Hidup adalah pilihan

Hidup adalah pilihan


Hidup adalah sebuah pilihan, yang harus kita bisa memilih. Hal sesuai apa yang kita tuju dalam hidip. Banyak orang mengartikan hidup beraneka ragam, ada yang menganggap hidup adalah sebuah perjuangan, berjuang pada apa yang kita tuju, bisa uang, kebahagian, kebersamaan, dan kedamaian. Namun kita sangatlah bebas mengartikan atau mendefinisikan apa itu uang apa itu kebahagian dan apa itu kedamaian. Walapun kadang ketiga sangat berkorelasi namun kadang juga ketiganya merupakan yang berbeda. Tapi yang jelas ketiganya sangatlah berhubungan, walupun ada beberapa orang yang menyakalnya tapi orang-orang yang seperti ini sangatlah sedikit.

Tujuan hidup tiap-tiap orang sangatlah berbeda dan tentunya sangat berimplikasi pada perbedaan pandangan antar manusia itu dalam mengartikanya. Tujuan hidupku adalah kebahagian, walaupun kebahagian itu sangatlah relatif dan subyektif, untuk itulah manusia yang diberikan akal dan pikiran, sehingga setiap manusia memiliki pandangan, cara dan dunianya masing-masing, yang sangatlah mustahil akal dan pikiran manusia itu di samakan karena manusia itu bukanlah robot yang bisa sama. Maka sangatlah patutlah kalau kita sebagai manusia haruslah sadar bahwa kita tidak mungkin sama pleng dengan manusia lain walaupun kadang kita dilahirkan dalam keadaan kembar, tetap manusia mempunyai dunianya masing-masing. Mari kita hormati keragaman ini.

Alam pikir manusia yang berbeda itu kalau kita dapat mengembang potensinya akanlah sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri. Karena dengan itu maka kita akan bisa bertukar pikiran, berdiskusi dll. Bayangkan kalau semua pikiran manusia sama tentunya tidak akan ada dinamika dan kecenderungan akan stagnan atau monoton, makanya kita perlu semacam konflik-konflik kecil untuk menggugah kesadaran atau ketiduran kita atas realitas yang harus kita alami. Konflik akan sangat berguna pada saat kita membutuhkan spirit atau semangat untuk melakukan hal-hal yang revolusioner atau perubahan yang mendasar. Karena dengan hanya berprasrah pada proses evolusi alam maka membuat kita ternina bobokkan pada kemapanan yang kadang tidak kita rasakan telah menindas pikiran kita. Penindasan pikiran ini adalah kejahatan yang seringkali sangat berefek besar pada perjalanan hidup manusia. Perjalanan yang dibuat untuk mencapai tujuan hidup sebenarnya.

Setiap manusia mempunyai tujuan hidup yang berbeda dan beraneka ragam yang sangatlah sulit untuk disamakan, walaupun dalam sebuah kontrak sosial yang suci sekalipun antara 2 jenis kelamin manusia. Sehingga sangatlah tidak mungkin kita sering menyalah artikan keharmonisan keluarga itu di identikkan dengan keluarga yang satu kata, keseragaman, kepatuhan, ketertundukan pada salah satu anggota pada anggota keluarga yang lain, walaupun memang dalam kontrak sosial yang suci ini perlu sebuah kesepakatan-kseepakatan bersama. Namun kesepakatan itu bukanlah mengatur akan keseragaman dan kepatuhan yang berujung pada pola relasi patron-klien, karena kalau itu yang munculkan yang terjadi adalah penindasan, perbudakan dan ketidakberdayaan pada salah satu anggota relasi tersebut. Perlu sekali kita kembali merefleksikan selalu tujuan hidup kita dan apa pilihan hidup kita. Namun yang paling perlu kita sadari bersama bahwa manusia diciptakan untuk berbuat untuk melawan segala bentuk penindasan dan memerdekakan bagi yang tertindas. Kita yakin bahwa tidak ada arti hidup kita kalau tidak bermanfaat dan berguna bagi kehidupan kedepan kita. Mari kita lukis kehidupan kita dengan menggoreskan tinta dengan beranekaragam warna yang kita sukai agar indah dan menpunyai spirit untuk membangun sebuah peradapan baru bagi sejarah manusia.

