat berpikir sebelum dia bertemu dengan Tuohys. "Jangan beri saya kuliah tentang bagaimana menjalani hidup ketika aku tahu aku cukup baik manusia," kata aktris. "Saya mungkin tidak pergi ke gereja setiap hari, tapi aku tahu aku melakukan hal yang benar atau mencoba ... apa kamu lebih baik daripada aku?" Akhirnya Bullock mengakui, "saya akhirnya bertemu dengan orang yang benar-benar menjalani imannya dengan sungguh-sungguh. "
Leigh Anne Tuohy mengatakan dia berharap The Blind Side mengilhami lebih banyak orang untuk membantu orang lain. "Anda tidak perlu pergi dan membawa anak ke rumah Anda - bukan itu yang diminta," kata Tuohy. "Tapi kau bisa melakukan sesuatu - semua orang mampu melakukan sesuatu. Jadi, apa pun itu, lakukanlah  dengan baik. Make a difference." 




Ada komentar menarik dari pengamat film yang mengatakan bahwa ketika anda menonton film ini anda tidak hanya akan menemukan Mike tapi anda juga akan menemukan keluarga Tuohy yang penuh iman  dan ketulusan.

Vim as IDE - new development era for me

I was using Vim to do the minor editing in config files for ages. Vim is advanced on basic navigation and editing operations. However I was always prefer IDE for programming because of it's specific to language navigation('go to definition' feature is awesome!), integrated debugger. But while gaining the experience I noticed that all advanced features began to be less important then basic ones. And you should try Vim if you feel the same.

The Masker : Pahlawan Bertopeng (lagi)

The Masker : Pahlawan Bertopeng (lagi)

Ada lagi versi pahlawan yang sebenarnya tidak pake topeng apa-apa, tapi dalam aksinya justru jadi pahlawan bertopeng. Nah, bingung khan? Anda pernah ketemu pahlawan jenis ini? Dia wajahnya nggak ada topeng atau nggak pake topeng sama sekali, asli loh. Tapi kenapa jadi pahlawan bertopeng ya? Sekilas penampilannya sangat meyakinkan dengan tampilan bak pahlawan baik ekpresi maupun aksinya, wuih pokoknya penampilannya keren. Dia berlagak pahlawan atau lebih tepatnya bertopengkan pahlawan tetapi sejatinya bukan pahlawan.


Pahlawan bertopeng ini aktingnya sangat ciamik. Dia seolah-olah hadir tepat pada saat dibutuhkan. Dia selalu menawarkan pertolongan dan seakan-akan hadir untuk menjadi ‘jawaban’ atau ‘solusi’. Dengan senyum dan ekspresi,”Ada yang perlu saya Bantu? Jangan kuatir, ada saya”, dia mencari-cari orang yang sekiranya akan membutuhkan bantuannya. Dengan sigap dan cepat dia menunjukkan atau lebih tepatnya memamerkan kemampuannya untuk membuat kagum atau mengesankan orang. Empati dan simpati selalu mengalir dari dirinya untuk sesama.

Pahlawan bertopeng ini juga pandai mencari-cari dan menciptakan kesempatan. Dia pandai menciptakan event di mana dia akan memainkan peranannya. Dia selalu muncul dalam project berskala besar karena menurutnya hanya dialah yang kompeten dan orang pasti akan membutuhkannya. Sekilas nampaknya benar, dia teramat menonjol dan menjadi pusat perhatian. Dia akan nampak sibuk dengan berbagai agenda yang diciptkannya dan mengesankan dia adalah orang yan sibuk dan pekerja keras. Sampai di sini orang berdecak kagum, ck, ck ck, ruar biaza. Dahsyat deh pokognya. Dia lalu menjadi objek atau sorotan media lokal dan pujian serta sanjunganpun mengalir. Dia menikmati semua popularitas dan kesenangan serta sanjungan yang dialamatkan kepadanya. Dia puas dan bangga karena dia merasa bahwa dialah yang menjadi tokoh kunci atau yang menjadi pahlawan sehingga segala sesuatunya berjalan lancar dan sukses.

Tapi tunggu dulu, saat kedoknya terbuka ternyata senyum itu mengandung muatan kelicikan. Ada udang di balik senyum.... Penampilannya sih baik tapi ternyata dalamnya siapa tahu? Senyuman itu memerangkap mangsanya agar mereka terjebak dan masuk ke dalam project dan agenda dari sang pahlawan bertopeng. Loh, bukannya dia siap menolong? Ya dia sih nampaknya selalu jadi pionir tapi hanya mengawali saja karena setelah itu dia langsung mengalihkan kepada orang lain. Dia akan menolong dengan melimpahkan beban dan tugas yang ajubila, luar biasa dan dahsyat kepada orang lain. Dia akan menolong agar orang lain tidak kelihatan menganggur atau kehilangan aktifitas. Dia akan menambah dengan aktifitas ekstra sehingga aktifitaspun akan semakin padat dan merayap. Pahlawan bertopeng ini juga seolah-olah sibuk dengan segala sesuatunya. Ya betul, dia sok sibuk atau sibuk mendelegasikan segala sesuatu kepada orang lain dan tinggal menunggu laporan : “Mana? Mana?”. Kalau tidak sesuai dengan ekspektasinya akan sangat berbahaya, dia bisa murka bak singa ompong yang kelaparan.

Motif pahlawan seperti ini pada akhirnya akan tersingkapkan. Motifnya bukanlah motif yang murni dan benar tapi dilandasi kelicikan, kemunafikan dan penuh tipu daya. Motifnya bukanlah untuk menolong dan berkorban tapi merongrong dan mengorbankan orang lain agar tujuannya tercapai. Popularitas dan nama baik serta pujian publik dan pujian atasan itulah yang mau diraihnya. Metode klasiknya seperti ini, ujung-ujungnya kalau orang lain sudah mengerjakan dengan baik maka dia akan dengan bangganya mengklaim, siapa dulu? Saya, githu loh. Pada akhirnya dialah yang menerima sanjungan (atau mencari sanjungan?). Dia menebarkan senyum kemenangan, senyum seorang pahlawan tapi bertopeng. Mengaku-ngaku pahlawan tapi sesungguhnya pahlawan bertopeng. Pahlawan bertopeng itu ibarat serigala berbulu domba. Ibarat muka domba tapi buntut buaya….Begh.....

Kebenaran Meninggikan Derajat Bangsa

Kebenaran Meninggikan Derajat Bangsa

    Amsal 14: 33 Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal. Amsal 14: 34 Kebenaran meninggikan derajat bangsa, tetapi dosa adalah noda bangsa.

     Ada suatu ungkapan yang mengatakan bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya". Dalam konteks masa kini kayaknya ungkapan yang paling relevan adalah: "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menjunjung tinggi kebenaran". Kebesaran suatu bangsa bukanlah terletak pada seberapa maju teknologinya atau seberapa besar armadanya tetapi kebesaran suatu bangsa terletak pada bagaimana bangsa itu mulai dari pemimpin sampai rakyatnya menegakkan dan menjunjung kebenaran. Mungkin terlalu idealis tetapi hikmat Salomo menyatakan dengan jelas bahwa kebenaranlah yang meninggikan derajat bangsa, bukan yang lain! Terjemahan lain memakai istilah keadilan dan kebaikan. Kalau kebenaran, keadilan dan kebaikan sungguh-sungguh diupayakan maka noda atau aib itu tidak akan membesar dan menjalar. Tapi kalau dibiarkan maka noda itu akan semakin mencoreng dan membuat carut marut  wajah bangsa, mau dibawa ke mana muka bangsa seperti ini? Ke laut aja kali sambil nyanyi, nenek moyangku orang pelaut, ha ha
     Dalam tulisannya, Amsal suka membandingkan antara orang yang bijaksana dengan orang yang bodoh atau bebal. Orang bodoh dalam Amsal bukanlah bodoh secara knowledge, mereka justru pintar dan punya pengetahuan tetapi hati mereka bebal. Bebal berarti mereka sudah tumpul terhadap kebenaran. Mereka jelas tahu tapi hati mereka sudah tidak peka dan mereka meremehkan kebenaran. Ini kata Amsal merupakan aib atau noda bangsa. Berawal dari kebebalan maka hal ini akan merusak dan menodai kehidupan bangsa. Kebebalan membuat orang akan memutarbalikkan kebenaran dan keadilan bahkan menjungkirkannya. Awas...
      Sebagai bangsa yang besar secara geografis dan dari jumlah penduduk maka amatlah ironis kalau saat ini kita mengalami degradasi kebenaran yang terlihat dari penyelesaian kasus-kasus kelas kakap dan masih terus berlarut.  Ketidakpuasan terhadap penegakan hukum dan keadilan mulai didigemakan secara vokal. Masalah di negara kita memang sangat kompleks dan sulit diurai dari dulu ampe sekarang. Krisis integritas, hilangnya kepercayaan dan terlebih lagi kebenaran di tingkat elit. Kebenarannya, mana? mana? Hikmat Salomo menegaskan bahwa hanya kebenaranlah yang meninggikan derajat bangsa. Derajat bangsa kita saat ini mengalami degradasi dan semakin tercoreng karena ulah dari orang-orang yang merekayasa fakta dan memutarbalikkan kebenaran. Esensi dari semua kompleksitas masalah di negara kita adalah berakar dari pudarnya kebenaran digantikan oleh berbagai tipu daya dan sandiwara.
     Kebenaran menjadi  barang langka saat ini, dikalahkan oleh berbagai rupa-rupa rekayasa dan pemutarbalikan keadilan dan hukum. Hukum dan keadilan saat ini menjadi komoditas yang bisa diperjualbelikan, bisa ditawar-tawar dan dinegosiasikan. Moto atau semboyan,"Mengembalikan derajat bangsa" tampaknya hanya menjadi slogan tanpa makna atau retorika politik saja kalau tidak disertai kesungguh-sungguhan untuk melaksanakannya secara konsisten. 