Dau, 27 Januari 2006
gozali

Membangun Budaya Positif

Membangun Budaya Positif

“A great civilization is not conquered from without until it has destroyed itself from within. – Sebuah bangsa yang agung tidak dapat terkalahkan kecuali diakibatkan budaya-budaya di dalam masyarakat itu sendiri.”
Will Durant.

Budaya adalah sesuatu yang mempengaruhi pola kehidupan sekaligus dipengaruhi dinamika masyarakatnya. Sehingga perubahan budaya itu sendiri bersifat statis atau tak dapat kita elakkan. Salah satu contohnya adalah budaya Republik Rakyat Tiongkok yang sudah ikut mewarnai kehidupan dan budaya bangsa Indonesia.

oleh Andrie Wongso


Hal itu dikemukakan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara Malam Peringatan 50 Tahun Kerjasama Kebudayaan RI dan RRT. Kebetulan saya menjadi salah seorang tamu undangan pada acara yang diselenggarakan pada tanggal 28 Februari 2007 lalu. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa selama ini telah terjalin komunikasi lintas etnis antara bangsa Indonesia dan Tionghoa dan sudah mempengaruhi budaya bangsa Indonesia.

Dalam acara pertunjukan budaya yang dimeriahkan oleh artis-artis RRT dan Indonesia serta dihadiri sejumlah pejabat negara dan sekitar 5.000 orang itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan tegas menyatakan bahwa masyarakat Indonesia sudah terbuka dan mampu menyesuaikan diri lewat komunikasi budaya. Pemerintah RI pun mendukung perubahan tersebut, salah satunya adalah menetapkan Hari Raya Imlek sebagai hari libur nasional.

Berbicara tentang ragam budaya yang dinamis dan saling mempengaruhi, sesungguhnya yang terpenting bagi kita adalah mengambil nilai positif dari pengaruh budaya yang ada, terutama di tengah gencarnya pengaruh gaya hidup modern di era globalisasi ini. Sebagaimana seorang ahli sejarah, yaitu Will Durant, menyebutkan bahwa sebuah bangsa yang agung sekalipun dapat hancur akibat budaya bangsa itu sendiri. Sehingga kita harus pandai menyeleksi apakah budaya yang masuk itu menjadikan kita lebih maju ataukah tidak.

Salah satu faktor yang harus kita perhatikan apakah nilai-nilai budaya tersebut membuat kita mampu bersikap saling menghargai? Karena budaya sikap yang membeda-bedakan berdasarkan status, jabatan, pendidikan dan lain sebagainya menjadikan kita sulit mencapai kemajuan. “The way you give your name to others is a measure of how much you like and respect yourself. – Cara Anda menghargai orang lain merupakan tolok ukur seberapa besar cinta dan penghargaan Anda terhadap diri sendiri,” kata Brian Tracy. Sikap saling menghargai memungkinkan kita dapat mengesampingkan perbedaan dan sama-sama aktif mengembangkan diri, berkreasi, berinovasi dan mencapai kemandirian.

Selain itu kita dapat melihat kemajuan pesat yang dicapai bangsa Jepang dalam waktu relatif singkat. Salah satu faktor yang menstimulasi kemajuan tersebut adalah kerja keras bangsa Jepang sendiri. Sedangkan mekanisme di negara tersebut bersifat mendukung dan menghargai kerja keras seseorang. Kitapun kemungkinan besar dapat mencapai kemajuan dalam kurun waktu yang cukup cepat jika kita berusaha menyerap dan menerapkan budaya sikap aktif dan kerja keras seperti yang dilakukan oleh bangsa Jepang.