      Saya cuma mikir, bangsa kita saat ini sebenarnya membutuhkan pahlawan-pahlawan di tingkat atas yang berjuang membela kebenaran dan lebih tajam lagi yaitu figur pemimpin yang berani membela kebenaran.  Pahlawan kebenaran yang berada di bawahnya harus berjuang dengan susah payah dan karena itu membutuhkan dukunghan dari atas. Pemimpin yang dirindukan adalah pemimpin yang mampu meretas benang kusut rekayasa dan berbagai mafia yang terus bergentanyangan karena tak pernah terungkap.  Bangsa kita saat ini membutuhkan pahlawan-pahlawan model seperti ini. Jelas figur ini harus berasal dari atas (maksudnya dari pimpinan di negara ini) sehingga bisa menjadi teladan dan mampu melindungi pejuang-pejuang kebenaran yang kecil. Masalahnya kalau pejuang-pejuang kebenaran seperti cicak tidak dinaungi lalu mereka akan dinaungi siapa?

The Masker : Pahlawan Bertopeng

The Masker : Pahlawan Bertopeng

Pahlawan bertopeng, adalah sosok pahlawan yang pake topeng dalam menjalankan aksinya (ya iyalah). Mereka adalah penolong sesama dan pembela kebenaran. Lalu kenapa pake topeng? Biasanya untuk menutupi dirinya agar terkesan misterius dan membuat penasaran. Ada lagi yang pake topeng untuk membuat penampilan semakin keren dan cool. Tetapi sejatinya pahlawan bertopeng adalah pahlawan yang sengaja menyembunyikan identitas dirinya atau menutupi dirinya karena dia tidak ingin menonjolkan dirinya sendiri. Dia tidak mau pamer atau menunjukkan sosok sesungguhnya.
     Kecenderungan orang pada masa kini dalam melakukan aksinya ingin dilihat dan diketahui orang banyak. Bahkan dalam kegiatan sosial dibuat sedemikian rupa agar sosok pahlawan itu benar-benar menjadi sorotan. Lalu apa yang dicari pahlawan seperti ini? Publisitas media dan popularitaslah yang menjadi tujuan. Aksi kemanusiaan itu hanya sarana agar mendapat nama dan pujian serta simpati publik. Inilah yang namanya pahlawan kesiangan. Mereka mungkin punya media sendiri, punya web sendiri, punya juro kamera dan wartawan sendiri yang mengekor ke mana sang pahlawan itu beraksi. Hal seperti ini marak terjadi pada waktu pemilihan caleg dan kampanyenya juga amat menyolok. Tetapi setelah terpilih dan nggak terpilih, ke mana gerangan para pahlawan ini?
     Pahlawan bertopeng tidaklah demikian. Sosoknya seringkali tidak terdeteksi. Dia menghindari publisitas murahan. Dia berusaha menolong dan membantu dengan tulus hati tanpa ada embel-embel tertentu dan keinginan untuk mendongkrak popularitas. Nama dan ketenaran tidak dicarinya. Yang dicarinya adalah orang-orang yang membutuhkan pertolongan, bukan berita utama, wartawan elektronik dan video klip yang menonjolkan dirinya. Pahlawan bertopeng itu tidak mau pamer dirinya, kekayaannya atau popularitasnya. Dia tidak mau pamer cincinnya, kedudukannya, gelarnya atau pangkatnya.
     Pahlawan bertopeng ini sangatlah langka karena mereka menolak kalau diekspos di media. Makanya jumlah mereka sangat sedikit. Mereka memberi secara diam-diam dan seringkali mereka dislahpahami. Kelihatan mereka tidak mau menonjolkan dirinya makanya dianggap tidak mau menolong dan membantu. tapi mereka punya agenda dan aksi yang jelas. Mereka punya target dan mereka bukan tipe pahlawan yang banyak bicara. Mereka tidak pamer berapa jumlah sumbangan mereka. Mereka tidak pamer segala aksi dan kegiatan kemanusiaan yang mereka sudah lakukan. Mereka menutup diri terhadap publikasi atas segala kegiatannya tetapi mereka sangat tyerbuka kalau dimintai tolong. Mereka selalu sedia dan mengulurkan tangan tanpa prosedur yang berbelit-belit. Tak pandang bulu, tempat dan golongan, dan tanpa sorotan kamerapun mereka ttepa menjalankan aksinya.
     Pahlawan ini antara ada dan tiada. Seolah hanya fiksi belaka tetapi eksistensi mereka sebenarnya ada. Hanya mereka lagi-lagi tidak mau menonjolkan diri. Mereka diam-diam beraksi tapi aksi mereka nyata. Mereka bersembunyi dan menyembunyikan identitas karena yang mereka utamakan adalah orang yang membutuhkan pertolongan. Bagi mereka pelayanan bukanlah entertainment diri mereka dan akhirnya mengeksploitasi aksi itu untuk mendongkrak popularitas. Tujuan mereka hanyalah menolong. Itu saja.

MANUSIA ‘SAMPAH’

MANUSIA ‘SAMPAH’

Tulisan kali ini, ingin saya awali dengan sebuah kisah. Suatu ketika, ada seorang manajer wanita yang tak pernah puas dengan apa pun. Mukanya selalu cemberut. Tatkala orang begitu senangnya, dia selalu datar-datar saja. Ketika orang lain bisa bergembira mampu mencapa prestasi yang begitu hebatnya, dia selalu mengatakan, "Ah, nggak hebat kok!" Dia pun selalu mengeluh, bahkan sinis.
Suatu ketika, tibalah saatnya dia akan pulang kampung. Sudah begitu lama dia idamkan. Dia pun merasa, saatnya untuk menunjukkan prestasinya kepada orangtuanya.
Singkat cerita, setelah sekian lama, dia pun bisa menjumpai orangtuanya lagi. Saat bertemu, dia pun mulai bercerita tentang kesuksesannya mendapatkan posisi manajer. Rupanya, reaksi ibunya hanya datar-datar saja sambil berujar, "Lha, cuma jadi manager aja udah senang. Kalau jadi direktur baru hebat!". Malam itu, si manajer itu menangis sesungukan seperti masa kecilnya lagi.
Nah, sekarang, kita jadi mengerti asal muasal perilaku si manajer yang negatif. Tak heran, jika saya sering berucap, "Kalau pikiran kita isinya adalah sampah. Tak mengherankan kalau yang keluar pasti juga sampah!". Itulah tipe manusia yang akan kita bicarakan pada kesempatan ini.
Kisah manusia sampah
=============
Nah, pernahkah Anda bertemu orang yang akhirnya membuat Anda mengalami 'luka batin' karena tuntutan ataupun kritikan pedas tanpa kenal ampun yang pernah mereka berikan? Yang jelas, manusia ini umumnya memang agak menjengkelkan.
Mereka jarang terpuaskan, tidak pernah menghargai bahkan tak tampak bahagia dengan apa pun yang mereka terima. Mereka pun jarang memperlihatkan apresiasi pada apa yang diperolehnya.
Umumnya, meski orang lain di sekitarnya telah berusaha melakukan yang terbaik baginya, dia hanya akan bersikap 'biasa-biasa' saja bahkan cenderung sinis. Itulah jenis manusia yang secara ekstrem, saya sebut dengan manusia sampah.
Hati-hati! Jangan bersikap negatif dulu, dengan istilah ekstrem 'manusia sampah' yang saya pergunakan di sini. Tentu saja ada alasannya.

Pertama, saya teringat dengan salah satu kiasan yang pernah dipergunakan oleh seorang penceramah rohani terkenal, ketika disebutkan, "Kalau teko isinya air, keluarnya ya air tetapi kalau isinya sampah, maka keluarnya juga sampah".
Kedua, sama seperti kisah di atas, saya menemukan bahwa banyak orang yang sangat negatif hidupnya karena masa lalunya yang tragis, traumatis ataupun banyak berisi 'sampah-sampah' yang sebenarnya tidak dikehendakinya tetapi terus ditabung oleh orang-orang di sekitarnya.
Tak mengherankan, jika akhirnya orang semacam ini akhirnya penuh dengan tabung sampah di pikirannya. Dari sinilah, berawalnya manusia-manusia negatif yang sering kali amat mengganggu dan bisa merampok kebahagiaan ataupun kebanggaan kita.



Berempati
======
Memang tidak mudah untuk hidup bersama mereka, tetapi sulit bukan berarti tidak mungkin. Sebab, pada dasarnya, orang yang demikian bukannya harus dibenci, tetapi justru dikasihani. Kenyataannya, mereka memang betul-betul butuh untuk dikasihi.
Itulah yang selama ini mereka tidak peroleh dalam hidupnya, sehingga banyak 'sampah' yang keluar dari kehidupan mereka. Perhatikan beberapa contoh nyata berikut ini.
Saya pernah mempunyai seorang rekan yang suka mencela. Bahkan, kesannya ia suka mencari-cari kesalahan para stafnya ataupun orang-orang di kantor. Sedikit saja tidak beres, maka ia bisa membentak-bentak dan sangat penuntut.
Orang-orang di kantor amat takut kepadanya. Namun yang saya saksikan adalah seorang yang stres berat. Bahkan, pernah mencoba mengakhiri hidupnya beberapa kali.
Di sisi lain, seorang rekan trainer pernah bercerita tentang seorang peserta yang 'tak pernah puas' dengan apa pun yang diterimanya. Tatkala semuanya menganggap sangat bagus, baginya adalah 'biasa-bisa saja' bahkan cenderung buruk.
Ia selalu mencari titik lemah. Ketika, ditilik masa lalunya, ternyata ia adalah bagian dari orang buangan yang tidak terpakai di kantor karena sikapnya yang cenderung negatif. Isi facebooknya pun cenderung kalimat-kalimat yang negatif.
Dari kedua kisah di atas kita bisa melihat bahwa persoalan sebenarnya terletak pada diri mereka. Sayangnya mereka sering kali tidak pernah sadar, ataupun tidak pernah mau mengakuinya. Bahkan, dalam banyak situasi, mereka mengatakan bahwa mereka hanya berusaha untuk bersikap 'kritis'.
Namun, tentu saja, sikap kritis tidaklah sama dengan bersikap negatif terus-menerus. Kalau diperhatikan, yang kita lihat hanyalah sikap 'tak puas' terus-terusan. Komentar mereka pun, jarang sekali merupakan solusi ataupun sesuatu yang konstruktif.


Bersikap positif
=========
Pertama, menyadari bahwa manusia sampah tidak valid pendapatnya, akan sangat membantu kita untuk menyikapi mereka. Baik kata-kata, ucapan maupun perilaku mereka sering kali muncul dari persoalan dan luka-luka yang mereka miliki. Jadi, sebenarnya kesalahan dan kekurangan yang ia lihat hanyalah jadi pemicu bagi sampah-sampahnya untuk 'ditumpahkan' keluar.
Tentu bukanlah sikap yang bijak tatkala kita menjadi kehilangan motivasi, frustrasi ataupun patah arang akibat kata-kata mereka. Menyadari bahwa pendapat mereka bisa sangat bias, akan banyak membantu kita untuk tetap tegar menghadapi celaannya.
Kedua, perasaan kita akan lebih lega, tatkala kita menyadari bahwa sikap mereka yang tidak pernah puas, tidak pernah menghargai, selalu akan kena batunya. Masalahnya, di mana pun mereka, mereka tidak akan pernah merasa bersyukur, puas dan bahagia, sebab mereka akan selalu menuntut di mana pun mereka berada.
Kadang, tuntutan mereka bisa berhasil. Namun dunia ini bukanlah pion-pion catur yang bisa digerakkan seenaknya. Dunia punya logika sendiri yang berjalan menurut hukumnya. Akibatnya, ketika tidak mencapai dan tidak terpenuhi apa yang mereka inginkan, mereka menjadi frustrasi dan marah-marah.
Pada akhirnya, mereka pun akan mencari korban lain yang bisa dijadikan sasaran pelampiasan ketidakpuasannya. Dengan demikian, sungguh kita bisa menyadari, betapa perlu dikasihaninya orang semacam ini.
Terakhir, sebenarnya sampah pun bisa menjadi pupuk, kalau diperlakukan secara benar. Begitu pula orang-orang yang masa lalunya penuh sampah ini. Sebenarnya mereka bisa menjadi sumber daya yang berharga.
Meskipun, kritik-kritik mereka tidak terlalu valid untuk didengarkan, tetapi mereka tetaplah bisa menjadi orang yang selalu membangunkan kita untuk terus memberikan yang terbaik.
Di sisi lain, kita pun dapat menolong manusia sampah semacam ini sehingga bisa membingkai ulang sampah-sampah yang ada di pikirannya menjadi sumber daya yang berharga.
Masalahnya, dibutuhkan orang yang mau memahami serta tulus menerima mereka. Dalam realitanya, itulah yang tersulit karena yang berusaha menolongnya pun, diserang oleh mereka!
Anthony Dio Martin

Redefinisi pahlawan

Redefinisi pahlawan

Apa kriteria pahlawan?  Pemerintah kita sudah menetapkan kriteria untuk menjadi pahlwanan nasional. Ada tujuh kriteria pahlawan nasional:
Pertama, harus warga negara Indonesia, yang sudah memiliki gagasan atau telah berjuang di bidang politik atau bidang lain, yang punya dampak nasional. Kedua, berjuang sepanjang hidupnya. Artinya dari dewasa sampai meninggal harus dalam keadaan berjuang. Ketiga, harus memiliki moral dan ahlak yang tinggi.
Lalu, tidak pernah menyerah kepada musuh di dalam perjuangannya. Selanjutnya, harus konsisten dalam semangat kebangsaan atau nasi onalisme. Terakhir, tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak perjuangannya.

Wkkks, berat. Ada yang memenuhi syarat di pertama dan kedua tapi jatuh di yang ketiga. Kalau seperti itu bagaimana ya? Dan kata seorang pengamat sejarah, belum tentu yang dimakamkan di taman makam pahlawan nasional itu betul-betul memenuhi kriteria seorang pahlawan, mungkin ada juga yang koruptor di masa hidupnya. OK, saya tidak akan membahas kriteria pahlawan nasional apalagi gelarnya diberikan ketika seseorang sudah almarhum/almarhumah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cetakan IX, 1997), kata 'pahlawan' diartikan sebagai 'orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran' atau 'pejuang yang gagah berani'. Ada tiga unsur yang penting di sini yaitu, keberanian, pengorbanan dan membela kebenaran. Dalam konteks dulu, model pahlawan ini adalah khas militer atau peperangan fisik, tetapi kalau diadopsi dalam konteks sekarang tentunya bisa diterapkan di segala profesi dan di segala aspek hidup kita.   Dengan berbekal tiga unsur ini sebenarnya kita bisa menjadi pahlawan.....

Sebenarnya banyak tokoh-tokoh pejuang masa kini yang bisa dikategorikan pahlawan karena jasa-jasa mereka. Mereka bukan hanya berjuang dan mengharumkan negara dalam bidang politik tetapi juga ekonomi, pendidikan, teknologi, budaya dan sebagainya.  Ada yang tengah berjuang saat ini seperti KPK misalnya...



Memperingati hari pahlawan jelas adalah keharusan, tetapi bukan sekedar bernostalgia dan mengingat para pahlawan masa lalu. Kita perlu melihat para pahlawan masa kini. Sekarang para pahlawan itu sedang berjuang bagi kebenaran, berjuang menghadapi kriminalisasi mungkin, berjuang menghadapi sandiwara dan rekayasa hukum, berjuang menghadapi mafia-mafia yang bak gurita berusaha mencengkeram para pencari keadilan dan kebenaran. Adalah kewajiban pemerintah untuk mendukung para pahlawan yang tengah berjuang dan berkorban bagi bangsa, bagi kebenaran dan keadilan. Mungkinkah?



Kembali ke definisi pahlawan, konteksnya adalah perjuangan dan peperangan.  Betul,  kita juga harus menyadari bahwa hidup ini selain perjuangan, hidup ini juga adalah peperangan. Peperangan melawan godaan, peperangan melawan Setan, melawan hawa nafsu. Tepat sekali ungkapan Amsal 16:32 berkata, "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang merebut kota ". Unsur kepahlawanan di sini selain kesabaran juga adalah menguasai diri. Menguasai diri berarti menaklukan pementingan diri, keegoisan, keangkuhan dan keserakahan alias ketamakan. Pementingan diri dan konco-konconya  inilah yang menjadi bibit korupsi, tindakan yang sewenang-wenang, pemutarbalikan,  rekayasa dan kriminalisasi. Menguasai diri, adalah menguasai keinginan daging serta hawa nafsu, kemarahan, kebencian dan sebagainya. Ini adalah tantangan bagi kita semua. Mampukah kita melewati ujian hidup, melewati tantangan dan godaan yang kerap muncul dari diri sendiri? Semoga....