Salah satu budaya positif lain yang mesti kita miliki adalah kesederhanaan, meskipun mungkin kita dapat hidup serba mewah dan modern. Hidup sederhana bukan berarti tidak memanfaatkan segala fasilitas yang memungkinkan kita lebih maju dalam waktu cukup cepat, melainkan hidup hemat, tidak boros atau berlebih-lebihan.Kata Henry David Thoreau, “A man is rich in proportion to the things he can afford to let alone. – Seseorang yang mampu hidup sederhana, maka ia tidak akan pernah merasa kekurangan.”

Selain itu kita juga harus memperhatikan apakah budaya yang akan kita ikuti bermanfaat bagi kehidupan dan kemanusiaan? Budaya positif haruslah menumbuhkan empati dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena dunia ini penuh dengan orang-orang yang malang. Bagi diri kita sendiri membudayakan sikap yang penuh empati merupakan sumber semangat untuk terus berupaya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Budaya positif lainnya yang mesti kita serap dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah budaya untuk menjadi subyek bukan sekedar menjadi obyek. Artinya, kita harus terbiasa bersikap aktif dan kreatif menciptakan karya baru yang bernilai jual tinggi. Budaya tersebut tentu saja memerlukan kesadaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, misalnya; senantiasa meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui kursus, seminar, belajar dari buku dan orang-orang yang sudah berpengalaman dan lain sebagainya.

Sebenarnya masih sangat banyak budaya positif yang sangat bermanfaat untuk membangun kehidupan kita agar menjadi bangsa yang lebih sukses, kuat dan bermartabat. Terlebih di tengah derasnya modernisasi informasi dan serba cepat, kita dapat dengan mudah mengakses budaya-budaya positif dari berbagai macam etnis, suku, atau bangsa lain di seluruh bagian dunia ini. Meskipun mungkin agak sulit memulai, tetapi selama ada kemauan dan kita terus mencoba maka budaya-budaya positif itu lambat laun akan benar-benar menjadi warna kehidupan kita sehari-hari. Michael Jordan mengatakan, “I can accept failure. But I can’t accept not trying. – Saya dapat menerima kegagalan. Tetapi saya tidak dapat menerima jika tidak mencobanya.”


Berpendirian Keras

Berpendirian Keras

By Rudy Lim

“Saya dulu juga seorang yang sangat berpendirian keras”
~Rudy Lim

Salah satu persoalan terbesar yang telah berlangsung dalam hidup kita adalah banyak dari kita memaksakan pendapat kita kepada orang lain, yang secara tidak langsung menyatakan bahwa kita tidak pernah keliru. Cara ini meninggalkan ruang kecil perbaikan diri dan melebarkan penghadang jalan menuju sukses. Bayangkanlah 10 orang pelukis terkenal yang sedang duduk tenang mengelilingi meja bundar mengambarkan sebuah apel yang ada di tengah meja. Setiap pelukis itu pasti akan mengambar apel secara berbeda sebab setiap pelukis melihat apel itu secara berbeda.




Sama halnya dengan pendapat, keyakinan-keyakinan yang berbeda tergantung pada banyak faktor dari latar belakang dan lingkungan, dan kita mewarnai pendapat kita dengan faktor-faktor ini. Tragedi menyedihkan dari orang yang berpendirian keras adalah bahwa pendirian itu menghalangi pertumbuhan, kemampuan, dan pemenuhan diri. Pendirian yang keras secara tidak langsung menyatakan kesempurnaan, sementara tidak seorangpun dapat sempurna sepanjang waktu. Inilah kesimpulan pendahulu kita-bahwa orang yang berpendirian keras-untuk menutupi kelemahannya-akan merasa tidak bahagia dan terisolasi.