TIDAK MAU MENGALAH

TIDAK MAU MENGALAH

Seorang anak lelaki disuruh ayahnya pergi ke kota untuk membeli tepung roti.
Anak lelaki itu segera berangkat berjalan kaki. Jarak antara desa tempat
tinggalnya dan kota cukup jauh juga. Di perjalanan ia harus melewati sebuah
jembatan kecil.
Kini ia tiba di ujung jembatan kecil itu. Di seberang jalan ia melihat
seorang anak lelaki lain yang berjalan ke arahnya. Mereka berdua sama-sama
berjalan di jalur yang sama. Hingga tepat di tengah-tengah jembatan itu
mereka saling berhadap-hadapan. Keduanya berhenti dan berpandangan. Anak
lelaki itu berpikir, "Wah, kurang ajar sekali anak ini. Dia tidak mau
mengalah dan memberikan jalan padaku."
Di saat yang sama, anak lelaki lain itu berpikiran hal yang sama,
"Seharusnya dia yang mengalah dan memberikan jalan padaku."


Lama keduanya saling berdiri di tengah jembatan tanpa ada satu pun yang mau
mengalah dan memberikan jalan. Keduanya sama-sama berpikir bahwa "Aku harus
berteguh hati dan kuat pendirian." Keduanya saling berpandangan tanpa ada
satupun yang berbicara atau bergerak.
Siang pun tiba. Di rumah, ayah dari anak lelaki yang hendak pergi ke kota
itu mulai cemas memikirkan mengapa anaknya belum juga kembali. Sang ayah
lalu bergegas menyusul anaknya ke kota. Hingga akhirnya ia sampai di
jembatan dan melihat ke dua anak lelaki itu saling berdiam dan
berhadap-hadapan. Sang ayah berteriak pada anak lelakinya, "Wahai anakku,
mengapa engkau berdiri di situ?"
Anak lelakinya menjawab, "Anak lelaki ini menghalangi jalanku. Ia sama
sekali tidak mau mengalah. Bagaimana aku bisa berjalan jika ia menutup
jalanku?"
Sang ayah mulai kesal. Ia lalu berkata pada anaknya, "Sudahlah anakku,
sebaiknya kau minggir dan segera pergi ke kota untuk membeli tepung. Biar
ayahmu ini yang berdiri di sini menggantikanmu dan tidak memberikan jalan
pada anak lelaki yang tidak tahu diri ini!"
Teguh hati memang boleh. Sesekali mengalah demi tercapainya
tujuan bukanlah hal yang tercela. Tetapi bukan berarti lalu kita harus
menjadi tembok bagi tercapainya tujuan orang lain bukan?
(Disadur dari: Chinese Wisdom)

Have a Positive day!

Objects behaviour inheritance with RSpec

About half of a year ago I was writing about object interface and Liskov Substitution Princeple. In short: Any class instance that extends the base class should pass all unit tests behaviour tests written for base class instance. It was a surprise for me that this concept has already been implemented in RSpec.


Nilai Kehidupan

Nilai Kehidupan

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.
Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.
“Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.
Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. “Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.”
Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”


Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini.”
Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”.
Segera timbul kesadaran baru. “Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”.
Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.
Teman-teman yang luar biasa,
Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.
Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.
Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!
Salam sukses luar biasa!!!
-Andrie Wongso

Servant Leader

Servant Leader

Ada anggapan bahwa menjadi bos atau pemimpin itu paling enak. Makanya di negeri ini banyak orang berlomba-lomba menjadi pemimpin mulai dari caleg sampai mau jadi bupati, camat, lurah sekalipun. Padahal kalau menyadari arti kepemimpinan yang sebenarnya tidaklah semudah dan seenak yang dikira orang. Melihat pelantikan para pemimpin di negara kita terbersit harapan dan keraguan. Harapan bahwa para pemimpin akan membawa perubahan yang lebih baik dan rasa ragu karena melihat sepertinya perubahan kepemimpinan belum tentu menjamin akan terjadi perubahan yang lebih baik lagi. Harapan bahwa perubahan di negara kita itu terjadi secara nyata sebenarnya dimulai dari para pemimpin itu sendiri.

Kepemimpinan yang macam apa atau model apa yang bisa menjadi model dan patut dipraktekkan oleh para pemimpin kita? Masih ingat lagu "Tak gendong", kalau diinterpretasikan dalam konteks kepemimpinan berarti berarti mau menyingsingkan lengan dan mengulurkan tangan tanda untuk membantu dan mau menolong. Di sini aku hadir dan siap membantu. Tak gendong sebenarnya adalah cerminan atau refleksi dari Servant Leadership atau kepemimpinan pelayan. Adalah pakar manajemen, Robert Greenleaf, mengembangkan konsep yang pertama ke dalam dunia sekular. Pada tahun 1970 Greenleaf menulis sebuah buku manajemen berjudul 'The Servant as Leader' (pelayan sebagai pemimpin). Ide pokoknya adalah, seorang pemimpin besar mula-mula harus melayani orang lain, dan bahwa kenyataan yang sederhana ini merupakan inti dari kebesarannya sebagai seorang pemimpin. Dua ribu tahun yang lalu Kristus sudah memperkenalkan konsep kepemimpinan yang melayani "Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya" (Markus 10:43-44).

Kepemimpinan pelayan melihat kedudukan itu sebagai kesempatan untuk melayani sebesar-besarnya bukannya dilayani sebesar-besarnya. Memimpin berarti melayani untuk kepentingan sesama, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan orang lain dari pada dirinya sendiri. Kepemimpinan hamba jelas bukan untuk mencari atau mengambil kesempatan atau aji mumpung. Mumpung berkuasa lalu jadi lupa diri, lupa tugas dan tanggung jawabnya. Mumpung berkuasa maka segala sesuatu dikuasai termasuk kekayaan negara dikuasai alias diembat. Mumpung berkuasa terus menekan yang di bawahnya erat-erat. Konsep mumpung disini harus dibalik. Mumpung itu harus dipergunakan sebesar-besarnya untuk melayani bukan sebaliknya untuk dilayani!

Kepemimpinan pelayan melihat kedudukan itu sebagai tanggung jawab. Bukan sekedar kekuasaan atau berada di posisi puncak atau urutan yang tertinggi. Kepemimpinan hamba bukannya memerintah secara otoriter lalu menguasai dan mengeksploitasi. Kepemimpinan hamba adalah kepemimpinan yang menyadari tugas dan tanggung jawab besar yang diembannya. Dengan kedudukan yang besar maka tanggungjawabnya semakin besar pula. Kepemimpinan hamba bukan sekedar tebar janji, tebar pesona atau mencari popularitas tetapi mau menebarkan kesejahteraan, menegakkan keadilan dan menjaga integritas, dan itu adalah tanggung jawab yang sangat besar.....

Kepemimpinan pelayan berarti mau repot, mau kerja keras, ada pengorbanan besar di dalamnya. Di tengah dunia yang serba ekspres dan instant seringkali orang mencari kemudahan dengan alasan kalau bisa lebih gampang, kenapa harus mempersulit diri? Tetapi filosofi ini menjadikan orang enggan untuk peduli dan mau berkorban untuk sesama. Mau repot berarti harus keluar dari zona nyaman kita dan berada di zona yang nggak nyaman. Kepemimpinan hamba itu berarti ada resiko di mana kita harus mengorbankan tenaga, istirahat waktu dan kenyamanan kita. Kepemimpinan pelayan adalah kepemimpinan yang peduli dan mau melihat rakyatnya 'ke mana-mana'...

Kepemimpinan pelayan amat mungkin dilakukan, maka harapan kita para pemimpin—eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, dapat mewujudkan dengan spirit tak gendong sambil menyanyikan I love you full buat rakyatnya, tanda siap mengabdikan diri, memimpin sebagai pelayan.

“NEUROLOGIS” KEBODOHAN

“NEUROLOGIS” KEBODOHAN

Sebelum saya menjelaskan apa itu neurologis kebodohan dan bagaimana terbentuknya, serta dampaknya terhadap pengembangan diri, saya terlebih dahulu menjelaskan arti kata neurologis itu sendiri. Yang saya maksud dengan neurologis itu berhubungan dengan syaraf otak. Dalam hal ini bagaimana syaraf otak bekerja dalam merespon sebuah stimuli dari luar. Otak kalau dirangsang (distimuli) akan bekerja sesuai dengan pola yang sudah terlatih (kebiasaannya).

Contoh yang paling klasik adalah penelitian Pavlov terhadap anjing-ajingnya. Dalam percobaannya, Pavlov memberikan makanan kepada hewan piaraannya itu. Setiap kali ia memberikan makanan kepada anjingya, ia membunyikan bunyian tertentu, katakanlah kentongan. Dengan bunyi kentongan tertentu, anjing-anjing sudah paham bahwa mereka mendapatkan makan. Begitu kentong dibunyikan anjing-anjing berdatangan.

Suatu kali, Pavlov membunyikan kentongannya dengan tidak membawa makanan anjing. Meski demikian, anjing-anjing tetap berdatangan dengan mengeluarkan air liur pertanda lapar. Itulah neurologis, syaraf secara otomatis merespon dengan pola tindakan tertentu (kebiasaan) karena diakukan berulang-ulang.

Pola kerja neurologis juga sama dengan apabila kita masuk ke dalam sebuah ruang gelap–sebuah kamar katakanlah—maka secara otomatis syaraf otak kita bekerja untuk segera mencari saklar lampu. Kerja otomatis syaraf kita pada saat masuk kamar gelap adalah tekan saklar lampu. Apabila suatu malam, tiba-tiba listrik mati secara otomatis kita mencari lilin atau korek. Korek bagi mereka yang biasa merokok, bagi yang tidak biasa mungkin lampu senter atau handphone. Pokoknya, syaraf akan menacari keotomatisannya.

Itulah neurologis, syaraf otak bekerja menurut program-program kebiasaannya secara otomatis. Masing-masing individu berbeda dalam merespon terhadap suatu hal yang sama di luar dirinya. Ada orang yang kalau lagi stres langsung istighfar dan berdoa mendekatkan diri pada Tuhannya, ada orang yang kalau lagi pusing malah lari ke sabu-sabu. Semua serba otomatis menurut kebiasaannya.

Perlu kita ketahui bahwa dalam alam pikir kita terdapat banyak sekali jalur neurologis yang serba otomatis. Dari jalur neurologis yang positif yang menjadikan seseorang cerdas, hingga jalur neurologis yang membodohkan. Jalur neurologist positif misalnya: waktu senggang berarti baca/belajar/nulis; sulit dalam belajar berarti harus belajar lebih tekun; masalah berarti kesempatan pendewasaan diri dan stres berarti mendekatkan diri kepada Allah. Jalur negatif seperti: ujian berarti nyontek, prestasi karir berarti jalan pintas, kuliah berarti gelar dan stres berarti sabu-sabu. Bila itu dilakukan secara otomatis, tanpa ada pertimbangan lagi, dan membiasa dalam diri seseorang maka disebut peristiwa neurologis.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan neurologis kebodohan berarti bagaimana syaraf kita membentuk jalur-jalur otomatis kebodohan (seotomatis pada saat kita masuk lamar gelap dan saklar lampu) sehingga kita menjadi tetap bodoh. Neurologis kebodohan bukan berarti syarafnya atau intelegensinya rendah, melainkan karena jalur-jalur otomatis yang keliru sehingga kita tetap bodoh.


Apabila kita bodoh akan suatu suatu hal, kemungkinan besar bukan karena tingkat itelegensia kita yang rendah, namun lebih karena pola kerja syaraf otak (neurologis) yang otomatis itu. Bukan karena tingkat intelegisia Anda yang “telmi” (telat mikir) sehingga Anda tidak bisa berbahasa Inggris misalnya, tetapi karena Anda sudah terlanjur membuat perangkap neurologis yang keliru atau membodohkan. Anda tidak bisa berbahasa Inggris—dan sejumah tidak bisa lainnya—bukan karena “lemot” (lemah otak) tetapi karena Anda sudah terlanjur membangun “jalur otomatis” untuk menghindari kesulitan belajar Bahasa Inggris. Kongkritnya, begitu Anda bertemu dengan pelajaran Bahasa Inggris otomatis menghindarinya dan mencari kegiatan lain yang sudah biasa dilakukan. Begitu seterusnya, sehingga menjadi pola kerja otomatis pikiran, seotomatis kamar gelap dan saklar lampu.

Bila jalan menghindar itu ibarat “jalur otomatis” menuju kebodohan, sudah berapa banyak jalur yang kita miliki? Semakin banyak jalur itu, maka semakin bodoh intelegensi Anda. Sebab, dengan jalur khusus neurologis itu nyaris menjadikan intelegensi Anda tidak pernah diberi kesempatan lagi untuk mengembangkan dirinya. Bagaimana itelegensi Anda akan bekembang kalau belum apa-apa Anda sudah menghindar dengan full speed melalui jalur khusus itu? Bagaimana kemampuan Bahasa Inggris Anda bisa berkembang kalau belum apa-apa Anda sudah lari kencang menghindarinya?

Seseorang menjadi lebih bodoh dari yang semestinya pintar tidak lain karena terlalu sering membangun jalur khusus kebodohan, atau neurologis kebodohan. Bukan saja kasus “bodoh” dalam bahasa Inggris saja, tetapi dalam banyak hal seseorang cenderung lebih banyak membangun jalur khusus neurologis kebodohan dari pada membangun jalur neurologis kecerdasan. Kita lebih suka menghindari kesulitan belajar, dari pada menghadapinya. Kita lebih suka membuat jalur kebodohan dengan cara menghindari kesulitan dari pada membangun jalan kecerdasan dengan dengan cara berdisiplin dan bertekun misalnya.

Bagaimana proses terjadinya jalur neurologis kebodohan dalam diri kita? Proses terjadinya neurologis kebodohan berawal dari pencarian jalan keluar (alternatif) yang aman dan nyaman dari setiap menghadapi masalah. Entah itu masalah belajar, atau masalah lainnya. Awalnya seseorang memang hanya mencari jalan alternatif dari sebuah kemelut kesulitan belajar Bahasa Inggris dengan cara membolos misalnya. Ternyata dengan cara seperti itu ia mendapatkan “nikmat” dan “manfaat” (tenang, tidak pusing), maka selanjutnya ia mengulang perilakunya. Terlebih banyak orang yang melakukannya, maka semakin termotivasi untuk mengulangnya.

Proses neurologis, baik neurologis kebodohan dan neurologis lainnya, identik dengan proses terjadinya neurologis kecanduan sabu-sabu. Berawal dari kemelut masalah, seseorang mencoba mencari jalan keluar. Ada jalan pintas yang menjadikan dirinya merasa “aman” dan “nyaman”, yakni sabu-sabu. Begitu datang masalah, ia mengulangi tindakannya itu. Frekuensi dan intensitas tindakannya semakin membekas seperti “jalan tol”, yaitu jalan otomatis ketika menghadapi masalah yang sama. Begitu masalah tiba, secara otomatis lari ke sabu-sabu.

Marden (2006) mengilustrasikan proses terbentuknya sebuah kebiasaan neurologis dengan tepat: “Awal dari suatu kebiasaan adalah ibarat benang yang tidak kelihatan, tetapi setiap kali kita ulangi tindakan itu, kita telah memperkuat benangnya, kita menambahkan serat lagi kepadanya, hingga menjadi kabel yang tebal dan mengikat pikiran dan tindakan kita yang tidak dapat ditarik kembali.”

Itulah neurologis. Proses terjadinya melalui tindakan yang berulang (kebiasaan). Penciptanya adalah diri kita masing-masing.

Proses terjadinya neurologis kebodohan bisa datang dari orang lain. Dalam kasus ini, orang lain sperti: guru, teman, orangtua, kolega dan lain-lain, sangat berpotensi sebagai penyebab terbentuknya neurologis kebodohan. Bila mereka kepada seorang anak sering melontarkan umpatan: “Kamu bodoh, kamu bodoh...!”, maka cepat atau lambat si anak itu membuat persepsi bahwa dirinya adalah anak bodoh. Intensitas dan frkuensi makian itu yang datangnya dari banyak orang dan lingkungan, segera membekas menjadi sebuah jalur neurologis dan diyakini oleh si anak bahwa dirinya bodoh.

Salah satu sifat kerja pikiran adalah mencatat, merekam dan menyimpan segala informasi yang masuk. Sebuah informasi akan membekas menjadi jalur neurologis atau tidak sangat tergantung pada intensitas dan frekuensinya. Semakin sering, semakin membekas, dan semakin menjengkelkan, malah semakin membekas. Bila Anda membenci akan sebuah iklan, jusrtu itulah iklan yang baik secara neurologis: ingat terus. Demikian halnya dengan umpatan “Kamu bodoh!” pada anak-anak.

Ini tidak edukatif sama sekali. Sebab, umpatan yang begitu intens akan segera membekas dan membentuk jalur neurologis kebodohan bagi si anak. Bila sudah demikian, pada saat si anak menghadapi kesulitan belajar, maka otomatis ia akan menggunakan jalur neurologis itu secara otomatis. Begitu ia menemukan masalah belajar (sulit misalnya) maka jalan penyelesaiannya adalah: “Aku tidak mungkin bisa menyelesaikannya karena aku adalah anak bodoh”.

Menurut Robbins (2006) ada enam langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi neurologis kebodohan. Langkah-langkah ini juga dapat digunakan oleh siapa saja yang mau merupakan kebiasaan negatif.

Pertama, putuskan bahwa Anda benar-benar ingin membuang neurologis itu. Pastikan bahwa Anda mau menggatinya segera sehingga Anda tidak lagi akibat buruk dan kerugian hidup dari neurologis kebodohan. Pastikan pula bahwa Anda siap menanggung resiko/tantangan yang menghadangnya dengan keputusan yang diambil.