Apa yang dapat anda buat untuk mencegah diri anda menjadi dogmatis? Anda dapat mengatasi persoalan anda dengan mendengar, mendengarkan pikiran-pikiran orang lain. Anda mungkin saja keliru dengan pendapat anda dan kemudian anda harus punya kemampuan untuk membuat perubahan yang layak.

Menjadi dogmatis itu sifat yang negatif, berpandangan terbuka itu sifat yang positif dan membangun. Sifat yang pertama disebut membawa pada kegagalan dan isolasi diri, sedangkan yang kedua membawa pada sukses dan persahabatan.

Anda dapat berhenti menjadi seorang yang berpendirian keras dengan membuka tangan anda bagi persahabatan dengan orang lain, dengan belajar dari orang lain, dengan menyadari bahwa orang lain memiliki hak-hak yang sama seperti anda, bahwa kita semua ada di dunia ini untuk sukses bukan untuk kegagalan. Jadi anda dapat mengaktifkan kembali mekanisme sukses yang ada dalam diri anda dari pada berpegang pada sifat gagal.
Ingatlah kata-kata James Russel Lowel: “Orang bodoh dan orang mati sajalah yang tidak pernah mengubah pikirannya.”

Kubunuh tuhanku

Kubunuh tuhanku

Kehidupan memang nampak sangatlah sulit buatku, aku hidup di keluarga yang sangat aku cintai. Namun itu semua juga telah aku buat rusak semua, karena akau mulai melihat mengapa aku tidak seperti teman2ku di SMU itu. Yang mereka bisa berpikir tentang pacaran, naik sepeda motor bahkan banyak yang bawa mobil, aku lihat itu semua di TV yang Cuma 14” tapi berwarna lho. Kenapa ya orang-orang di TV itu hidupnya begitu enak gitu, mereka bisa main ke Mall, pakai baju yang bagus dan modes, bisa kemana-mana dengan menenteng HP yang type terbaru, yang ada kameranya itu lho.


Sedangkan aku boro-boro mau pakai baju bagus, atau punya HP atau sepeda motor untuk makan besok aja aku harus utang. Yang karena keluargaku hidup di desa yang jauh dari kota, bapakku seorang petani dan kadang ojek, ibuku sering bantu bapak di sawah warisan nenek. Aku tidak menyesal kenapa aku hidup didesa, aku juga tidak menyesal kenapa aku hidup apa adanya. Karena sebenarnya orang tuaku pekerja keras, mereka telah berusaha keras untuk mendapatkan uang, mereka telah bekerja siang-malam untuk mendapatkan uang, bahkan kadang mereka tidak istirahat. Yang itu aku lihat juga sangat mempengaruhi kehidupan keluarga kami, kami jarang ketemu, kalaupun ketemu itupun Cuma malam yang kadang pada saat menjelang tidur. Aku tidak melihat orang tuaku bisa menikmati hidupnya, yang aku lihat mereka begitu semangat untuk mencari uang demi kebutuhan anak-anak seperti aku. Jarang aku lihat bisa bermesraan seperti keluarga-keluarga yang ada di TV, yang kelihatannya hidupnya kok santai, penuh canda dan sering rekreasi kemana-mana, aku benar sangat beringin berimajinasi kalau keluarga nantinya akan seperti itu, hidup dengan kecukupan dan imajinasi itu sangatlah kuat hidup dalam benakku. Kapan aku akan menjadi kaya yaaa. Imajinasi itu begitu kuat hinggap di kepala, sehingga sering aku bermimpi bisa hidup seperti keluarga yang aku lihat di TV-ku itu.
Hingga saat ini aku masih duduk di kelas 2 SMU di kecamatanku. Satu-satunya SMU yang ada di kecamatanku, hampir semua teman-temanku dari orang biasa. Mereka kebanyakkan dari keluarga petani bisa, dan paling banter anak dari cukong atau guru di desaku.

Copyright © Spesial Unik. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design