Kedua, gunakan prinsip berubah sekarang atau sengsara selama hidup. Anda tidak akan pernah dapat ke luar dari neurologis kebodohan, bila tidak berubah hari ini. Berubah hari ini, berarti kepedihan, berarti rasa sakit dan kesengsaraan. Tetapi jauh lebih pedih, lebih sakit, lebih sengsara dan memilukan lagi masa depan Anda bila hari ini tidak berubah. Hanya ada satu syarat agar kepedihan hari ini tidak terasa sakit, yakni dengan cara merasakan—seolah-olah—masa depan itu sudah di tangan. Kepedihan hari ini bukanlah rintangan bila mengingat kenikmatan yang akan diperoleh. Belajar tekun, serius dan berdisiplin memang menyakitkan, tapi lebih sakit lagi bila hidupnya menjadi manusia bodoh yang tidak ada manfaatnya dan merana sepanjang waktu.

Ketiga, interupsi polanya. Anda tidak akan pernah berubah bila masih mempertahankan pola lama. Disebut berubah bila polanya dienterupsi, dirubah atau minimal digeser meski serba sedikit. Apabila Anda selama ini pola neurologisnya “selalu menghindar dari kesulitan belajar Bahasa Inggris”, maka sesekali mencoba menghadapinya meski tidak nyaman. Bila masih sulit untuk menerimanya, coba sesekali lihat dan dengar cerita-cerita sukses betapa nikmatnya bisa berbahasa Inggris. Bila perlu mencoba merasakan seolah-olah Anda bisa berbahasa Inggris, sehingga banyak peluang karir lebih nikmat dan peluang mendapatkan beasiswa studi lanjut ke luar negeri.

Atau, bila selama ini Anda selalu menghindar untuk berolah raga, artinya pola hidup rutinnya tidak suka olah raga, lebih suka rileks dan banyak tidur, coba sesekali menikmati olah raga. Bila selama ini pola neurologisnya selalu mengatakan bahwa olah raga hanya buang-buang waktu, sesekali melihat dan mendengarkan orang-orang yang tubuhnya segar bugar, dan sehat walafiat karena rajin berolah raga. Bila perlu meyakinkan diri bahwa segala-galanya tanpa kesehatan tidak berarti apa-apa. Olah raga merupakan salah satu cara untuk mencapai kesehatan itu.

Keempat, ciptakan alternatif baru yang memberdayakan. Penginterupsian seperti pada langkah ketiga di atas, merupakan langkah “pemanasan” perubahan neurologis. Pada kondisi ini Anda berada di persimpangan jalan. Mau tetap di jalan lama yang berarti tetap terperangkap dalam kebodohan, atau jalan alternatif, jalan baru yang dapat memberdayakan diri Anda. Bila selama ini Anda berada jalan neurologis “nikmat membawa sengsara” maka saatnya beralih ke jalan (alternatif) neurologis “sengsara membawa nikmat selamanya”.Bila selama ini Anda berpelukan dengan kemalasan, maka saatnya sekarang berpeluk mesra dan penuh setia dengan ketekunan.

Kelima, kondisikan pola barunya hingga konsisten. Apabila Anda sekarang sudah mulai tertarik dengan jalan alternatif dengan segala hasil yang memberdayakan dan menggiurkan, tidaklah otomatis menjadi pola baru neurologis. Masih membutuhkan pengkondisian yang konsisten sehinga menjadi pola baru yang otomatis, seotomatis kamar gelap-saklar lampu. Pola baru ini akan menjadi konsisten, membiasa, apabila tindakannya secara berulang-ulang dengan intensitas emosional yang luar biasa.

Hukum penguatan mengatakan, “Pola emosi atau perilaku mana pun yang terus dikuatkan akan menjadi respon yang otomatis dan terkondisikan. Apa pun yang tidak kita kuatkan pada akhirnya akan menghilang” Ketekunan yang semula masih lemah pada ikatan neurologis Anda, akan segera menguat dan terkondisikan bila terus dilakukan berulang-ulang dengan intensitas emosinal yang luar biasa. Bila ketekunan sudah membiasa, sudah menjadi “jalan tol” yang nyaman dan nikmat dalam setiap menghadapi persoalan pembelajaran, maka Anda akan segera melupakan jalan lama (kemalasan). Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang terbiasa dengan ketekunan. Malah sekali saja melanggarnya, Anda segera mendapatkan teguran dari alam bawah sadar agar segera kembali ke neurologis ketekunan.

Keenam, ujilah. Apakah perubahan neurologis kebodohan (pola lama) ke neurologis kecerdasan (pola baru) benar-benar mendatangkan manfaat bagi hidup Anda. Bila manfaatnya jauh lebih besar dari pada tetap pada pola lama, maka pertahankan pola baru itu. Termasuk apakah pola baru itu tidak bertentangan dengan nilai, gaya hidup dan keyakinan Anda.

Kualitas hidup kita itu sesungguhnya tergantung pada pola-pola kerja neurologis. Semakin banyak kita memiliki pola kerja neurologis yang memberdayakan diri, semakin berkualitas hidup kita. Jangan dibiasakan membangun jalur-jalur neuorogis kebodohan, dan neurologis-neurologis lainnya yang hanya menjebak hidup kita.[w]

Waidi, penulis buku-buku pengembangan diri berbasis NLP: buku On Becoming A Personal Excellent; The Art of Re-engineering Your Mind for Success; Jangan Mau Seumur-umur Dibodohi Diri Sendiri. Alumni Graduate Certificate in NLP, Sydney, dapat dihubungi: waidi_unsoed@yahoo.com.

Dari mata turun ke kaki

Dari mata turun ke kaki


Ungkapan ini bukan mengacu pada cara menilai kecantikan seorang wanita. Melihat dari mata, hidung, bibir sampai ke kaki alias dilihat fisiknya. Dari mata turun ke kaki adalah melihat dengan paradigma yang lain yang jauh lebih dalam...Maksudnya? Seperti ungkapan jaman dulu yang mengatakan bahwa mata adalah jendela jiwa, mata juga bisa dikatakan jendela hati. Makanya muncul ungkapan dari mata turun ke hati. Mata kita ini menjadi chanel yang merekam segala sesuatu dan menggiringnya ke dalam pikiran dan hati kita.


Persis dalam konteks cinta, dari mata turun ke hati. Konon dari pandangan pertama, kedua, kelima atau kesekian maka pada akhirnya akan menimbulkan reaksi alami, memunculkan getaran-getaran mistis eh maksudnya getaran-getaran yang sulit dijelaskan dan pada akhirnya berkembang menjadi cinta. Kalau anda pandangan ke berapa??? Ternyata dari mata turun ke hati tidak hanya melulu soal cinta. Mata kita juga pasti akan melihat dengan cara yang tidak biasa atah bereaksi berbeda tatkala melihat suatu musibah atau bencana. Gempa yang terjadi belum lama ini di Sumbar yang kita saksikan secara visual lewat media pasti akan menyentuh dan menggerakkan hati kita. Hati kita pasti ada simpati dan empati yang muncul dari apa yang kita lihat.


Kalau dari mata kemudian turun ke hati melahirkan ekspresi simpati dan empati maka perlu ada action untuk meresponi lebih jauh. Respon inilah yang sesuai dengan judul artikel ini, dari mata turun ke kaki. Kaki di sini maksudnya adalah melihat ke bawah, melihat orang-orang dalam posisi yang mengalami kesulitan, tergencet oleh penderitaan atau terpuruk karena musibah. Melihat ke bawah ini adalah melihat orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan memerlukan uluran tangan. Melihat ke bawah adalah salah satu wujud kepedulian kepada orang yang dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan.


Dari mata turun ke kaki juga dapat dipahami sebagai suatu action atau tindakan yang kongkrit, tidak hanya sekedar berbelas kasihan tetapi mau berbuat sesuatu yang nyata untuk menolong. Melakukan reach out penjangkauan, turun secara langsung atau terlibat secara nyata adalah contohnya. Ada orang yang bisa melakukannya dengan mendatangi langsung tempat dan lokasi kejadian dan sebagainya. Kita yang nggak bisa pergi jauh toh tetap bisa melangkah untuk mensupport atau membantu orang yang dalam bencana tersebut. Tinggal melangkah ke ATM misalnya atau mendatangi posko atau menyisihkan uang yang bisa didebet di kasir supermarket adalah bentuk melangkah dan memberikan dukungan secara kongkrit.


Dari mata turun ke kaki juga adalah ikut berlutut dan berdoa, membawa dalam doa untuk orang-orang yang dalam pergumulan, kesulitan atau penderitaan. Doa itu sangat penting saat kita tidak bisa melakukan apa-apa, maka kita bisa datang dan berdoa menggunakan lutut kita dan menaikkan doa syafaat bagi orang-orang yang membutuhkan. Menggnakan kaki kita untuk berdoa yaitu dengan berlutut adalah suatu bentuk ekspresi kesungguhan dan kerinduan yang sangat dalam untuk mengharapkan intervensi yang lebih dari sang Ilahi. Kita makhluk lemah da tak berdaya, saat bencana tiba-tiba kita tidak kuasa menghindarinya. Dari kaki yang berlutut inilah juga merupakan ungkapan penyerahan dan penyandaran diri kita kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena hanya Dialah tempat Perlindungan dan Kekuatan di dalam hidup kita.

If you see I am handsome, you should see my Mom

If you see I am handsome, you should see my Mom




Waktu liburan Lebaran yang lalu saya lagi mengendong anak saya namanya Darrel. Sambil saya gendong, saya tanyain dia,”Darrel, anak gan...?”, Dia akan menyambungnya dengan,”teng”, maksudnya 'ganteng'. gitu loh. Trus saya tanyain lagi,”Siapa anak yang paling ganteng?”, Jawabnya,”Aku!”. (Dulu dia belum bisa menyebut 'Aku', bilangnya 'Aa', sekarang udah lengkap jadi Aku :).

Saya lalu menggendongnya ke dapur dan sambil mendekati Mamanya, saya bertanya,”Darrel, siapa yang paling cakep?”…. Di luar dugaan dia menjawab,”Mama.” Padahal ini nggak diskenariokan, terjadinya spontan saja. Saya dan Anda tadinya mungkin berpikir dia akan menjawabnya lagi dengan kata,”Aku”, tapi saya terkesan dengan jawaban anak saya itu. Saya jadi ingat dengan tulisan di kaos anak kecil yang bunyinya "If you see I am handsome, you should see my Daddy"…Tapi kali ini bagi si Darrel berlaku ungkapan yang lebih tepat adalah "If you see I am handsome, you should see my Mom".

Kalo saya pasang tulisan dengan judul "If you see I am handsome, you should see my Daddy," nanti dikira saya sombong atau narsis, he he he. Tapi kalo diliat dari jauh juga khan ganteng (tuh…kan, ha ha). Dari jawaban anak saya itu saya lihat, seolah-lah dia mau menunjukkan bahwa dia bangga atau proud dengan Mamanya. Ekspresi polos anak saya itu menunjukkan bahwa dia sangat bangga dengan orang tuanya. Seolah-lah dia mau mengatakan bahwa kalo saya ganteng atau cakep, nah siapa dulu Mamanya atau siapa dulu Bapaknya (biar adil Bapaknya juga disebut...he he).

Saya sebagai ayah menjadi bangga ketika anak saya mengatakan seperti itu. Harapan saya adalah dia akan terus bangga dengan orang tuanya saat dia bertumbuh menjadi besar nanti. Saya teringat saat Johny Deep (salah satu aktor favorit saya) diwawancara dan ditanyakan mengapa dia mau jadi pemain film? Dia menjawab bahwa dia ingin anaknya bangga, bangga bahwa ayahnya mampu berperan atau berakting bagus di film-film besar. Saya berharap Darrel juga bangga dengan Mama dan Papanya terus.

Tadinya saya ikut CIBFest dan masuk nominasi 10 besar blog favorit, berharap dan pengen menang buat ngasih hadiah si Darrel tapi ternyata belum menjadi juara. Yang penting udah berjuang buat si Darrel, dan Papa akan terus berjuang untuk kompetisi berikut atau untuk hal yang lainnya, Nak.

Saya sendiri bangga dengan Darrel, yang pasti mamanya juga demikian. Saat dibilang guru Sekolah Minggunya bahwa dia anak yang kalem, penurut di kelas, dia nggak nakal pokoknya, saya jadi bangga. Kalau di rumah emang kadang iseng tapi masih wajar dalam ukuran seorang anak seperti dia dan nggak nakal bangetlah. saya juga bangga kalau dia minta digendong sama saya. Dia akan mengatakan, "Ndong...ndong...Papa, ndong Papa". Dia juga sudah belajar berdoa sebelum tidur, dia pasti akan minta Mama dan papanya bergantian mendoakannya, dan sebelum berdoa dia sudah melipat tangannya...Dia juga belajar mengucapkan kata-kata biasanya akhiran dalam doa, misalnya saya ngomong dalam doa,"Supaya Darrel bisa tidur nye..."(dia akan melengkapi)..."nyak". Begitu seterusnya...Dan di akhir doanya biasanya dia sudah bisa menutupnya sendiri dengan kata,"Amin!" yang diungkapkannya dengan penuh keyakinan.

Saya menulis ini sebenarnya karena tepat hari ini adalah ulang tahun Darrel. Dua tahun yang lalu Mamanya melahirkannya melalui operasi Caesar. Dengan anugerah Tuhan dan pengorbanan Mamanya, Darrel lahir dengan selamat. Padahal kondisi sebelumnya air ketubannya sudah berubah menjadi hijau artinya kondisinya harus mendesak dilahirkan karena air ketuban berdampak tidak baik bagi si bayi. Hari ini adalah hari ulang tahunmu Darrel, Papa lagi kerja. Nanti sore Papa dan Mama pulang untuk merayakan ulang tahun kamu. Happy Birthday Darrel.:) God Bless You, my Son.

NILAI KESADARAN

NILAI KESADARAN

Dikisahkan, seorang direktur eksekutif di sebuah perusahaan multinasional berkisah tentang perjalanan kariernya. Saat masih muda, aku bangga pada diriku sendiri yang pintar, lulus sekolah dengan angka yang memuaskan dan bersikap angkuh pada orang-orang yang tidak sepandai aku. Aku dulu egois sekali, mengejar karier secepat mungkin tanpa mempertimbangkan perasaan orang-orang yang aku dahului. Yang penting cepat sampai ke tujuan tanpa pernah menyadari bahwa kepandaian dan caraku memenangkan perdebatan di meja rapat ternyata menyakiti teman-teman dan seniorku sendiri. Yang penting dewan direksi senang dan puas dengan hasil kerjaku, maka karierku pasti akan meningkat dengan pesat begitu pula dengan gaji dan fasilitas yang bakal ku terima. Yang lainnya aku tidak peduli. Sikapku yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak merasa perlu bersosialisasi, menyebabkan aku dijauhi teman dan ketika sadar, tiba-tiba aku sendirian!

Saat kelelahan karena pekerjaan yang menumpuk, tidak ada satu orang teman pun yang menyapaku apalagi membantu. Ketika sakit, tidak ada yang menanyakan keadaanku apalagi menjenguk. Hidupku begitu kering dan kesepian. Hanya ada satu orang yang menyapaku dengan senyum yang selalu merekah di bibirnya, yaitu si Udin, cleaning service merangkap office boy di kantorku. Sosok pemuda kampung yang ramah dan siap membantu.

Sapanya yang khas setiap bertemu, "Selamat pagi, siang, atau sore, Pak." "Mau tambah minum apa?" atau "Apa yang bisa saya Bantu, Pak?" Meskipun pekerjaannya berat, menyiapkan segala properti untuk semua orang di kantor, dia selalu ringan tangan menolong orang lain yang bukan menjadi tugasnya sehingga dia sangat disukai oleh semua orang. Bahkan saat tidak masuk kerja karena sakit, beberapa orang kantor menyempatkan menengok dan mengumpulkan uang membantu Udin.


Diam-diam aku iri kepada udin dan marah kepada diriku sendiri. Iri kepada Udin? Yang cuma cleaning service? Sungguh keterlaluan! Kenyataan itu serasa menamparku dengan keras. Selama berhari-hari aku merenung dan meneliti kembali tujuan hidupku. Apakah aku bahagia dengan perolehan yang telah aku capai selama ini? Apakah ini tujuan hidup yang aku inginkan? Dan banyak lagi pertanyaan yang menggantung di benak ini. Sejak itu, aku sadar dan segera membuat rencana untuk berusaha merubah diri menjadi lebih baik seperti yang aku inginkan. Menjadi pribadi yang lebih menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain. Perubahan demi perubahan positif pun terjadi. Sungguh luar biasa. Kesadaranku muncul karena seorang Udin!

Pembaca yang budiman,

Pepatah bijak mengatakan "Setiap orang bisa menjadi guru bagi orang lain" dan yang sering saya sharingkan, "Sebuah prestasi tanpa dilandasi oleh kepribadian dan pikiran yang positif maka akan rapuh dan mudah runtuh" adalah sangat tepat untuk menggambarkan kisah tadi. Apalah artinya pintar jika hanya menyakiti orang lain, bahkan teman sendiri? Karena sesungguhnya, pintar adalah berkah dari yang Kuasa. Tetapi mampu mengelola kepintaran sehingga bermanfaat dan membahagiakan bagi diri sendiri dan orang lain itu baru lah kebijaksanaan.

Mari mengevaluasi diri sendiri, untuk selalu menghargai berkah yang diberikan Tuhan kepada kita.

Salam sukses luar biasa!
Andrie Wongso

Ingat Bebek

Ingat Bebek

Ingat bebek? Ada seorang bocah laki-laki sedang berkunjung ke kakek dan neneknya dipertanian mereka.

Dia mendapat sebuah katapel untuk bermain-main di hutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah berhasil mengenai sasaran. Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam. Pada waktu pulang, dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam keadaan kesal, dibidiknya bebek itu dikepala, matilah si bebek. Dia terperanjat dan sedih. Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek didalam timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun.

Setelah makan, nenek berkata, “Sally, cuci piring.” Tetapi Sally berkata, “Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin membantu didapur, bukankah demikian Johnny?” Dan Sally berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Johnny mencuci piring.

Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi memancing, dan nenek berkata, “Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk membantu menyiapkan makanan.” Tetapi Sally tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, karena Johnny memberitahu kalau ingin membantu.” Kembali dia berbisik, “Ingat bebek?” Jadi Sally pergi memancing dan Johnny tinggal dirumah.

Setelah beberapa hari Johnny mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas-tugas Sally, akhirnya dia tidak dapat bertahan lagi. Ditemuinya nenek dan mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta ampun. Nenek berlutut dan merangkulnya, katanya, “Sayangku, aku tahu. Tidakkah kau lihat, aku berdiri dijendela dan melihat semuanya. Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu.” Aku tidak tahu masa lalumu. Aku tidak tahu dosa apakah yang dilemparkan musuh kemukamu. Tetapi apapun itu, aku ingin memberitahu sesuatu. Tuhan juga selalu berdiri di’jendela’. Dan Dia melihat segalanya. Dan karena Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau memintanya. Hanya Dia heran melihat berapa lama engkau membiarkan musuh memperbudakmu. Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga tidak mengingat-ingat lagi dosamu.”

Mencari Informasi Pakai Google

Sebenarnya Mencari informasi pakai google sudah dimudahkan oleh google itu sendiri. Hanya dengan mengetikkan beberapa kata (keyword) google langsung mengampilkan daftar website yang berhubungan dengan informasi yang kita cari.

Tapi terkadang TIDAK SEMUDAH itu?

Jujur saja walaupun Google sudah memudahkan kita namun terkadang kita sendiri yang mempersulit. Berikut beberapa Rahasia Google yang WAJIB anda ketahui (Saya katakan rahasia karena banyak orang yang tidak tahu).

1. Mencarilah secara spesifik

YA! ini mungkin kesalahan terbesar orang yang jarang pakai google. Jika melakukan pencarian informasi selalu tidak spesifik. Misalkan anda sedang mencari informasi berupa keyword(kata kunci) cinta, tapi informasi cinta apa? Apakah tips cinta, lagu cinta, lirik cinta, kisah cinta? Ada beragam kemungkinan tentang cinta

Kalau Tuhan bilang : "Kamu Tak Gendong"

Kalau Tuhan bilang : "Kamu Tak  Gendong"

Refleksi dari Yesaya 46: 4

Masa sih Tuhan bilang seperti itu? Atau, masa sih ada ungkapan kayak gitu. Yesaya 46:4 mengatakan demikian: "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu". Penekanan yang muncul dari ungkapan Aku menggendongmu ini sangat menarik dan unik untuk dilihat.

Ketika Tuhan berbicara : Tak gendong kamu, di sini Tuhan hendak menyatakan bahwa Dia mengasihi kita. Menggendong adalah ekspresi kasih yang dalam. Bagaikan ibu yang penuh kasih menggendong anaknya, Tuhan dengan kasih setianya menggendong kita. Ingat, waktu kita kecil dan tak berdaya, ibu kita pasti akan menggendong kita ... Demikian pula Tuhan memperlakukan kita lebih lagi. Dia Allah yang penuh perhatian, penuh kasih. Perhatian Tuhan dinyatakan tidak saja dengan kata-kata tetapi dengan tindakan. Betapa indah dan menjadi suatu penghiburan ketika kita bangun di pagi hari dan kita tahu bahwa kita dikasihi oleh Tuhan. Ya sepanjang malam pekat saat kita istirahat dan kita tidak menyadari diri kita, ingatlah bahwa Tuhan menjaga dan menggendong kita. Artinya Dia menjaga dan memperhatikan kita dengan kasih-Nya.

Ketika Tuhan bilang : Tak gendong kamu artinya Tuhan tahu kelemahan dan keterbatasan kita. Tuhan tahu betapa kita lemah dan tak bisa menanggung semua beban dan persoalan hidup ini. Tuhan tidak membebani kita seperti dewa-dewa Babel yang justru menjadi beban berat dan harus diangkut oleh lembu dan manusia. Tuhanlah yang menanggung segala beban kita. Dia tidak pernah kenal lelah dalam menopang hidup kita. Dia Allah yan berkuasa dan sanggup memberi kita jalan keluar. Bagi Dia tak ada yang mustahil, Dia pasti akan selalu menyediakan pertolongan bagi kita melewati berbagai lika-liku perjalanan hidup. Bahkan saat menghadapi tantangan, Dia selalu bersama kita. Dan Tuhan tidak pernah mengeluh walau kita sering membebani Tuhan, tetapi Tuhan selalu mengasihi dan memegang hidup kita. Tuhan mau kita mengandalkan-Nya dan percaya bahwa Dia mendukung dan menopang hidup kita. Apalagi dalam menghadapi kesendirian, Tuhan sesungguhnya mendampingi dan menggendong kita saat kita tak mampu berjalan. Bahkan di dalam lembah kekelaman, lembah kegelapan dan air mata ada Tuhan yang mendampingi dan menopang kita.
Ingat kisah terkenal Footprints ? Ketika dia melihat jejak langkah di pasir hanya sepasang saja padahal tadinya dua pasang jejak kaki. Dia protes dan bertanya kepada Tuhan, Tuhan mengapa engkau meninggalkan aku? Tuhan berbisik, "Anakku yang Kukasihi
Aku mencintai kamu dan takkan meninggalkan kamu
Pada saat sulit dan penuh bahaya sekalipun.
Ketika kamu melihat hanya ada satu pasang jejak ,
ltu adalah ketika Aku menggendong kamu."


Ketka Tuhan bilang : Tak gendong kamu terus, artinya dengan kesetiaan dan kasih-Nya maka Dia akan ‘terus’ secara konsisten membawa kita sampai usia tua dan putih rambut kita. Ini menjadi jaminan bagi masa depan kita. Kita nggak perlu takut hadapi masa depan dan hari tua kita. Banyak orang yang takut menghadapi hari tua atau masa depan. Ingatlah Tuhan selalu mendampingi dan menyertaimu. Dia tak akan melepaskan atau mencampakkkan kita sampai kita beruban, kesetiaan dan kasih-Nya tak pernah berubah. Manusa bisa berubah setia dan cinta manusia bisa pudar seiring waktu tetapi cinta Tuhan kepada kita tak pernah berubah. Sekalipun kita meninggalkannya, dengan kasih-Nya Dia menarik kita kembali untuk kembali ke pangkuan-Nya.

Ketika Tuhan bilang : Tak gendong kamu artinya Tuhan mau mengangkat hidup kita. Kata menanggung kamu juga berarti to lift up, exalt, support. Seringkali kita merasa beban dan pergumulan menekan kita dan membuat kita jatuh. Atau kita merasa kondisi kita terpuruk dan rasanya sulit untuk bangkit dan melangkah kembali. Tetapi Tuhan mau mengangkat kita bahkan mau meninggikan kita. Tuhan berkuasa untuk membuat kita bangkit, dan meninggikan kita dengan cara dan kuasa-Nya. Ini menjadi penghiburan bagi kita bahwa kejatuhan dan kegagalan bukanlah suatu akhir. Ada Tuhan yang sanggup mengangkat kita dari keterpurukan dan membuat kita kembali dipulihkan. Tuhan akan meninggikan kita, meninggikan karir, pencapaian, sukses atau pelayanan kita. Hanya Dia yang sanggup melakukan semuanya itu.

Ketika Tuhan bilang : Tak gendong kamu artinya bahwa Tuhan sendirilah yang akan menyelamatkan hidup kita. Tuhan tidak hanya sanggup mengangkat beban hidup kita tetapi juga sanggup mengangkat dan menyelamatkan hidup kita. Dia tak hanya mengangkat dan menyelamatkan kita dari bahaya dunia ini tetapi Dia juga mampu menyelamatkan kita dari penghukman kekal. Kita tidak sanggup menyelamatkan diri kita sendiri. Orang lain juga tidak. Hanya Tuhan sendiri yang akan membawa dan menggendong kita sampai tuntas artinya sampai menyelamatkan hidup kita. Ini suatu karya agung Tuhan yang tuntas, berlanjut dan total. Karya Tuhan tidak pernah setengah-setengah. Dia tahu bahwa kita membutuhkan keselamatan maka Dia meraih dan mengangkat kita dengan keselamatan yang abadi. Keselamatan yang sifatnya permanen, kekal, bergaransi dan tak pernah berubah. Karena keselamatan itu datangnya dari Tuhan. Dan ingat, Tuhan tidak membebani kita untuk memperoleh keselamatan itu. Justru Tuhan yang menanggung semua beban dan dosa kita dan dengan kasih-Nya memberikan keselamatan itu dengan cuma-cuma bagi kita. Jadi mau nggak digendong sama Tuhan? Aku sih mau aja.

Arsip Blog

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design